You are on page 1of 28

KARAKTERISTIK WANITA DALAM AL-QUR'AN

Oleh : Agus Jaya

PENDAHULUAN
Islam sebagai agama universal diperuntukkan bagi global (QS : al Furqon : 1)1 telah
menjelaskan karakteristik wanita, mulai dari kedudukannya yang terhormat, tanggung
jawab besar yang dipikulnya baik di dalam maupun di luar rumah, sampai pada peluang-
peluang yang diberikan agama kepada wanita agar mampu berpartisipasi secara sungguh-
sungguh dan bermanfaat di dalam masyarakat. Namun demikian, seiring dengan
pergantian zaman dan perputaran waktu, kedudukan wanita mengalami sedikit
pergeseran, hingga sampai ke tingkat yang paling rendah seperti yang terjadi pada
permulaan abad keempat belas Hijriah. Kemudian dengan bermulanya era penjajahan
modern, terjadi pula benturan keras antara peradaban Barat dan masyarakat Islam yang
menimbulkan berbagai dampak sampingan, antara lain ditandai dengan munculnya dua
aliran yang kontradiktif. Pertama, aliran yang terpengaruh dan silau ketika melihat
peradaban Barat sehingga menerima saja bulat-bulat manis pahit dan baik buruknya
peradaban tersebut. Kedua, aliran yang menutup mata secara total untuk kemudian hanya
mau mengikuti warisan yang ditinggal para leluhur mereka tanpa melihat manfaat dan
ketidakmanfaatannya. Setelah pengaruh benturan tersebut berakhir, setiap arus kembali
mengevaluasi dan meninjau kembali beberapa sikapnya terhadap karakteristik wanita,
meskipun dalam kadar yang berbeda. Akibatnya, dalam masyarakat Islam tampil
beberapa model yang sebagiannya memiliki kadar keistiqamahan tertentu terhadap
syariat Allah, dan sebagiannya lagi, sedikit atau banyak, telah menyimpang dari syariat
Allah. Bersamaan dengan berlanjutnya upaya para ulama yang ikhlas, kita berharap
supaya sikap istiqamah semakin bertambah sehingga karakteristik wanita sampai pada
posisi yang telah ditetapkan oleh Islam dan masyarakat Islam kembali hidup makmur
serta sejahtera menuju kebangkitan yang didambakan.
Pada dasarnya, seruan yang dialamatkan kepada laki-laki dan wanita adalah sama,
mulai dari penetapan martabat manusia sampai pada tanggung jawabnya dalam bidang
1
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam

1
pidana. Dengan catatan, adanya beberapa perbedaan yang sifatnya terbatas, namun telah
ditetapkan dengan terang dan jelas oleh Allah. Pokok dari semuanya adalah persamaan,
adapun perbedaan terletak pada pengecualian dari yang pokok. Setiap upaya yang
mengarah pada penghapusan yang pokok merupakan kekeliruan besar yang berlawanan
dengan syariat. sehingga Kadang-kadang dalam satu seruan laki-laki dan wanita
disebutkan bersamaan. Hal itu merupakan karunia Allah sebagai penegasan tentang
persamaan laki-laki dengan wanita.

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DARI ASAL YANG SAMA DAN MEMILIKI


KEDUDUKAN YANG SAMA

A. Laki-Laki Dan Perempuan Dari Asal Yang Sama


Sebagai hamba ciptaan Allah swt yang diperintahkan untuk senantiasa beribadah kepada-
Nya (az-Zariyaat : 56)2, maka asal penciptaan laki-laki dan perempuanpun sama,
sebagaimana Firman Allah swt3 :
‫جججاًل‬ َ
َ ِ‫مججا ر‬
َ ُ‫من ْه‬
ِ ‫ث‬
ّ َ ‫جَها وَب‬ ِ َ‫خل َق‬
َ ْ‫من َْها َزو‬ َ َ‫حد َةٍ و‬
ِ ‫س َوا‬
ٍ ‫ف‬
ْ َ‫ن ن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫م‬ َ َ ‫خل‬
ْ ُ ‫قك‬ َ ‫ذي‬ِ ّ ‫م ال‬
ُ ُ ‫قوا َرب ّك‬
ُ ّ ‫س ات‬
ُ ‫َيا أي َّها الّنا‬
(1 : ‫ )النساء‬... ‫ساًء‬ َ ِ ‫ك َِثيًرا وَن‬
Dalam memahami kata (‫ق ِمْنَها‬
َ ‫)َوخََل‬, para mufassir terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
Kelompok pertama : kelompok jumhur mufassirin yang berpendapat bahwa Hawa
(pasangan bagi Adam) tercipta dari tulang rusuk Adam sebelah kiri yang
bengkok. (Ibnu Katsir 1993, 1 : 458-459, at Thobari, an Nisa : 1) 4

2
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
3
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
4
Ungkapan Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menjelaskan hal tersebut adalah :
,‫ من خلفه وهو نائم‬,‫}وخلق منها زوجها{ وهي حواء عليها السلم خلقت من ضلعه اليسر‬
.... ‫ فأنس إليها وأنست إليه‬,‫فاستيقظ فرآها فأعجبته‬
Dan ungkapan at Thobari dalam tafsirnya adalah :
{‫جههها‬َ ‫و‬
ْ ‫مْنههها َز‬ َ َ ‫خههل‬
ِ ‫ق‬ َ ‫و‬
َ } :‫ عن قتههادة‬,‫ حدثنا سعيد‬:‫ قال‬,‫ حدثنا يزيد‬:‫ قال‬,‫حدثنا بشر بن معاذ‬
.‫ من ضلع من أضلعه‬,‫واء خهلقت من آدم‬ ّ ‫يعنهي ح‬

