Professional Documents
Culture Documents
KABUPATEN SAMPANG
TAHUN 2011
I. KOMITMEN
1. Kehendak Politik
1
• Adanya komitmen kuat dan tekad keras pihak-pihak yang secara langsung
mempunyai kewenangan dan bertanggung jawab dalam penanggulangan
kemiskinan
• Agenda pembangunan (daerah) menempatkan upaya dan program
penanggulangan kemiskinan pada skala prioritas utama
• Kemauan untuk secara jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan
kegagalan program penanggulangan kemiskinan di masa lalu, dan bertekad
untuk memperbaikinya, baik pada waktu sekarang maupun di masa
mendatang
2
b. Makin rendah tingkat korupsi di birokrasi pemerintahan, makin tinggi
tingkat melek huruf orang dewasa
c. Makin baik kondisi penegakan hukum suatu negara, makin rendah tingkat
kematian bayi
d. Makin sedikit regulasi yang diciptakan pemerintah, makin tinggi tingkat
pendapatan per kapita.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka jelas bahwa untuk mencapai
terciptanya kebijakan pro-poor budget diperlukan adanya kebijakan awal seperti
pro-poor policy (kebijakan umum yang memihak pada orang miskin), pro-poor
institutions (adanya institusi-institusi – khususnya institusi pemerintah yang
memihak orang miskin), dan yang lebih penting lagi adalah adanya pro-poor
government (pemerintahan yang memihak orang miskin). Tanpa adanya pra-
syarat kebijakan seperti ini, sulit mengharapkan pemerintah (daerah) untuk
mempunyai kebijakan anggaran yang bersifat pro-poor.
A. Dukungan Kebijakan
3
selalu dikatakan aktivitas yang kurang produktif, karena memberikan nilai
tambah (value added) yang relatif lebih rendah dari aktivitas ekonomi lainnya
seperti perdagangan dan industri. Oleh karena itu, masyarakat petani dan
nelayan identik dengan masyarakat miskin.
Melihat fenomena tersebut di atas, pemerintah kabupaten Sampang tidak
tinggal diam. Perumusan kebijakan dilakukan untuk memperbaiki
perekonomian masyarakat sehingga dapat kembali menorehkan hasil dalam
pengurangan angka kemiskinan dan meningkatkan IPM yang ada di Kabupaten
Sampang. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan disesuaikan
dengan profil masyarakat Kabupaten Sampang serta potensi daerah yang bisa
dikembangkan. Adapun 7 (tujuh) arah kebijakan pembangunan Kabupaten
Sampang 2008-2013 sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kabupaten Sampang Tahun 2008-2013
adalah sebagai berikut:
4
f. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang potensial
1) Arah kebijakan dari strategi pengembangan kapasitas
perekonomian daerah:
a. Mengembangkan sistem ketahanan pangan daerah
b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
c. Mengembangkan sarana pemasaran produk unggulan
d. Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam usaha ekonomi
e. Menanggulangi kemiskinan
f. Menyelenggarakan sistem pelayanan administrasi terpadu
1) Arah kebijakan dari strategi pengembangan sistem tata kelola
pelayanan dasar masyarakat:
a. Menyelenggarakan regulasi untuk menjamin pelaksanaan pelayanan
dasar yang berkualitas dan terjangkau
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pendidikan,
kesehatan, dsn infrastruktur dasar
c. Menjamin akses pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
1) Arah kebijakan dari strategi peningkatan proporsi pengalokasian
anggaran untuk penyelenggaraan pelayanan dasar
a. Mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD
b. Mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 15% dari APBD
1) Arah kebijakan dari strategi pemberdayaan kelembagaan sosial
masyarakat:
a. Mendorong rekonsiliasi sosial
b. Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan sosial
c. Menyelenggarakan regulasi yang mendukung terciptanya harmoni
sosial
d. Melaksanakan penegakan hukum
1) Arah kebijakan dari strategi pengoptimalan pemanfaatan potensi
wilayah dengan tetap memperhatikan kemampuan/ daya dukung
lingkungan:
a. Menyelenggarakan kebijakan tentang penataan ruang dan penataan
lingkungan secara terpadu dan seimbang
b. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Buatan
