You are on page 1of 53

PENERAPAN RESOURCE BASED LEARNING DENGAN

METODE KARYA WISATA DALAM PEMBELAJARAN IPS


KOMPETENSI DASAR MENGENAL PENTINGNYA
KOPERASI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS IV SDN POHKECIK I

OLEH:

RIRIN SUHARIYANTI, A.Ma

NIM 820088191

PROGRAM S-I PGSD


UNIVERSITAS TERBUKA
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PENERAPAN RESOURCE BASED LEARNING


DENGAN METODE KARYA WISATA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KOMPETENSI DASAR
MENGENAL PENTINGNYA KOPERASI DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV SDN POHKECIK I

Identitas Peneliti :

Nama : Ririn Suhariyanti


NIM : 820088191
Alamat : Dsn. Sidorejo Ds. Wonosari Kec. Ngoro Kab. Mojokerto
Unit Kerja : SDN Pohkecik I
Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto

Mojokerto, Maret 2010


Yang Mengesahkan
Kepala SDN Pohkecik I Yang Mengajukan

Hj. Munto’iyah,M.M.Pd Ririn Suhariyanti


NIP 196205201985012009 NIM 820088191
HALAMAN PENERIMAAN

Judul : PENERAPAN RESOURCE BASED LEARNING


DENGAN METODE KARYA WISATA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KOMPETENSI DASAR
MENGENAL PENTINGNYA KOPERASI DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV SDN POHKECIK I

Identitas Peneliti :

Nama : Ririn Suhariyanti


NIM : 820088191
Alamat : Dsn. Sidorejo Ds. Wonosari Kec. Ngoro Kab. Mojokerto
Unit Kerja : SDN Pohkecik I
Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto

Mojokerto, maret 2010


Yang Menerima
Kepala SDN Pohkecik I Yang Mengajukan

Hj. Munto’iyah,M.M.Pd Ririn Suhariyanti


NIP 196205201985012009 NIM 820088191
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan selesainya


penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Resousce Based Learning
Dengan Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran IPS Kompetensi Dasar
Mengenal Pentingnya Koperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN
Pohkecik”
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Karya Tulis
Ilmiah.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu selama kegiatan penelitian berlangsung.
Tentunya Karya ilmiah yang penulis buat masih jauh dari kata sempurna.
Semua saran dan kritik akan penulis terima dengan besar hati untuk kesempurnaan
tulisan ini.
Mojokerto, Maret 2010

Penulis
Abstrak

Penerapan Resousce Based Learning Dengan Metode Karya Wisata Dalam


Pembelajaran IPS Kompetensi Dasar Mengenal Pentingnya Koperasi Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SDN Pohkecik
Oleh : Ririn Suhariyanti
Proses pembelajaran yang dilakukan secara klasikal, yaitu guru
berceramah di depan kelas tidaklah efektif. Keadaan ini terkesan seolah – olah
guru merupakan satu – satunya sumber belajar. Siswa kurang mencari informasi
dari sumber lain dan cenderung pasif. Terkait dengan mutu pendidikan
khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar. Berdasarkan pengamatan
yang penulis lakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pohkecik I penulis
menemukan fakta bahwa hasil belajar siswa sangat rendah dan kurang dari
Kriteria Kelulusan Minimal yang disyaratkan. Penyebabnya antara lain karena
keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar kurang, sebagian besar
siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS membosankan, minimnya pemahaman
siswa mengenai koperasi karena mereka belum pernah berinteraksi secara
langsung dengan koperasi yang sesungguhnya, siswa ramai pada saat kegiatan
belajar mengajar tengah berlangsung, serta problematika klasik dari guru yakni
guru mengajar dengan metode ceramah sehingga pembelajaran berlangsung
monoton dan membosankan.
Berdasarkan temuan fakta tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan penggunaan
resource based learning dengan metode karya wisata dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas IV untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian
dalam bidang social, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama,
dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan
perbaikan dalam berbagai aspek.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Karya Wisata
memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil Belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru
Dari pebelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa Metode
resource based learning dengan karya wisata sangat tepat untuk diterapkan di
kelas IV untuk mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kata kunci : resource based learning, metode karya wisata, hasil belajar, siklus
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
HALAMAN PENERIMAAN...............................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................
E. Batasan Masalah........................................................................................
F. Hipotesis....................................................................................................
G. Asumsi.......................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................
A. Pembelajaran IPS.......................................................................................
B. Metode Pembelajaran................................................................................
C. Metode Ceramah.......................................................................................
D. Resource Based Learning..........................................................................
E. Metode Karya Wisata................................................................................
F. Sumber Belajar..........................................................................................
G. Hasil Belajar..............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................
A. Jenis Penelitian..........................................................................................
B. Rencana dan Prosedur Penelitian..............................................................
C. Instrumen Penelitian..................................................................................
D. Metode Pengumpulan Data.......................................................................
E. Teknik analisis Data..................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................
A. Analisis Data dan pembahasan Tes Hasil Belajar.....................................
B. Refleksi......................................................................................................
C. Analisis dan Pembahasan Angket Respon Siswa......................................
D. Analisis dan Pembahasan Observasi Aktifitas Siswa................................
E. Analisis dan Pembahasan Observasi Aktifitas Guru.................................
F. Analisis dan Pembahasan Observasi Aktifitas Interaksi Belajar mengajar
G. Analisis dan Pembahasan Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran..........
H. Pembahasan...............................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan
usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau
suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan
Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan
masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa
sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka
panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun
prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai
saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik
dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba
untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai
yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali.
Proses pembelajaran yang dilakukan secara klasikal, yaitu guru
berceramah di depan kelas tidaklah efektif. Keadaan ini terkesan seolah –
olah guru merupakan satu – satunya sumber belajar. Siswa kurang mencari
informasi dari sumber lain dan cenderung pasif. Oleh karena itu perlu
adanya alternatif pelajaran yang berorientasi bagaimana siswa menemukan
dirinya, dapat berinteraksi multi arah agar lebih aktif selama proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru harus mempunyai kemauan
untuk berkreasi dan berinovasi agar kualitas pembelajarannya lebih
bermakna bagi siswa.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar ( SD ). Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di
kelas IV SDN Pohkecik I penulis menemukan fakta bahwa hasil belajar
siswa sangat rendah dan kurang dari KKM yang disyaratkan. Penyebabnya
antara lain karena keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
kurang, sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS
membosankan, minimnya pemahaman siswa mengenai koperasi karena
mereka belum pernah berinteraksi secara langsung dengan koperasi yang
sesungguhnya, siswa ramai pada saat kegiatan belajar mengajar tengah
berlangsung, serta problematika klasik dari guru yakni guru mengajar
dengan metode ceramah sehingga pembelajaran berlangsung monoton dan
membosankan.
Berdasarkan temuan fakta tersebut di atas maka penulis tertarik
untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan
penggunaan resource based learning dengan metode karya wisata dalam
mata pelajaran IPS di kelas IV untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan digunakannya resource based learning dengan metode karya
wisata dalam mata pelajaran IPS materi pokok perekonomian diharapkan
siswa kelas IV SDN Pohkekik I Kecamatan Dlanggu dapat lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, Hasil belajar meningkat, hilangnya
anggapan bahwa IPS membosankan, meningkatnya pemahaman siswa
mengenai koperasi setelah mereka berinteraksi secara langsung dengan
koperasi yang sesungguhnya, lebih tenang pada saat mendengar penjelasan
dari guru atau narasumber, metode guru dalam mengajar menjadi lebih
variatif, serta interaksi antar siswa atau siswa dengan guru menjadi lebih
berkembang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan,
maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Apakah dengan menggunakan resource based learning dengan metode
karya wisata dalam mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pohkekik I
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto?
2. Bagaimana pengelolaan kelas untuk resource based learning dengan
metode karya wisata dalam mata pelajaran IPS kompetensi dasar
mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat diharapkan siswa kelas IV SDN Pohkekik I Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto?
3. Bagaimana aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan resource based learning dengan metode karya wisata
dalam mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat diharapkan
siswa kelas IV SDN Pohkekik I Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan resource based learning dengan metode
karya wisata dalam mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
diharapkan siswa kelas IV SDN Pohkekik I Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto
2. Menganalisis hasil belajar siswa kelas IV SDN Pohkecik I Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto setelah diterapkannya resource based
learning dengan metode karya wisata dalam mata pelajaran IPS
kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. SDN Pohkecik I Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Pohkecik I Kecamatan
Dlanggu Kaupaten Mojokerto dapat menggunakannya sebagai
alternative pemecahan masalah yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar agar hasil belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba
untuk diterapkan pada pelajaran lain

2. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dan mutu pendidikan di kelasnya.
3. Siswa
Sebagai variasi dari metode pengajaran yang sudah ada sehingga bisa
meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan
meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Pohkecik I
2. Penelitian ini membahas tentang penggunaan metode karya wisata dalam
mata pelajaran IPS di kelas IV

F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : “Melalui
penerapan resource based learning dengan metode karya wisata dalam
pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Pohkecik Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto”

G. Asumsi
Dalam seluruh proses penelitian ini penulis menggunakan beberapa asumsi
antara lain :
1. Bakat dan minat siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dianggap relatif sama
2. Waktu dan Kesempatan belajar siswa di rumah untuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap relatif sama
3. Sarana dan prasarana belajar siswa di rumah relatif sama sehingga
kondisi belajar dapat dianggap sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPS
Tinjauan Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD
Jumlah pokok bahasan dalam kurikulum IPS SD tahun 1994 lebih
sederhana dibandingkan dengan kurikulum IPS SD yang disempurnakan
1986, pengembang kurikulum (guru) lebih leluasa di dalam
mengembangkan kurikulum karena kurikulum 1994 tidak menempatkan
alokasi waktu berdasarkan pokok bahasan melainkan alokasi waktu per
caturwulan, serta di dalam penyampaian materi (kedalaman dan keluasan
materi) guru diberi kebebasan selama pokok bahasan tersebut masih dalam
satu caturwulan.
Sejak Kurikulum 1975 materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
IPS dipisahkan dan dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan Moral
Pancasila sampai dengan sekarang, dan mengalami perubahan nama, yaitu
Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sejak Kurikulum 1986
menjadi Sejarah Nasional dijadikan subbidang studi IPS dan diajarkan
secara terpisah sejak kelas 4, pemisahan ini dilandasi dengan pandangan
bahwa cukup sulit memadukan topik-topik IPS dengan topik-topik sejarah
nasional. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang berbeda.
Penyusunan materi IPS berdasarkan pendekatan spiral, sedangkan Sejarah
Nasional menggunakan pendekatan periodisasi. Sebenarnya jika
digunakan pendekatan flashback maka upaya pemaduan dengan topik IPS
lebih memungkinkan karena adanya kemiripan antara flashback dengan
pendekatan spiral.
Dilihat dari struktur kurikulum, kurikulum IPS SD 1994 tidak
terbentuk matriks horizontal yang terdiri dari beberapa kolom, melainkan
terbentuk format vertikal khususnya dalam GBPP dibagi menjadi dua
bagian, yakni bagian pertama pendahuluan dan bagian kedua program
pengajaran IPS. Pendahuluan memuat rambu-rambu yang berkenaan
dengan operasional GBPP dan program pengajaran memuat substansi
materi pokok setiap tingkatan kelas.
Kurikulum IPS SD 1994 lebih banyak memberikan peluang kepada
guru selaku pengembang GBPP di lapangan maka terdapat beberapa
teknik pengembangan materi, seperti pengembangan materi berdasarkan
konsep, berdasarkan isi (content), berdasarkan keterampilan proses,
berdasarkan masalah, berdasarkan kekhususan daerah, dan berdasarkan
pendekatan penemuan (inkuiri).
Kurikulum IPS SD 1994 menekankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Membaca, menulis, dan berhitung.
2. Muatan lokal.
3. Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
4. Wawasan Lingkungan.
5. Pengembangan nilai.
6. Pengembangan keterampilan
Hakikat Pembelajaran IPS di SD
Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan
diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan
nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat serta kebutuhan
pembangunan.
Landasan penyusunan kurikulum IPS SD tahun 1994 tidak lepas dari
Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. UUD 1945
mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang.
Sebagai perwujudan cita-cita nasional tersebut telah ditetapkan
UUSPN yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. UUSPN menyatakan bahwa
penyelenggaraan pendidikan nasional adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Dengan berlakunya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan
pemerintah sebagai pedoman pelaksanaannya maka kurikulum Pendidikan
Dasar perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai
perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan
sosial atau studi sosial sehingga upaya membentuk subjek didik sesuai
tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Perbedaan antara ilmu sosial
dengan ilmu pengetahuan sosial/studi sosial, antara lain terletak pada hal-
hal berikut ini.
1. Pengertian
Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah
serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau
dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian
ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan
manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-
tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi
warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Sedangkan ilmu
sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli pada bidang ilmu sosial.
3. Pendekatannya
IPS menggunakan pendekatan interdisipliner atau multi disipliner dan
lintas sektoral, sedangkan ilmu sosial menggunakan pendekatan
disipliner.
4. Tempat Pembelajaran.
IPS diajarkan pada tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu
diajarkan mulai kelas III SD sampai Perguruan Tinggi, sedangkan
ilmu sosial dipelajari dan dikembangkan pada tingkat Perguruan
Tinggi.
Manfaat yang didapat setelah mempelajari IPS, antara lain berikut ini.
1. Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan
alam sekitar sebagai sumber belajar.
2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
4. Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta
mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.