2
Kelompok kedua : menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam ayat diatas adalah Hawa
diciptakan dari ”nafs” yang satu dimana Adam diciptakan dari hal itu juga.5
(Fathul Qodir : an Nisa : 1)
Dari pendapat diatas bisa dipahami bahwa pendapat kedua telah meletakkan
dasar-dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan

B. Laki-Laki Dan Perempuan Memiliki Kedudukan Yang Sama


Ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisis
kedudukan laki-laki dan Perempuan antara lain sebagai berikut:
1. Laki-laki dan Perempuan Sama-sama sebagai Hamba (Az-Dzariyat : 56), dan
dalam kapasitas sebagai hamba, laki-laki dan perempuan masing-masing akan
mendapatkan penghargaan dari Tuhan sesuai dengan kadar pengabdiannya (al-
Nahl : 97, Assa’dy, 2000 : 448-449, al Jalalain, 1998 : 278, as Shobuni,tt. 2 : 142)
2. Laki-laki dan Perempuan sebagai Khalifah di Bumi (Al-An'am :165). Kata
Khalifah tidak menunjuk kepada salah satu jenis kelamin atau kelompok etnis
tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama sebagai
khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifahannya di
bumi, sebagaimana halnya mereka harus bertanggung jawab sebagai hamba
Tuhan.
3. Laki-laki dan Perempuan Menerima Perjanjian Primordial, jadi antara laki-laki
dan perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima perjanjian
primordial dengan Tuhan. Seperti diketahui, menjelang seorang anak manusia
keluar dari rahim ibunya, ia terlebih dahulu harus menerima perjanjian dengan
Tuhannya (Al-A’raf : 172, as Shobuni,tt.1: 481, al Jalalain, 1998 : 173, as sa’dy :
2000 : 308). Demikian juga Al-Qur'an mempunyai pandangan positif terhadap
manusia, Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah memuliakan seluruh anak cucu
Adam (Q.S. Al-Isra : 70, As sa’dy, 2000 : 463, as Shobuni, tt. 2: 170 ). Dan tidak
ada satupun ayat yang menunjukan keutamaan seseorang karena faktor jenis

5
Ungkapan yang dimaksud adalah
‫ أي خلقكم مههن‬:‫ هو معطوف على مقدر يدل عليه الكلم‬:‫"وخلق منها زوجها" قيل‬
ً ‫ فيكون الفعل الثاني داخل‬،‫ على خلقكم‬:‫ وقيل‬،‫ وخلق منها زوجها‬،‫ل‬ ً ‫نفس واحدة خلقها أو‬
‫ وخلق من تلك النفس التي هههي عبههارة عههن آدم زوجههها‬:‫ والمعنى‬.‫مع الول في حيز الصلة‬
‫وهي حواء‬

3
kelamin atau karena keturunan suku bangsa tertentu. Kemandirian dan otonomi
perempuan dalam tradisi Islam sejak awal terlihat begitu kuat. Sehingga dalam
Islam, perempuan mukallaf dapat melakukan berbagai perjanjian, sumpah dan
nazar, baik kepada sesama manusia maupun kepada Tuhan. Tidak ada suatu
kekuatan yang dapat menggugurkan janji, sumpah atau nazar mereka (Al-Ma'idah
: 89).
4. Adam dan Hawa, Terlibat secara Aktif dalam Drama Kosmis
- Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas surga (Al-
Baqarah : 35, Ibnu katsir, 1993. 1 : 107-108, Hawa, 1999. 1 : 118, al
qurtuby,1996. 1 : 311-318)
- Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari syaitan (Q.S. Al-
A'raf : 20, Ibnu katsir 1993. 2 : 214, as Shobuni., tt. 1 : 439)
- Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima akibat jatuh ke
bumi (al-A'raf : 22, Ibnu katsir ,1993. 2 : 214, as Shobuni, tt. 1 : 439-440)
- Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni Tuhan (Al-A'raf:
23, Ibnu katsir, 1993. 2 : 214-215, as Shobuni, tt. 1 : 440)
- Setelah di bumi, keduanya mengembangkan keturunan dan saling
melengkapi dan saling membutuhkan (Al-Baqarah : 187, Ibnu Katsir.
1993.1 : 226, as Shobuni, tt..1: 122-123).
5. Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Berpotensi Meraih Prestasi
Dalam hal peluang untuk meraih prestasi maksimum, tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, sebagaimana ditegaskan secara khusus di dalam tiga
ayat Al-Qur'an (Ali Imran : 195, An-Nisa : 124 dan Mu’min : 40). Ayat-ayat ini
mengisyaratkan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun
urusan karier profesional, tidak mesti dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin
saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama meraih
prestasi optimal