5
c. Mengembangkan inovasi teknologi yang dapat mendorong
perambahan nilai bagi potensi wilayah
Sesuai dengan visi-misi Bupati Sampang tahun 2008-2013, strategi dan arah
kebijakan di atas, maka pemerintah Kabupaten Sampang membagi 5 (lima)
program prioritas pembangunan, yaitu:
1) Peningkatan pelayanan dasar
2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
3) Peningkatan partisipasi masyarakat dan kelembagaan pemerintahan
4) Peningkatan harmoni sosial
5) Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Alam sesuai daya dukung
lingkungan
Fokus pembangunan internasional Millenium Development Goals (MDGs)
atau yang biasa disebut dengan tujuan pembangunan milenia telah tercakup
dalam arah kebijakan, serta program prioritas pembangunan Kabupaten
Sampang 2011. Adapun tujuan dari fokus pembangunan Kabupaten Sampang
adalah menurunkan angka kemiskinan hingga berada di bawah 35% pada
tahun 2013.
Program-program tersebut kemudian disusun dalam rangkaian program
penanggulangan kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan yang
berada di Kabupaten Sampang dibagi dalam 4 (empat) kelompok program,
berdasar atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Repubik Indonesia Nomor 42
Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Propinsi dan
Kabupaten Kota, yaitu:
1) Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program bantuan
sosila terpadu berbasis keluarga adalah program dan kegiatan dengan tujuan
utama pada peningkatan daya beli masyarakat, tingkat kesehatan, serta
tingkat pendidikan (indikator IPM).
2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat adalah program dan kegiatan dengan
basis kelompok masyarakat (POKMAS). Seperti pendidikan dan pelatihan,
pendampingan masyarakat, Pemberdayaan lembaga dan organisasi
masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP, dan lain sebagainya.
3) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan
Kecil
6
Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program
pemberdayaan usaha mikro dan kecil adalah program dan kegiatan dengan
tujuan utama pelaku usaha mikro dan kecil. Programnya berupa kegiatan
yang bisa membantu dan berdampak secara langsung terhadap peningkatan
dan pengembangan usaha bagi UMKM.
4) Program-program lainnya yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat miskin. Program dan kegiatan yang termasuk dalam
kelompok program penunjang/ pendukung kegiatan ekonomi adalah
program dan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan
ekonomi, maupun pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Dalam mewujudkan pencapaian “Tujuan Pembangunan Milenia” dilakukan
berbagai upaya melalui pengembangan program melalui empat kelompok
program di atas. Program-program baru yang mengacu pada capaian
Millenium Development Goals yang berbasis gender telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sampang dengan SKPD pelaksana Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) melalui kegiatan-
kegiatan seperti pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat miskin, pengembangan
usaha bagi perempuan, dan peningkatan ekonomi produktif bagi perempuan.
Sedangkan program untuk mengurangi angka kematian Ibu dan Bayi
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RSUD Kabupaten
Sampang.
Program dan kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan, maupun
dimonitoring dengan kerjasama beberapa SKPD yang terkait dalam program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang. Berikut adalah SKPD yang
turut berperan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang:
1) Bappeda bertanggung jawab dalam membuat perencanaan program
pengentasan kemiskinan lintas SKPD maupun lintas wilayah dan mengkoordinir
pelaksanaannya. Melalui Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Bappeda menentukan wilayah/ kawasan miskin (desa tertinggal), penyebab,
strategi hingga program/ kegiatan yang harus dilakukan. Selanjutnya berbagai
program terkait pengentasan kemiskinan diarahkan dan diprioritaskan di
kawasan miskin tersebut.