B. Metode Pembelajaran
1. Arti dan Maksud Metode Pembelajaran
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada
anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari
sekolah, di samping mengembangkan pribadinya.
Pembeian kecakapan dan pengetahuan kepada murid – murid
yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu
dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara – cara atau
metode – metode tertentu. Cara yang demikianlah yang dimaksudkan
sebagai metode pengajaran di sekolah.
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad (dalam Subroto, Suryo
1997 : 148) “Metode pengajaran adalah cara – cara pelaksanaan dari-
ada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan
pelajaran diberikan kepada murid – murid di sekolah”.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal
selalu berusaha mencari efisiensi – efisiensi kerja dengan jalan memilih
dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai
tujuannya. Demikian pula halnya dalam hal lapangan pengajaran di
sekolah. Para pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode
pengajaran yang setepat – tepatnya, yang dipandang lebih efektif
daripada metode – metode lainnya sehingga kecakapan dan
pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar – benar menjadi milik
murid.
B Suryo Subroto (1997 : 149) menarik kesimpulan sebagai
berikut,
“Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif
pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang
pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan
dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang
ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar,
antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak, dan faktor
situasi (lingkungan belajar).”
2. Hubungan antara Tujuan dan Metode Pengajaran di Sekolah
Pada prinsipnya proses pendidikan dan proses pengajaran di
sekolah di dalamnya dijiwai oleh adanya empat unsur penting
pendidikan, yang kesemuanya berkaitan hingga merupakan suatu
kerangka dasar yang tidak lagi mungkin dipisah – pisah.
Yang dimaksud unsur tersebut adalah :
a. Filsafat hidup bangsa
Filsafat hidup bangsa Indonesia sudah jelas dan tegas yakni
Pancasila ; merupakan landasan dalam berpikir, berbicara dan
bertindak dalam hidup kita. Kadang – kadang di sebut sebagai
“way of life”. Oleh karena itu, dengan sendirinya landasan,
pedoman dan pegangan umum kita dalam aksi pendidikan kita pun
tidak bisa lain daripada filsafat hidup itu sendiri. Inilah yang harus
dipegang erat – erat dan menjiwai sang guru dalam tugasnya di
sekolah.
b. Tujuan atau cita – cita pendidikan
Hal ini sebenarnya merupakan penjelmaan dalam
konkretnya dari filsafat hidup bangsa. Proses pendidikan dan
pengajaran harus menuju kepadanya, oleh karenanya guru dapat
memandangnya sebagai pegangan khusus, sebagai arah kemana
guru harus mengarahkan anak didiknya.
c. Proses atau pelaksanaan pendidikan
Ini adalah sebagai usaha dalam mewujudkan tujuan
pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti pentingnya cara –
cara atau metode bagaimana kecakapan dan pengetahuan akan
disampaikan kepada anak didik. Maka muncul berbagai pemikiran
masalah metode pengajaran.
d. Penilaian pelaksanaan pendidikan
Penilaian dimaksudkan untuk melihat kemajuan belajarnya
murid di suatu saat, atau untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pendidikan telah didekati.
Perumusan tujuan pendidikan di Indonesia secara resmi dapat kita
jumpai dari beberapa sumber sebagai berikut :
a. Dalam Undang - Undang Pokok tentang Dasar – dasar
Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah No. 4 tahun 1950 yo. No. 12
Tahun 1954 tercantum pada Bab II Pasal 3 : “Tujuan pendidikan
dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
waga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
b. Perumusan tujuan pendidikan dalam Garis – Garis Besar
Haluan Negara (Ketetapan MPR No. II/MPR/1983) adalah sebagai
berikut:
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecrdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan
dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia – manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.”

C. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah metode yang lazim digunakan dalam
pembelajaran dengan cara konveksi. Di mana guru menjadi titik pusat
dalam proses belajar mengajar dan tampak menjadi satu – satunya sumber
belajar
Winarno Surachmad, (dalam Subroto, Suryo1997 : 165) “Ceramah
sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh
guru terhadap kelasnya”.
Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat –
alat pembantu seperti gambar – gambar bagan, agar uraiannya menjadi
lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid –
murid adalah berbicara.
Sedangkan peranan murid dalam metode ceramah yang penting
adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok – pokok
yang dikemukakan oleh guru.
Meskipun metode cermah cukup sederhana dan tugas guru menjadi
lebih mudah dalam suasana tersebut, tetapi metode ceramah mempunyai
batas – batas atau kelemahan – kelemahan dipandang dari segi
kepentingan belajar murid – murud. Keburukannya dalam hal ini yang
pokok sebagai berikut :
1. Guru sukar mengetahui sampai di mana murid – murid telah mengerti
pembicaraannya
Guru – guru sering menganggap bahwa karena murid – muridnya
duduk dengan diam serta mendengarkan pembicaraannya mereka itu
sedang belajar
Tapi sebetulnya mungkin sekali bahwa sebagian besar dari
memperhatikan sambil diam ini hanya suatu bentuk kesopanan dan
bukan tanda adanya pengertian.
Kemudian kalau dalam metode ceramah guru bilang “Ada
pertanyaan?” pada murid – murid, dan ternyata tak seorangpun
mengajukan pertanyaan, inipun tidak menjamin adanya pengertian
yang baik pada mereka. Sebab mungkin sekali dan sering dalam
kenyataannya bahwa murid – murid tidak mengajukan pertanyaan
justru oleh karena mereka tidak mengerti/bingung pada bab yang
dipelajarinya.
Mereka segan minta waktu agar guru mengulangi bagian yang
dirasanya “sukar” itu baginya atau mungkin juga mereka merasa malu
terhadap kawan – kawannya dan gurunya untuk mengakui “masih
belum mengerti” kepada apa yang dibicarakan.
Sehubungan hal ini maka perlu sekali guru mengontrol pengertian
murid – murid dengan jalan diberi tugas atau pertanyaan – pertanyaan.
2. Murid sering kali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan
guru
Hal ini disebabkan karena ceramah berupa rangkaian kata – kata
yang sewaktu – waktu dapat menimbulkan salah pengertian karena
sifatnya yang abstrak, kabur dan sebagainya.

D. Resource Based Learning


Metode resource based learning ialah segala bentuk belajar yang
langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sumber belajar secara
individual dengan kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian
dengan itu. Jadi bukan dengan cara yang konvensional di mana guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Jadi dalam resource based
learning, guru bukan merupakan sumber belajar satu – satunya.
Ciri – ciri resource based learning
1. Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber
bagi pelajaran termasuk alat – alat audio – visual dan memberi
kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan
mempertimbangkan sumber – sumber yang tersedia.
2. Berusaha memberi pengertian kepada murid tentang luas dan aneka
ragamnya sumber – sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
belajar.
3. Berhasrat untuk mengganti pasivitas murid dalam belajar tradisional
dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam
pendidikannya.
4. Berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan
berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan
medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional
yang mengharuskan murid – murid belajar yang sama dengan cara
yang sama.
5. Memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan
dan kesanggupan masing – masing dan tidak dipaksa bekerja menurut
kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
6. Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.Berusaha
mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam belajar yang
memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.

E. Metode Karya Wisata


Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar
kelas. Karya= kerja, wisata= pergi. Karyawisata = pergi bekerja. Dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata
berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek
tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkap
beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
a. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas
karena, misalnya:
a) terlalu besar/berat
b) berbahaya
c) akan berubah bila berpindah tempatd)obyek terdapat di tempat
tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar
mengajar
b. Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau
kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata
mengenai obyek tersebut
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
c. Manfaat Penggunaan
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi
dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran
d. Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan metode karyawisata secara umum meliputi tiga tahap:
1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi:
a) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menetapkan obyek karyawisata
c) Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d) Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan sebagainya
e) Mengadakan hubungan dengan sasaran
f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama karyawisata,
misal dengan metode interview, observasi dan sebagainya. Dan
menyusun cara laporan karyawisata
g) Pemantapan rencana
2) Tahap pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek
wisata:
a) Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa
b) Siswa secara teratur melihat, mengamati, menanyakan,
mencatat dan sebagainya tentang obyek wisata
c) Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid dikumpulkan,
dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dan diskusi dengan
petugas obyek wisata

