You are on page 1of 37

PROFIL PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (PPKD)

KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2011

I. KOMITMEN

Tujuan akhir kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan adalah


membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan mengangkat harkat dan
martabat mereka agar menjadi warga negara dengan seluruh hak dan
kewajibannya (SMERU, 2003). Untuk itu salah satu strategi mendasar yang patut
ditempuh adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi orang miskin
untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan ekonomi.
Pemerintah harus menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang dapat
dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, termasuk penduduk miskin (pro-poor
growth). Oleh karenanya kebijakan dan program pembangunan ekonomi yang
dilaksanakan oleh pemerintah seharusnya dititik-beratkan pada sektor ekonomi
riil yang secara langsung maupun tidak langsung menyentuh kehidupan
sebagian besar orang miskin, seperti pertanian, perikanan, usaha kecil
menengah, dan sektor informal.
Landasan paradigma kebijakan pembangunan yang selama ini lebih
banyak menciptakan konglomerasi, perlu dirubah menjadi paradigma kebijakan
yang lebih memihak kepada kelompok masyarakat “pinggiran”. Pemberdayaan
perekonomian rakyat, pencabutan berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah
(daerah) yang mempersempit akses ekonomi masyarakat miskin, penghentian
pungutan-pungutan terhadap petani, nelayan, peternak dan sebagainya adalah
beberapa contoh kebijakan yang berdampak positif terhadap masyarakat miskin.
Kebijakan anggaran yang memihak kepada orang miskin sebenarnya hanyalah
salah satu dari sekian banyak kebijakan yang diperlukan untuk menanggulangi
kemiskinan secara komprehensif (SMERU,2003). Mengingat kebijakan propoor
budget merupakan kebijakan yang bersifat teknis operasional, maka beberapa
pra-syarat kebijakan pemerintah daerah agar menerapkan kebijakan propoor
budget antara lain:

1. Kehendak Politik

1
• Adanya komitmen kuat dan tekad keras pihak-pihak yang secara langsung
mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab dalam penanggulangan
kemiskinan
• Agenda pembangunan (daerah) menempatkan upaya dan program
penanggulangan kemiskinan pada skala prioritas utama
• Kemauan untuk secara jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan
kegagalan program penanggulangan kemiskinan di masa lalu, dan bertekad
untuk memperbaikinya, baik pada waktu sekarang maupun di masa
mendatang

2. Iklim yang Mendukung


• Ada kesadaran kolektif untuk menempatkan kemiskinan sebagai musuh
bersama yang harus diperangi, kemudian diikuti dengan langkah-langkah
kampanye sosial melalui berbagai saluran informasi untuk lebih
meningkatkan kepedulian, kepekaan, dan partisipasi masyarakat
• Ada peraturan dan kebijakan daerah (Perda) yang mendukung
penanggulangan kemiskinan, misalnya yang berkaitan dengan usaha kecil,
akses terhadap kredit, pedagang kaki lima, penghapusan pungutan
terhadap hasil-hasil pertanian, dan sebagainya.

3. Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)


Mengingat kemiskinan bersifat multidimensi, maka penanggulangannya
tidak cukup hanya dengan mengandalkan pendekatan ekonomi, melainkan
memerlukan pula kebijakan dan program di bidang sosial, politik, hukum dan
kelembagaan. Dengan kata lain diperlukan adanya tata pemerintahan yang baik
(good governance) dari lembaga-lembaga pemerintahan, terutama birokrasi
pemerintahan, legislatif, lembaga hukum dan pelayanan umum lainnya. Secara
lebih spesifik, hal ini antara lain ditandai dengan adanya keterbukaan,
pertanggungjawaban publik, penegakan hukum, penghapusan birokrasi yang
menyulitkan, pemberantasan korupsi, dan koordinasi lintas lembaga dan lintas
pelaku yang baik.
Turkewitz (2001) melalui studi empirisnya di beberapa negara
menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara karakter suatu rezim
pemerintahan dengan capaian berbagai indikator pembangunan. Kesimpulan
dari studi ini antara lain adalah:
a. Makin efektif suatu pemerintahan, makin rendah tingkat kematian bayi

2
b. Makin rendah tingkat korupsi di birokrasi pemerintahan, makin tinggi
tingkat melek huruf orang dewasa
c. Makin baik kondisi penegakan hukum suatu negara, makin rendah tingkat
kematian bayi
d. Makin sedikit regulasi yang diciptakan pemerintah, makin tinggi tingkat
pendapatan per kapita.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka jelas bahwa untuk mencapai
terciptanya kebijakan pro-poor budget diperlukan adanya kebijakan awal seperti
pro-poor policy (kebijakan umum yang memihak pada orang miskin), pro-poor
institutions (adanya institusi-institusi – khususnya institusi pemerintah yang
memihak orang miskin), dan yang lebih penting lagi adalah adanya pro-poor
government (pemerintahan yang memihak orang miskin). Tanpa adanya pra-
syarat kebijakan seperti ini, sulit mengharapkan pemerintah (daerah) untuk
mempunyai kebijakan anggaran yang bersifat pro-poor.

A. Dukungan Kebijakan

Salah satu indikator penilaian keberhasilan pembangunan di suatu daerah


adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adapun faktor-faktor yang
terkandung dalam IPM adalah tingkat daya beli masyarakat, tingkat kesehatan,
dan tingkat pendidikan, dimana ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh angka
kemiskinan. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan angka kemiskinan
memiliki slope yang negatif. Apabila tingkat kemiskinan tinggi, maka tingkat
kesehatan, tingkat pendidikan, dan tingkat daya beli masyarakat akan
cenderung rendah.
Dalam hal ini Kabupaten Sampang memiliki indeks yang paling rendah di
bandingkan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Pada tahun 2005, IPM Sampang
tercatat hanya 53,83. Pada tahun 2008, IPM Kabupaten Sampang meningkat
sebesar 55,77 dan tahun 2009, naik menjadi 58,23 (BPS.2010). Jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Sampang tergolong cukup tinggi. Berdasar data BPS tahun
2009 total penduduk Sampang adalah 864.620 jiwa dan 39,42 persennya adalah
penduduk miskin atau sebesar 340.833 jiwa. Angka tersebut telah mengalami
penurunan jika dibandingan pada tahun 2008, di mana presentasi penduduk
miskin sebesar 46,11 persen dari total penduduk kabupaten Sampang.
Rendahnya indikator pembangunan ini berkaitan dengan kegiatan ekonomi
masyarakat Kabupaten Sampang. Sebagian besar masyarakat Kabupaten
Sampang adalah masyarakat petani dan nelayan. Kedua aktivitas ekonomi ini

3
selalu dikatakan aktivitas yang kurang produktif, karena memberikan nilai
tambah (value added) yang relatif lebih rendah dari aktivitas ekonomi lainnya
seperti perdagangan dan industri. Oleh karena itu, masyarakat petani dan
nelayan identik dengan masyarakat miskin.
Melihat fenomena tersebut di atas, pemerintah kabupaten Sampang tidak
tinggal diam. Perumusan kebijakan dilakukan untuk memperbaiki
perekonomian masyarakat sehingga dapat kembali menorehkan hasil dalam
pengurangan angka kemiskinan dan meningkatkan IPM yang ada di Kabupaten
Sampang. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan disesuaikan
dengan profil masyarakat Kabupaten Sampang serta potensi daerah yang bisa
dikembangkan. Adapun 7 (tujuh) arah kebijakan pembangunan Kabupaten
Sampang 2008-2013 sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kabupaten Sampang Tahun 2008-2013
adalah sebagai berikut:

1) Arah kebijakan dari strategi pemberdayaan masayarakat dan


kelembagaan pemerintahan:
a. Menjaring masukan dari setiap stakeholders dan kelompok
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan
b. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan
c. Memperkuat kelembagaan masyarakat desa
d. Pengembangan kelembagaan daerah
e. Melakukan pemekaran wilayah kecamatan yang telah
direkomendasikan
1) Arah kebijakan strategi penciptaan daya saing perekonomian
daerah:
a. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan
b. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat
berbasis ekonomi lokal
c. Percepatan transformasi struktur perekonomian daerah secara
seimbang
d. Peningkatan laju investasi oleh pihak pemerintah, swasta, maupun
masayarakat (pelaku usaha)
e. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan ekonomi wilayah