ISTILAH-ISTILAH YANG MENUNJUKKAN WANITA DALAM AL-QUR’AN

4
Dalam menjelaskan hal-hal yang menunjukkan wanita, Allah swt menggunakan beberapa
istilah. Setiap istilah yang Allah swt gunakan memiliki pengertian sendiri yang tidak
terkandung dalam istilah lain. Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Untsa (‫ )أنثى‬jamaknya adalah (‫ الناثى‬،‫ )الناث‬lawan kata dari laki-laki (Munjid
1986 : 19), perempuan yang sempurna dari segala sisinya (ِAnis Dkk, tt : 29) kata
ini merupakan kata yang menunjukkan jenis perempuan dari segala aspeknya
sehingga Allah swt menyandingkannya dengan kata (‫ )َالذ ّك َُر‬dalam al Qur’an
sebagai lawan kata (Ali Imron : 36, Ali Imron : 195, An Nisa : 124, an Nahl : 97,
Ghofir : 40, Al Hujarat : 13, An Najm : 45, al Lail : 3). Pengertian jenis sangatlah
kuat jika kita hubungkan dengan akar kata yang sama yang menunjukkan jenis
pada laki-laki dan perempuan.6
2. Imroat (‫ )إمرأة‬: perempuan yang telah dewasa dan mampu menentukan pilihannya
sendiri serta telah menikah. Hal ini bisa dipahami dengan menelusuri ayat-ayat
yang menyebut kata Imro’at (Ali Imron : 35 dan 40, Yusuf : 30, Yusuf : 21,51, al
Qosos : 9, al Ahzab : 50, At Tahrim : 10, 11, Hud : 71, 81, Al Ankabut : 32 dan
33, al A’raf : 83 al Hijr : 60, an Naml : 57, az Zariyat : 29, al Masad : 4, Maryam :
5 dan 8) kecuali pada surat an Naml : 23 yang menjelaskan tentang negeri Saba’
yang diperintah oleh seorang wanita yang bernama Balqis. Perihal sudah atau
belumnya wanita ini menikah sebelum bertemu dengan nabi Sulaiman tidak
dijelaskan lebih lanjut dalam al Qur’an.7 (al Qurtubi1996, 13 : 217-220) dan pada
surat al Qosos ayat ke 23 menjelaskan dua orang wanita yang putri nabi Syuaib,
namun keduanya tidak dijelaskan lebih lanjut tentang pernah atau belumnya
menikah.
3. Nisa’ (‫ )نساء‬: kata nisa adalah kata yang menunjukkan sifat wanita baik dari sisi
kewanitaanya maupun sebagai penanggung jawab terhadap keutuhan keluarga.
Kata ini sering dijadikan antonim kata ”ar rijal” yang memiliki kesan sikap yang
lebih kuat dan menjadi penjaga bagi wanita.
6
Kata yang dimaksudkan oleh penulis adalah : zakar : alat kelamin yang menunjukkan jenis laki-laki dan
untsa adalah kata yang menunjukkan perempuan.
7
Diberitakan bahwa nabi Sulaiman menikahi rat Balqis dan setelah pernikahannya, Ratu Balqis kembali ke
Saba’ dan memerintah kerajaan Saba’ seperti sediakala dengan agama (Islam) yang dibawa oleh nabi
Sulaiman, selanjutnya nabi Sulaiman dengan menggunakan kendaraan angin mengunjungi ratu Balqis
sebulan sekali. Namun berita ini dibantah oleh Muhammad bin Ishaq dan Wahab bin Munabbih, bahwa
tidak pernah terjadi pernikahan antara nabi Sulaiman dan ratu Balqis. (lihat al Qurtuby 1996, 13 : 219)

5
4. Niswatun (‫ )نسوة‬: jama’ dari kata (‫ )نساء‬digunakan untuk menunjukkan kesan
lebih lemah. Karenanya dalam al Qur’an ketika menjelaskan orang-orang a’raby
Allah swt lebih memilih kata (‫ )نسوة‬untuk menunjukkan bahwa walaupun mereka
memiliki badan yang kuat akan tetapi sesungguhnya mereka lemah dibanding
orang-orang yang telah mengenal peradaban, karena mereka tidak
mengedepankan persatuan. (Ja’far, tt : 138)
5. Zaujun (‫ )زوج‬: digunakan untuk setiap yang berpasangan baik berakal (an Najm :
53, al Qiyamah : 39) maupun tidak (Hud : 40, ar Rahman : 52, al Mu’minun : 27,
az Zariyat : 49), seperti sepasang suami istri, sepasang merpati, sepasang sandal.
Dan ketika digunakan untuk manusia, maka bisa diartikan suami juga bisa berarti
istri, tapi tidak berarti pasangan suami istri. (al Ashfahani, tt : 220, Ibnu Manzur,
tt : 241-243 dan Ali 1996 : 1026)
6. Ummu (‫ )أم‬: kata umm dengan jamak ummahat memiliki sangat banyak pengertian
diantara ibu, orang tua perempuan, sumber, induk, asal, pangkal, pusat, pusat
permasalahan dam dasar. (Ali 1996 : 213) pengertian inipunpun bisa kita pahami
dengan menelusuri ayat-ayat yang menyebut kata umm (Ali Imron : 7, al An’am :
92, al A’rof 150, ar Ra’du : 39, Thoha : 94, al Qosos : 7 dan 10, as Syura : 7, az
Zukruf : dan Nisa : 23, Maryam : 28, Abasa : 35 dan ayat-ayat yang lain yang
menyebutkan kata umm)

WANITA-WANITA YANG DIABADIKAN AL QUR’AN


Sebagaimana banyak laki-laki yang diabadikan dalam al Qur’an, demikian juga
perempuan banyak yang diabadikan dalam al Qur’an. Akan tetapi berbeda dengan laki-
laki, Allah swt tidak menyebut nama wanita selain Maryam. Adapun perempuan yang
diabadikan dalam al Qur’an adalah :
1. Hawa, QS al Baqoroh : 35
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini , yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim. Al Baqoroh : 35
2. Maryam, QS Maryam :16-36

6
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan
diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, Maryam : 16.

3. Asiyah, Istri Fir`aun : QS. At Tahrim :11


Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di
sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya,
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. At Tahrim : 11
4. Bunda Nabi Musa a.s QS : al Qosos : 7
Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir
terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu
khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para
rasul. Al Qosos : 7
5. Istri Imran " QS : Ali-Imran : 35
Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang
saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari
padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." Ali Imron : 35
6. Aisyah Ra. An Nur : 11-18
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi
kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka
mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka
yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu
baginya azab yang besar. An Nur : 11
7. Dua wanita penggembala QS : al Qosos :23-28
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di

7
belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?"
Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),
sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak
kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya." Al Qosos : 23
8. Ratu Shaba (Balqis), QS : an Naml : 44.
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat
lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua
betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari
kaca." Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim
terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan
semesta alam." An Naml : 44
9. Istri Al-Aziz, QS Yusuf: 23-35
Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan
yang nyata." Yusuf : 30
10. Khaulah Binti Tsa'labah. QS : Al-Mujadilah : 1
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan
gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada
Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Al Mujadilah : 1
11. Hindun, QS : a. Masad / al Lahab : 4-5.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari
sabut al Masad : 4-5.
12. Istri Nabi Luth QS. 66:10
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-
orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang
saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada
suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka

8
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke
dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." At Tahrim : 10

13. Istri Nuh QS. 66:10


Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-
orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang
saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada
suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke
dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." At Tahri : 10

KARAKTERISTIK PEREMPUAN DALAM AL QUR’AN


Karakteristik perempuan dalam al Qur’an bisa dikategorikan menjadi dua bagia yaitu :
karakteristik positif dan karakteristik negatif.