2) Badan Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama dengan Dinas Koperasi
dan UMKM dapat melakukan berbagai kegiatan pelatihan maupun fasilitas
7
pemodalan bagi UMKM, terutama usaha mikro, melalui program pengembangan
lembaga ekonomi perdesaan. Selain itu Bapemas juga melaksanakan program
dengan basis masyarakat.
3) Program Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Pertanian (petani, nelayan,
peternak, penambang) yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Holtikultura, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Perikanan, Kelautan
dan Peternakan, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan merupakan program
yang secara langsung ataupun tak langsung bertujuan meningkatkan
kesejahteraan petani/peternak/penambang, sekaligus mengangkat mereka dari
kemiskinan. Bagaimanapun pelaku bidang pertanian masih diidentikkan dengan
rata-rata tingkat pendapatan per kapita yang rendah. Program ini diharapkan
mampu meningkatkan pendapatan per kapita rumah tangga petani.
4) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin atau kegiatan pelayanan
penduduk miskin di sarana kesehatan merupakan bagian dari program
pengentasan kemiskinan sekaligus peningkatan kualitas kesehatan sumberdaya
manusia yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun RSUD. Demikian pula
halnya program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya, terutama di kawasan miskin (desa tertinggal), akan
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
5) Berbagai program/kegiatan dalam rangka program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, terutama dengan kelompok sasaran masyarakat
miskin dan di kawasan miskin, akan membuka akses ke pendidikan dan
meningkatkan kualitas SDM. Program ini didukung keberhasilannya oleh Dinas
Pendidikan.
6) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS dan Program
Pembinaan Anak Terlantar yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi secara langsung membantu masyarakat miskin.
7) Dinas PU Cipta Karya, terutama yang diprioritaskan di kawasan/desa
miskin/tertinggal, diharapkan dapat membantu pengentasan kemiskinan. PU
Cipta Karya melakukan kegiatan pengentasan kemiskinan dengan melakukan
perbaikan pada rumah tempat tinggal masyarakatmiskin menjadi rumah yang
layak huni elalui perbaikan lantai, dinding rumah, atau genteng.
8) Program dengan isu pengarusutamaan gender dilakukan oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).
8
9) Dinas kesehatan dan RSUD saling bekerjasama untuk menjalankan
program peningkatan kualitas kesehatan bagi masyarakatmiskin.
10) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika bekerjasama dengan
PU Bina Marga untuk melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur di
Kabupaten Sampang.
11) Sedangkan sejak tahun 2010, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga dimasukkan dalam rangkaian SKPD yang turut berpartisipasi
dalam mengentaskan kemiskinan. Adapun fungi dari SKPD ini adalah
melaksanakan kegiatan dengan promosi pariwisata dan kebudayaan daerah.
Dalam jangka panjang diharapkan sektor pariwisata dapat membantu dalam
meningkatkan pendapatan penduduk Sampang.
12) Semua Kecamatan yang ada di Sampang, terutama yang memiliki
kawasan/desa tertinggal, akan terlibat dalam berbagai program pengentasan
kemiskinan di daerahnya. Pemerintah kecamatan, desa/kelurahan setidaknya
berfungsi sebagai motivator masyarakat untuk berperan aktif dalam berbagai
program dan/atau program yang dilaksanakan di daerahnya.
Adapun program-program penanggulangan kemiskinan yang dianggarkan
dalam APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009 yang terdapat dalam kegiatan
program-program SKPD dapat diuraikan dalam tabel berikut ini :
NO
NAMA SKPD NAMA PROGRAM
.