F. Sumber Belajar
Dalam pengertian yang sederhana (hingga dewasa ini dunia
pengajaran praktis masih berpandangan) adalah guru dan bahan – bahan
pelajaran/bahan pengajaran baik buku – buku bacaan dan semacamnya.
Dalam disain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu
komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/pengajaran
yang umumnya diisi buku – buku rujukan (buku bacaan wajib/anjuran).
Pengertian sumber belajar tidaklah sesempit/sesederhana itu.
Ahmad Rohani dan abu Ahmadi (1995 : 152)
“Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
proses/aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung,
di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada
saat pengajaran berlangsung adalah disebut sebagai sumber belajar”.
Menurut Arif S. Budiman (dalam Rohani, Ahmad dan abu Ahmadi
1995 : 152), “Segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang
(peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya
proses belajar, disebut sebagai sumber belajar”
Edgar Dale (dalam Rohani, Ahmad dan abu Ahmadi 1995 : 153)
“yang disebut sumber belajar itu ya pengalaman.”
1. Klasifikasi sumber belajar
AECT (Association of Education Communication Technology)
melalui karyanya “The Definitin of Educational Technology” (1977)
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam macam :
b. Message (pesan), Yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data.
c. People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah, dan penyaji pesan.
d. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan
untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras ataupun
oleh dirinya sendiri.
e. Device (alat), Yaitu sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang tersimpan dalam bahan.
f. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan
untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk
menyampaikan pesan.
g. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana di sekitar di mana
pesan disampaikan.
2. Penggunaan sumber belajar
Guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber
belajar, ia perlu mempertimbangkan segi – segi :
a. Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu
sumber belajar.
b. Teknisi (tenaga), yaitu entah guru atau pihak lain yang
mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar.
c. Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah
dilaksanakan, dan tidak begitu sulit/langka.
d. Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang dimanfaatkan sebagai
sumber belajar jangan bersifat kaku/paten, tapi harus mudah
dikembangkan, bias dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh factor lain.
e. Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen – komponen
pengajaran lainnya.
f. Dapat membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan
pengajaran/belajar.
g. Memiliki nilai positif bagi proses/aktifitas pengajaran khususnya
peserta didik.
h. Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah
dirancang/sedang dilaksanakan.

G. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah
laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama
atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjudul “PENERAPAN RESOURCE BASED
LEARNING DENGAN METODE KARYA WISATA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL
PENTINGNYA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN POHKECIK I”
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
penelitian dalam bidang social, yang menggunakan refleksi diri sebagai
metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta
bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

B. Rencana dan Prosedur Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas IV SDN Pohkecik I
kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto jumlah siswa 34 orang
2. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SDN Pohkecik I
kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Penulis mengambil lokasi
atau tempat ini dengan pertimbangan sekolah tersebut merupakan salah
satu Sekolah Dasar favorit di Kecamatan Dlanggu.
3. Waktu penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan
menggunakan waktu penelitian selama 2 minggu pada bulan maret.
Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian
tersebut pada semester II Tahun pelajaran 2009/2010.
4. Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Maret, mulai dari
siklus I dan Siklus II.
5. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :


1) Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran,pembagian kelompok,
diskusi kelompok, diskusi antar kelompok.
2) Pelaksanaan tindakan
Siklus I, meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir
Kegiatan Awal(10 menit)
 Guru mengucapkan salam
 Guru mengkondisikan kelas supaya siswa siap menerima
pelajaran. Siswa duduk menurut kelompoknya
 Guru memancing skemata siswa tentang materi yang akan
dipelajari.
 Guru memberitahukan kepada siswa bahwa kita akan melakukan
kunjungan ke koperasi untuk mengenal koperasi dan
mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan usahanya
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
 Siswa dengan didampingi oleh guru berangkat ke koperasi
Kegiatan Inti (50 menit)
 Siswa mendengarkan penjelasan petugas koperasi
 Siswa mencatat pokok – pokok materi yang dijelaskan oleh
petugas koperasi
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
 Siswa melakukan tanya jawab dengan petugas koperasi
mengenai pengertian, tujuan dan azaz, serta jenis – jenis
koperasi berdasarkan bidang usahanya.
 Siswa membuat rangkuman penjelasan dari petugas koperasi
bersama dengan teman satu kelompoknya.
 Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya
 Setiap kelompok maju satu persatu dan membacakan hasil
diskusi kelompoknya.
 Kelompok yang lain bertanya atau berkomentar mengenai hasil
kerja dari kelompok yang maju
 Guru mengawasi kinerja siswa dan mengobservasi aktivitas
siswa
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
Kegiatan Akhir (20 menit)
 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang telah
diajarkan
 Siswa dengan dibimbing oleh guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
 Tindak lanjut materi berupa penugasan individu
3) Pengamatan
4) Refleksi siklus I
5) Perencanaan perbaikan siklus II
6) Pelaksanaan
Siklus II, meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir
Kegiatan Awal(10 menit)
 Guru mengucapkan salam
 Guru mengkondisikan kelas supaya siswa siap menerima
pelajaran. Siswa duduk menurut kelompoknya
 Guru memancing skemata siswa tentang materi yang akan
dipelajari.
 Guru memberitahukan kepada siswa bahwa kita akan melakukan
kunjungan ke koperasi untuk belajar mengenai struktur
organisasi koperasi dan memahami cara kerja koperasi.
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
 Siswa dengan didampingi oleh guru berangkat ke koperasi
Kegiatan Inti (50 menit)
 Siswa memperhatikan gambar struktur organisasi koperasi yang
ditunjukkan oleh ibu ketua koperasi.
 Siswa mendengarkan ketua koperasi mengenai struktur
organisasi koperasi.
 Siswa menyebutkan macam – macam jabatan dalam struktur
organisasi koperasi
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
 Siswa menerima lembar kerja kelompok dari guru
 Siswa mengamati secara langsung aktifitas petugas koperasi
 Setiap kelompok bertanya kepada petugas koperasi mengenai
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi.
 Siswa mencatat penjelasan dari petugas koperasi.
Kegiatan Akhir (20 menit)
 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang telah
diperoleh selama kunjungan ke koperasi.
 Siswa dengan dibimbing oleh guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
 Tindak lanjut materi berupa penugasan individu
7) Refleksi Siklus II

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian untuk mendapatkan data
dengan cara sebagai berikut :
1. Tes hasil belajar (lamp. V)
Tes ini dilakukan peneliti untuk mengamati perkembangan hasil belajar
siswa selama penelitian.
2. Angket respon siswa (lamp. VI)
Dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
yang dilakukan
3. Lembar observasi aktivitas siswa (lamp. VII)
Digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran selama
pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III
4. Lembar observasi aktivitas guru (lamp. VIII)
Digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran selama
pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III
5. Lembar observasi interaksi belajar mengajar (lamp. IX)
Digunakan dalam pengamatan interaksi belajar mengajar antara guru
dengan siswa selama pelaksanaan penelitian
6. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran (lamp. X)
untuk mendapatkan data kuantitatif tentang variabel-variabel kompetensi
yaitu : persiapan, pelaksanaan, pengelolaan waktu, dan pengamatan
suasana kelas. Seluruh variabel independen akan menggunakan skala
Likert 0-4 dengan penilaian:
Favorable Unfavorable
Sangat baik 4 0
Baik 3 1
Normal 2 2
Buruk 1 3
Sangat Buruk 0 4
Pernyataan favorable adalah pernyataan yang menunjukkan sikap
setuju perasaan puas, tingkatan tinggi. Dan sebagai obyek perilaku yang
diukur pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang menunjukkan
sikap tidak setuju, tingkatan rendah, dan sebagainya diri obyek perilaku
yang diukur.

D. METODE PENGUMPULAN DATA


Penelitian di samping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu
memakai teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik
dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
objektif.
1. Teknik observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi yang penulis lakukan adalah observasi langsung yaitu
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat
terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama
objek yang diselidiki.
2. Teknik komunikasi
Teknik komunikasi adalah cara pengumpulan data melalui kontak
atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data.
Di sini penulis menggunakan kuesioner yaitu, suatu alat
pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden
3. Teknik pengukuran
Teknik pengukuran adalah alat pengumpul data yang bersifat
kuantitatif. Di sini penulis menggunakan tes. Tes ialah serangkaian
rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka.
Tes yang digunakan di sini adalah tes tertulis. Yaitu sejumlah
pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek – aspek yang ingin
diketahui keadaannya.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


1. Analisis tes hasil belajar (lamp. IV)
Menurut Arikunto (2002:346), siswa dikatakan berhasil di kelas
tersebut apabila telah mencapai standar nilai 65. Dan suatu kelas disebut
telah berhasil apabila jumlah yang mencapai nilai 65 minimal 80 %.

