Professional Documents
Culture Documents
Sekiranya kekeruhan itu terus menurus berlaku, tentulah kita tak dapat
meminum airnya dan tak dapat mengamalkan isinya. Apalagi bila diingay pada
masa itu telah banyak muncul orang zindik dan yahudi yang membuat hadis-hadis
palsu dengan jalan sangat licik dan suka untuk diketahui kepalsuannya.
Untuk menyaring hadis-hadis itu serta membedakan hadis-hadis yang shahih dari
yang palsu dan dari yang lemah bangunlah seorang ilmu hadis yang besar, Ishak
Ibnu Rohawai, memulai usaha memimasahkan hadis-hadis yang shahih dan yang
tidak.
1. Shahih Al Bukhary
2. Shahih Muslim
4. Sunan at Turmudzy
5. Sunan An Nasa-y
Itulah yang kemudian terkenal dalam kalangan masyarakat ulama dengan kitab-
kitab pokok yang lima ( Al Ushulul Khamsah ) Untuk mentashihkan hadits
dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang tarikh rijalil Hadits,tanggal lahir dan
wafat para perawi ,bagaimana nilai kebenaran dan kepercayaan perawi itu ,nilai-
nilai hafalan mereka ,siapa yang benar dapat dipercayai ,siapa yang terrutup
keadaannya,siapa yang dusta,dan siapa yang lalai. Al Bukhory mempunyai dua
keistemawaan :
• Perawi yang muslim, yang bersifat benar, tak suka bertadlis dan tidak berubah
akal, adil, kuat hapalan, tak ragu-ragu dan baik pula iktikad nya.
Mengenai orang-orang yang bukan tokoh, maka baik Al Bukhori maupun
muslim menerima riwayatnya asalkan perawi itu kepercayaan, adil, tidak
banyak khilaf atau keliru.
D. Langkah-langkah yang diambil untuk memelihara hadis
5. Akhmad Hidayat
Macam-macam kitab hadits yang tersusun pada abad ketiga ini adalah :
1. Kitab-kitab shahih
2. Kitab-kitab sunan
3. Kitab-kitab musnad
1. Shahih Al bukhary
2. Shahih Muslim
4. Sunan An nasa-y
5. Sunan At Turmudji
1. Shahi Al Bukhary
2. Shahih Muslim
Shahih Muslim ini kitab yang kedua, pokok yang kedua dari kitab hadits
yang menjadi pegangan sesudah Shahi Bukhary, Shahi Muslimlah yang dijadikan
pegangan.
Shahih Muslim lebih baik susunannya dari pada shahi Al Bukhary karena itu lebih
mudah kia mencari hadits didalamnya daripada mencari didalam Shahi Al
Bukhary.
Kitab-kitab sharahnya banyak juga, ada lima belas buah. Yang amat terkenal
adalah :
3. Sunan An Nasa-y
Sunan Abu daud berisi hadits hokum, sedikit saja yang berhubunagn
dengan urusan-urusan lain. Sebagus-bagusnya mukhtasarnya ialah : Al Mujtaba’
susunan Al Mundiry yang telah ‘ disyarahkan oleh as sayuthy, Al Mujtaba’ itu
telah disaring oleh Ibnul Qaiyim Al Jauziyah. Dan saringan itu dinamai :
“Tahdzibu ‘s_Sunan”. Sunan Abu Daud ini dipandang pokok yang keempat.
Zawaidnya atas Al Bukhary/Muslim telah disyarahkan oleh Ibnu Mulaqqim.
5. Sunan At Tarmudzy
Beliau menulis hadits dengan menerangkan yang shahih dan yang tercatat
serta sebab-sebabnya sebagaimana beliau menerangkan pula mana-mana yang
diamalkan dan mana-mana yang ditinggalkan. Sunan At Turmudzy ini dipandang
sebagai pokok yang kelima. Zawaidnya atas Shahihain dan Abu Daut telah
syarahkan oleh Ibnul Mulaqqim.
Yang mula- mula menjadikan sunan ini kitab yang keenam, ialah : Ibnu
Thahir Al Maqdisy, kemudian dituruti oleh Al Hafidh Abdul Ghany Al Maqdisy
dalam kitab Al Ikmal. Mereka mendahulukan sunan ini atas Al Muwaththa’,
karena banyak zawaidnya atas kitab lain. Sebagian dari syarah Sunan Ibnu Majah,
ialah : Mishbahu ‘z-Zujajah, karangan As-Sayuthy dan Syarah As-Sindy.
Hadits yang hanya diriwayatkan sendiri oleh Ibnu Majah kebanyakannya dla’if.
Hal ini dapat diketahui dengan penerangan syarah-syarahnya.
Zawaid-zawaidnya atas kitab lima telah disyarahkan oleh Ibnul Mulaqqim. Syarah
ini dinamai : ma tanussu ilaihi’l hajal ‘ala sunani Ibnu Majah.