A. Karakteristik Positif
Adapun karakteristik positif bisa diurai menjadi beberapa tipe yaitu :
a. tipe pejuang.
Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani menanggung risiko apa pun
saat keimanannya diusik dan kehormatannya dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti
Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun. Walau berada dalam cengkraman Fir'aun, Asiyah
mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih
memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir'aun. Allah SWT
mengabadikan doanya, Dan Allah menjadikan perempuan Fir'aun teladan bagi orang-
orang beriman, dan ia berdoa, Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu
dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku
dari kaum yang zalim (QS At Tahriim : 11).
Dalam QS. At Tahrim : 11, disebutkan bahwa Asiyah istri Fir`aun adalah
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman. Akibat dari keimanan Asiyah kepada

9
kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Sekalipun istri
seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam syurga.
Namanya juga disebutkan dalam QS al Qashash : 9 ketika beliau menyelamatkan Nabi
Musa ketika Nabi Musa dihanyutkan di sungai Nil.
Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang beriman,
ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu
dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (QS. Al Qoshash : 11)

b. tipe wanita shalihah yang menjaga kesucian dirinya.


Tipe ini diwakili Maryam binti Imran. Hari-harinya ia isi dengan ketaatan kepada Allah.
Ia pun sangat konsisten menjaga kesucian dirinya. Bagaimana akan ada bagiku seorang
anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan
(pula) seorang pezina! . Demikian ungkap Maryam (QS Maryam : 20). Karena
keutamaan inilah, Allah SWT mengabadikan namanya sebagai nama salah satu surat
dalam Alquran (QS Maryam). Maryam pun diamanahi untuk mengasuh dan
membesarkan Kekasih Allah, Isa putra Maryam (QS Maryam: 16-34). Allah SWT
memuliakan Maryam bukan karena kecantikannya, namun karena keshalihan dan
kesuciannya
Maryam, Ibunda dari Nabi Isa a.s. QS Maryam : 16-36. Agak spesial berbanding
yang lainnya, sampai-sampai Allah memberikan salah satu surah dalam Al-Qur’an
khusus memuat tentang kisahnya. Beliau merupakan figur wanita yang menjaga
kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa
remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya
hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.
Maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka , lalu kami mengutus
(Jibril a.s.) roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk
manusia yang sempurna.

10
Maryam berkata: ”Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwl”.
Ia (Jibril) berkata: ”Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,
untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suc”.
Maryam berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang
tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang
pezina.
Jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu adalah mudah bagiKu
dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.
Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya
itu ke tempat yang jauh. (QS. Maryam:16-22)
Proses persalinan Maryam melahirkan Isa as juga diceritakan dalam al Qur’an
dengan cukup rinci. Allah swt berfirman :
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma. Dia berkata: 'Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan
aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.' Maka Jibril menyerunya
dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhamu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma
itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu, maka makan, minum dan bersenang; hatilah kamu. Jika kamu melihat
seorang manusia, maka katakanlah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang; manusia pun pada hari ini.'" Maka Maryam membawa anak itu kepada
kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: 'Hai Maryam,
sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar. Hai saudara
perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu
sekali-kali bukanlah seorang pezina.' Maka Maryam menunjuk kepada anaknya.
Mereka berkata: 'Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih
dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberi
Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.'" (Maryam: 23-30)

11
Tuduhan Bohong Kaum Yahudi terhadap Maryam yang Suci
Guna menampakkan kesucian Maryam, Allah SWT berfirman dalam al Qur’an sebagai
perhormatan yang agung terhadap Maryam dan membebaskan wanita pilihan dari
tuduhan yang keji : Allah swt berfirman :
"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan) disebabkan mereka
melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-
keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar
dan mengatakan: 'Hati kami tertutup.' Bahkan sebenarnya Allah telah mengunci
mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali
sebagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)." (an-Nisa':
155-156)

Maryam, Wanita Pilihan atas Segala Wanita di Dunia


Ketangguhan Maryam dalam mengemban perintah Allah menyebabkannya dipilih
menjadi wanita pilihan dan panutan wanita dialam semesta. Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: 'Hai Maryam sesungguhnya
Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala
wanita di dunia (yang semasa, dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada
Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku.'" (Ali Imran: 42-
43)
"Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: 'Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di
sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan
selamatkanlah aku dan kaum yang zalim,' dan Maryam putri Imran yang
memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan kedalam rahimnya sebagian
dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan

12
Kitab-Kitab-Nya dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat." (at-Tahrim:
11-12)

c. tipe wanita penuh Tawakkal


Tipe ini diwakili Ibunda Nabi Musa as dan Hajar istri nabi Ibrahim as. Walau nama
mereka berdua tidak pernah disebut dalam al Qur’an, namun kisah
ketawakkalannya diabadikan sepanjang masa. Dalam al Qur’an dan hadits.
Allah swt berfirman :
Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu
khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah
kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya
Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah
seorang) dari para rasul. Al Qashash : 7
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1114]. Sesungguhnya hampir saja ia
menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya,
supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)
Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah
dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak
mengetahuinya
dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu
aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan
mereka dapat berlaku baik kepadanya?."
Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak
berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Al Qashash : 10-13
Hanya kepatuhan sang bunda yang sangat dalamlah kepada perintah Allah swt
yang menyebabkannya penuh ketawakkallan menerima dan melaksanakan
perintah. Ketegaran yang dimiliki oleh ibunda Musa as menyebabkannya

