Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah terapi Gestalt.
2. Mengetahui konsep utama dari terapi Gestalt.
3. Memahami proses terapeutik terapi Gestalt.
4. Memahami teknik-teknik terapi Gestalt.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
individu membentuk berbagai cara menghindari masalah, dan karenanya menemui
jalan buntu dalam pertumbuhan pribadinya.
b. Saat sekarang
Bagi Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa
lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang
penting. Salah satu sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekanannya
pada di sini-dan-sekarang serta pada belajar menghargai dan mengalami
sepenuhnya saat sekarang. Berfokus pada masa lampau dianggap sebagai suatu
cara untuk menghindari tindakan mengalami saat sekarang sepenuhnya.
Perls menerangkan kecemasan sebagai “ senjang antara saat sekarang dan
saat kemudian”. Menurut Perls, jika individu-individu menyimpang dari saat
sekarang ini dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka
mengalami kecemasan.
Guna membantu klien untuk membuat kontak dengan saat sekarang,
terapis lebih suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan “apa” dan “bagaimana”
ketimbang “mengapa”. Dalam rangka meningkatkan kesadaran atas “saat
sekarang”, terapis melakukan dialog dalam kala ini dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa yang terjadi saat sekarang? Apa yang sedang
berlangsung sekarang? Bagaimana kesadaran anda saat ini? Dan lain-lain.
Menurut Perls, pertanyaan-pertanyaan “mengapa” hanya akan mengarah kepada
rasionalisasi-rasionalisasi dan “penipuan-penipuan diri” serta menjauhkan
individu dari kesegaran mengalami. Pertanyaan-pertanyaan “mengapa” juga
mengarah kepada pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau yang
hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat sekarang.
3
perasaan, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan dibawa
kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang
efektif dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.
Polster mengatakan, bilamana urusan yang tidak selesai membentuk
pusat keberadaan seseorang, maka semangat pemikiran orang tersebut terjadi
terhambat. Idealnya, orang yang tak terhambat memiliki kebebasan untuk terlibat
secara spontan dengan apa saja yang diminatinya sampai minatnya itu terpuaskan
dan sesuatu yang lain mengandung perhatiannya. Itu merupakan suatu proses
yang alamiah, dan orang yang hidup menurut irama ini merasa dirinya luwes,
terbuka, dan efektif.
Perasaan-perasaan yang tidak diketahui menghsilkan sisa emosi yang tak
perlu, yang mengacaukan kesadaran yang terpusat pada saat sekarang. Menurut
Perls, rasa sesal atau dendam paling sering menjadi sumber dan menjadi bentuk
urusan yang tidak selesai yang paling buruk. Dalam pandangannya, rasa sesal
menjadikan individu terpaku, yakni ia tidak bisa mendekati atau terlibat dalam
komunikasi yang otentik sampai dia mengucapkan rasa sesalnya itu.
4
b. Fungsi dan Peran Terapis
Sasaran terapis adalah kematangan klien dan pembokaran “hambatan-
hambatan yang mengurangi kemampuan klien berdiri di atas kaki sendiri”.
Tugas terapis adalah membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari
dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan letak jalan
buntu. Jalan buntu adalah titik tempat individu menghindari mengalami perasaan-
perasaan yang mengancam karena dia merasa tidak nyaman.
Satu fungsi yang penting adalah memberi perhatian kepada bahasa tubuh
kliennya. Isyarat-isyarat non verbal dari klien menghasilkan informasi yang kaya
bagi terapis, sebab isyarat-isyarat itu sering “menghianati” perasaan-perasaan
klien, yang klien sendiri tidak menyadarinya.
Terapi menyajikan intervensi dan tantangan yang diperlukan, yang bisa
membantu individu memperoleh pengetahuan dan kesadaran sambil melangkah
menuju pertumbuhan. Dengan mengakui dan mengalami penghambat-
penghambat pertumbuhannya, maka kesadaran individu akan penghambat-
penghambat itu akan meningkat sehingga dia kemudian bisa mengumpulkan
kekuatan guna mendapatkan keberadaan yang lebih otentik dan vital.
5
2.4 Teknik-teknik Terapi Gestalt
Sebagai terapi eksistensial, praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan
hubungan pribadi ke pribadi antara terapis dengan klien. Dan teknik-teknik dalam
terapi Gestalt digunakan sesuai gaya pribadi terapis.