1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa
2. DISPENDALOK 1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
A Negeri
3. BKP4 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
4. Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian/Perkebunan Lapangan
5. Program Prasarana Penyuluhan Pertanian
4. DINAS 1. Program Penyediaan Perbaikan Infrastruktur
Pertanian
9
KEHUTANAN & 2. Program Rehabilitasi Hutan dan lahan
PERKEBUNAN 3. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
4. Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman
Tembakau
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
5. DINAS 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
PERTANIAN 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian
10
KELAUTAN
PERIKANAN & 2. Peningkatan Produktivitas Hasil Peternakan
PETERNAKAN
9. DINAS PU 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan,
PENGAIRAN Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
3. Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
Lainnya
4. Program Pengendalian Banjir
10. DINAS 1. BOSDA
PENDIDIKAN 2. BKSM (SMP) (SMA/MA/SMK)
11. DINAS 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
KESEHATAN
12 BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
11
2 Penngkatan Kemampuan Lembaga Petani
3 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah
4 Pengembangan Desa Mandiri Pangan
5 Pengembangan Pertanian pada Lahan kering
6 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
Peningkatan Produksi, Produktififitas dan Mutu Produk
7
Perkebunan Produk Pertanian
12
Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta
17 penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan
SDM
1 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
2 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah
3
dibangun
4 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air
5 Pelaksanaan WISMP
6 Operasional dan pemeliharaan rutin jaringan irigasi
6 PU Pengairan
7 Pembangunan sumur-sumur air tanah
8 Rehabilitasi sumur-sumur air tanah
Pembangunan embung dan bangunan penampung air
9
lainnya
Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan
10
penampung air lainnnya
Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai
11
dan danau
1 Pembinaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
Dinas 2 Pemberian Bantuan untuk siswa miskin
7
Pendidikan
Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Anak
3
Sekolah (PMTAS)
13
3 Peningkatan imunisasi
5 Pembangunan Puskesmas
Berdasarkan tabel (1) dan (2) di atas dapat ditunjukkan bahwa kebijakan
program pembangunan di Kabupaten Sampang dalam upaya penanggulangan
kemiskinan dapat melibatkan berbagai lintas sektor SKPD dan berkelanjutan.
Pada tahun 2009 Kabupaten Sampang mengikutsertakan dua belas SKPD,
namun pada 2010 bertambah sebesar lima belas SKPD yang memiliki hubungan
langsung dengan program penanggulangan kemiskinan yang dialokasikan
menggunakan dana APBD.
Program penanggulangan kemiskinan juga difokuskan berdasar kebutuhan
masyarakat serta berbasis potensi ekonomi lokal. Berdasar pada hasil survey
yang dilakukan oleh Bappeda Sampang 2010 menunjukkkan bahwa sektor
prioritas yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Sampang adalah UMKM/
Perdagangan, Pertanian, Pendidikan, dan Kesehatan. Sedangkan infrastruktur
prioritas adalah air bersih, jalan, penerangan jalan, puskesmas, dan sekolah.
Dari keempat puluh sembilan program di atas, kesemuanya telah menjawab
sektor prioritas maupun infrastruktur prioritas yang dibutuhkan penduduk
Sampang.
14
A. Dukungan Anggaran (Pro Poor Budget)
1. Pengalokasian Anggaran
Total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten Sampang
pada tahun 2009 adalah, total pendapatan sebesar Rp.657,93 milyar (naik
14,8%), total belanja sebesar Rp.848,31 milyar (naik 18,2%), dan total
pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar (naik 30,1%). Pembiayaan ini merupakan
akibat adanya defisit dimana terjadi selisih minus antara pendapatan dan
belanja. Total pendapatan sebesar Rp. 657,93 milyar terdiri dari pendapatan asli
daerah sebesar Rp.28,20 milyar (naik 28,3%), dana perimbangan sebesar
Rp.628,82 milyar (naik 16,1%), dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar Rp.910 juta (turun 92,5%). Total belanja daerah sebesar Rp. 693,86
milyar diperuntukkan belanja tidak langsung sebesar Rp.438,97 milyar (naik
24,6%) dan belanja langsung sebesar Rp.409,34 milyar (naik 11,3%). Total
pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar terdiri dari penerimaan pembiayaan
sebesar Rp.205,38 milyar (naik 24,5%) dan pengeluaran pembiayaan sebesar
Rp.15 milyar (naik 50,7%).