13
mampu berkumpul kembali dengan putra tersayang (Musa as) dan
menyebabkannya diabadikan sepanjang masa dalam al Qur’an. Wallahu a’lam.
Demikian juga dengan Hajar, do’a nabi Ibrahim ketika meninggalkan Hajar
istrinya dan Ismail putranya diabadikan dlaam al Qur’an :
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau
(baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyubur." (Ibrahim: 37)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan: "... kemudian
Ibrahim datang membawa Hajar dan Ismail anaknya yang sedang menyusui, lalu
menempatkan keduanya di samping Baitullah ... Demikianlah keadaannya hingga
datang rombongan dari Kabilah Jurhum ... Mereka datang, sedangkan ibu Ismail
berada di dekat air (zamzam). Mereka bertanya: 'Apakah engkau izinkan kami
tinggal di tempat ini?' Ibu Ismail menjawab: 'Boleh, tetapi kalian tidak berhak
atas air ini.' Mereka berkata: 'Baik.' Jawaban mereka itu membuat ibu Ismail
merasa dekat. Apalagi dia senang berteman. Akhirnya mereka tinggal di situ.
Kemudian mereka mengirimkan utusan pengundang keluarga mereka untuk
tinggal bersama-sama di tempat itu ...." (HR Bukhari).
Sebagai wanita pilihan Hajar senantiasa tetap tenang meskipun berada di daerah
terpencil yang belm pernah ia huni : hal ini bisa dilihat dari kelanjutan hadits diatas :
lalu Ibrahim berangkat hingga ketika sampai di Tsaniyyah dan mereka sudah
tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadapkan mukanya ke arah Baitullah, lalu
memanjatkan doa, sambil mengangkat kedua tangan dia berkata: "Wahai Tuhan
kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati. Wahai Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan
beri rezekilah mereka buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."
Selanjutnya, Ibu Ismail menyusukan Ismail dan dia sendiri minum dari air (yang

14
ditinggalkan Ibrahim dalam tong tadi). Ketika air yang dalam tong itu habis, dia
kehausan, dan begitu pula anaknya. Hajar melihat anaknya merintih kehausan.
Karena tidak tahan melihat anaknya begitu, Hajar pun berangkat (untuk mencari
air) Dia melihat bahwa Shafa adalah bukit yang terdekat dari tempat itu. Hajar
berdiri di atas bukit itu dengan menghadap ke arah lembah untuk melihat apakah
di sana ada orang. Namun dia tidak melihat seorang pun berada di sana. Lalu
dia turun dari bukit Shafa hingga sampai ke lembah tersebut. Dia mengangkat
ujung bajunya, lalu berlari sebagai larinya orang yang sangat kepayahan,
sehingga dia berhasil menembus lembah itu. Kemudian dia sampai ke Marwah,
lalu berdiri di atasnya dan melihat-lihat apakah ada seseorang di sana. Ternyata
tidak ada seorang pun di sana. Dia melakukan hal itu (berlari dari Shafa ke
Marwah) sebanyak tujuh kali. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw.
berkata: "Demikianlah halnya sa'i yang dilakukan manusia antara kedua bukit
tersebut."
karena ketawakkalan ini jualah Allah swt angkat derajat Hajar dan menjadikannya
diantara wanita-wanita pilihan dialam semesta :
"Tatkala Hajar sampai ke atas Marwah, dia mendengar suara, lalu dia berkata
kepada dirinya sendiri: 'Diamlah kamu.' Dia tekun mendengarkan suara itu.
Ternyata dia mendengarkan suara itu lagi, lalu dia berkata: 'Engkau telah
memperdengarkannya. Jika kamu ingin memberi pertolongan, maka tolonglah
aku.' Tiba-tiba malaikat (Jibril) muncul tepat pada tempat zamzam. Jibril
menggali dengan tumitnya --atau berkata: 'Dengan sayapnya'-- hingga keluarlah
air. Lalu Hajar membuat kubangan kecil dengan tangannya seperti ini,
selanjutnya menciduk air tersebut dan memasukkannya ke dalam tong.
Sedangkan air itu terus memancar setelah diciduk." Ibnu Abbas berkata bahwa
Nabi saw. bersabda: "Semoga Allah menyayangi Ibu Ismail. Seandainya dia
meninggalkan zamzam --atau beliau bersabda: 'Seandainya dia tidak menciduk
air itu'-- niscaya zamzam itu sudah menjadi mata air yang mengalir terus ke
permukaan buini." Beliau bersabda: "Lalu Hajar minum dan menyusukan
anaknya. Malaikat (Jibril) berkata kepada Hajar: "Janganlah kamu takut tersia-

15
sia, karena sesungguhnya di sinilah Baitullah itu di mana anak ini dan ayahnya
akan membangunnya kelak. Dan Allah tidak akan menyianyiakan keluarganya."

d. Tipe wanita pemimpin


tipe ini diwakili oleh Ratu Shaba (Balqis), Ia adalah seorang wanita yang tenang,
cerdas dan kaya raya. Seorang ratu yang mempunyai kekuasaan akhirnya tunduk dan
berserah diri kepada Allah,
Dikisahkan dalam QS an Naml : 20-44 ketika burung hud-hud membawa berita
dari negeri Saba kepada Nabi Sulaiman.
Sesunggnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugrahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar.
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan
telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.
(QS an Naml : 23-24)
"Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: 'Serupa inikah
singgasanamu?' Dia menjawab: 'Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami
telah diberi tahu sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.'
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk
melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-
orang yang kafir. Dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam istana.' Maka
tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan
disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: 'Sesungguhnya ia adalah
istana licin terbuat dari kaca.' Berkatalah Balqis: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman
kepada Allah, Tuhan semesta alam.'" (an-Naml: 42-44)