4
f. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang potensial
1) Arah kebijakan dari strategi pengembangan kapasitas
perekonomian daerah:
a. Mengembangkan sistem ketahanan pangan daerah
b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
c. Mengembangkan sarana pemasaran produk unggulan
d. Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam usaha ekonomi
e. Menanggulangi kemiskinan
f. Menyelenggarakan sistem pelayanan administrasi terpadu
1) Arah kebijakan dari strategi pengembangan sistem tata kelola
pelayanan dasar masyarakat:
a. Menyelenggarakan regulasi untuk menjamin pelaksanaan pelayanan
dasar yang berkualitas dan terjangkau
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pendidikan,
kesehatan, dsn infrastruktur dasar
c. Menjamin akses pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
1) Arah kebijakan dari strategi peningkatan proporsi pengalokasian
anggaran untuk penyelenggaraan pelayanan dasar
a. Mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD
b. Mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 15% dari APBD
1) Arah kebijakan dari strategi pemberdayaan kelembagaan sosial
masyarakat:
a. Mendorong rekonsiliasi sosial
b. Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan sosial
c. Menyelenggarakan regulasi yang mendukung terciptanya harmoni
sosial
d. Melaksanakan penegakan hukum
1) Arah kebijakan dari strategi pengoptimalan pemanfaatan potensi
wilayah dengan tetap memperhatikan kemampuan/ daya dukung
lingkungan:
a. Menyelenggarakan kebijakan tentang penataan ruang dan penataan
lingkungan secara terpadu dan seimbang
b. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Buatan

5
c. Mengembangkan inovasi teknologi yang dapat mendorong
perambahan nilai bagi potensi wilayah
Sesuai dengan visi-misi Bupati Sampang tahun 2008-2013, strategi dan arah
kebijakan di atas, maka pemerintah Kabupaten Sampang membagi 5 (lima)
program prioritas pembangunan, yaitu:
1) Peningkatan pelayanan dasar
2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
3) Peningkatan partisipasi masyarakat dan kelembagaan pemerintahan
4) Peningkatan harmoni sosial
5) Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Alam sesuai daya dukung
lingkungan
Fokus pembangunan internasional Millenium Development Goals (MDGs)
atau yang biasa disebut dengan tujuan pembangunan milenia telah tercakup
dalam arah kebijakan, serta program prioritas pembangunan Kabupaten
Sampang 2011. Adapun tujuan dari fokus pembangunan Kabupaten Sampang
adalah menurunkan angka kemiskinan hingga berada di bawah 35% pada
tahun 2013.
Program-program tersebut kemudian disusun dalam rangkaian program
penanggulangan kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan yang
berada di Kabupaten Sampang dibagi dalam 4 (empat) kelompok program,
berdasar atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Repubik Indonesia Nomor 42
Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Propinsi dan
Kabupaten Kota, yaitu:
1) Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program bantuan
sosila terpadu berbasis keluarga adalah program dan kegiatan dengan tujuan
utama pada peningkatan daya beli masyarakat, tingkat kesehatan, serta
tingkat pendidikan (indikator IPM).
2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat adalah program dan kegiatan dengan
basis kelompok masyarakat (POKMAS). Seperti pendidikan dan pelatihan,
pendampingan masyarakat, Pemberdayaan lembaga dan organisasi
masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP, dan lain sebagainya.
3) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan
Kecil

6
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program
pemberdayaan usaha mikro dan kecil adalah program dan kegiatan dengan
tujuan utama pelaku usaha mikro dan kecil. Programnya berupa kegiatan
yang bisa membantu dan berdampak secara langsung terhadap peningkatan
dan pengembangan usaha bagi UMKM.
4) Program-program lainnya yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat miskin. Program dan kegiatan yang termasuk dalam
kelompok program penunjang/ pendukung kegiatan ekonomi adalah
program dan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan
ekonomi, maupun pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Dalam mewujudkan pencapaian “Tujuan Pembangunan Milenia” dilakukan
berbagai upaya melalui pengembangan program melalui empat kelompok
program di atas. Program-program baru yang mengacu pada capaian
Millenium Development Goals yang berbasis gender telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sampang dengan SKPD pelaksana Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) melalui kegiatan-
kegiatan seperti pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat miskin, pengembangan
usaha bagi perempuan, dan peningkatan ekonomi produktif bagi perempuan.
Sedangkan program untuk mengurangi angka kematian Ibu dan Bayi
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RSUD Kabupaten
Sampang.
Program dan kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan, maupun
dimonitoring dengan kerjasama beberapa SKPD yang terkait dalam program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang. Berikut adalah SKPD yang
turut berperan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang:
1) Bappeda bertanggung jawab dalam membuat perencanaan program
pengentasan kemiskinan lintas SKPD maupun lintas wilayah dan mengkoordinir
pelaksanaannya. Melalui Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Bappeda menentukan wilayah/ kawasan miskin (desa tertinggal), penyebab,
strategi hingga program/ kegiatan yang harus dilakukan. Selanjutnya berbagai
program terkait pengentasan kemiskinan diarahkan dan diprioritaskan di
kawasan miskin tersebut.
2) Badan Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama dengan Dinas Koperasi
dan UMKM dapat melakukan berbagai kegiatan pelatihan maupun fasilitas

7
pemodalan bagi UMKM, terutama usaha mikro, melalui program pengembangan
lembaga ekonomi perdesaan. Selain itu Bapemas juga melaksanakan program
dengan basis masyarakat.
3) Program Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Pertanian (petani, nelayan,
peternak, penambang) yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Holtikultura, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Perikanan, Kelautan
dan Peternakan, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan merupakan program
yang secara langsung ataupun tak langsung bertujuan meningkatkan
kesejahteraan petani/peternak/penambang, sekaligus mengangkat mereka dari
kemiskinan. Bagaimanapun pelaku bidang pertanian masih diidentikkan dengan
rata-rata tingkat pendapatan per kapita yang rendah. Program ini diharapkan
mampu meningkatkan pendapatan per kapita rumah tangga petani.
4) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin atau kegiatan pelayanan
penduduk miskin di sarana kesehatan merupakan bagian dari program
pengentasan kemiskinan sekaligus peningkatan kualitas kesehatan sumberdaya
manusia yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun RSUD. Demikian pula
halnya program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya, terutama di kawasan miskin (desa tertinggal), akan
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
5) Berbagai program/kegiatan dalam rangka program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, terutama dengan kelompok sasaran masyarakat
miskin dan di kawasan miskin, akan membuka akses ke pendidikan dan
meningkatkan kualitas SDM. Program ini didukung keberhasilannya oleh Dinas
Pendidikan.
6) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS dan Program
Pembinaan Anak Terlantar yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi secara langsung membantu masyarakat miskin.
7) Dinas PU Cipta Karya, terutama yang diprioritaskan di kawasan/desa
miskin/tertinggal, diharapkan dapat membantu pengentasan kemiskinan. PU
Cipta Karya melakukan kegiatan pengentasan kemiskinan dengan melakukan
perbaikan pada rumah tempat tinggal masyarakatmiskin menjadi rumah yang
layak huni elalui perbaikan lantai, dinding rumah, atau genteng.
8) Program dengan isu pengarusutamaan gender dilakukan oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).

