Professional Documents
Culture Documents
Oleh/By :
Heru Dwi Riyanto dan Wardoyo
Abstrak
Sengon sebagai komoditi ekonomi dalam hutan rakyat dianggap cukup prospetif dan
menjanjikan dari aspek finalsial, pada kenyataannya masih terkendala oleh permasalahan
produktivitas. Hal ini dikarenakan belum diterapkannya teknik-teknik silvikultur dan sisirim
pemanenan(pengaturan hasil) yang baik.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana potensi suatu tegakan pada
umur tertentu dan nilai ekonominya dikaitkan dengan pengaturan hasil dalam rangka
kelestarian hasil.
Penelitian ini dilaksanakan di areal hutan rakyat Desa Sinduagung, Kecamatan
Selomerto, Kabupaten Wonosobo, dengan melakukan pengukuran terhadap parameter
diameter setinggi dada dan tinggi tanaman sengon, selanjutnya hasil pengukuran dianalisis
secara deskriptif statistik untuk memperoleh gambaran tentang sebaran diameter dan potensi
tegakannya.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat pancang masih terdapat di
tegakan sengon umur sepuluh tahun, 2. tingkat pohon besar mendominasi lahan,3. Potensi
tegakan adalah sebesar 174 m3 , dengan riap rata-rata tahunan sebesar 17 m3 . 4. Teknik
sederhana pengaturan hasil adalah dengan menebang tingkat pohon besr sebanyak 118
pohon/ha/tahun atau setara dengan 52 m3 /ha/tahun.
Kata Kunci : Tegakan, Potensi, Nilai Ekonomi, Pengaturan Hasil, Kelestarian Hasil
Keywords : Stand, Potenci, Economycal Value, Yield Management, Sustainned Yield.
I. PENDAHULUAN
II. METODOLOGI
Dari pengolahan dan analisis data diperoleh hasil dari suatu tegakan
Sengon yang berumur 10 (sepuluh) tahun sebagai berikut :
A. Sebaran
CI = 12.14 ~ 34.00
25
20
15
N/plot
10
0
Pancang Tiang Tiang Pohon Pohon
kecil besar kecil besar
Dari Gambar tersebut terlihat bahwa ada garis tipis yang terpotong
oleh garis tebal, dimana garis tipis menunjukkan kondisi actual, sedang garis
tebal menunjukkan kondisi ideal, dari perpotongan garis tersebut terlihat
bahwa ada diameter kecil dan besar yang harus dibuang. Pembuangan
diameter kecil dan diameter besar yang termasuk salah satu tindakan dalam
praktek teknik silvikultur dimaksudkan untuk lebih memberikan ruang untuk
berkembang bagi diameter-diameter yang masuk kategori tiang kecil sampai
pohon keci
B. Potensi
Mengetahui potensi suatu tegakan dalam suatu areal sangatlah penting
bagi suatu pengelolaan hutan terutama bagi pengaturan hasil, agar hasil hutan
itu dapat berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Dari hasil pengukuran
dan pengolahan data diperoleh potensi tegakan sebagaimana pada tabel
dibawah
Tabel 2. Potensi Tegakan Sengon Umur 10 (Sepuluh) Tahun
(Table 2. Sengon Stand Potention of 10 (Ten) Years Old)
Tingkatan Tumbuhan
Parameter Tiang Pohon
Pancang Tiang Tiang Pohon Pohon
Kecil Besar Kecil Besar
5 – 9 cm 10 – 14 cm 15 – 19 cm 20 – 24 cm 25 cm up
Volume/plot 0.25 0.73 1.95 1.74 9.25
Volume/ha 3.13 9.13 24.38 21.75 115.63
Volume/phn 0.04 0.10 0.16 0.25 0.44
Juml phn/plot 7 7 12 7 21
Juml phn/ha 88 88 150 88 263
Diameter 9 12 17 22 34
Rata-tara
A. Kesimpulan
Dari uraian di muka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebaran diameter sengon pada umur 10 (sepuluh) tahun pada lokasi
pengamatan masih menunjukkan sebaran yang tidak normal
2. Diperlukan dilakukannya penjarangan terhadap diameter-diameter kecil
(tingkat pancang) yang tidak memberikan nilai ekonomi dan pemanenan
terhadap diameter besar (tingkat pohon besar) dengan jumlah tertentu.
3. Diperlukan teknik pengaturan hasil yang sederhana dan mudah dipahami
dan dilaksanakan oleh petani hutan rakyat
B. Saran
Pengamatan terhadap tanaman muda sampai sampai akhir daur sangat
diperlukan untuk mendapatkan gambaran sebaran dan potensinya, sehingga
pengelolaan hutan rakyat sengon dapat dilakukan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, W. 2003. Efiseiensi Pemasaran Kayu Sengon Rakyat Di Daerah
Sentra Produksi Kabupaten Wonosobo, Jurnal Hutan Rakyat, Pusat Kajian
Hutan Rakyat, Fakultas Kehutanan UGM.
Tanya
Ir. Nugroho, MSc dan Drs Agus W MSc.
Apakah ada upaya petani untuk menunda pemanenannya sampai umur 15 tahun
dan apakah dilakukan oleh petani HR sengon.
Jawab
Upaya menunda sampai umur tertentu sebenarnya tidak ada,, yang ada adalah
pola pengelolaan tebang butuh yang akan menyebabkan ketidakpastian daur tabng
HR, dan itu yang terjadi hampir di setiap HR di Wonosobo.
Tanya
Ir. Purwanto
Mengapa harus dikonversikan dari satuan plot ke satuan hektar
Jawab
Satuan plot dengan luasan tertentu dan bukan merupakan satuan luasan yang
umum (standart) kadang membingungkan, jadi pengkonversian kedalam satuan
hektar adalah untuk lebih memudahkan perhitungan-perhitungannya.
Tanya
Drs Prapto Hendro
Dari tulisan tersebut belum terlihat jawaban tentang bagaimana pengaturan hasil
dihubungkan dengan kelestarian hasil.
Jawab
Sebenarnya jawabannya sudah ada, seperti jumlah pohon yang harus ditebang
pertahunnya, tetapi cara ini adalah cara-cara sederhana yang mudah dimengerti
petani HR dan dilaksanakan.