Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
FRANZ SINATRA YOGA
NIM 04081001071
RAHMAN SETIAWAN
NIM 04081001112
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2010
LEMBAR PENGESAHAN
Salah satu kemajuan yang luar biasa pada setengah abad terakhir ini
adalah berkembang pesatnya teknologi DNA dalam bidang kedokteran. Salah satu
pusat perhatian peneliti akhir-akhir ini adalah teknik Polymerase Chain Reaction.
PCR dapat membuat miliaran salinan segmen DNA target dalam beberapa jam,
jauh lebih cepat daripada pengklonan sepotong DNA yang butuh berhari-hari
dengan membuat plasmid rekombinan dan membiarkannya bereplikasi di dalam
bakteri. PCR telah digunakan untuk memperkuat DNA dari berbagai macam
sumber DNA dari sedikit darah, jaringan, atau air mani yang ditemukan di tempat
kejadian perkara kriminal. DNA dari sel embrionik tunggal untuk diagnosis
kelainan genetik sebelum kelahiran dan DNA gen virus dari sel yeng terinfeksi
oleh virus. Dengan demikian, diharapkan dengan penggunaan PCR penegakan
diagnosis untuk penyakit infeksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat
Salah satu permasalahan dalam bidang kedokteran adalah pendeteksian
dini suatu penyakit yang sulit dilakukan. Salah satu contohnya adalah penyakit
lepra. Potensi penularan penyakit lepra di Indonesia masih tinggi. Penyebab
tingginya penularan lebih disebabkan karena sulitnya deteksi dini penyakit lepra.
Ketika memakai BTA, pasien yang dinyatakan sudah negatif oleh bakteri lepra
sebenarnya belum sembuh betul. Pemeriksaan yang lebih spesifik dan sensitif ini
berguna untuk mencegah penularan bakteri lepra di masyarakat Indonesia. Sebab,
mengetahui masih ada atau tidaknya bakteri lepra yang hidup dalam tubuh
manusia sampai saat ini masih sulit dilakukan. Karena bakteri lepra tidak dapat
dibiakkan melalui media di laboratorium
Kemungkinan penerapan teknologi Poyimerase Chain Reaction dalam
mendeteksi kelainan endokrin reproduksi wanita adalah kemampuan teknologi ini
untuk mengetahui jenis bakteri penyebab penyakit kulit yang sering kita anggap
ringan. Teknologi ini diyakini akan lebih efisien dibanding dengan teknologi
diagnosis konvensional karena pada teknologi Polymerase Chain reaction,
penyakit lepra dapat dideteksi sedini mungkin sebelum terjadi manifestasi klinis
yang lebih lanjut karena 88% pasien lepra yang datang ke dokter sudah berada
dalam stadium lanjut.
Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa atas segala rahmat dan
kasih-Nya kepada kita selama ini. Terlebih dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai mahasiswa, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan literatur yang ada, disamping itu
diambil dalam berbagai situs internet. Karya ilmiah ini memberikan suatu aspirasi
bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya
tentang Penggunaan Teknologi Polymerase Chain Reaction sebagai Alat Deteksi
Dini pada Penyakit Lepra. Di sisi lain, banyak manfaat yang dapat diperoleh pada
setiap mahasiswa dalam melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai harapan
bangsa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan arahan dari seluruh
dosen, khususnya dosen pembimbing, yaitu Dr. dr. Mgs. Irsan Saleh., M. Biomed
dan para dosen yang melakukan seleksi karya tulis ilmiah Sriwijaya Medical
Scientific Olympiade dalam penyempurnaan karya ilmiah ini. Dengan tangan-
tangan terbuka penulis menerima berbagai saran, kritik, dan arahan dari pembaca
khususnya rekan-rekan mahasiswa.
Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara
moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga karya ilmiah ini
dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Perumusan masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 3
1.4 Manfaat................................................................................................ 3
BAB II TELAAH PUSTAKA...............................................................................4
2.1. DNA (Deoxyribonucleid acid)........................................................ 4
2.1.1.Karakteristik Kimia DNA…………………........................... 5
2.1.2. Replikasi DNA……………………………........................... 5
2.1.3. Isolasi DNA............................................................................ 5
2.2. Metode Reaksi Rantai Polimerase (Polymerase Chain Reaction).... 6
2.2.1. Teknik Dasar Amplifikasi PCR............................................. 7
2.2.2. Denaturasi untai ganda DNA................................................. 8
2.2.3. Primer Annealing................................................................... 9
2.2.4. DNA Polymerase extension................................................... 10
2.2.5. Sequencing............................................................................. 12
2.2.6. Prinsip Dasar DNA Sequencing.............................................12
2.2.7. Cara Klasik.............................................................................13
2.2.8. Dye Primers dengan Label Berbeda...................................... 14
2.2.9. Dye-Terminators Sequencing.................................................15
BAB III METODE PENULISAN......................................................................... 17
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS................................................................... 18
4.1. Kemungkinan aplikasi dari PCR.............................................. 18
4.1.1 Peranan Primer dalam PCR.................................................... 19
4.1.2. Analisis Primer Spesifik 18kDA pada Penyakit Leprae.... 19
4.1.3. PCR- Analisis Sekuen......................................................... 21
4.2.Perbandingan Metode Diagnosis pada leprae, dengan
menggunakan uji BTA dan PCR.................................................. 23
4.3. Aspek Farmakoterapi dan Pentingnya Deteksi Dini Lepra...... 24
BAB V PENUTUP................................................................................................ 26
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 26
5.2. Saran......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. 30
DAFTAR GAMBAR
1.4. Manfaat
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Masyarakat
2. Para pekerja kesehatan
3. Pemerintah
4. Pengembangan ilmu pengetahuan
5. Penelitian lebih lanjut mengenai diagnosis dengan PCR
BAB II
TELAAH PUSTAKA
5´-ACCGGTAGCCACGAATTCGT-3´
|| | || ||| ||
3´-TGCTTAAGCACCGATGGCCA-5´
1 2
2 4
3 8
4 16
5 32
6 64
10 1.024
20 1. 048.576
30 1.073.741.824
2.2.5. Sequencing
DNA sequencing adalah metode yang digunakan untuk menentukan urutan
basa nukleotida (adenine, guanine, cytosine dan thymine) pada molekul DNA.