8
9) Dinas kesehatan dan RSUD saling bekerjasama untuk menjalankan
program peningkatan kualitas kesehatan bagi masyarakatmiskin.
10) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika bekerjasama dengan
PU Bina Marga untuk melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur di
Kabupaten Sampang.
11) Sedangkan sejak tahun 2010, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga dimasukkan dalam rangkaian SKPD yang turut berpartisipasi
dalam mengentaskan kemiskinan. Adapun fungi dari SKPD ini adalah
melaksanakan kegiatan dengan promosi pariwisata dan kebudayaan daerah.
Dalam jangka panjang diharapkan sektor pariwisata dapat membantu dalam
meningkatkan pendapatan penduduk Sampang.
12) Semua Kecamatan yang ada di Sampang, terutama yang memiliki
kawasan/desa tertinggal, akan terlibat dalam berbagai program pengentasan
kemiskinan di daerahnya. Pemerintah kecamatan, desa/kelurahan setidaknya
berfungsi sebagai motivator masyarakat untuk berperan aktif dalam berbagai
program dan/atau program yang dilaksanakan di daerahnya.
Adapun program-program penanggulangan kemiskinan yang dianggarkan
dalam APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 yang terdapat dalam kegiatan
program-program SKPD dapat diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1. Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten


Sampang Tahun 2009

NO
NAMA SKPD NAMA PROGRAM
.
1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa
2. DISPENDALOK 1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
A Negeri
3. BKP4 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
4. Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian/Perkebunan Lapangan
5. Program Prasarana Penyuluhan Pertanian
4. DINAS 1. Program Penyediaan Perbaikan Infrastruktur
Pertanian

9
KEHUTANAN & 2. Program Rehabilitasi Hutan dan lahan
PERKEBUNAN 3. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
4. Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman
Tembakau
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
5. DINAS 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
PERTANIAN 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian

6. DINAS SOSIAL 1. Program Pemberdayaan Fakmis Komunitas Adat


TENAGA KERJA Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah
& Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.
TRANSMIGRASI
2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
3. Program Pembinaan Anak Terlantar
4. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Eks Trauma
5. Program Pembinaan Panti Asuhan
6. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit
Sosial Lain)
7. Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
8. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
9. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
7. DINAS 1. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem
Produksi
PERINDUSTRIA 2. Program Pengembangan Industri Kecil dan
N Menengah
PERDAGANGAN 3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi
& Industri
PERTAMBANGA 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
N
5. Program Pembinaan Pengawasan di Bidang
Pertambangan
6. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan
Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan
7. Program Pembinaan Pengawasan di Bidang
Pertambangan
8. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan
Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan
8. DINAS 1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Pesisir

10
KELAUTAN
PERIKANAN & 2. Peningkatan Produktivitas Hasil Peternakan
PETERNAKAN
9. DINAS PU 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan,
PENGAIRAN Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
3. Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
Lainnya
4. Program Pengendalian Banjir
10. DINAS 1. BOSDA
PENDIDIKAN 2. BKSM (SMP) (SMA/MA/SMK)
11. DINAS 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
KESEHATAN
12 BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Tabel 2. Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten


Sampang Tahun 2010.

NO. NAMA SKPD Nama Program dan Kegiatan

Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat


1
melalui kegiatan PNPM-MP
Penyelenggaraan diseminasi informasi bagi
2
masyarakat desa
3 Pengadaan Jaringan Instalasi Listrik Desa
1 Bapemas
4 Fasilitasi Pelaksanaan Program Gerdu-Taskin
Fasilitasi Pelaksanaan Program Pengembangan
5
Ekonomi Kawasan
6 Teknologi Tepat Guna
1 Pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat miskin

2 BP2KB 2 Pengembangan Usaha Bagi Perempuan

3 Peningkatan ekonomi produktif bagi Perempuan

3 Dispendaloka 1 Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk


4 BKP4 1 Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku
agrobisnis

11
2 Penngkatan Kemampuan Lembaga Petani
3 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah
4 Pengembangan Desa Mandiri Pangan
5 Pengembangan Pertanian pada Lahan kering
6 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
Peningkatan Produksi, Produktififitas dan Mutu Produk
7
Perkebunan Produk Pertanian

Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi


8
Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan


9
Pertanian
10 Sarana Penyuluhan Pertanian
Peningkatan Kemampuan (Capacitty Building) dan
1
Pendampingan Sosial pemberdayaan Fakir Miskin

2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin


Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah
3
Dinsosnakertran Kesejahteraan Sosial
5
s Pemantauan dan Penyampaian Bahan Pokok Keluarga
4
Miskin
Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Lanjut Usia
5
Potensial
Pelatihan Ketrampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi
6 Anak Terlantar Termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat,
Anak Nakal

Penanganan masalah-masalah strategis yang


7 menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar
biasa
8 Pendataan PMKS dan PSKS
Pelatihan Ketrampilan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak
9
Terlantar
Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan
10
Eks Truma

Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusahan bagi


11
Eks Penyandang Penyakit Sosial

Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari


12
Kerja
Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang
13
Ketenagakerjaan

Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian


14
Perselisihan Hubungan Industrial

Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian


15
Perselisihan Hubungan Industrial
16 Pendidikan Pelatihan Ketrampilan dan Kemampuan
Masyarakat Penghasil Tembakau (DBHCHT)

12
Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta
17 penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan
SDM
1 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
2 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah
3
dibangun
4 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air
5 Pelaksanaan WISMP
6 Operasional dan pemeliharaan rutin jaringan irigasi
6 PU Pengairan
7 Pembangunan sumur-sumur air tanah
8 Rehabilitasi sumur-sumur air tanah
Pembangunan embung dan bangunan penampung air
9
lainnya
Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan
10
penampung air lainnnya
Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai
11
dan danau
1 Pembinaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
Dinas 2 Pemberian Bantuan untuk siswa miskin
7
Pendidikan
Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Anak
3
Sekolah (PMTAS)

Penyuluhan dan pendampingan bagi


8 Dishutbun 1
pertanian/perkebunan
Pengembangan jaringan Infrastuktur Usaha kecil
1
menengah (UKM)
Dinas Koperasi Fasilitasi pengembangan Usaha kecil Mmenengah
9 2
dan UMKM (UKM)
Koordinasi penggunaan dana pemerintahan bagi
3
UMKM
1 Program Pembangunan Jalan Kabupaten

2 Program Pembangunan Jembatan Kabupaten


10 PU Bina Marga
3 Program Rehabilitasi Jalan Kabupaten

4 Program Rehabilitasi Jembatan Kabupaten

5 Program Pembangunan Jalan Poros Desa

1 Penyediaan Sarana air bersih dan sanitasi dasar


11 PU Cipta Karya
2 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
12 Dinas
1 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Kesehatan
2 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular

13
3 Peningkatan imunisasi

4 Penanggulangan penyakit cacingan

5 Pembangunan Puskesmas

6 Pembangunan Puskesmas Pembantu


Pembangunan Polindes (Pondok persalinan desa) dan
7
Poskesdes (Pos kesehatan desa)
8 Jaminan Kesehatan Daerah

Dinas 1 Pembangunan halte bus/taxi dan gedung terminal


Perhubungan,
13
Komunikasi, dan
Informatika 2 Pembangunan dermaga pelabuhan

1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah


Dinas
Kebudayaan, 2 Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
14 Pariwisata,
Pemuda, dan Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam
3
Olahraga dan luar negeri
4 Pengembangan obyek pariwisata unggulan
Bagian
Pemerintahan
15 1 Alokasi Dana Desa
Desa dan
kelurahan

Berdasarkan tabel (1) dan (2) di atas dapat ditunjukkan bahwa kebijakan
program pembangunan di Kabupaten Sampang dalam upaya penanggulangan
kemiskinan dapat melibatkan berbagai lintas sektor SKPD dan berkelanjutan.
Pada tahun 2009 Kabupaten Sampang mengikutsertakan dua belas SKPD,
namun pada 2010 bertambah sebesar lima belas SKPD yang memiliki hubungan
langsung dengan program penanggulangan kemiskinan yang dialokasikan
menggunakan dana APBD.
Program penanggulangan kemiskinan juga difokuskan berdasar kebutuhan
masyarakat serta berbasis potensi ekonomi lokal. Berdasar pada hasil survey
yang dilakukan oleh Bappeda Sampang 2010 menunjukkkan bahwa sektor
prioritas yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Sampang adalah UMKM/
Perdagangan, Pertanian, Pendidikan, dan Kesehatan. Sedangkan infrastruktur
prioritas adalah air bersih, jalan, penerangan jalan, puskesmas, dan sekolah.
Dari keempat puluh sembilan program di atas, kesemuanya telah menjawab
sektor prioritas maupun infrastruktur prioritas yang dibutuhkan penduduk
Sampang.