X
X
n
X = nilai rata – rata kelas
X = jumlah nilai siswa
n = jumlah siswa
2. Analisis Angket Respon Siswa (lamp. V)
Angket respon siswa dilakukan dengan cara
Jumlah siswa menjawab ya X 100%
Jumlah siswa
Jumlah siswa menjawab tidak X 100%
Jumlah siswa
3. Analisis Lembar observasi aktivitas Siswa (lamp. VI)
Jumlah siswa yang sesuai dengan indikator X 100%
Jumlah siswa
4. Analisis Lembar observasi aktivitas guru (lamp. VII)
Sesuai dengan skala likert
Favorable Unfavorable
Sangat baik 4 0
Baik 3 1
Normal 2 2
Buruk 1 3
Sangat Buruk 0 4
5. Analisis Lembar observasi interaksi belajar mengajar (lamp. VIII)
Waktu kegiatan X 100 %
Waktu keseluruhan KBM
6. Analisis Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran (lamp. IX)
Sesuai dengan skala Likert
Favorable Unfavorable
Sangat baik 4 0
Baik 3 1
Normal 2 2
Buruk 1 3
Sangat Buruk 0 4

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data dan Pembahasan Tes Hasil Belajar persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, alat-alat pengajaran yang
mendukung, pembagian kelompok siswa, dan perizinan melakukan
kunjungan ke Koperasi Wanita Kencono Wungu.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada minggu pertama Maret 2009 di Kelas IV SDN
Pohkecik I dengan jumlah siswa 32. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar
mengajar.
NO NAMA KKM TES SIKLUS I KETERANGAN
1 Dino 65 60 X
2 Galuh 65 65 
3 Hanif 65 50 X
4 Rio 65 60 X
5 Agung B. 65 90
6 Agung S. 65 90 
7 Bagus 65 85 
8 Sodik 65 75 
9 Alief 65 70 
10 Ardi 65 55 X
11 Dandi 65 50 X
12 Dila 65 85 
13 Fina 65 60 X
14 Jati 65 85 
15 Lindah 65 60 X
16 Lisa 65 45 X
17 Mifta 65 65 
18 Bagas 65 90 
19 Dedy 65 60 X
20 Yasin 65 95 
21 Athoilah 65 80 
22 Ali 65 80 
23 Naela 65 50 X
24 Nur 65 70 
25 Izzah 65 75 
26 Poppy 65 95 
27 Rahmah 65 80 
28 Rara 65 95 
29 Rikla 65 60 X
30 Pras 65 45 X
31 Siti 65 80 
32 Tania 65 70 
33 Yofi 65 80 
34 Rokim 65 70 
35 Jordan 65 85 
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
metode karya wisata pada siklus I diperoleh nilai ketuntasan belajar
mencapai 68% atau ada 24 anak didik dari 35 anak didik sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥
65 hanya sebesar 68% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan
guru dengan menerapkan metode karya wisata.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2009 di Kelas B TK Dharma
Wanita Manduro Kecamatan Ngoro dengan jumlah anak didik 50
siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus
II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
NO NAMA KKM SIKLUS I SIKLUS II KETERANGAN
1 Dino 65 60 100 
2 Galuh 65 65 80 
3 Hanif 65 50 90 
4 Rio 65 60 100 
5 Agung B. 65 90 100 
6 Agung S. 65 90 100 
7 Bagus 65 85 80 
8 Sodik 65 75 80 
9 Alief 65 70 90 
10 Ardi 65 55 60 X
11 Dandi 65 50 70 
12 Dila 65 85 100 
13 Fina 65 60 100 
14 Jati 65 85 80 
15 Lindah 65 60 80 
16 Lisa 65 45 80 
17 Mifta 65 65 80 
18 Bagas 65 90 100 
19 Dedy 65 60 60 X
20 Yasin 65 95 100 
21 Athoilah 65 80 90 
22 Ali 65 80 100 
23 Naela 65 50 90 
24 Nur 65 70 90 
25 Izzah 65 75 100 
26 Poppy 65 95 100 
27 Rahmah 65 80 90 
28 Rara 65 95 100 
29 Rikla 65 60 80 
30 Pras 65 45 60 X
31 Siti 65 80 80 
32 Tania 65 70 80 
33 Yofi 65 80 90 
34 Rokim 65 70 80 
35 Jordan 65 85 90 
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai dari 35 siswa yang
telah tuntas sebanyak 32 siswa dan 3 siswa belum mencapai
ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 91% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II
ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaeruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar dengan
metode Demontrasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan.
Dari data diatas, dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut: :

120

100

80
KKM
60 SIKLUS I
SIKLUS II
40

20

0
Dari grafik di atas bisa dilihat terjadi peningkatan ketuntasan
pencapaian KKM sesuai dengan standar yang ditetapkan Arikunto.
Yaitu siswa dikatakan berhasil di kelas tersebut apabila telah
mencapai standar nilai 65. Dan suatu kelas disebut telah berhasil
apabila jumlah yang mencapai nilai 65 minimal 80 %.
Pada siklus II guru telah menerapkan belajar dengan metode
Karya Wisata dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode
Karya Wisata dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
dengan Penerapan metode karya wisata. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus II mencapai ketuntasan.

C. Analisis dan Pembahasan Angket Respon Siswa


Dari angket yang diberikan kepada siswa, diperoleh data sebagai berikut :
Angket respon Siswa
Jumlah
Jumlah siswa
siswa
No Daftar Pertanyaan menjawab
menjawab
“TIDAK”
“YA”
1 Apakah kamu menyukai pelajaran IPS? 20 15
2 Apakah nilaimu bagus untuk mata pelajaran 20 15
IPS?
3 Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS 33 2
dengan metode karya wisata?
4. Apakah kamu ingin belajar IPS dengan metode 33 2
karya wisata?
5. Apakah nilaimu menjadi semakin baik setelah 32 3
digunakannya metode karya wisata dalam
pembelajaran IPS?
Dari angket tersebut diatas, bisa diketahui bahwa jumlah siswa yang
menyukai pelajaran IPS sebesar 57%, dan dari yang mendapat nilai baik
pada pelajaran IPS juga sebanyak 57% dari 35 siswa.
Sebagian besar siswa, yakni 94% dari 35 siswa menyukai
pembelajaran IPS dengan metode karya wisata dan ingin belajar IPS dengan
metode karya wisata lagi. Dan sebanyak 91% dari 35 siswa menjawab
bahwa nilainya semakin baik setelah digunakannya metode karya wisata.
D. Analisis dan pembahasan observasi aktivitas Siswa
No Aspek Pengamatan Jumlah Persentase
1 Memperhatikan penjelasan narasumber 30 86%
2 Tanggap terhadap perintah guru 28 80%
3 Kerja sama dengan kelompok 34 97%
4 Mengajukan pertanyaan keapada 19 54%
narasumber
5 Mencatat hasil diskusi 35 100%
6 Menganalisa permasalahan 18 51%
7 Melakukan diskusi intern kelompok 29 83%
8 Memberikan tanggapan 25 71%
9 Bertanya kepada guru 20 57%
10 Menjawab pertanyaan guru 24 69%
Berdasarkan table di atas, kegiatan belajar mengajar sudah berhasil.
Hal ini bisa dilihat dari persentase keaktifan siswa. Jadi, penggunaan
metode karya wisata sudah cukup berhasil.