Sifat-sifat positif yang dimiliki oleh sang ratu sehingga mendapat perhormatan dengan
diabadikan dalam al Qur’an :
a. Memimpin Kerajaan yang Luas dan Kaya, Allah swt berfirman :

16
"Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: 'Mengapa aku tidak melihat
hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan
mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya
kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.' Maka
tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata. 'Aku telah megetahui
sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri
Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang
wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah, dan setan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah)
sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang
mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui
apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah tiada Tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arasy yang besar. '
(an-Naml: 20-26)
b. Suka Bermusyawarah dengan Para Petinggi Negara, Allah SWT berfirman:
"Berkata Sulaiman: 'Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu
jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.' Berkata ia (Balqis): 'Hai pembesar-
pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang, bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri." Berkata dia (Balqis): 'Hai para
pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah
memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).' Mereka
menjawab: 'Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan) dan keputusan berada di tanganmu;
maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.'" (an-Naml: 27-33)

17
c. Memahami Risiko yang Terjadi dan Kebijaksanaan Politiknya, Allah SWT
berfirman:
"Dia berkata: 'Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina;
dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan
mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan)
menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu. Maka tatkala
utusan itu sampai kepada Sulaiman. Sulaiman berkata: 'Apakah (patut) kamu
menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih
baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga
dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi
mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti
kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba') dengan terhina dan mereka
menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.' Berkata Sulaiman: 'Hai pembesar-
pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang
yang berserah diri.' Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: 'Aku akan
datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu
berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya ' Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari Al-Kitab: 'Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip.' Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya,
iapun berkata: 'Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia.'" (an-Naml: 34-40)
d. Cepat Tanggap Terhadap Kebenaran, Allah SWT berfirman:
"Dia berkata: 'Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah
dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).' Dan
ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: 'Serupa inikah singgasanamu?'

18
Dia menjawab: 'Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.' Dan
apa yang disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang
kafir. Dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam istana.' Maka tatkala dia
melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya
kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: 'Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dari kaca.' Berkatalah Balqis: 'Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah
berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah Tuhan semesta alam.'" (an-Naml: 41-44)

e. tipe wanita sebagai tulang punggung keluarga dan kekuatan firasatnya


Tipe ini diwakili oleh dua orang wanita pengembala kambing yang memiliki etos
kerja, dan tanggung jawab dalam pekerjaannya sehingga menjadi tulang punggung
keluarga nabi Syu’aib. Walau dengan kemapuan yang lebih rendah daripada lelaki
pengembala namun rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan telah menyatu pada diri
mereka, hingga pada satu ketika mereka berdua bertemu dengan nabi Musa as.
Dalam QS : al Qashash : :23-28 Allah swt berfirman ”
"Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya) dan ia menjumpai di
belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: 'Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?' Kedua
wanita itu menjawab: 'Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum
pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami
adalah seorang tua yang telah lanjut usianya.' Maka Musa memberi minum
ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang
teduh lalu berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu
kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.' Kemudian datanglah kepada Musa
salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata:
'Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia bisa memberi balasan terhadap
(kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.' Maka tatkala Musa mendatangi

19
bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya);
Syu'aib berkata: 'Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang
yang zalim itu.'" (al-Qashash: 23 -25)
Selanjutnya Allah SWT berfirman :
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata. 'Ya bapakku, ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik
yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya.'" (al-Qashash: 26)
Pada ayat ini Allah menunjukkan ketajaman firasat dan kecerdasan salah seorang
putri nabi Syu’aib, sehingga menyarankan kepada orang tuanya untuk memilih Musa as
sebagai pengembala ternak mereka menggantikan kedua putrinya yang selama ini
menjadi pengembala.

f. Tipe intelektual
tipe ini diwakili oleh Aisah ra. Ketangguhan Aisyah dalam memberikan kontribusi
sebagai “faktor penentu” di balik layar –tentu juga karena ma’unah Allah SWT,
menjadikan dia seorang wanita yang dijuluki “ibu orang-orang beriman (ummul
mukminin)”. Kalau Khadijah mem-back-up Rasulullah dari kecintaan (integritas,
motivator) dan materi (power, etos), ‘Aisyah mendukung dari kesetiaan (loyalitas) dan
ilmu (visi). Dengan demikian, apa yang dirisaukan oleh kalangan perempuan tentang
kesetaraan sebenarnya terjawab dengan sendirinya. Islam memang tidak mengajarkan
kesetaraan dalam arti sama rata, sama peran, dan sama fungsi, artinya sama dalam segala
hal. Islam mengajarkan proporsionalitas, berperan sebagaimana fungsi yang melekat
dalam dirinya.

g. Tipe ahli strategi dan siasat


tipe ini diwakili oleh saudara perempuan ibu nabi Musa as. Ketepatan dan keakuratan
strateginya diabadikan oleh Allah swt dalam al Qur’an :
Allah SWT berfirman: "Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang
perempuan: 'Ikutlah dia,' maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang
mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada

