You are on page 1of 7

Kajian Perpaduan Antar Moda Transportasi di Bogor

Studi Kasus Daerah Terminal Baranangsiang, Bogor

Aryo Hendrawan W.K. (0906 651 271)


Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Arsitektur Program Studi Perancangan Kota
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
aryokuncoro@yahoo.com

ABSTRAK

Pengelolaan yang terpisah-pisah antar moda transportasi akan menghasilkan sistem


transportasi yang tidak terpadu satu dengan lainnya. Temuan ini didapat setelah
melakukan pengamatan dan pemetaan trayek angkutan umum dan titik-titik transportasi
yang terdapat di sekitar Terminal Baranangsiang Bogor. Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, perancangan sistem transportasi di kota Bogor ini harus
dirancang agar berada di bawah satu badan dan dalam perancangannya juga harus
memperhatikan tata guna lahan.

Kata kunci: transportasi, bus rapid transit, integrasi, bogor

ABSTRACTS

The disintegration of public transportation systems in a city resulting a system which is not
well-integrated. These findings were found after taking a direct experience and mapping of
public transportation routes around Baranangsiang Bus Station in Bogor. To cope with this
problem, the designing of public transportation in a city have to be organized by one board
avoiding the conflict of interests between each operator. In other hand, the designing of
public transportation system in Bogor also have to be planned along with the land use
planning of Bogor to create the city system that works.

Keywords: transportation, bus rapid transit, integration, bogor

PENDAHULUAN tumpang tindih dapat berpotensi untuk


membingungkan pengguna angkutan
Sistem transportasi umum yang berhasil umum.
adalah yang saling terpadu antar moda i.
Keterpaduan inilah yang menjamin RUANG LINGKUP DAN BATASAN
kelancaran pergerakan warga kota dalam PENELITIAN
berpindah tempat. Namun, kenyataan
yang terjadi adalah warga yang Lingkup penelitian berada pada daerah
menggunakan transportasi umum Terminal Baranangsiang Bogor, dimana
mengalami kesulitan ketika harus dalam satu daerah tersebut terdapat
berpindah moda transportasi. Kesulitan beberapa titik transportasi yang tidak
yang dihadapi mulai dari letak yang jauh terhubung satu sama lain.
serta tidak adanya hubungan antar titik
transportasi. Selain itu, adanya rute yang

1
Gambar 1 Terminal Bus

Permasalan di atas menarik untuk


diangkat guna meningkatkan pelayanan
Titik transportasi yang berada di sekitar kepada publik terutama berkaitan
daerah baranangsiang dan termasuk ke dengan penyediaan sarana transportasi
dalam bahasan penelitian ini adalah: yang nyaman. Selain itu, upaya ini juga
mendesak dilakukan karena sebagai
1. Terminal bus antar kota
pintu masuk utama Kota Bogor, daerah
Baranangsiang,
Baranangsiang ini semestinya ditata
2. Terminal shuttle bus Damri ke
supaya lebih teratur dan menarik dengan
Bandara Soekarno-Hatta,
membuat sistem transportasi yang
3. Halte interchange BRT Trans
terpadu.
Pakuan di Jl. Cidangiang, dan
4. Jalur angkutan kota yang TUJUAN PENELITIAN
melintas daerah Terminal
Baranangsiang. Penelitian ini bertujuan untuk
menguraikan jalur transportasi yang
Penelitian ini menggunakan kondisi melewati daerah Terminal
nyata yang sedang berjalan saat ini dan Baranangsiang serta dapat merumuskan
mengesampingkan tentang wacana solusi agar tercapai perpaduan antar
pemindahan terminal bus dan konversi moda transportasi.
angkutan kota yang masih belum jelas.
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Perpaduan antar moda transportasi ini
Permasalahan yang timbul dikarenakan telah dilakukan di beberapa kota di
tidak adanya perpaduan antar sistem dunia. Salah satu contohnya adalah
transportasi tersebut adalah penumpang perpaduan moda transportasi di Kota
mengalami kesulitan dalam berpindah Curitiba, Brazil.
moda transportasi. Apalagi dengan
seringnya hujan turun di Kota Bogor
menjadikan pergerakan pengguna jasa
angkutan umum terhambat. Perpindahan
penumpang antara Terminal
Baranangsiang dan Halte Damri serta
Halte BRT Trans Pakuan harus
menggunakan tangga penyeberangan, hal Gambar 2 BRT di Curitiba (www.planum.net)
ini menyulitkan bagi penumpang yang
memiliki keterbatasan fisik. Kota Curitiba menerapkan sistem Bus
Rapid Transit di kotanya. BRT yang