Sedangkan total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten
Sampang pada Juli tahun 2010 adalah, total pendapatan sebesar Rp. 646,944
milyar, total belanja sebesar Rp. 743,014 milyar, dan total pembiayaan sebesar
Rp. 96,069. Pembiayaan ini terjadi karena adanya defisit antara total
pendapatan dan belanja. Rotal pendapatan sebesar Rp. 646,944 milyar terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah Rp. 35,120 milyar, dana perimbangan sebesar Rp.
585,435 milyar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 26,390
milyar. Total belanja daerah sebesar Rp. 743,014 milyar diperuntukkan belanja
tidak langsung sebesar Rp.467,664 milyar dan belanja langsung sebesar Rp.
275,349 milyar. Total pembiayaan sebesar Rp.96,069 milyar terdiri dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 111,070 milyar dan pengeluaran
pembiayaan sebesar Rp. 15,001 milyar.
Dari Total APBD Tahun 2009 dan tahun 2010 dapat diuraikan alokasi
anggaran yang dibelanjakan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Sampang sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini :
15
JUMLAH
NO
NAMA SKPD NAMA PROGRAM ANGGARAN
.
(Rp.)
1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan 11.521.232.75
Keberdayaan Masyarakat 0
Pedesaan
2. Program Pengembangan 91.300.00
Lembaga Ekonomi Pedesaan 0
16
Pertanian
4. Program Peningkatan 219.893.60
Penerapan Teknologi Pertanian 0
17
PETERNAKAN 2. Peningkatan Produktivitas Hasil 910.987.100
Peternakan
3. Program Peningkatan 74.999.000
Penerapan Teknologi
Peternakan
18
13. DINAS 1. Program Pelayanan Kesehatan 629.055.000
KESEHATAN Penduduk Miskin
2. Program Pengadaan, 6.351.444.500
Peningkatan Dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
14. BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan 29.305.000
Penduduk Miskin
15. BAPPEDA 1. Program Jaring Pengaman 5.400.000.000
Ekonomi dan Sosial (JPES)
JUMLAH 176.686.336.36
0
Tabel 4. Alokasi Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana
APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010
Jumlah
N
NAMA SKPD Nama Program dan Kegiatan Anggaran Rp.
O.
(dalam 000)
Pemberdayaan lembaga dan 7,800,000
1 organisasi masyarakat melalui
kegiatan PNPM-MP
Penyelenggaraan diseminasi 50,169
2
informasi bagi masyarakat desa
3 Teknologi tepat guna 163,067.5
1 Bapemas Fasilitasi Pelaksanaan Program 571,223.10
4
Gerdu-Taskin
Fasilitasi Pelaksanaan Program 16,300
5 Pengembangan Ekonomi
Kawasan
Pengembangan jaringan 4,238,870
6
instalasi listrik desa
Pengembangan Pasar dan 10,101,956.45
2 Dispendaloka 1
Distribusi Barang/Produk
3 BKP4 Penyuluhan dan pendampingan 69,474
1
petani dan pelaku agrobisnis
Peningkatan Kemampuan 64,895
2
Lembaga Petani
Pengembangan Cadangan 295,065
3
Pangan Daerah
Pengembangan Desa Mandiri 80,950
4
Pangan
Pengembangan Pertanian pada 75,000
5
Lahan kering
Peningkatan Mutu dan 100,687
6
Keamanan Pangan
Peningkatan Produksi, 99,950
7 Produktififitas dan Mutu Produk
Perkebunan Produk Pertanian
8 Pelatihan dan Bimbingan 69,945
