Professional Documents
Culture Documents
Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam
dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan mahal,
padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan baku yang sangat
murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:
BAHAN:
CARA PEMBUATAN:
1. Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan
hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga
digunakan kulit buah yang tidak dimakan.
2. Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.
3. Campurkan gula pasir dan tuak dalam ember tadi dan aduk hingga rata.
4. Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari
5. Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga
habis.
6. Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. Larutan
tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan.
7. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Resep 2
Mungkin sdh ada yg tahu bhwa membuat EM4 dengan bahan usus hewan menimbulkan bau
busuk yg kurang sedap, oleh karena itu, saya tuliskan cara membuat mikroba komposter EM4
dengan bahan2 tumbuhan yang tdk terlalu berbau busuk.
Bahan-bahan
Resep 3
Seperti janji saya beberapa hari yang lalu, mengenai pembuatan EM4/mikoorganisme lokal
sendiri, maka artikel ini untuk memenuhi janji saya tersebut. Silakan disimak ya….
Pada sekitar th 2009 yang lalu, kelompok tani se-Desa Tlogopayung, Plantungan, Kendal dengan
bimbingan PPL (Mar’ah Sholichah, S.Pt, alumni UNDIP Semarang) mengadakan pelatihan
pembuatan EM4/isolasi mikroorganisme lokal yang bermanfaat. EM4 ini nantinya bisa
digunakan dalam membuat kompos, pupuk cair organik, obat-obatan organik maupun fermentasi
bahan organik, misalnya sampah/jerami untuk pakan ternak.
Alat :
Ember besar (15 lt) 1 buah, plastik penutup 1 buah, jerigen 1 buah, saringan 1 buah,
Bahan :
Isi perut sapi/isi rumen (bisa juga diganti rumen kambing, kerbau) 2 kg, gula pasir/tetes tebu 1
kg/1 lt, dedak halus/katul 2 kg, air bersih bukan PAM 10 lt.
1. siapkan ember plastik kemudian masukkan gula/tetes tebu dan dedak yang dicampur dgn air 2
lt sampai larut
2. rumen sapi dimasukkan ke dalam ember yg telah berisi larutan diatas
3. ke dalam ember tadi, tambahkan air bersih 8 liter, lalu diaduk hingga campuran homogen
kira-kira 10 menit.
4. kemudian tutuplah ember tersebut rapat-rapat dengan plastik dan tempatkanlah agak jauh dari
sinar matahari langsung. Biarkan selama kurang lebih 3 hari.
5. Nah, pada hari ke-4, 5, 6, 7, 8 ember dibuka sebentar dan campuran tsb diaduk rata kemudian
ditutup rapat lagi. Proses pembuatan EM4 ini berhasil bila campuran berbau tape.
Jika sudah jadi biang EM4 ini bisa bertahan +- 1 bulan dalam suhu ruang. EM4 buatan sendiri
ini bisa kita aplikasikan langsung ke tanah untuk menambah kandungan mikroorganisme
tanah/sebagai obat organik dengan cara dicampur air kemudian disemprotkan ke tanah/tanaman
ataupun di kocorkan langsung ke tanah dengan perbandingan 1 : 10. Biang EM4 ini bisa juga
kita perbanyak sendiri dg menambahkan gula/tetes tebu, katul dan air. Bisa juga digunakan
untuk membuat fermentasi bahan organik/pupuk organik/kompos/BOKASHI.
Bulan lalu, saya sempat pulang ke dusunlaman, Prabumulih. Sempat pula menyambangi
Vitro. Salah satu dari sedikit “guru” saya di kampung halaman. Bersamanya saya banyak
bertukar cerita. Terutama menyoal pertanian. Maklum, laki-laki yang sempat hidup cukup lama
di negeri milik suku Indian (Amerika) ini, memang memutuskan menjadi petani sekembali ke
dusunlaman. Dan saya, sedang belajar menikmati hidup sebagai petani.
Topik gesahan kami menyenggol perkara mahalnya harga pupuk. Belum lagi ketersediaannya
yang tak selalu ada. Saya sendiri tidak mengalami masalah akan itu. Sebab, saya sedang belajar
bertani secara organik! Sederhananya, bertani tanpa menggunakan pupuk maupun bahan
pengendali hama yang mengandung senyawa kimia tak organik sebagaimana yang banyak dijual
di pasaran.
Kebetulan, di kebun kecil yang kami kelola tak jauh dari kota Palabuhan Ratu Kabupaten
Sukabumi, saya mencoba menerapkannya. Menyangkut pupuk, saya mencoba menggunakan
pupuk bokashi. Bikinan sendiri. Bahannya, mudah di dapat di sekitar kebun. Terkait
pengendalian hama dan jamur kami memakai pestisida nabati (pesnab) dan jamur trichoderma.
“Cuka dengan tulis care mbuat bokashi tuh di dusunlaman,” Vitro menyarankan agar saya
menulis cara membuat bokashi di (situs) dusunlaman.net. Karena alasan tersebut maka tulisan
kali ini ditulis hingga dapat dibaca di sini.
Sebenarnya, bokashi tak berbeda jauh dengan kompos. Hanya saja pembuatannya memanfaatkan
teknologi Mikroorganisme Efektif (effective microorganism). Si Mikroorganisme Efektif itu
berfungsi sebagai ragi yang mampu mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi
senyawa organik yang mudah diserap tumbuhan. Jika proses pembuatan kompos biasa
memerlukan waktu berbulan-bulan, membuat pupuk bokashi cukup satu minggu.
“Ragi” bokashi cukup mudah didapat di pasaran. Umumnya berupa “effective microorganism
turunan keempat) yang lebih dikenal sebagai EM-4 yang dijual dalam dalam wujud cair dalam
kemasan botol.
Pengalaman membuat bokashi yang saya dapat adalah berkat bantuan Apru, seorang kader
SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu). Dari Apru, saya mendapat pengetahuan
membuat bokashi padat dan cair. Khusus bokashi padat, racikan bokashi kami rancang untuk
digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman keras, karenanya komposisi pupuk kandang
diperbanyak.
Untuk bokashi padat, racikan dirancang untuk jenis tanam Bokashi yang kami buat adalah
bokashi untuk digunakan pada jenis tanaman keras di kebun kami. Bokashi padat dipakai sebagai
pupuk dasar untuk tanaman bokashi padat dan cair untuk jenis diperlukan bahan-bahan sebagai
berikut.
A. Bokashi Padat
Bahan:
- Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air
- Air secukupnya
Tahapan Pembuatan:
1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-
dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran
dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan
karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari
hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
Aplikasi:
Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk
dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam.
Bahan:
- Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Hijauan daun (secukupnya)
- EM-4 1 liter
- Gula pasir 1 kg
- Terasi 1 kg
- Air bersih 200 liter
- Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan:
1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian
ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.
4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit.
5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
Aplikasi:
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar
tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.