14
A. Dukungan Anggaran (Pro Poor Budget)

1. Pengalokasian Anggaran
Total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten Sampang
pada tahun 2009 adalah, total pendapatan sebesar Rp.657,93 milyar (naik
14,8%), total belanja sebesar Rp.848,31 milyar (naik 18,2%), dan total
pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar (naik 30,1%). Pembiayaan ini merupakan
akibat adanya defisit dimana terjadi selisih minus antara pendapatan dan
belanja. Total pendapatan sebesar Rp. 657,93 milyar terdiri dari pendapatan asli
daerah sebesar Rp.28,20 milyar (naik 28,3%), dana perimbangan sebesar
Rp.628,82 milyar (naik 16,1%), dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar Rp.910 juta (turun 92,5%). Total belanja daerah sebesar Rp. 693,86
milyar diperuntukkan belanja tidak langsung sebesar Rp.438,97 milyar (naik
24,6%) dan belanja langsung sebesar Rp.409,34 milyar (naik 11,3%). Total
pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar terdiri dari penerimaan pembiayaan
sebesar Rp.205,38 milyar (naik 24,5%) dan pengeluaran pembiayaan sebesar
Rp.15 milyar (naik 50,7%).
Sedangkan total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten
Sampang pada Juli tahun 2010 adalah, total pendapatan sebesar Rp. 646,944
milyar, total belanja sebesar Rp. 743,014 milyar, dan total pembiayaan sebesar
Rp. 96,069. Pembiayaan ini terjadi karena adanya defisit antara total
pendapatan dan belanja. Rotal pendapatan sebesar Rp. 646,944 milyar terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah Rp. 35,120 milyar, dana perimbangan sebesar Rp.
585,435 milyar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 26,390
milyar. Total belanja daerah sebesar Rp. 743,014 milyar diperuntukkan belanja
tidak langsung sebesar Rp.467,664 milyar dan belanja langsung sebesar Rp.
275,349 milyar. Total pembiayaan sebesar Rp.96,069 milyar terdiri dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 111,070 milyar dan pengeluaran
pembiayaan sebesar Rp. 15,001 milyar.

Dari Total APBD Tahun 2009 dan tahun 2010 dapat diuraikan alokasi
anggaran yang dibelanjakan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Sampang sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Alokasi Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana


APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009.

15
JUMLAH
NO
NAMA SKPD NAMA PROGRAM ANGGARAN
.
(Rp.)
1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan 11.521.232.75
Keberdayaan Masyarakat 0
Pedesaan
2. Program Pengembangan 91.300.00
Lembaga Ekonomi Pedesaan 0

3. Program Peningkatan Partisipasi 286.396.76


Masyarakat dalam Membangun 0
Desa
4. Program Peningkatan Peran 240.667.50
Perempuan di Pedesaan 0

2. DISPENDALOKA 1. Program Peningkatan Efisiensi 11.210.037.750


Perdagangan Dalam Negeri
3. BKP4 1. Program Peningkatan 135.634.000
Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan 730.963.000
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
3. Program Peningkatan 69.945.000
Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
4. Program Pemberdayaan 74.651.000
Penyuluh Pertanian/Perkebunan
Lapangan
5. Program Prasarana Penyuluhan 2.703.683.150
Pertanian
4. DINAS 1. Program Penyediaan Perbaikan 300.000.000
KEHUTANAN Infrastruktur Pertanian
& PERKEBUNAN 2. Program Rehabilitasi Hutan dan 1.433.808.850
lahan
3. Program Pemanfaatan Potensi 203.410.000
Sumber Daya Hutan
4. Program Peningkatan Produksi 2.077.144.000
Pertanian/Perkebunan
5. Program Peningkatan Produksi 841.833.000
dan Mutu Tanaman Tembakau
6. Program Peningkatan 40.760.000
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan

5. DINAS 1. Program Peningkatan 58.634.700


PERTANIAN Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan 1.135.312.150
Ketahanan Pangan
3. Program Peningkatan 44.772.500
Pemasaran Hasil Produksi

16
Pertanian
4. Program Peningkatan 219.893.60
Penerapan Teknologi Pertanian 0

5. Program Peningkatan Produksi 860.733.35


Pertanian 0

6. DINAS SOSIAL 1. Program Pemberdayaan Fakmis 1.661.672.500


TENAGA KERJA Komunitas Adat Terpencil (KAT)
& Dan Penyandang Masalah
TRANSMIGRASI Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya.
2. Program Pelayanan dan 1.437.846.000
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
3. Program Pembinaan Anak 50.000.000
Terlantar
4. Program Pembinaan Para 47.335.00
Penyandang Cacat dan Eks 0
Trauma
5. Program Pembinaan Panti 2.674.460.00
Asuhan 0
6. Program Pembinaan Eks 50.000.000
Penyandang Penyakit Sosial
(Eks Narapidana, PSK, Narkoba
dan Penyakit Sosial Lain)
7. Program Pemberdayaan 1.302.962.50
Kelembagaan Kesejahteraan 0
Sosial
8. Program Perlindungan 181.662.50
Pengembangan Lembaga 0
Ketenagakerjaan
9. Program Pengembangan 173.010.00
Wilayah Transmigrasi 0

7. DINAS 1. Program Peningkatan Kapasitas 499.900.000


IPTEK Sistem Produksi
PERINDUSTRIA 2. Program Pengembangan 805.306.500
N Industri Kecil dan Menengah
PERDAGANGAN 3. Program Peningkatan 912.355.000
& Kemampuan Teknologi Industri
PERTAMBANGA 4. Program Peningkatan dan 203.084.500
N Pengembangan Ekspor
5. Program Pembinaan 637.773.000
Pengawasan di Bidang
Pertambangan
6. Program Pengawasan dan 70.000.000
Penertiban Kegiatan Rakyat
Yang Berpotensi Merusak
Lingkungan
8. DINAS 1. Pemberdayaan ekonomi 11.326.500
KELAUTAN masyarakat Pesisir
PERIKANAN &

17
PETERNAKAN 2. Peningkatan Produktivitas Hasil 910.987.100
Peternakan
3. Program Peningkatan 74.999.000
Penerapan Teknologi
Peternakan

9. DINAS 1. Program Penciptaan Iklim Usaha 98.686.500


KOPERASI & Kecil Menengah yang Kondusif
UKM
2. Program Pengembangan 284.215.000
Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil
Menengah
3. Program Pengembangan Sistem 1.051.183.000
Pendukung Bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah
4. Penigkatan Kualitas 808.191.000
Kelembagaan Koperasi
9. DINAS PU 1. Program Pengembangan dan 10.026.305.000
PENGAIRAN Pengelolaan Jaringan, Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan
lainnya
2. Program Penyediaan dan 1.450.000.000
Pengelolaan Air Baku
3. Program Pengembangan, 12.444.500.000
Pengelolaan dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
4. Program Pengendalian Banjir 5.906.945.000
10. DINAS 1. Program Pembangunan Jalan 8.967.393.000
PRASARANA dan Jembatan
WILAYAH 2. Program 19.683.523.000
Rehablitasi/Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
3. Program Pengembangan 15.000.000.000
Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
4. Program Pembangunan 9.986.372.000
Infrastruktur Perdesaan
11. DINAS 1. Program Lingkungan Sehat 4.379.017.800
PERMUKIMAN Perumahan
WILAYAH 2. Program Pengembangan 247.243.500
Perumahan
3. Program Pemberdayaan 1.546.480.000
Komunitas Perumahan
4. Program Pembangunan 16.441.552.000
Infrastruktur Perdesaaan
5. Program Pembangunan Saluran 1.649.787.000
Drainase/Gorong-gorong
6. Program Pengolahan Air Baku 1.181.996.500
12. DINAS 1. BOSDA 5.235.188.400
PENDIDIKAN 2. BKSM (SMP) (SMA/MA/SMK) 902.460.000