Saat ini teknik DNA sequencing sudah memasuki tahap baru yang mengarah pada
large scale atau high-throughput sequencing yang memungkinkan jutaan bahkan
miliaran basa nukleotida DNA dapat ditentukan urutannya.Meskipun begitu,
teknik lama berbasis chain-termination masih umum digunakan, bahkan sangat
efisien untuk menentukan sekuen DNA fragmen pendek (masih dalam hitungan
kilobasa). Jadi ditemukannya teknik DNA Sequencing yang lebih canggih tidak
serta merta bakal menggantikan mesin-mesin capillary sequencing yang
umumnya telah ada di berbagai laboratorium biologi molekuler di seluruh dunia.
Dengan teknik ini visualisasi dan penentuan urutan basa dapat dilakukan
dengan lebih mudah karena keempat reaksi dipisahkan dalam satu lajur
electrophoresis dengan 4 warna berbeda.
Gambar 8. Visualisasi Metode Sanger
Teknik DNA Sequencing yang berbasis fragment analysis saat ini tidak
hanya digunakan untuk menentukan urutan basa-basa DNA semata, tapi bisa
dikembangkan untuk berbagai aplikasi, seperti penentuan SNP (Single Nucleotide
Polymorphism), analisa keragaman genetik seperti DNA Microsatellite dan AFLP
(Amplified Fragment Length Polymorphism), community analysis seperti tRFLP
(Terminal Restriction Fragment Length Polymorphism) dan segudang aplikasi
lainnya.
BAB III
METODE PENULISAN
Untuk mencapai tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini, maka
metode yang diambil dalam menyusun karya tulis ilmiah ini yaitu dengan
menentukan topik dan permasalahan yang akan dibahas sebagai sumber awal.
Kemudian diadakan pengkajian terhadap literatur yang berhubungan dengan
Penggunaan PCR sebagai alat deteksi dini penyakit lepra dengan cara studi
internet dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan pada
penulisan karya ilmiah ini.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
Gambar 11. Nucleotide sequences of a segment of the 18-kDa antigen gene and
amino acid sequencesof 18-kDa HSP peptide from different samples.
Gambar 12. Representative electropherogram of 18-kDa antigen gene. The
sequence from 143 to 160 bp alone is shown for clarity.
5.1. Kesimpulan
PCR merupakan teknik di mana setiap fragmen dapat diperkuat
(diamplifikasi/disalin beberapa kali) dengan cepat tanpa menggunakan sel. Oleh
karena itu, PCR bisa melakukan pengklonan DNA tersebut dengan lebih cepat dan
lebih efektif. Sehingga diharapkan bisa menjadi pemeriksaan penunjang yang
berguna untuk pendeteksian dini dan penegakan diagnosis penyakit leprae.
Pemeriksaan yang lebih spesifik dan sensitif ini berguna untuk mencegah
penularan bakteri lepra di masyarakat Indonesia. Sebab, mengetahui masih ada
atau tidaknya bakteri lepra yang hidup dalam tubuh manusia sampai saat ini masih
sulit dilakukan. Karena bakteri lepra tidak dapat dibiakkan melalui media di
laboratorium. Untuk penelitian pada binatang pun terbatas. Hanya pada armadillo
dan kera jenis tertentu saja dapat dilakukan.
Selain itu sekitar 88% pasien menderita lepra tipe basah (multibasiler)
yang sangat menular kepada orang lain. Penularan bisa melalui kontak dengan
pasien lepra. Sementara itu, pasien yang datang ke dokter sangat jarang berada
dalam stadium dini. Hal ini ditandai dengan tanan dan kaki penderita cacat.
Uraian di atas menyarankan bahwa metode diagnostik yang paling
potensial saat ini untuk diterapkan dalam mendeteteksi secara dinipenyakit kusta
adalah teknologi Polymerase Chain Reaction. Keterbatasan biaya dapat menjadi
penghambat penerapan teknik diagnosis yang membutuhkan instrumen dan bahan
yang mahal ini di Indonesia. Tetapi dengan dukungan penuh dari pemerintah dan
seiring dengan berkembangnya automatisasi serta komersialisasi dari metode
molekuler akan dapat dirancang aplikasi teknologi ini secara efisien, yang akan
bermuara pada makin terintegrasinya teknologi Polymerase Chain Reaction ke
dalam praktek klinik.
5.2. Saran
Sebagai penutup, penulis mengajak pemerintah, para pekerja kesehatan,
pemerhati IPTEK, akademisi, pengusaha, dan seluruh komponen masyarakat
Indonesia untuk mulai meningkatkan perhatiannya pada teknologi Polymerase
Chain Reaction yang tepat guna bagi bangsa dan masyarakat Indonesia karena
kemajuan suatu bangsa dimulai dari peningkatan kualitas hidup dan pemanfaatan
sumber daya manusianya.
DAFTAR PUSTAKA