20
perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu: maka berkatalah
saudara Musa: 'Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan
memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?' Maka Kami
kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita
dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahuinya." (al-Qashash: 11-13)

h. Tipe Wanita sabar dan penuh pengorbanan


Tipe ini diwakili oleh Istri Imran. Ia yang menazarkan bayi yang masih berada dalam
kandungannya untuk kepentingan agama Allah swt. Allah SWT berfirman:
"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang
saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari
padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.' Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah
lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti
anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon
perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau daripada setan yang terkutuk.'" (Ali Imran: 35-36)
Istri Imran telah bernazar bahwa dia akan menjadikan anak yang ada dalam
kandungannya semata-mata untuk berkhidmat di Baitullah, yaitu Baitul Maqdis,
dibebaskan dari segala kesibukan duniawi. Suaminya, Imran, meninggal dunia ketika dia
dalam keadaan mengandung. Ketika dia melahirkan bayi perempuannya - padahal
sebenarnya dia berharap bayi lelaki, sebab yang dinazarkan untuk Baitullah hanyalah
anak laki-laki. ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak
perempuan. Tiadalah sama anak lelaki yang kuminta dengan anak perempuan yang
Engkau berikan. Anak lelaki dimaksudkan untuk berkhidmat, sementara anak perempuan
tidak cocok, karena lemah. Hal itu ia katakan untuk minta maaf kepada Tuhan karena dia
tidak bisa menepati janjinya. Akan tetapi, Allah SWT Yang Menciptakan laki-laki dan

21
perempuan menenangkan hati si ibu ini dengan cara menerima anak perempuannya untuk
berkhidmat di Baitul Maqdis. Maka jadilah Maryam sebagai hamba wanita yang sangat
tekun beribadah dan jujur serta melebihi, atau setidaknya, hampir melebihi kaum laki-laki
dalam soal ketekunan beribadah. Sementara permohonan perlindungan kepada Allah
(taawwudz) agar putrinya, Maryam, dan keturunannya terpelihara dari godaan setan, juga
telah diperkenankan oleh Allah SWT

i. Tipe wanita pejuang keadilan


Tipe ini diwakili oleh Khaulah Binti Tsa’labah. Ia adalah seorang wanita pendobrak
tradisi demi memperjuangkan keadailan, ia yang menggugat keputusan
Rasulullah saw sehingga Allah swt menurunkan ayat yang membenarkannya.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan
gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah.
Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar Lagi Maha Melihat. Orang-orang yang menzhihar istrinya di
antara kamu (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri
mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang
melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan
suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian
mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib
atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur.
Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui yang
kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak). Maka (wajib
atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka
siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang
miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat
pedih." (al-Mujadilah: 1)

22
Ayat ini turun sehubungan dengan kasus antara Aus bin Shamit dengan istrinya,
Khaulah binti Tsa'labah, ketika Aus berkata kepada istrinya: "Kamu bagiku sudah seperti
punggung ibuku." Pada zaman jahiliah, apabila seorang laki-laki mengucapkan kata-kata
seperti ini kepada istrinya berarti dia sudah mengharamkan istrinya bagi dirinya
(menalaknya). Karena itulah Khaulah pergi menemui Rasulullah saw. untuk mengajukan
gugatan mengenai perkara dengan suaminya ini. Dia berkata: "Demi Yang menurunkan
Al-Kitab kepadamu, dia (Aus) tidak pernah menyebut kata-kata talak ... Ya Allah, aku
mengadukan kepadamu betapa gundahnya batinku dan alangkah beratnya bagiku
berpisah dengannya. Ya Allah, turunkanlah melalui lidah Nabi-Mu suatu pemecahan
terhadap masalah yang kami hadapi ini." Maka turunlah ayat-ayat tersebut yang sekaligus
merupakan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi oleh Khaulah dan suaminya. Al
Wahidy 1998. 347-349.

B. Karakteristik Negatif
Disamping menjelaskan tentang karakteristik positif wanita, al Qur’an juga menjelaskan
karakteristik negatif wanita. Karakteristik ini bisa dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

a. Ttipe penghasut, tukang fitnah dan biang gosip.


Tipe ini diwakili Hindun, istrinya Abu Lahab. Alquran menjulukinya sebagai "pembawa
kayu bakar" alias penyebar fitnah. Dalam istilah sekarang wanita penyiram bensin.
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. demikian pula
istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut (QS Al Lahab : 1-5).
Bersama suaminya, Hindun bahu membahu menentang dakwah Rasulullah SAW,
menyebar fitnah dan melakukan kezaliman. Isu yang awalnya biasa, menjadi luar biasa
ketika diucapkan Hindun.
Istri Abu Lahab, dalam Al-Qur’an tidak disebutkan nama sebenarnya, tetapi
disebut bersama dengan nama suaminya (QS ; al Lahab : 4-5). Dia adalah istri dari paman
Nabi Muhammad saw, Abu Lahab. Nama sebenarnya adalah Umm Jamil dan saudara
perempuan dari Abu Sufyan. Di kala awal wahyu turun kepada Nabi Muhammad saw
untuk mengajarkannya kepada keluarga yang terdekat, Nabi mendapat kritikan serta

23
hinaan yang cukup menyakitkan dari pamannya sendiri Abu Lahab beserta istrinya.
Sebagai balasan dari perbeuatannya tersebut, Allah swt tegaskan dalam al Qur’an :
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah
berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu
bakar (penyebar fitnah) .(QS. Al Lahab : 4-5)

b. Tipe wanita penggoda.