18
13. DINAS 1. Program Pelayanan Kesehatan 629.055.000
KESEHATAN Penduduk Miskin
2. Program Pengadaan, 6.351.444.500
Peningkatan Dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
14. BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan 29.305.000
Penduduk Miskin
15. BAPPEDA 1. Program Jaring Pengaman 5.400.000.000
Ekonomi dan Sosial (JPES)
JUMLAH 176.686.336.36
0
Tabel 4. Alokasi Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana
APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010

Jumlah
N
NAMA SKPD Nama Program dan Kegiatan Anggaran Rp.
O.
(dalam 000)
Pemberdayaan lembaga dan 7,800,000
1 organisasi masyarakat melalui
kegiatan PNPM-MP
Penyelenggaraan diseminasi 50,169
2
informasi bagi masyarakat desa
3 Teknologi tepat guna 163,067.5
1 Bapemas Fasilitasi Pelaksanaan Program 571,223.10
4
Gerdu-Taskin
Fasilitasi Pelaksanaan Program 16,300
5 Pengembangan Ekonomi
Kawasan
Pengembangan jaringan 4,238,870
6
instalasi listrik desa
Pengembangan Pasar dan 10,101,956.45
2 Dispendaloka 1
Distribusi Barang/Produk
3 BKP4 Penyuluhan dan pendampingan 69,474
1
petani dan pelaku agrobisnis
Peningkatan Kemampuan 64,895
2
Lembaga Petani
Pengembangan Cadangan 295,065
3
Pangan Daerah
Pengembangan Desa Mandiri 80,950
4
Pangan
Pengembangan Pertanian pada 75,000
5
Lahan kering
Peningkatan Mutu dan 100,687
6
Keamanan Pangan
Peningkatan Produksi, 99,950
7 Produktififitas dan Mutu Produk
Perkebunan Produk Pertanian
8 Pelatihan dan Bimbingan 69,945
Pengoperasian Teknologi
Pertanian/Perkebunan Tepat

19
Guna
Peningkatan dan Penguatan 74,651
9 Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian
10 Sarana Penyuluhan Pertanian 801,412.35
Peningkatan Kemampuan 74,965
(Capacitty Building) dan
1
Pendampingan Sosial
pemberdayaan Fakir Miskin
Dinsosnakert
4 Pelatihan Ketrampilan Berusaha 55,400
rans 2
Bagi Keluarga Miskin
Pelatihan Ketrampilan Bagi 60,000
3 Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Pemantauan dan Penyampaian 1,216,195.5
4
Bahan Pokok Keluarga Miskin

Pelatihan Ketrampilan Berusaha 60,000


5
Bagi Lanjut Usia Potensial
Pelatihan Ketrampilan dan 47,000
Praktek Belajar Kerja Bagi Anak
6
Terlantar Termasuk Anak
Jalanan, Anak Cacat, Anak Nakal
Penanganan masalah-masalah 150,000
strategis yang menyangkut
7
tanggap cepat darurat dan
kejadian luar biasa
8 Pendataan PMKS dan PSKS 95,500
Pelatihan Ketrampilan Praktek 50,000
9 Belajar Kerja Bagi Anak
Terlantar
Pendidikan dan Pelatihan Bagi 47,335
10 Penyandang Cacat dan Eks
Truma
Pendidikan dan Pelatihan 50,000
11 Ketrampilan Berusahan bagi Eks
Penyandang Penyakit Sosial
Pendidikan dan Pelatihan 74,988.25
12
Ketrampilan Bagi Pencari Kerja
Sosialisasi Berbagai Peraturan 42,740
13 Pelaksanaan Tentang
Ketenagakerjaan
Fasilitas Penyelesaian Prosedur 16,425
14 Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Fasilitas Penyelesaian Prosedur 48,361.5
15 Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
16 Pendidikan Pelatihan 116,876
Ketrampilan dan Kemampuan
Masyarakat Penghasil Tembakau
(DBHCHT)

20
Pengerahan dan fasilitasi 112,821.5
perpindahan serta penempatan
17
transmigrasi untuk memenuhi
kebutuhan SDM
Perencanaan pembangunan 600,000
1
jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan 1,895,000
2
jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan petani 92,499.67
3
pemakai air
4 Pelaksanaan WISMP 67,503.4
Operasional dan pemeliharaan 1,100,000
5
rutin jaringan irigasi
5 PU Pengairan Pembangunan sumur-sumur air 1,150,000
6
tanah
Rehabilitasi sumur-sumur air 300,000
7
tanah
Pembangunan embung dan 2,700,000
8 bangunan penampung air
lainnya
Pemeliharaan dan rehabilitasi 390,000
9 embung dan bangunan
penampung air lainnnya
Rehabilitasi kawasan kritis 9,354,500
10 daerah tangkapan sungai dan
danau

Pembinaan Bantuan 5,235,188.40


1
Operasional Sekolah Daerah
Pemberian Bantuan untuk siswa 902,460
Dinas 2
6 miskin
Pendidikan
Pelaksanaan Pemberian 563,896,650
3 Makanan Tambahan Anak
Sekolah (PMTAS)
7 PU Cipta 1 Penyediaan Sarana air bersih 250,000
Karya dan sanitasi dasar

Pelayanan pencegahan dan 467,206


1 penanggulangan penyakit
menular
2 Peningkatan imunisasi 110,000
Penanggulangan penyakit 85,000
3
Dinas cacingan
8
Kesehatan 4 Pembangunan Puskesmas 360,000
Pembangunan Puskesmas 140,000
5
Pembantu
Pembangunan Polindes (Pondok 280,000
6 persalinan desa) dan Poskesdes
(Pos kesehatan desa)

21
Dari tabel (3) dan (4) di atas dapat ditunjukkan bahwa dukungan APBD
Kabupaten Sampang terhadap alokasi anggaran untuk penanggulangan
kemiskinan sangat besar. Adapun besarnya jumlah dana pendamping (dana
sharing) yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Sampang untuk mendukung
program penanggulangan kemiskinan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur pada berbagai SKPD dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Dana Sharing Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2009

ANGGARAN
NO MITRA
NAMA PROGRAM DANA
. SKPD DANA SHARING
PROGRAM
1. Program Nasional Bapemas 33.202.805.000 8.300.701.000
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri Pedesaan
(PNPM-MP)
2. Program Gerakan Bapemas 821.500.000 361.460.000
Terpadu
Penegetasan
Kemiskinan
(Gerdutaskin)
2. Program Bappeda 1.000.000.000 120.000.000
Percepatan
Pembangunan
Kawasan Produksi
Daerah Tertinggal
(P2KPDT)
3. Program BKP4 549.800.000 181.163.000
Peningkatan
Ketahanan Pangan

4. Program Dinas 2.000.000.000 250.000.000


Pemberdayaan Koperasi &
Usaha Skala Mikro UKM
5. Program Dinas 300.000.000 55.000.000
Penyediaan dan Kehutanan &
Perbaikan Perkebunan
Infrastruktur
Pertanian
6 Program Dinas 80.000.000 15.000.000
Pengembangan Pertanian
Agribisnis
7. Program Dinas 2.527.175.000 379.760.00
Ketahanan Pangan Pertanian
9. Program Dinas 1.095.650.000 164.347.000
Kesejahteraan Pertanian
Petani

22
10. Program PLBPM Dinas 400.000.000 46.200.000
(Pengelolaan Kelautan &
Lingkungan Perikanan
Berbasis
Pemberdayaan
Masyarakat)
11. Program Mitigasi Dinas 1.933.530.000 212.688.000
Lingkungan Laut Kelautan &
dan Pesisir Perikanan
12. Program WISMP Dinas 210.221.000 67.503.400
(Water Resources Pengairan
and Irrigation
Sector
Management
Program)
JUMLAH 44.120.681.0 9.774.062.400
00