2
diterapkan di Curitiba menggunakan Contoh yang terjadi di Curitiba tersebut
sistem hierarki pelayanan bus. Hierarki dapat kita jadikan contoh penerapan di
yang dimaksud di sini adalah adanya Kota Bogor. Hal ini didasari oleh
perbedaan tingkat dan ukuran bus sesuai kesamaan moda yang digunakan yaitu
dengan tingkat pelayanan yang bus. Jika sudah dianggap sebagai sebuah
diinginkan dari bus tersebut. Semakin sistem maka bus yang ada di Kota Bogor
rendah tingkat pelayanannya, bus yang tersebut nantinya bisa kita kategorikan
digunakan semakin kecil. Begitu juga berdasarkan tingkat pelayanan seperti
sebaliknya, semakin tinggi tingkat yang terdapat di Curitiba. Perbedaannya
pelayanannya maka bus yang digunakan adalah jika di Curitiba hierarki terjadi
semakin besar. Tingkatan pelayanan bus pada transportasi bus di dalam kota,
yang paling besar melayani rute yang namun jika di Bogor hierarki berlaku
terdapat pada jalan-jalan arteri kota hingga tingkatan bus ke luar kota.
tersebut. Sedangkan bus-bus kecil
bertindak sebagai feeder bagi sistem bus METODE DAN PENDEKATAN
yang lebih besar. PENELITIAN

Perancangan sistem transportasi BRT di Beberapa metode yang bisa digunakan


Curitiba ini juga tidak terlepas dari dalam penelitian ini adalah: Pengalaman
perencanaan zoning kawasan. Dari sini langsung (participatory observation)
dapat terlihat bahwa permasalahan di sebagai penumpang yang berpindah
kota tidak bisa diselesaikan secara moda transportasi, memetakan dan
parsial namun harus secara menyeluruh. menganalisa pola sirkulasi angkutan
umum yang melewati daerah Terminal
Kesuksesan penerapan BRT yang Baranangsiang, memetakan dan
terintegrasi ini secara langsung menganalisa pola pergerakan manusia
mendorong warga Curitiba untuk yang berpindah moda transportasi, serta
berpindah dari kebiasaan bepergian studi preseden dan literatur untuk
menggunakan kendaraan pribadi mencari kemungkinan-kemungkinan
menjadi menggunakan bus. Berdasarkan pemecahan masalah yang telah sukses
survey yang dilakukan pada tahun 1991, dilakukan oleh beberapa kota.
pengoperasian BRT ini dapat
mengurangi perjalanan dengan TEMUAN
kendaraan pribadi sebanyak 27 juta Dari pengamatan langsung dan pemetaan
perjalanan per tahun dan menghemat 27 sirkulasi yang dilakukan di lapangan.
juta liter bahan bakar. Selain itu, Didapat pola sirkulasi seperti yang
sebanyak 28 persen pengguna BRT terdapat pada lampiran.
merupakan pengguna kendaraan pribadi.
Dari semua keberhasilan tersebut, Selain itu, saya menemukan bahwa
keberhasilan yang paling bisa dirasakan masing-masing moda transportasi
oleh warga Curitiba adalah mereka bisa dikelola secara terpisah oleh badan yang
berhemat dengan hanya mengeluarkan berbeda juga. Badan-badan yang
10 persen dari penghasilan mereka mengelola transportasi tersebut adalah:
untuk keperluan transportasi.ii

