You are on page 1of 3

MAKALAH PERANCANGAN SISTEM ELEKTRONIKA

MEMBANGUN RANGKAIAN DIGITAL dengan FPGA

Oleh:
Nurohimah 20100120038

JURUSAN TEKNIK ELEKRO


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKRTA
2010

I PENDAHULUAN
FPGA adalah chip logik digital yang dapat diprogram-ulang atau programmable digi
tal logic chips. Artinya, Anda bisa membuat rangkaian di dalam chip tersebut ham
pir semua rangkaian aplikasi elektronika digital Secara umum alur-kerja saat men
ggunakan FPGA sebagai berikut:
Anda menggunakan komputer untuk menentukan atau mendeskripsikan suatu fungsi log
ik yang diinginkan. Anda bisa melakukannya dengan menggambar rangkaian atau memb
uat berkas teks yang mendeskripsikan fungsi tersebut, tidak jadi masalah Anda me
ngkompilasi fungsi logik tersebut melalui komputer, menggunakan perangkat lunak
dari pabrik FPGA-nya (atau bahkan yang tersedia bebas di Internet). Hasilnya ber
upa berkas biner yang dapat di-unduh ke-dalam FPGA yang bersangkutan.
Anda sambungkan komputer dengan papan FPGA Anda kemudian anda unduh berkas biner
ke FPGA. Seketika FPGA Anda memiliki fungsi logik sebagaimana yang Anda inginka
n!Ingat selalu bahwa Anda bisa mengisi-ulang (memprogram-ulang) FPGA sebanyak ya
ng Anda inginkan - tidak terbatas - dengan berbagai macam fungsi logik yang Anda
inginkan. Jika Anda melakukan kesalahan pada rancangan Anda, cukup betulkan kes
alahan tersebut, lakukan kompilasi ulang kemudian unduh (download) LAGI.
Rancangan Anda bisa bekerja lebih cepat dibandingkan dengan rancangan yang Anda
buat dengan komponen-komponen biasa, karena, dengan FPGA, hampir semua rangkaian
terimplementasi di dalam chip.FPGA (secara umum, kecuali yang dilengkapi Flash
PEROM) akan kosong saat tidak dikenai catu-daya (seperti RAM). Anda harus mengun
duh ulang rangkaian Anda agar bisa berfungsi kembali seperti semula.
II PEMBAHASAN
Saat ini rangkaian elektronika digital sudah bukan barang asing lagi. Rangkaian
digital sudah ada di mana-mana dan bersinergi dengan rangkaian elektronika analo
g untuk membentuk rangkaian-rangkaian elektronika yang lebih cermat, cepat, dan
tepat sasaran.
Setelah era transistor dan dioda, muncullah integrated circuit (IC) yang menggab
ungkan beberapa transistor dan dioda dalam satu chip. Pada saat itu para peranca
ng rangkaian digital menggunakan IC jenis TTL (transistor-transistor logic) yang
terkenal dengan famili 74XX atau IC CMOS (complementary metal oxyde semiconduct
or) yang dikenal dengan famili 4XXX. Hingga tahun 1980-an jenis IC ini juga cuku
p populer di kalangan perancang amatir di Indonesia.
Karena jenis IC ini hanya berisi beberapa gerbang dasar (AND, OR, dan lain-lain)
atau beberapa fungsi yang sedikit kompleks (flip-flop, counter, register), maka
untuk membangun rangkaian yang lebih kompleks diperlukan banyak IC. Akibatnya,
penyusunan rangkaian di papan rangkaian tercetak (printed circuit board/PCB) men
jadi rumit. Apalagi, rangkaian digital umumnya mempunyai banyak masukan dan kelu
aran.
Seiring dengan semakin kecilnya ukuran IC, peran famili TTL dan CMOS mulai berku
rang. Rangkaian-rangkaian digital kompleks lebih banyak menggunakan mikroproseso
r dan mikrokontroler. Kedua perangkat ini mampu mengurangi ukuran rangkaian juga
mengurangi kerumitan pengabelannya. Selain itu, sifatnya yang programmable (dap
at diprogram) membuatnya fleksibel terhadap perubahan rangkaian. Jadi, cukup den
gan sekali merangkai pada papan PCB, fungsi rangkaian dapat diganti-ganti dengan
mengubah programnya.
Mikrokontroler
Hingga saat ini kedua perangkat tersebut masih banyak digunakan. Hanya saja mikr
okontroler lebih banyak digunakan karena enggak memerlukan lagi komponen pendamp
ing semacam RAM (random access memory), ROM (read only memory), atau perangkat I
/O (input/output). Bahkan beberapa mikrokontroler juga dilengkapi dengan rangkai
an ADC (analog to digital converter) dan DAC (digital to analog converter).
Secara fisik, field programmable gate array (FPGA) berbentuk chip IC. FPGA tergo
long dalam jenis ASIC (application-spesific IC). Jenis lain yang termasuk ASIC a
dalah PLD (programmable logic device). Sementara IC TTL, CMOS, mikroprosesor, da
n mikrokontroler termasuk dalam jenis IC standar.
Sebuah chip FPGA mengandung puluhan hingga puluhan ribu sel logika. Tiap sel dap
at dilihat sebagai komponen standar. Tiap-tiap sel logika mempunyai beberapa jum
lah masukan. Biasanya berjumlah dua hingga 10 masukan. Sel-sel logika juga mempu