Tabel 6. Dana Sharing Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2010


Anggaran
Dana Program (Rp Dana Sharing
No Mitra
Nama Program 000) (Rp 000)
. SKPD
APBD
APBN APBD tingkat II
tingkat I
Pemberdayaan
lembaga dan
33,202,80
1 organisasi Bapemas 8,721,122.50
5
masyarakat melalui
kegiatan PNPM-MP
Penyelenggaraan
diseminasi informasi
2 Bapemas 50,169
bagi masyarakat
desa

Pengadaan Jaringan
3 Bapemas 5,521,823 4,238,870
Instalasi Listrik Desa

Fasilitasi
Pelaksanaan
4 Bapemas 821,500 571,223
Program Gerdu-
Taskin

Fasilitasi
Pelaksanaan
5 Program Bapemas 16,300
Pengembangan
Ekonomi Kawasan

Teknologi Tepat
6 Bapemas 163,067.5
Guna

23
Pelaksanaan
Pemberian Makanan
7 BP2KB 563,896,650
Tambahan Anak
Sekolah (PMTAS)

Pengembangan
Dispendalo
8 Pasar dan Distribusi 10,101,956
ka
Barang/Produk

Penyuluhan dan
pendampingan
9 BKP4 69,474
petani dan pelaku
agrobisnis

Penngkatan
10 Kemampuan BKP4 64,895
Lembaga Petani

Pengembangan
11 Cadangan Pangan BKP4 295,065
Daerah

Pengembangan
12 Desa Mandiri BKP4 80,950
Pangan

Pengembangan
13 Pertanian pada BKP4 75,000
Lahan kering

Peningkatan Mutu
14 dan Keamanan BKP4 100,687
Pangan

Peningkatan
Produksi,
Produktififitas dan
15 BKP4 99,950
Mutu Produk
Perkebunan Produk
Pertanian
Pelatihan dan
Bimbingan
Pengoperasian
16 BKP4 69,945
Teknologi
Pertanian/Perkebun
an Tepat Guna

Peningkatan dan
Penguatan
17 Kelembagaan BKP4 74,651
Penyuluhan
Pertanian

24
Sarana Penyuluhan 1,902,270
18 BKP4 801,412.35
Pertanian .8

Peningkatan
Kemampuan
(Capacitty Building)
Dinsosnake
19 dan Pendampingan 74,965
rtrans
Sosial
pemberdayaan Fakir
Miskin
Pelatihan
Ketrampilan Dinsosnake
20 55,400
Berusaha Bagi rtrans
Keluarga Miskin
Pelatihan
Ketrampilan Bagi
Penyandang Dinsosnake
21 60,000
Masalah rtrans
Kesejahteraan
Sosial
Pemantauan dan
Penyampaian Bahan Dinsosnake
22 1,216,195.5
Pokok Keluarga rtrans
Miskin
Pelatihan
Ketrampilan
Dinsosnake
23 Berusaha Bagi 60,000
rtrans
Lanjut Usia
Potensial
Pelatihan
Ketrampilan dan
Praktek Belajar
Dinsosnake
24 Kerja Bagi Anak 47,000
rtrans
Terlantar Termasuk
Anak Jalanan, Anak
Cacat, Anak Nakal
Penanganan
masalah-masalah
strategis yang
Dinsosnake
25 menyangkut 150,000
rtrans
tanggap cepat
darurat dan
kejadian luar biasa

Pendataan PMKS Dinsosnake


26 95,500
dan PSKS rtrans

Pelatihan
Ketrampilan Praktek Dinsosnake
27 50,000
Belajar Kerja Bagi rtrans
Anak Terlantar

25
Pendidikan dan
Pelatihan Bagi Dinsosnake
28 47,335
Penyandang Cacat rtrans
dan Eks Trauma
Pendidikan dan
Pelatihan
Ketrampilan Dinsosnake
29 50,000
Berusahan bagi Eks rtrans
Penyandang
Penyakit Sosial
Pendidikan dan
Pelatihan Dinsosnake
30 74,988.25
Ketrampilan Bagi rtrans
Pencari Kerja
Sosialisasi Berbagai
Peraturan
Dinsosnake
31 Pelaksanaan 42,740
rtrans
Tentang
Ketenagakerjaan
Fasilitas
Penyelesaian
Prosedur Dinsosnake
32 16,425
Penyelesaian rtrans
Perselisihan
Hubungan Industrial
Fasilitas
Penyelesaian
Prosedur Dinsosnake
33 48,361.5
Penyelesaian rtrans
Perselisihan
Hubungan Industrial
Pendidikan
Pelatihan
Ketrampilan dan
Kemampuan Dinsosnake
34 116,876
Masyarakat rtrans
Penghasil
Tembakau
(DBHCHT)
Pengerahan dan
fasilitasi
perpindahan serta
Dinsosnake
35 penempatan 112,821.5
rtrans
transmigrasi untuk
memenuhi
kebutuhan SDM

Perencanaan
PU
36 pembangunan 600,000
Pengairan
jaringan irigasi

Rehabilitasi/pemelih
PU
37 araan jaringan 1,895,000
Pengairan
irigasi

26
Rehabilitasi/pemelih
araan jaringan PU
38 2,985,245
irigasi yang telah Pengairan
dibangun

Rehabilitasi/pemelih
PU
39 araan petani 92,499.67
Pengairan
pemakai air

PU
40 Pelaksanaan WISMP 67,503.4
Pengairan

Operasional dan
PU
41 pemeliharaan rutin 1,100,000
Pengairan
jaringan irigasi

Pembangunan
PU
42 sumur-sumur air 1,150,000
Pengairan
tanah

Rehabilitasi sumur- PU
43 300,000
sumur air tanah Pengairan

Pembangunan
embung dan
PU
44 bangunan 2,700,000
Pengairan
penampung air
lainnya
Pemeliharaan dan
rehabilitasi embung
PU
45 dan bangunan 390,000
Pengairan
penampung air
lainnnya
Rehabilitasi
kawasan kritis PU
46 9,354,500
daerah tangkapan Pengairan
sungai dan danau

Pembinaan Bantuan
Dinas 5,23
47 Operasional Sekolah 7,874,782.6
Pendidikan 5,188.40
Daerah 0

Pemberian Bantuan Dinas


48 902,460
untuk siswa miskin Pendidikan

Penyuluhan dan
pendampingan bagi
49 Dishutbun 841,833
pertanian/perkebun
an

27
Pelayanan
pencegahan dan Dinas
50 150,000 467,206
penanggulangan Kesehatan
penyakit menular

Peningkatan Dinas
51 200,000 110,000
imunisasi Kesehatan

Penanggulangan Dinas
52 100,000 85,000
penyakit cacingan Kesehatan

Pembangunan Dinas
53 3,600,000 360,000
Puskesmas Kesehatan

Pembangunan
Dinas
54 Puskesmas 1,400,000 140,000
Kesehatan
Pembantu

Pembangunan
Polindes (Pondok
Dinas
55 persalinan desa) 2,800,000 280,000
Kesehatan
dan Poskesdes (Pos
kesehatan desa)
52,253, 10,098,91 41,721,277.
TOTAL 977 2 57

Berdasarkan tabel (5) dan (6) dapat ditunjukkan bahwa dukungan alokasi
dana sharing terhadap program-program penanggulangan kemiskinan dari
Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah cukup besar yakni
rata-rata di atas 25%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Sampang sangat apresiatif terhadap upaya penanggulangan dan pengentasan
kemiskinan sesuai dengan visi pembangunan “Sampang Bersatu untuk
Kesejahteraan Umat”.

2. Tingkat Akomodasi Terhadap Usulan Musrenbang


Perencanaan pembangunan daerah di berbagai bidang termasuk
pembangunan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan antara lain: pendekatan
partisipatif, pendekatan bottom up (bawah-naik) dan top down (atas-turun).