Adapun teknik-teknik tersebut berupa permainan yang akan dijabarkan
sebagai berikut:
Permainan dialog
Si klien berperan sebagai top dog (orang yang kritis, dan konselor
berperan sebagai underdog (tanpa tanggung jawab, ingin dimaklumi). Kedua
peran tersebut akan terlibat dalam pertarungan yang tidak berkesudahan untuk
memperoleh sebuah kendali, sehingga individu menjadi terpecah kedalam situasi
sebagai pengendali sekaligus yang dikendalikan.
Teknik semacam ini sering bisa menggerakkan para klien ke arah
sungguh-sungguh mengalami peran yang mereka mainkan untuk seterusnya, yang
acap kali menghasilkan penemuan kembali aspek-aspek diri yang otonom.
Berkeliling
Suatu latihan terapi Gestalt dimana klien diminta untuk berkeliling ke
anggota-anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan sesuatu dengan
setiap anggota kelompok itu. Teknik ini dimaksudkan untuk menghadapi,
memberanikan dan menyingkapkan diri, bereksperimen dengan tingkah laku yang
baru, serta tumbuh dan berubah.
Bermain proyeksi
Dinamika proyeksi terdiri atas seseorang melihat pada orang lain hal-hal
yang justru ia tidak mau melihatnya dan menerimanya pada dirinya sendiri.
Dalam permainan ini, konselor akan meminta si klien untuk mencoba-
cobakan pernyataan-pernyataan tertentu yang ditujukan kepada orang lain dalam
kelompok.
6
Teknik pembalikkan
Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu seringkali mempresentasikan
pembalikan impuls-impuls yang mendasari atau yang laten. Jadi, terapis bisa
meminta klien yang mengaku menderita inhibisi-inhibisi yang kuat dan rasa malu
yang berlebihan agar memainkan peran sebagai seorang ekshibisionis dalam
kelompok.
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun
ke dalam sesuatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan
kecemasan, dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan
atau diingkarinya. Teknik ini bisa membantu para klien untuk menerima atribut-
atribut pribadinya yang dicoba diingkarinya.
Permainan ulangan
Para klien melakukan permainan berbagai pengulangan satu sama lain
dalam upaya meningkatkan kesadaran atas pengulangan-pengulangan yang
dilakukan oleh mereka dalam memenuhi tuntutan memainkan peran-peran sosial.
Mereka menjadi lebih sadar betapa mereka selalu mencoba memenuhi
pengharapan-pengharapan orang lain, sadar atas seberapa besar derajat keinginan
mereka untuk disetujui, diterima, dan disukai, serta sejauh mana mereka berusaha
memperoleh penerimaan.
Permainan melebihkan
Permainan ini berhubungan dengan konsep peningkatan kesadaran atas
tanda-tanda dan isyarat-isyarat halus yang dikirimkan oleh seseorang melalui
bahasa tubuh. Klien diminta untuk melebih-lebihkan gerakan-gerakan atau mimik
muka secara berulang-ulang, yang biasanya mengintensifkan perasaan yang
berpaut pada tingkah laku dan membuat makna bagian dalam menjadi lebih jelas.
Teknik ini sering membawa hasil bahwa klien mulai sungguh-sungguh
mendengar dan didengar oleh dirinya sendiri.
7
Tetap pada perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya.
Terapis mendesak klien untuk tetap dengan atau menahan perasaan yang ia ingin
menghindarinya itu. Teknik ini bertujuan membuat jalan menuju tahap-tahap
petumbuhan yang lebih baru.
8
REFERENSI
http://makhluksurga.blogspot.com/2009/05/sekilas-tentang-terapi-gestalt.html
11 Desember 2009 (10:26 AM)
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-teknik-dan-
kewirausahaan/terapi-gestalt 14 Desember 2009 (11:40 AM)
http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/ciri-ciri-teori-konseling/ 14 Desember
2009 (11:41 AM)
http://phakiah.multiply.com/journal/item/24/TEORI-
TEORI_YANG_DIGUNAKAN_DALAM_KONSELING_DAN_PSIKO
TERAPI 14 Desember 2009 (12:03 PM)