Pengoperasian Teknologi
Pertanian/Perkebunan Tepat
19
Guna
Peningkatan dan Penguatan 74,651
9 Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian
10 Sarana Penyuluhan Pertanian 801,412.35
Peningkatan Kemampuan 74,965
(Capacitty Building) dan
1
Pendampingan Sosial
pemberdayaan Fakir Miskin
Dinsosnakert
4 Pelatihan Ketrampilan Berusaha 55,400
rans 2
Bagi Keluarga Miskin
Pelatihan Ketrampilan Bagi 60,000
3 Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Pemantauan dan Penyampaian 1,216,195.5
4
Bahan Pokok Keluarga Miskin
20
Pengerahan dan fasilitasi 112,821.5
perpindahan serta penempatan
17
transmigrasi untuk memenuhi
kebutuhan SDM
Perencanaan pembangunan 600,000
1
jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan 1,895,000
2
jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan petani 92,499.67
3
pemakai air
4 Pelaksanaan WISMP 67,503.4
Operasional dan pemeliharaan 1,100,000
5
rutin jaringan irigasi
5 PU Pengairan Pembangunan sumur-sumur air 1,150,000
6
tanah
Rehabilitasi sumur-sumur air 300,000
7
tanah
Pembangunan embung dan 2,700,000
8 bangunan penampung air
lainnya
Pemeliharaan dan rehabilitasi 390,000
9 embung dan bangunan
penampung air lainnnya
Rehabilitasi kawasan kritis 9,354,500
10 daerah tangkapan sungai dan
danau
21
Dari tabel (3) dan (4) di atas dapat ditunjukkan bahwa dukungan APBD
Kabupaten Sampang terhadap alokasi anggaran untuk penanggulangan
kemiskinan sangat besar. Adapun besarnya jumlah dana pendamping (dana
sharing) yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Sampang untuk mendukung
program penanggulangan kemiskinan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur pada berbagai SKPD dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
ANGGARAN
NO MITRA
NAMA PROGRAM DANA
. SKPD DANA SHARING
PROGRAM
1. Program Nasional Bapemas 33.202.805.000 8.300.701.000
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri Pedesaan
(PNPM-MP)
2. Program Gerakan Bapemas 821.500.000 361.460.000
Terpadu
Penegetasan
Kemiskinan
(Gerdutaskin)
2. Program Bappeda 1.000.000.000 120.000.000
Percepatan
Pembangunan
Kawasan Produksi
Daerah Tertinggal
(P2KPDT)
3. Program BKP4 549.800.000 181.163.000
Peningkatan
Ketahanan Pangan
22
10. Program PLBPM Dinas 400.000.000 46.200.000
(Pengelolaan Kelautan &
Lingkungan Perikanan
Berbasis
Pemberdayaan
Masyarakat)
11. Program Mitigasi Dinas 1.933.530.000 212.688.000
Lingkungan Laut Kelautan &
dan Pesisir Perikanan
12. Program WISMP Dinas 210.221.000 67.503.400
(Water Resources Pengairan
and Irrigation
Sector
Management
Program)
JUMLAH 44.120.681.0 9.774.062.400
00
Pengadaan Jaringan
3 Bapemas 5,521,823 4,238,870
Instalasi Listrik Desa
Fasilitasi
Pelaksanaan
4 Bapemas 821,500 571,223
Program Gerdu-
Taskin
Fasilitasi
Pelaksanaan
5 Program Bapemas 16,300
Pengembangan
Ekonomi Kawasan
Teknologi Tepat
6 Bapemas 163,067.5
Guna
23
Pelaksanaan
Pemberian Makanan
7 BP2KB 563,896,650
Tambahan Anak
Sekolah (PMTAS)
Pengembangan
Dispendalo
8 Pasar dan Distribusi 10,101,956
ka
Barang/Produk
Penyuluhan dan