nyai keluaran yang berjumlah satu atau dua, tergantung dari jenis fungsinya.
FPGA juga dapat dipandang sebagai kumpulan blok, di mana tiga elemen penyusunnya
adalah CLB (combinational logic block), IOB (input/output block), dan interkone
ksi. CLB menghasilkan elemen fungsional untuk menyusun rangkaian logika yang dii
nginkan. IOB berfungsi sebagai antarmuka (interface) antara pin-pin terminal chi
p dengan kawat penghubung dalam chip IC. Blok interkoneksi, yang berupa kawat-ka
wat dan sakelar penghubung, mengelilingi blok-blok CLB.
Sebelum diprogram, tiap blok tidak terikat satu dengan lain. Keterikatan hanya t
erjadi jika program dimasukkan untuk membuat koneksi antara satu blok dan blok l
ainnya. Koneksi dilakukan dengan menggunakan interkoneksi berupa sambungan-sambu
ngan atau sakelar-sakelar (dalam FPGA) yang disusun dalam bentuk matriks.
FPGA tidak hanya mengakomodasi kebutuhan akan gerbang dasar, tetapi juga rangkai
an logika kombinasi sederhana seperti decoder, multiplexer, adder atau rangkaian
kombinasi lain yang lebih rumit. Rangkaian logika kombinasi dapat disusun dari
sekumpulan gerbang dan multiplekser atau dalam bentuk memori look-up table (LUT)
yang rangkaiannya menjadi lebih sederhana.
Selain rangkaian logika kombinasi, FPGA juga dapat mengakomodasi kebutuhan akan
rangkaian logika sekuensial seperti flip-flop (JK, RS, T, D) hingga counter, shi
ft register. Biasanya, rangkaian logika kombinasi atau sekuensial standar telah
disediakan dalam file library sehingga memudahkan perancang dalam membangun rang
kaiannya.
Namun, saat ini sudah ada teknologi baru yang menyebabkan program dapat bertahan
lama dalam FPGA. Penemunya adalah Berend Jonker dan rekan-rekannya. Jonker meng
ganti komponen transistor dalam FPGA dengan komponen bernama GMR (giant magneto
resistive). GMR terdiri atas lembaran tipis film magnetik yang dapat dihidupmati
kan dengan suatu medan magnet sehingga kutub-kutubnya saling berlawanan satu sam
a lain.
Pemrograman FPGA
Jika suatu rancangan skema rangkaian digital telah didapat, skema tersebut diter
jemahkan dalam bahasa VHDL (visual hardware description language) dan dientri de
ngan menggunakan software pemrogram FPGA. Program dalam bahasa VHDL merupakan se
kelompok instruksi yang menggambarkan fungsi/gerbang logika dasar dan fungsi-fun
gsi lainnya.
Bagi sebagian kalangan, membuat rangkaian dengan bahasa VHDL merupakan pekerjaan
yang merepotkan. Karena itu, software pemrogram juga menyediakan fasilitas Sche
matic Editor yang digunakan untuk menggambar rangkaian dalam bentuk skematis yan
g berupa simbol-simbol fungsi-fungsi logika yang familiar. Beberapa software jug
a melengkapi diri dengan FSM Editor yang digunakan untuk menggambar rangkaian de
ngan menggunakan simbol-simbol finite state machine.
Rangkaian yang telah dibuat dalam salah satu dari ketiga bentuk di atas dapat di
simulasi dengan menggunakan fasilitas logic simulator. Hasil simulasi ditampilka
n dalam bentuk diagram waktu dari masukan-masukan, keluaran-keluaran, atau titik
-titik pengamatan yang dipilih. Jadi, rangkaian hasil rancangan dapat diperiksa
kebenaran kerjanya, sebelum di-loading ke FPGA. Hasil simulasi enggak selalu sam
a persis dengan kerja FPGA sebenarnya, karena ada beberapa kondisi komponen dala
m FPGA yang enggak diperhitungkan dalam simulasi.
Jika hasil simulasi telah sesuai dengan yang diinginkan, file program rangkaian
diterjemahkan ke bentuk file yang dapat dimengerti chip FPGA. Penerjemahannya me
nggunakan fasilitas implementasi. Program ini akan melakukan proses: translate,
map, place and route, timing simulation, dan configure. Akhirnya dihasilkan file
(untuk FPGA ilink berekstensi BIT), yang dapat di-loading ke FPGA dengan menggu
nakan fasilitas komunikasi PC seperti format paralel LPT 1, format serial RS 232
, atau USB. Jika file program telah selesai di-loading, maka hubungan komunikasi
dapat dicabut dan FPGA aktif secara mandiri.
BAB III KESIMPULAN
1. FPGA membolehkan Anda membangun suatu arsitektur paralel dengan kemampua
n laju pencuplikan sama dengan laju detak/clock Anda. Keuntungannya adalah sebua
h sistem dengan kemampuan bisa mencapai 500MSPS. Unjuk kerja seperti ini sangat
ideal untuk membuat sebuah sistem kanal tunggal dengan laju pencuplikan sangat c
epat atau laju pencuplikan rendah untuk ratusan kanal.
1. Kegunaan FPGA antara lain sebagai prototipe Application Specific Integra
ted Circuit sebagai Digital Signal Processor sebagai Digital Signal Processor

You might also like