28
Pendekatan top down dalam perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Sampang dilaksanakan sebagai perwujudan amanah Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D)
Kabupaten Sampang Tahun 2008-2013. Sedangkan perencanaan dengan
pendekatan buttom up merupakan penggalian gagasan atau prakarsa
masyarakat desa melalui musyawarah, dengan melihat permasalahan dan
kebutuhan yang dihadapi sehari-hari untuk dapat diatasi dengan suatu kegiatan
pembangunan. Pendekatan top down dan buttom up tersebut dilaksanakan
melalui forum musrenbang yang partisipatif dan demokratis, sehingga diperoleh
suatu kesepakatan oleh kedua belah pihak yaitu pemerintah daerah dan
masyarakat.
Kabupaten Sampang adalah merupakan salah satu kabupaten tertinggal
yang memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa sebagaian besar desa-desa di Kabupaten Sampang adalah
merupakan desa tertinggal dan miskin. Hal ini dapat juga berpengaruh terhadap
hasil pelaksanaan Musrenbang yang dilakukan baik di tingkat kecamatan
maupun tingkat desa. Sebagian besar usulan kegiatan pembangunan yang
direncanakan adalah mengarah pada kegiatan-kegiatan dalam program
penanggulangan kemiskinan seperti; PNPM, JPES, Gerdutaskin, PPEK, USP dan
sebagainya. Usulan-usulan tersebut menjadi usulan prioritas yang harus
diakomodasi dalam APBD Kabupaten Sampan

I. KREATIVITAS

A. Prakarsa/Kebijakan Lokal

Dalam rangka upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten


Sampang telah dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah.
Tugas dari TKPKD ini adalah melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan
di Kabupaten dan mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di
kabupaten.

Adapun fungsi dari TKPKD adalah:

• Pengkoordinasian penyusunan SKPD Kabupaten sebagai dasar penyusunan


RPJMD Kabupaten di bidang penanngulangan kemiskinan

• Pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan


kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis SKPD

29
• Pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan
kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD dan

• Pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana


pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan

Beberapa kebijakan yang ditempuh TKPKD dalam upaya mengoptimalkan


kinerja penanggulangan kemiskinan pada 4 (empat) tahun terakhir (2007-2010)
adalah :
1. Pembentukan TKPKD dengan keputusan Bupati Sampang.
2. Penyusunan SK Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) dengan
keputusan Bupati Sampang sebagai bagian dari TKPKD
3. Penyusunan Strategi Daerah (Strada) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal 2007-2010
4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal

Tabel 7. Program Kerja TKPKD Kabupaten Sampang

NO. NAMA PROGRAM TUJUAN/SASARAN PELAKSANA KETERANGAN


1. Pembentukan Terwujudnya Bappeda dan
TKPKD kelembagaan induk Bapemas
yang menangani
kemiskinan
2. Monitoring dan Mengetahui Tim/Pokja Tim turun ke
evaluasi Program sejauhmana TKPKD lapangan
kemiskinan pelaksanaan
program
penanggulangan
kemiskinan
3. Rapat-rapat Terkoordinasinya TKPKD
koordinasi di program
dalam daerah penanggulangan
kemiskinan
4. Penyusunan Mereview berbagai Sekretariat
Review pelaksanaan TKPKD
pelaksanaan program
program penanggulangan
penaggulangan kemiskinan
kemiskinan

Tabel 8. Produk-Produk TKPKD Kabupaten Sampang Tahun 2007- 2010

30
NO. NAMA PRODUK TUJUAN/SASARAN PELAKSANA KETERANGAN
1 STRADA PPDT Tersusunnya strategi Bappeda
2007-2009 daerah Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal
2 RAD PPDT 2007 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2007
3 RAD PPDT 2008 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2008
4 RAD PPDT 2009 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2009

A. Inovasi dan Kreatifitas Lokal

Dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan suatu


inovasi dalam menciptakan kreatifitas lokal. Program tersebut disusun tidak
terlepas dari karakteristik masyarakat serta potensi daerah yang berada di
Kabupaten Sampang. Adapun program yang menjadi unggulan di tahun 2011
adalah:
1. Program pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya PU
Pengairan
2. Program pengembangan diseminasi informasi bagi masyarakat desa
(Bapemas)
3. Program penggunaan lahan dan air (Dinas Pertanian) yang disinergikan
dengan program Water Resources and Irrigation Sector Management
Program (PU Pengairan)
Program-program inovatif dan kreatif di atas dapat diuraikan dalam tabel-
tabel berikut ini :
Tabel 9. Program Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya

NAMA PROGRAM Program Pembangunan Embung dan Bangunan


Penampung Air Lainnya

31
LOKASI Kecamatan Sreseh, Robatal, dan Karang Penang

PELAKSANA/SKPD PUPengairan

SUMBER APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010


DANA/TAHUN

DESKRIPSI Latar Belakang


INOVASI/KREATIFITAS
Kegiatan Pembangunan Embung dan Bangunan
Penampung Air Lainnya merupakan salah satu bentuk
kegiatan untuk masyarakat daerah tertinggal yang
diharapkan mampu mebantu masayarakat dalam
penyediaan air baku untuk kebutuhan konsumsi dan
irigasi.

Program ini terlihat sebagai salah satu program yang


dianggap biasa-biasa saja bagi daerah lain. Namun
Kabupaten Sampang merupakan salah satu daerah
dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit. Kondisi ini
membuat jarangnya daerah patahan yang terdapat di
Kabupaten Sampang. Sumber air seperti sungai pun
menjadi sulit untuk ditemukan. Fenomena ini membuat
masyarakat miskin di Kabupaten Sampang sulit untuk
mengakses air bersih.

Seringkali masayarakat miskin yang membutuhkan air


bersih harus membeli air dalam bentuk jirigen, yang
notabene harganya lebih tinggi dibandingkan harga air
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebagian
masyarakat lain memilih untuk meminum air hijau yang
kualitas kelayakannya rendah.

Menghadapi fenomena tersebut, PU Pengairan


membangun embung-embung di daerah perbukitan guna
membantu masyarakat untuk mensupply kebutuhan air
baku. Embung dengan luasan di bawah 2 Ha
dimanfaatkan untuk konsumsi (mandi, air minum, dan
memasak), sedangkan embung dengan luasan di atasnya
dimanfaatkan juga untuk saluran irigasi.

Salah satu daerah di Kecamatan Sreseh yaitu desa


Marpanah dan Tisanah, dikelilingi oleh air payau sehingga
masyarakatnya susah untuk mendapatkan air baku.
Dalam menanggulanginya, PU pengairan membangun
embung di sekitar daerah tersebut. Dari empat puluh
embung yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di
Kabupaten sampan, delapan diantaranya berada pada
desa tersebut. Dimana dua diantaranya dibangun pada
tahun 2010.

Tujuan:

1. Menyediakan kebutuhan air baku masyarakat


miskin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

32
2. Membantu saluran irigasi sektor pertanian dan
perkebunan sehingga tidak hanya bergantung pada
sistem tadah hujan
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin karena mengurangi beban masyrakat untuk
membeli air bersih
4. Meningkatkan kesehatan masyarakat karena
mengkonsumsi air yang lebih bersih

Sasaran:

Sasaran bagi pembangunan embung dan sarana


penampung air lainnya ini adalah daerah/ desa dengan
kriteria sebagai berikut:

1. Memilki tingkat kekeringan yang cukup tinggi


2. Merupakan daerah yang berbukit-bukit atau
daerah lain yang sulit untuk ditemukan sumber air

Tabel 10. Program Pengembangan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa


NAMA PROGRAM Program Pengembangan Diseminasi Informasi bagi
Masyarakat Desa
LOKASI Kabupaten Sampang ( tersebar )
PELAKSANA/SKPD Bapemas
SUMBER DANA/ THN APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010
DISKRIPSI Latar Belakang
INOVASI/KREATIFITAS Melalui hasil survey yang dilakukan oleh Bappeda
Sampang tahun 2010 kepada 128 rumah tangga miskin
yang tersebar pada empat belas Kecamatan yang berda
di Kabupaten Sampang, diketahui bahwa 63,21%
masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pekebun,
14,51% bekerja sebagai buruh tani, 9,43% tidak bekerja,
5,66% bekerja sebagai pedagang, 4,72% adalah nelayan
dan 2,83% sebagai buruh.
Tingginya jumlah petani/pekebun yang berada di
Kabupaten Sampang merupakan potensi sendiri yang
sebenarnya bisa dikembangkan. Selama ini masyarakat
menanam kebutuhan pokok, maupun sayur dan buah-
buahan, namun tidak memiliki jalan untuk
mendistribusikan produknya.
Program pengembangan diseminasi informasi bagi
masyarakat desa adalah program dinas untuk
membangun satu pasar di setiap desa yang berada di
Kab. Sampang. Mengingat banyaknya jumlah petani dan
pekebun, sehingga potensi jumlah hasil-hasil pertanian
yang akan dijual juga cukup banyak.
Selain itu program ini juga ditujukan untuk
merangsang penggeliatan sektor ekonomi desa melalui
tumbuhnya usaha mikro dan kecil melali adanya pasar
(tempat pendistribusian produk). Di sini, pedagang tidak
dikenakan retribusi, namun berkewajiban untuk
berpartisipasi secara langsung dalam perawatan

33
keberlangsungan pasar.
Mekanisme Pembangunan Pasar Desa:
1. Bapemas mensosialisasikan kepada masyarakat
di desa bahwa dinasnya memiliki program untuk
pembangunan pasar desa
2. Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok
Masyarakat (Pokmas) mengajukan kepada
Bapemas untuk pembangunan pasar di desanya
3. Dinas melakukan kunjungan pada desa tersebut
untuk meninjau kelayakan tempat usaha
4. Setelah tempat dirasa cukup memadai, Bapemas
membantu pembangunan pasar semi permanen
melalui pembangunan paving dan Los

Tujuan
1. Menggerakkan ekonomi lokal desa
2. Merangsang masyarakat untuk memiliki
pekerjaan sampingan sebagai pedagang
3. Mencegah keluarnya dana yang beredar dari desa
setempat

Tabel 11. Program Pengelolaan Lahan dan Air


NAMA PROGRAM Program Pengelolaan Lahan dan Air dan WISMP
LOKASI Kecamatan jrengik, Sampang , Omben, Banyuates,
Sokobanah, Camplong, Torjun
PELAKSANA/SKPD Dinas Pertanian dan PU Pengairan
SUMBER Sistem Sharing APBD dan APBN Kabupaten Sampang 2010
DANA/THN
DISKRIPSI Latar Belakang
 Data menunjukkan bahwa sebagian besar petani di
INOVASI/KREATIFIT
Kabupaten Sampang mengandalkan pertanian
AS dengan sistem tadah hujan. Melalui sistem tadah
hujan, petani hanya bisa melakukan satu kali panen
dalam satu tahun. Sedangkan bila menggunakan
sistem irigasi teknis, petani bisa melakukan panen
hingga tiga kali dalam setahun.

Program pengolahan lahan dan air merupakan salah satu


sistem irigasi dengan mencari titik suplesi (sumber air
baru). Daerah dengan sumber ar berlebih menyalurkan air
pada daerah dengan jumlah air terbatas. Kegiatan ini baru
dilakukan sebagai contoh di satu desa yang berisi 60 Ha
lahan pertanian. Pada tahun 2010 program ini terbukti
berhasil dengan meningkatnya jumlah kali panen petani
dari satu kali menjadi tiga kali di wilayah tersebut.

Program penggunaan lahan air ini dapat disinergikan


dengn program WISMP dari PU Pengairan. Dimana program
WISMP/ petani pemakai air juga merupakan program
pembangunan jaringan irigasi teknis dengan

34
pemberdayaan masyarakat. Pada program ini petani
dilibatkan secara penuh dalam proses pembangunan serta
perawatan jaringan irigasi. Sebelumnya petani diberi
pelatihan dan pendampingan terlebih dahulu. Sehingga
apabila terjadi persoalan pada jaringan irigasi tersebut
akan langsung teratasi oleh para petani dengan sistem
swadaya.

Sasaran:
 Sasaran dari program ini adalah para petani yang
notabene merupakan jenis pekerjaan tertinggi di
Kabupaten Sampang. Diharapkan dengan dukungan
program jenis ini, produktivitas petani dapat
meningkat sehingga dalam jangka panjang bisa
meningkatkan kesejahteraan petani.

I. DAMPAK NYATA

A. Peningkatan kualitas SDM

Untuk menentukan kualitas SDM masyarakat Kabupaten Sampang bisa kita


lihat pada Angka partisipasi Kasar (APK) dimana APK SMP/MTS (sektor
pendidikan) di kabupaten Sampang sebagai salah satu menentukan variabel
untuk menentukan rata-rata lama sekolah dimana pada tahun 2009 APK SD/ MI
adalah 112,09%, APK untuk SMP/ MTs sebesar 97,35% dan APK untuk SMA / MA
adalah sebesar 38,54%. Sedangkan angka partisipasi kasar pada tahun 2008
adalah 105,68% untuk SD/ Mi, 92,21% untuk SMP/ MTs, dan 27,23% untuk SMA/
MA.

35
Sedangkan tingkat partisipasi murni pada tahun 2009 SD/ MI adalah 95,76%,
APM untuk SMP/ MTs sebesar 74,61% dan APM untuk SMA / MA adalah sebesar
24,62%. Sedangkan angka partisipasi murni pada tahun 2008 adalah 95,63%
untuk SD/ Mi, 71,40% untuk SMP/ MTs, dan 18,41% untuk SMA/ MA.

IPM kabupaten Sampang meskipun masih tertinggal bila dibandingkan


dengan kabupaten lainnya di Jawa Timur, namun telah mengalami peningkatan.
Tahun 2005 IPM kabupaten Sampang berada pada 54,50, tahun 2008 56,99 dan
pada tahun 2009 meningkat menjadi 58,23.

B. Peningkatan kesejahteraan Sosial-Ekonomi

36
Perkembangan perekonomian terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai
dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sebesar 4,58% meningkat
menjadi 4,64% pada tahun 2009. Sektor Pertanian masih mendominasi indikator
PDRB disusul dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan bahan galian
tambang.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang tidak melaju secara tinggi
disebabkan karena sektor pertanian yang mendominasi. Sedangkan tingkat
distribusi sektor industri masih sangat rendah. Pembangunan jembatan
Suramadu diharapkan bisa merangsang tumbuhnya investai lokal. Pemerintah
daerah mendukung melalui perbaikan Peraturan Daerah serta peraturan juga
program lain yang bisa mendukung. Selain itu pemerintah Kabupaten Sampang
juga berupaya terus memperbaiki kehidupan penduduk melalui berbagai
program penanggulangan kemiskinan yang mendukung sektor ekonomi lokal
(pertanian).

C. Penurunan Angka Kemiskinan

Meskipun kabupaten Sampang masuk kabupaten tertinggal atau miskin


namun jumlah dan persentase penduduk miskin mempunyai tren penurunan.
Jumlah penduduk berdasarkan data BPS pada tahun 2009 sebesar 864.620 jiwa
dan 39,42% adalah penduduk miskin atau 340.833 jiwa. Angka tersebut telah
mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2006, dimana jumlah penduduk
miskin sebesar 632.280 jiwa atau 73,72% dari total penduduk Sampang. Jumlah
Rumah Tangga Miskin juga mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS 2009,
tercatat 150.386 RTM berada di Kabupaten Sampang. Sedangkan pada tahun
2006 jumlah Rumah Tangga Miskin di kabupaten Sampang mencapai 153.733
RTM. Penurunan angka kemiskinan tersebut adalah dampak dari membaiknya
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM, dimana keduanya telah
diperbaiki melalui program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan
oleh Kabupaten Sampang 2010.

37

You might also like