pendampingan
9 BKP4 69,474
petani dan pelaku
agrobisnis
Penngkatan
10 Kemampuan BKP4 64,895
Lembaga Petani
Pengembangan
11 Cadangan Pangan BKP4 295,065
Daerah
Pengembangan
12 Desa Mandiri BKP4 80,950
Pangan
Pengembangan
13 Pertanian pada BKP4 75,000
Lahan kering
Peningkatan Mutu
14 dan Keamanan BKP4 100,687
Pangan
Peningkatan
Produksi,
Produktififitas dan
15 BKP4 99,950
Mutu Produk
Perkebunan Produk
Pertanian
Pelatihan dan
Bimbingan
Pengoperasian
16 BKP4 69,945
Teknologi
Pertanian/Perkebun
an Tepat Guna
Peningkatan dan
Penguatan
17 Kelembagaan BKP4 74,651
Penyuluhan
Pertanian
24
Sarana Penyuluhan 1,902,270
18 BKP4 801,412.35
Pertanian .8
Peningkatan
Kemampuan
(Capacitty Building)
Dinsosnake
19 dan Pendampingan 74,965
rtrans
Sosial
pemberdayaan Fakir
Miskin
Pelatihan
Ketrampilan Dinsosnake
20 55,400
Berusaha Bagi rtrans
Keluarga Miskin
Pelatihan
Ketrampilan Bagi
Penyandang Dinsosnake
21 60,000
Masalah rtrans
Kesejahteraan
Sosial
Pemantauan dan
Penyampaian Bahan Dinsosnake
22 1,216,195.5
Pokok Keluarga rtrans
Miskin
Pelatihan
Ketrampilan
Dinsosnake
23 Berusaha Bagi 60,000
rtrans
Lanjut Usia
Potensial
Pelatihan
Ketrampilan dan
Praktek Belajar
Dinsosnake
24 Kerja Bagi Anak 47,000
rtrans
Terlantar Termasuk
Anak Jalanan, Anak
Cacat, Anak Nakal
Penanganan
masalah-masalah
strategis yang
Dinsosnake
25 menyangkut 150,000
rtrans
tanggap cepat
darurat dan
kejadian luar biasa
Pelatihan
Ketrampilan Praktek Dinsosnake
27 50,000
Belajar Kerja Bagi rtrans
Anak Terlantar
25
Pendidikan dan
Pelatihan Bagi Dinsosnake
28 47,335
Penyandang Cacat rtrans
dan Eks Trauma
Pendidikan dan
Pelatihan
Ketrampilan Dinsosnake
29 50,000
Berusahan bagi Eks rtrans
Penyandang
Penyakit Sosial
Pendidikan dan
Pelatihan Dinsosnake
30 74,988.25
Ketrampilan Bagi rtrans
Pencari Kerja
Sosialisasi Berbagai
Peraturan
Dinsosnake
31 Pelaksanaan 42,740
rtrans
Tentang
Ketenagakerjaan
Fasilitas
Penyelesaian
Prosedur Dinsosnake
32 16,425
Penyelesaian rtrans
Perselisihan
Hubungan Industrial
Fasilitas
Penyelesaian
Prosedur Dinsosnake
33 48,361.5
Penyelesaian rtrans
Perselisihan
Hubungan Industrial
Pendidikan
Pelatihan
Ketrampilan dan
Kemampuan Dinsosnake
34 116,876
Masyarakat rtrans
Penghasil
Tembakau
(DBHCHT)
Pengerahan dan
fasilitasi
perpindahan serta
Dinsosnake
35 penempatan 112,821.5
rtrans
transmigrasi untuk
memenuhi
kebutuhan SDM
Perencanaan
PU
36 pembangunan 600,000
Pengairan
jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemelih
PU
37 araan jaringan 1,895,000
Pengairan
irigasi
26
Rehabilitasi/pemelih
araan jaringan PU
38 2,985,245
irigasi yang telah Pengairan
dibangun
Rehabilitasi/pemelih
PU
39 araan petani 92,499.67
Pengairan
pemakai air
PU
40 Pelaksanaan WISMP 67,503.4
Pengairan
Operasional dan
PU
41 pemeliharaan rutin 1,100,000
Pengairan
jaringan irigasi
Pembangunan
PU
42 sumur-sumur air 1,150,000
Pengairan
tanah
Rehabilitasi sumur- PU
43 300,000
sumur air tanah Pengairan
Pembangunan
embung dan
PU
44 bangunan 2,700,000
Pengairan
penampung air
lainnya
Pemeliharaan dan
rehabilitasi embung
PU