E. Analisis dan pembahasan observasi aktivitas guru


skor
No Aktifitas Guru
1 2 3 4
1 Kesesuain dengan RPP 
2 Ketepatan pengguanaan metode 
3 Penggunaan media 
4 Memimpin diskusi 
5 Memotivasi siswa dalam pembelajaran 
6 Melakukan evaluasi 
7 Menyimpulkan hasil pembelajaran 

F. Analisis dan pembahasan observasi interaksi belajar mengajar


Rekapitulasi kegiatan belajar mengajar
Waktu keseluruhan KBM = 80 menit
1) TL (teacher lecture) = 15 menit = 19 %
2) TQ (teacher question) = 10 menit = 12 %
3) TR (teacher response) = 10 menit = 12 %
4) PR (pupil response) = 15 menit = 19 %
5) PQ (pupil question) = 15 menit = 19 %
6) PV (pupil volunteer) = 10 menit = 12 %
7) D (discuss) = 10 menit = 12 %
8) S (silence) = 0 menit = 0 %
9) X (unclassification) = 5 menit = 6 %
Dari rekapitulasi kegiatan belajar mengajar bisa dilihat bahwa keaktifan
siswa semakin meningkat. Interaksi belajar mengajar antara siswa dengan
guru ataupun siswa dengan siswa menunjukkan kemajuan yang signifikan
dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar dengan metode yang
biasanya.

G. Analisis dan pembahasan pengamatan pengelolaan pembelajaran


Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
I Persiapan 
II Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 
2. Memotivasi siswa 
3. Menghubungkan pelajaran sekarang dengan 
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
B. Kegiatan Inti
1. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar 
sendiri
2. Memberi materi 
3. Memberi bantuan secara individual/kelompok 
4. Membimbing siswa melakukan diskusi 
5. Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi 
C. Penutup
1. Meminta siswa membuat simpulan 
2. Memberikan tugas rumah 

III Pengelolaan waktu 


IV Pengamatan suasana kelas
1. Guru antusias 
2. Siswa antusias 
3. KBM terpusat pada guru
4. KBM terpusat pada siswa 
Sesuai dengan skala Likert
Favorable Unfavorable
Sangat baik 4 0
Baik 3 1
Normal 2 2
Buruk 1 3
Sangat Buruk 0 4

H. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Anak didik
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode
Karya Wisata memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil
Belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari sklus I dan II) .
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
ini berdampak positif terhadap kemampuan dan motivasi belajar. yaitu
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai pada setiap siklus yang
terus mengalami peningkatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari data tersebut di atas ,dapat disimpulkan bahwa :


 Metode resource based learning dengan karya wisata sangat tepat untuk
diterapkan di kelas IV untuk mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
 Metode resource based learning dengan karya wisata memberi pengaruh
positif terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar.
 Siswa memerlukan variasi metode pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

B. Saran
Berdasarkan data tersebut di atas, maka penulis menyarankan :

 Dalam kegiatan belajar mengajar, hendaknya ada variasi metode yang


digunakan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.
 Guru hendaknya mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada diri
setiap siswa.
 Guru hendaknya membuat para siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan guru
hendaknya mampu menggunakan sumber – sumber belajar yang ada dan
tidak hanya terpaku kepada buku teks yang ada di sekolah.

DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu & Ahmad Rohani HM. 1995. Pengelolaan Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
A.M., Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Nasution, S. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pophan, W james & Evi L Baker.1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, M. Ngalim. 1994. Prinsip –Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Subroto, B Suryo. I997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algesindo
Indra.2009.Hasil Belajar (pengertian dan definisi) http://indramunawar.
blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html.diakses tanggal 27 Maret 2010
Mahfudh.2009.Metode Karya Wisata
http://idb4.wikispaces.com/file/view/rc03-
PENGGUNAAN+METODE+KARYA+WISATA+DALAM+UPAYA
+MENINGKATKAN+MOTIVASI+BELAJAR+SISWA+PADA+BID
ANG+STUDI+AGAMA+ISLAM.pdf.diakses tanggal 27 maret 2010
Koperasi Indonesia.2008. http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008/09/
koperasi-pengertian-koperasi-indonesia.html.diakses tanggal 27 maret
2010

Lampiran I
Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Pohkecik I Kecamatan Dlanggu
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pembelajaran : Sejarah Koperasi Indonesia
Hari/Tanggal : / Maret 2010
Waktu : 3 X 40 menit

Standar Kompetensi
Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan
kabupaten/ kota provinsi.

Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indikator
 Menjelaskan Pengertian Koperasi.
 Menjelaskan tujuan dan azaz koperasi.
 Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan usahanya.

Tujuan Pembelajaran
Agar siswa didik dapat:
 Menjelaskan Pengertian Koperasi.
 Menjelaskan tujuan dan azaz koperasi.
 Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan usahanya.

Materi
(Terlampir)

Metode
 Resource based learning
 Karya Wisata
 Tanya jawab
 Ceramah
 Penugasan

Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal(10 menit)
 Guru mengucapkan salam
 Guru mengkondisikan kelas supaya siswa siap menerima pelajaran.
Siswa duduk menurut kelompoknya
 Guru memancing skemata siswa tentang materi yang akan dipelajari.
 Guru memberitahukan kepada siswa bahwa kita akan melakukan
kunjungan ke koperasi untuk mengenal koperasi dan mengidentifikasi
jenis-jenis koperasi dan usahanya
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
 Siswa dengan didampingi oleh guru berangkat ke koperasi
2. Kegiatan Inti (50 menit)
 Siswa mendengarkan penjelasan petugas koperasi
 Siswa mencatat pokok – pokok materi yang dijelaskan oleh petugas
koperasi
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
 Siswa melakukan tanya jawab dengan petugas koperasi mengenai
pengertian, tujuan dan azaz, serta jenis – jenis koperasi berdasarkan
bidang usahanya.
 Siswa membuat rangkuman penjelasan dari petugas koperasi bersama
dengan teman satu kelompoknya.
 Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya
 Setiap kelompok maju satu persatu dan membacakan hasil diskusi
kelompoknya.
 Kelompok yang lain bertanya atau berkomentar mengenai hasil kerja dari
kelompok yang maju
 Guru mengawasi kinerja siswa dan mengobservasi aktivitas siswa
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang telah diajarkan
 Siswa dengan dibimbing oleh guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
 Tindak lanjut materi berupa penugasan individu
Sumber Pembelajaran
- Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Pusat Perbukuan
- KTSP Ilmu Pengetauan Sosial
- Gambar Lambang Koperasi
- Koperasi wanita Kencono Wungu

Dlanggu, Maret 2010

Mengetahui, Kepala SDN Pohkecik I


Guru Pemula

Hj. Munto’iyah,M.M.Pd
NIP 196205201985012009 Ririn Suhariyanti
NIM 820088191

Lampiran II
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Pohkecik I Kecamatan Dlanggu
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pembelajaran : Sejarah Koperasi Indonesia
Hari/Tanggal : / Maret 2010
Waktu : 3 X 40 menit

Standar Kompetensi
Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan
kabupaten/ kota provinsi.

Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indikator
 Mengidentifikasi struktur organisasi koperasi.
 Menyebutkan tugas pokok pengurus koperasi.

Tujuan Pembelajaran
Agar siswa didik dapat:
 Mengidentifikasi struktur organisasi koperasi.
 Menyebutkan tugas pokok pengurus koperasi.