7. Sunan Ad Darimy
Sunan ini lebih tinggi dari pada Sunan Ibnu Majah. Karena itulah sebagian
ulama hhadits menjadikan Sunan Ad Darimy, pokok yang keenam.
Al Hafidh Al Asqalany memuji kitab ini dan menyatakan lebih baik dari pada
susunan Ibnu Majah.
9. Musnad Ahmad
Musnad ahmad adalah sebuah kitab hadits yang besar kadarnya, tinggi
derajadnya, dalam pandangan ahli hadits.Penyusunnya, ialah ; Ahmad, seorang
imam empat. Musnad ini dipandang pokok juga (pokok yang ketujuh). Isinya
berjumlah 40.000 buah hadits. 10.000 di antaranya berulang-ulang.
Sekiranya Musnad ini tetap ini tetap tinggal sebanyak yang disusun Ahmad
sendiri, maka tak adalah di dalamnya hadits yang tak dapat dipakai sama sekali.
10. Muwaththa ‘ Malik
Muwaththa’ Malik, kitab yang paling tua yang sampai ketangan kita. Kitab
ini ditulis oleh Imam Malik Ibnu Anas Al Ashbahy atas permintaan Al manshur.
Hadits-hadits Al Muwaththa’ dipandang shahih oleh malik. Berdasarkan atas
permintaan Ashbahy atas permintaan Al manshur. Hadits-hadits Al Muwaththa’
dipandang shahih oleh Malik, berdasarkan pendapatnya memegangi hadits-hadits
mursal dan munqathi’. Kitab Al Muwaththa telah dicetak dengan typografi yang
baik dengan diberikan ta’liq yang ringkas serta diterangi ahli-ahli hadits-hadits
yang turut meriwayatkan hadits Al Muwaththa’ itu, oleh Al Ustadz Muhammad
Fuad Abdul Baqi.Di antara Mukhtasarnya, ialah : Mukhtasar Al Khaththaby (388
H) dan Mukhtasar Abdul Walid Al Bajy (774 H).
BAB II
Periwayat Hadits
Ushul al-Kafi
Al-Istibshar
Al-Tahdzib
Man La Yahduruhu al-Faqih
Pembentukan dan Sejarahnya
Hadits sebagai kitab berisi berita tentang sabda, perbuatan dan sikap Nabi
Muhammad sebagai Rasul. Berita tersebut didapat dari para sahabat pada saat
bergaul dengan Nabi. Berita itu selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain yang
tidak mengetahui berita itu, atau disampaikan kepada murid-muridnya dan
diteruskan kepada murid-murid berikutnya lagi hingga sampai kepada pembuku
Hadits. Itulah pembentukan Hadits.
Masa pembentukan Hadits tiada lain masa kerasulan Nabi Muhammad itu
sendiri, ialah lebih kurang 23 tahun. Pada masa ini Al Hadits belum ditulis, dan
hanya berada dalam benak atau hafalan para sahabat saja.
Masa Penggalian
Masa ini adalah masa pada sahabat besar dan tabi'in, dimulai sejak
wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 H atau 632 M. Pada masa ini Al Hadits
belum ditulis ataupun dibukukan. Seiring dengan perkembangan dakwah,
mulailah bermunculan persoalan baru umat Islam yang mendorong para sahabat
saling bertukar Al Hadits dan menggali dari sumber-sumber utamanya.
Masa Penghimpunan
Masa ini ditandai dengan sikap para sahabat dan tabi'in yang mulai
menolak menerima Al Hadits baru, seiring terjadinya tragedi perebutan
kedudukan kekhalifahan yang bergeser ke bidang syari'at dan 'aqidah dengan
munculnya Al Hadits palsu. Para sahabat dan tabi'in ini sangat mengenal betul
pihak-pihak yang melibatkan diri dan yang terlibat dalam permusuhan tersebut,
sehingga jika ada Al Hadits baru yang belum pernah dimiliki sebelumnya diteliti
secermat-cermatnya siapa-siapa yang menjadi sumber dan pembawa Al Hadits itu.
Maka pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz sekaligus sebagai
salah seorang tabi'in memerintahkan penghimpunan Al Hadits. Masa ini terjadi
pada abad 2 H, dan Al Hadits yang terhimpun belum dipisahkan mana yang
merupakan Al Hadits marfu' dan mana yang mauquf dan mana yang maqthu'.
Kitab-kitab Hadits
Abad ke 2 H
Dari kesembilan kitab tersebut yang sangat mendapat perhatian para 'lama
hanya tiga, yaitu Al Muwaththa', Al Musnad dan Mukhtaliful Hadist.
Sedangkan selebihnya kurang mendapat perhatian akhirnya hilang ditelan
zaman.
Abad ke 3 H
Musnadul Kabir oleh Ahmad bin Hambal dan 3 macam lainnya yaitu
Kitab Shahih, Kitab Sunan dan Kitab Musnad yang selengkapnya :
Abad ke 4 H
Hasil penghimpunan
Mukhtashar (ringkasan)
Referensi