Tipe ini diperankan Zulaikha saat menggoda Nabi Yusuf. Petualangan Zulaikha
diungkapkan dalam Alquran, Allah swt berfirman :
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata,
Marilah ke sini. Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung (QS Yusuf : 23).
Istri Al-Azis, tidak disebutkan namanya. Tetapi dalam kisah yang popular dikenal
dengan nama Zulaikha. Terdapat dalam QS Yusuf: 23-35, wanita yang disebutkan
mencoba menggoda Nabi Yusuf a.s.
Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:
Marilah ke sini. Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tidak akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis
Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu
di muka pintu. Wanita itu berkata: Apakah pembalasan terhadap orang yang

24
bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau dihukum
dengan azab yang pedih.
Yusuf berkata: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku kepadanya, dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: Jika baju
gamisnya koyak koyak di muka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk
orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka
wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang
berkatalah dia: Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu,
sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.
(Hai) Yusuf: Berpalinglah dari ini (rahsiakanlah peristiwa ini) dan kamu hai
istriku mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk
orang-orang yang berbuat salah.
Dan wanita-wanita di kota berkata: Istri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan
yang nyata.
Maka tatkala wanita itu (istri Al-Aziz) mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk,
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah
dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai jari tangannya dan
berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.
Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik)
kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan
dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak
mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya niscaya dia akan dipenjarakan
dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina. QS Yusuf: 23-35

25
c. Tipe wanita pengkhianat dan ingkar terhadap suaminya.
Allah SWT memuji wanita yang tidak taat kepada suaminya yang zalim, seperti
dilakukan perempuan Fir'aun (QS At Tahriim [66]: 11). Namun, pada saat bersamaan
Allah pun mengecam perempuan yang bekhianat kepada suaminya (yang saleh). Istrinya
Nabi Nuh dan Nabi Luth mewakili tipe ini. Saat suaminya memperjuangkan kebenaran,
mereka malah menjadi pengkhianat dakwah. Allah swt berfirman :
Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir.
Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya,
maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa)
Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), Masuklah ke neraka bersama orang-
orang yang masuk (neraka). (QS At Tahriim : 10).

Istri nabi Nuh, tidak bernama. Disebutkan bersama-sama dengan istri Nabi Luth sebagai
perumpamaan bagi istri yang tidak patuh kepada suaminya (QS 66:10). Mereka
merupakan figur dua orang istri dari para kekasih Allah yang tidak sempat merasakan
manisnya iman. Hatinya lebih condong kepada apa yang diikuti oleh orang banyak
daripada kebenaran yang dibawa oleh suaminya. Istri Nabi Nuh ikut tenggelam oleh
banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah, sedangkan istri Nabi Luth
ditelan bumi karena adzab Allah atas kaumnya yang melakukan liwath (homoseksual).

Penutup
Wanita-wanita yang dikisahkan Alquran ini hidup ribuan tahun lalu. Namun karakteristik
dan sifatnya tetap abadi sampai sekarang. Ada tipe pejuang yang kokoh keimanannya.
Ada wanita salehah yang tangguh dalam ibadah dan konsisten menjaga kesucian diri.
Ada pula tipe penghasut, penggoda dan pengkhianat. Terserah kita mau pilih yang mana.
Bila memilih tipe pertama dan kedua, maka kemuliaan dan kebahagiaan yang akan kita
dapatkan. Sedangkan bila memilih tiga tipe terakhir, kehinaan di dunia dan kesengsaraan
akhiratlah akan kita rasakan.

26
Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang
memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum
kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (QS An Nuur : 34).

Daftar Pustaka

AL-Qur’an dan Terjamahnya, Mujamma’ al-Malik al-Fahd li Thiba’at al-Mushaf asy-


Syarif Madinah al-Munawwarah, 1424 H
Abdul Baqi, Muhammad Fuad , al Mu’jam al Mufaharas li alfadz al Qur’an al Karim,
Darul Hadits : Kairo, 2001.
Ali, Atabik, Ahmad, Zuhdi, Mudhor, Kamus al-Ashri, Jogjakarta, Muassasat Ali Ma’sum
1996.
al-Ash-Fahani, ar-Roghib, Mu,jam Mufradat al-Faaz al-Qur’an,Dar al-Fikr, Beirut,
Libanon tt,
www. Altafsir.com. Fathul Qodir : an Nisa : 1
Hawa. Said, al-Asas fi at-Tafsir, Kairo : Dar as-Salam, 1999,
Ibnu Katsir, Ismail, Tafsir Qur’an al Azim, Darl Ma’rifah, Beirut , 1993
Ibnu Manzur, Abi, al-Fadl, Jamaluddin, Muhammad, bin Mukram, al-Afriqy, al-Masry,
Lisan al-Arab, Beirut : Dar al-Fikr
Ja’far, Abdul Ghofur Mahmud Mustafa, Min Thobaqot wa Madaris wa Manahij Tafsir al
Qur’an al Azim, al Azhar University, Kairo, tt.
al Mahalli,Ahmad bin Muhammad, dan Abdurrahman bin Abi Bakar, as Sayuthi, Tafsir
al Jalalain, Dar Ibnu Katsir, Damaskus, 1998
al-Munjid fi al-Lughoh wa al-A’lam, Beirut : Dar al-Masyriq

27
Mustafa, Ibrahim, Ahmad, Hasan, az-Zayyat, Hamid, Abdul, Qodir, Muhammad, Ali, an-
Najjar, al-Mu’jam al-Wasith, Istambul : al-Maktabah al-Islamiyah 1960
al-Qurtubi, al-Anshori, Ahmad, Muhammad, Abdullah, al-Jami’ li ahkam al-Qur’an,
Kairo : Dar al-hadits, 1996
As Sa’dy, Abdurrahman bin Natsir, Taisir Karim Ar Rahman, Mesir Jadidah : Uli an
Nuha, 2000
as-Shobuni, Ali, Muhammad, Shofwat at-Tafasir, Kairo : Dar as-Shobuni, tt.
At Thobary, Ibnu Jarir, Jami’ AL Bayan fi Tafsir al Qur’an
az-Zamakhsyari, al-Khowarzami, Ymar, Mahmud, Abu al-Qosim. al-Kasysyaf Haqoiqi
Ghowamidi at-Tanzilwa Uyun al-Aqowil fi Wujuh at-Ta’wil, Kairo : Mustofa al-
Babi al-Halaby, 1972

28

You might also like