3
1. Terminal Baranangsiang dikelola bangunan berupa penyatuan beberapa
oleh Dinas Perhubungan Kota titik transportasi tersebut menjadi satu.
Bogor Terminal terpadu tersebut harus dapat
2. Halte Damri dikelola oleh Damri mewadahi aneka moda transportasi yaitu
dan pemilik tempat parkir bus bus antar kota, shuttle bus Damri, BRT
pariwisata Trans Pakuan, dan angkutan kota. Kelak
3. BRT Trans Pakuan dikelola oleh jika pusat transportasi terpadu ini bisa
PD Jasa Transportasi Kota Bogor terwujud, sukses tidaknya sistem
4. Angkutan kota dikelola oleh transportasi kota dapat terlihat dari
swasta namun berada di bawah pusat transportasi terpadu ini.
Dinas Perhubungan Kota Bogor.
“Interchanges play a central role in
Dari studi literatur melalui buku public transportation. Unless
Transport Terminals and Modal interchanges are working properly,
Interchanges, dikemukakan bahwa the public transportation system will
not be able to sustain itself.”iii
permasalahan yang muncul dalam
menyelesaikan disintegrasi transportasi Setelah menganalisa trayek angkutan
adalah: umum, saya menyarankan bahwa
sebaiknya trayek yang tumpang tindih
1. Volatility1
dengan BRT dialihkan menjadi BRT. Hal
2. Faktor akses
ini untuk mengurangi kesemrawutan
3. Faktor operator transportasi
yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya
4. Prosedur dan tanggung jawab
jumlah angkutan kota yang beredar di
perencanaan
Kota Bogor.
5. Konflik kepentingan
Evaluasi yang bisa saya berikan untuk
Dari studi preseden Curitiba tentang
moda BRT yaitu trayek yang saat ini
upaya kota tersebut untuk
sudah berjalan jumlahnya masih sangat
menyelesaikan permasalahan
sedikit. Pemerintah terkesan setengah
transportasi adalah dengan merumuskan
hati untuk menyukseskan program BRT
solusi secara menyeluruh. Hal-hal seperti
ini dengan tidak melakukan program-
tata guna lahan juga harus ikut dirancang
program untuk meningkatkan pelayanan.
agar solusi yang dihasilkan dapat lebih
Sebaiknya BRT ini diposisikan sebagai
baik.
pengganti angkutan kota di Kota Bogor.
EVALUASI TEMUAN Selain memiliki kapasitas angkut yang
lebih besar, keteraturan sistem
Dari temuan di atas, evaluasi yang dapat transportasi juga bisa dicapai dengan
saya ajukan adalah perlu dibuat lebih baik.
perpaduan antar moda transportasi
tersebut agar dicapai integrasi sistem
transportasi. Integrasi tersebut
sebaiknya diwujudkan secara fisik
1
Merriam-Webster Dictionary: characterized
by or subject to rapid or unexpected change.

4
Gambar 3 Pergerakan Pejalan Kaki di Sekitar Terminal Baranangsiang

Gambar 4 Pola Trayek Angkutan Umum di Sekitar Terminal Baranangsiang


digunakan dalam perpaduan transportasi
tersebut. Selain itu, penelitian
selanjutnya juga bisa mengkaji tentang
kelayakan angkutan kota jika dikonversi
menjadi Bus Rapid Transit. Hal ini
berguna untuk menentukan hierarki
perpaduan transportasi.

KESIMPULAN
Gambar 5 Halte BRT Trans Pakuan Cidangiang

Selain itu, untuk memaksimalkan Pengelolaan transportasi yang terpisah


pelayanan, sebaiknya sistem transportasi akan mengakibatkan selalu adanya
kota Bogor dirancang sebagai sistem konflik kepentingan antar badan
yang menyatu secara keseluruhan dan pengelola. Pihak yang paling dirugikan
disusun menggunakan hierarki dengan ketidakteraturan pengelolaan
transportasi. Hal ini agar tercapai transportasi ini adalah masyarakat. Oleh
efisiensi dalam hal operasional dan karena itu, untuk meningkatkan
kemudahan dalam pengambilan pelayanan transportasi umum bagi
kebijakan. warga Kota Bogor, pengelolaan
transportasi harus dilakukan oleh satu
SARAN badan yang secara keseluruhan juga
bekerjasama dengan dinas-dinas terkait
Perpaduan antar moda transportasi di
untuk menyusun rancangan tata guna
Bogor, khususnya di Terminal
lahan. Hal ini bertujuan agar kota dapat
Baranangsiang ini tentunya masih
bekerja sebagai sebuah kesatuan sistem
memerlukan penelitian lebih lanjut.
demi mewujudkan kesejahteraan dan
Penelitian selanjutnya dapat mengambil
kenyamanan bagi warganya.
topik tentang sistem yang sebaiknya
i
Alexander, C. A Pattern Language, New York: Oxford University Press, 1977. Hal 92
ii
Goodman, Joseph, Melissa Laube, and Judith Schwenk. Curitiba’s Bus System is Model for
Rapid Transit, Federal Transportation Administration publication on Issues in Bus Rapid Transit. 75-76,
Winter 2005-2006.
iii
Alexander, C. A Pattern Language, New York: Oxford University Press, 1977. Hal 184

You might also like