Materi
(Terlampir)

Metode
 Karya wisata
 Tanya jawab
 Diskusi
 Penugasan

Langkah-Langkah Pembelajaran
1.Kegiatan Awal(10 menit)
 Guru mengucapkan salam
 Guru mengkondisikan kelas supaya siswa siap menerima pelajaran.
Siswa duduk menurut kelompoknya
 Guru memancing skemata siswa tentang materi yang akan dipelajari.
 Guru memberitahukan kepada siswa bahwa kita akan melakukan
kunjungan ke koperasi untuk belajar mengenai struktur organisasi
koperasi dan memahami cara kerja koperasi.
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
 Siswa dengan didampingi oleh guru berangkat ke koperasi
2. Kegiatan Inti (50 menit)
 Siswa memperhatikan gambar struktur organisasi koperasi yang
ditunjukkan oleh ibu ketua koperasi.
 Siswa mendengarkan ketua koperasi mengenai struktur organisasi
koperasi.
 Siswa menyebutkan macam – macam jabatan dalam struktur organisasi
koperasi
 Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
 Siswa menerima lembar kerja kelompok dari guru
 Siswa mengamati secara langsung aktifitas petugas koperasi
 Setiap kelompok bertanya kepada petugas koperasi mengenai tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi.
 Siswa mencatat penjelasan dari petugas koperasi.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang telah diperoleh
selama kunjungan ke koperasi.
 Siswa dengan dibimbing oleh guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
 Tindak lanjut materi berupa penugasan individu
Sumber Pembelajaran
- Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Pusat Perbukuan
- KTSP Ilmu Pengetauan Sosial
- Gambar Lambang Koperasi
- Koperasi wanita Kencono Wungu
Dlanggu, Maret 2010
Mengetahui,
Kepala SDN Pohkecik I Guru Pemula

Hj. Munto’iyah,M.M.Pd Ririn Suhariyanti


NIP 196205201985012009 NIM 820088191
Lampiran III
Materi

KOPERASI INDONESIA

Koperasi Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia bertanya apa itu Koperasi:
lapenkop endefinisikan bahwa Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan kegiatan ekonomi koperasi (usaha koperasi) atas dasar prinsip-prinsip
Koperasi, nilai dan jatidiri koperasi sehingga mendapatkan benefit (manfaat) yang lebih
besar dengan biaya yang rendah melalui usaha bersama yang dimodali, dikelola (dimiliki)
dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Tujuan koperasi adalah meberikan nilai tambah secara ekonomi kepada
anggotanya dibandingkan dia sebelum bergabung dengan koperasi.
Dari pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:Asosiasi orang-orang. Artinya,
Koperasi indonesia adalah organisasi koperasi yang terdiri dari orang-orang yang terdiri
dari orang-orang yang merasa senasib dan sepenanggungan, serta memiliki kepentingan
ekonomi dan tujuan yang sama. Usaha bersama. Artinya, Koperasi indonesia adalah
badan usaha yang tunduk pada kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya
modal sendiri, menanggung resiko, penyedia agunan, dan lain-lain.
Manfaat yang lebih besar. Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya,
sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi lebih besar.
Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan aturan, harga
sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila dianggap perlu,
seperti untuk kepentingan investasi. Atau dengan pengertian lain Koperasi indonesia
adalah badan usaha atau usaha bersama yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi.
Koperasi juga berperan sebagai sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan dengan bentuk aoragnisasi koperasi. Dunia sepakat bahwa Koperasi
bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya demikian pula dengan koperasi Indonesia.
Jadi anggota koperasi dapat berupa: Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela
menjadi anggota koperasi.
Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang berbadan hukum yang
menjadi anggota koperasi sekunder dengan sakupan lebih luas (nasional).
Pengertian koperasi Indonesia juga terdapat dalam Pernyataan standar Akuntasi
Keuangan(PSAK) No. 27 (Revisi 1998), yang menyebutkan bahwa karateristik utama
koperasi indonesia yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi
memiliki identitas ganda. Identitas ganda anggota koperasi tersebut adalah bahwa
anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Koperasi
dikelola, dikendalikan dan dikembangkan bersama oleh seluruh anggotanya. Dalam
koperasi setiap anggota koperasi memiliki suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Hasil usaha koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU Koperasi
diberikan berdasarkan besarnya partisipasi anggota koperasi dalam bisnis
koperasi.Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU)
biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan
melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang
dilakukan oleh si anggota.
Peran dan Fungsi Koperasi Koperasi Indonesia mangacu kepada UU no.25
Tahun 1992 yang saat ini sedang disipakan penggantinya mempunyai peran dan fungsi
sebagai berikut: Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan Ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan Ekonomi dan sosialnya; Berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan Masyarakat koperasi Memperkokoh
Perekoniman rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian Nasional
dengan koperasi sebagai soko-gurunya
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Nilai Koperasi Nilai nilai koperasi adala nilai egaliterian, kesamaan, kekeluargaan, self
help, peduli terhadap sesama dan kemandirian salaha satunya. Koperasi indonesia
berangkat dari nilai koletivisme yang tercermin dengan budaya gotong royong
Prinsip Koperasi Prinsip koperasi sesuai UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan
prinsip koperasi, yaitu: Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Pengelolaan dilakukan
secara demokratis
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Kemandirian Pendidikan
perkoprasian
kerjasama antar koperasi ditingkat internasional ICA mengeluarkan prinsip-prinsip
koperasi yang kurang lebih sama dengan prinsip koperasi diatas
Koperasi Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia bertanya apa itu Koperasi:
lapenkop endefinisikan bahwa Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan kegiatan ekonomi koperasi (usaha koperasi) atas dasar prinsip-prinsip
Koperasi, nilai dan jatidiri koperasi sehingga mendapatkan benefit (manfaat) yang lebih
besar dengan biaya yang rendah melalui usaha bersama yang dimodali, dikelola (dimiliki)
dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Tujuan koperasi adalah meberikan nilai tambah secara ekonomi kepada anggotanya
dibandingkan dia sebelum bergabung dengan koperasi. Dari pengertian di atas dapat
diuraikan sebagai berikut: Asosiasi orang-orang. Artinya, Koperasi indonesia adalah
organisasi koperasi yang terdiri dari orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang
merasa senasib dan sepenanggungan, serta memiliki kepentingan ekonomi dan tujuan
yang sama. Usaha bersama. Artinya, Koperasi indonesia adalah badan usaha yang tunduk
pada kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya modal sendiri, menanggung
resiko, penyedia agunan, dan lain-lain. Manfaat yang lebih besar. Artinya, Koperasi
didirikan untuk menekan biaya, sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi
lebih besar. Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan
aturan, harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila
dianggap perlu, seperti untuk kepentingan investasi.
Atau dengan pengertian lain Koperasi indonesia adalah badan usaha atau usaha
bersama yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi. Koperasi juga berperan sebagai
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dengan bentuk
aoragnisasi koperasi. Dunia sepakat bahwa Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya demikian pula dengan koperasi Indonesia. Jadi anggota koperasi dapat
berupa: Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi; Badan
hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang berbadan hukum yang menjadi anggota
koperasi sekunder dengan sakupan lebih luas (nasional). Pengertian koperasi Indonesia
juga terdapat dalam Pernyataan standar Akuntasi Keuangan(PSAK) No. 27 (Revisi
1998), yang menyebutkan bahwa karateristik utama koperasi indonesia yang
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda.
Identitas ganda anggota koperasi tersebut adalah bahwa anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Koperasi dikelola, dikendalikan dan dikembangkan bersama oleh seluruh
anggotanya. Dalam koperasi setiap anggota koperasi memiliki suara yang sama dalam
setiap keputusan yang diambil koperasi. Hasil usaha koperasi disebut Sisa Hasil Usaha
(SHU). SHU Koperasi diberikan berdasarkan besarnya partisipasi anggota koperasi
dalam bisnis koperasi.Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,
misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh si anggota. Peran dan Fungsi Koperasi Koperasi Indonesia
mangacu kepada UU no.25 Tahun 1992 yang saat ini sedang disipakan penggantinya
mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut: Membangun dan mengembangkan potensi
dan kemampuan Ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan Ekonomi dan sosialnya;. Berperan serta secara aktif dalam
upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan Masyarakat koperasi.
Memperkokoh Perekoniman rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
Nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. Berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Nilai KoperasiNilai nilai koperasi adala nilai egaliterian, kesamaan,
kekeluargaan, self help, peduli terhadap sesama dan kemandirian salaha satunya.
Koperasi indonesia berangkat dari nilai koletivisme yang tercermin dengan budaya
gotong royong
Prinsip koperasi sesuai UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip
koperasi, yaitu: Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Pengelolaan dilakukan secara
demokratis
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi) Pemberian
balas jasa yang terbatas terhadap modal Kemandirian Pendidikan perkoprasian kerjasama
antar koperasi ditingkat internasional ICA mengeluarkan prinsip-prinsip koperasi yang
kurang lebih sama dengan prinsip koperasi diatas
Lampiran IV

Soal / Instrumen
a. Tes Uraian ( Siklus I)
1. Apa yang dimaksud dengan koperasi itu?
2. Apa tujuan koperasi? Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan koperasi sosial?
4. Bagaimana pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992?
5. Koperasi berdasarkan azas kekeluargaan, apa artinya!
6. Sebutkan 5 gambar pada lambang koperasi dan jelaskan artinya!
7. Sebutkan kegiatan usaha yang dilakukan koperasi!
8. Siapakah anggota koperasi produksi?
9. Sebutkan 3 fungsi KUD!
10. Sebutkan 3 macam koperasi jasa!
11. Apa tujuan didirikannya koperasi kredit?

b. Tes Uraian (Siklus II)


1. Modal koperasi berasal dari..............
2. Sifat keanggotaan koperasi sukarela artinya...........
3. Jumlah anggota koperasi paling sedikit ...........orang
4. Keuntungan dalam koperasi disebut ..............
5. Hari koperasi diperingati setiap tanggal.........
6. Koperasi apa yang kalian kunjungi?
7. Sebutkan bidang usaha yang dijalankan!
Lampiran V

Angket respon Siswa

Nama :_____________________
No. absen :_____________________
Berilah tanda cek () pada jawaban yang kamu pilih
No Daftar Pertanyaan ya Tidak
1 Apakah kamu menyukai pelajaran IPS?
2 Apakah nilaimu bagus untuk mata
pelajaran IPS?
3 Apakah kamu menyukai pembelajaran
IPS dengan metode karya wisata?
4. Apakah kamu ingin belajar IPS dengan
metode karya wisata?
5. Apakah nilaimu menjadi semakin baik
setelah digunakannya metode karya
wisata dalam pembelajaran IPS?

Lampiran VI
Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Pengamatan frekuensi Persentase


1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Tanggap terhadap perintah guru
3 Kerja sama dengan kelompok
4 Melaksanakan diskusi
5 Mencatat hasil diskusi
6 Menganalisa permasalahan
7 Melakukan diskusi antar kelompok
8 Memberikan tanggapan
9 Bertanya kepada guru
10 Menjawab pertanyaan guru

Dlanggu, Maret 2010


Pengamat

(______________________)

Lampiran VII
Observasi aktifitas Guru

skor
No Aktifitas Guru
1 2 3 4
1 Kesesuain dengan RPP
2 Ketepatan pengguanaan metode
3 Penggunaan media
4 Memimpin diskusi
5 Memotivasi siswa dalam pembelajaran
6 Melakukan evaluasi
7 Menyimpulkan hasil pembelajaran

Dlanggu, Maret 2010


Pengamat

(______________________)

Lampiran VIII

LEMBAR OBSERVASI INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR


SEKOLAH : SDN POHKECIK I GURU : RIRIN SUHARIYANTI,A.Ma
KELAS : IV TANGGAL : ____________________
PENGAMAT : ___________________ WAKTU : ____________________

PETUNJUK
A. Isilah kolom kosong berikut dengan menuliskan angka pilihan yang sesuai dari kiri ke
kanan.
B. Setiap kolom digunakan untuk kegiatan selama 30 detik, sehingga dalam satu baris
untuk kegiatan selama 10 menit
C. Angka isian untuk kegiatan yang dominant :
1. Bila guru mengajar (TL = teacher lecture)
2. Bila guru bertanya ( TQ = teacher question)
3. Bila guru merespon (TR = teacher response)
4. Bila siswa merespon (PR = pupil response)
5. Bila siswa bertanya ( PQ = pupil question)
6. Bila ada siswa sukarelawan ( PV = pupil volunteer)
7. Bila siswa berdiskusi (D = discuss)
8. Bila suasana kelas tenang (S = silence)
9. Bila bukan kategori (X = unclassification)

1 2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  17  18  19  20 
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
Rekapitulasi kegiatan belajar mengajar
Waktu keseluruhan KBM = ___________menit
1. TL (teacher lecture) = ___________menit = _________%
2. TQ (teacher question) = ___________menit = _________%
3. TR (teacher response) = ___________menit = _________%
4. PR (pupil response) = ___________menit = _________%
5. PQ (pupil question) = ___________menit = _________%
6. PV (pupil volunteer) = ___________menit = _________%
7. D (discuss) = ___________menit = _________%
8. S (silence) = ___________menit = _________%
9. X (unclassification) = ___________menit = _________%

Lampiran IX
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Nama Guru : Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Hari/Tanggal :
Pokok bahasan : Kelas/Semester :
Subpokok Bahasan : Waktu :
Petunjuk :
Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini berdasarkan prinsip pembelajaran interaktif
yang dilakukan guru. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai!
Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
I Persiapan
II Pelaksanaan
D. Pendahuluan
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memotivasi siswa
6. Menghubungkan pelajaran sekarang dengan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
E. Kegiatan Inti
1. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar
sendiri
2. Memberi materi
3. Memberi bantuan secara individual/kelompok
4. Membimbing siswa melakukan diskusi
5. Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi
F. Penutup
1. Meminta siswa membuat simpulan
2. Memberikan tugas rumah

III Pengelolaan waktu


IV Pengamatan suasana kelas
5. Guru antusias
6. Siswa antusias
7. KBM terpusat pada guru
8. KBM terpusat pada siswa
Keterangan : Dlanggu, Maret 2010
1 = Kurang baik Pengamat
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik

(__________________)

Lampiran X
Aktifitas Siswa selama proses pembelajaran
Lampiran XII
CV Peneliti

Peneliti
Nama : Ririn Suhariyanti, A.Ma
Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 10 April 1986
Alamat : Ngoro Kabupaten Mojokerto
Pekerjaan : Guru
Riwayat Pendidikan : SDN Wonosari
SLTPN I Ngoro
SMAN I Mojosari
D-II PGSD UNESA

Pengamat
Nama : Iftitahatul Fuadah, S.Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 18 November 1984
Alamat : Kesamben Kabupaten Jombang
Pekerjaan : Guru
Riwayat Pendidikan : SD Muhammadiyah
SLTPN I Kesamben
SMAN I Jombang
S-I Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah

You might also like