45 dan bangunan 390,000
Pengairan
penampung air
lainnnya
Rehabilitasi
kawasan kritis PU
46 9,354,500
daerah tangkapan Pengairan
sungai dan danau
Pembinaan Bantuan
Dinas 5,23
47 Operasional Sekolah 7,874,782.6
Pendidikan 5,188.40
Daerah 0
Penyuluhan dan
pendampingan bagi
49 Dishutbun 841,833
pertanian/perkebun
an
27
Pelayanan
pencegahan dan Dinas
50 150,000 467,206
penanggulangan Kesehatan
penyakit menular
Peningkatan Dinas
51 200,000 110,000
imunisasi Kesehatan
Penanggulangan Dinas
52 100,000 85,000
penyakit cacingan Kesehatan
Pembangunan Dinas
53 3,600,000 360,000
Puskesmas Kesehatan
Pembangunan
Dinas
54 Puskesmas 1,400,000 140,000
Kesehatan
Pembantu
Pembangunan
Polindes (Pondok
Dinas
55 persalinan desa) 2,800,000 280,000
Kesehatan
dan Poskesdes (Pos
kesehatan desa)
52,253, 10,098,91 41,721,277.
TOTAL 977 2 57
Berdasarkan tabel (5) dan (6) dapat ditunjukkan bahwa dukungan alokasi
dana sharing terhadap program-program penanggulangan kemiskinan dari
Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah cukup besar yakni
rata-rata di atas 25%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Sampang sangat apresiatif terhadap upaya penanggulangan dan pengentasan
kemiskinan sesuai dengan visi pembangunan “Sampang Bersatu untuk
Kesejahteraan Umat”.
28
Pendekatan top down dalam perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Sampang dilaksanakan sebagai perwujudan amanah Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D)
Kabupaten Sampang Tahun 2008-2013. Sedangkan perencanaan dengan
pendekatan buttom up merupakan penggalian gagasan atau prakarsa
masyarakat desa melalui musyawarah, dengan melihat permasalahan dan
kebutuhan yang dihadapi sehari-hari untuk dapat diatasi dengan suatu kegiatan
pembangunan. Pendekatan top down dan buttom up tersebut dilaksanakan
melalui forum musrenbang yang partisipatif dan demokratis, sehingga diperoleh
suatu kesepakatan oleh kedua belah pihak yaitu pemerintah daerah dan
masyarakat.
Kabupaten Sampang adalah merupakan salah satu kabupaten tertinggal
yang memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa sebagaian besar desa-desa di Kabupaten Sampang adalah
merupakan desa tertinggal dan miskin. Hal ini dapat juga berpengaruh terhadap
hasil pelaksanaan Musrenbang yang dilakukan baik di tingkat kecamatan
maupun tingkat desa. Sebagian besar usulan kegiatan pembangunan yang
direncanakan adalah mengarah pada kegiatan-kegiatan dalam program
penanggulangan kemiskinan seperti; PNPM, JPES, Gerdutaskin, PPEK, USP dan
sebagainya. Usulan-usulan tersebut menjadi usulan prioritas yang harus
diakomodasi dalam APBD Kabupaten Sampan
I. KREATIVITAS
A. Prakarsa/Kebijakan Lokal
29
• Pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan
kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD dan
30
NO. NAMA PRODUK TUJUAN/SASARAN PELAKSANA KETERANGAN
1 STRADA PPDT Tersusunnya strategi Bappeda
2007-2009 daerah Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal
2 RAD PPDT 2007 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2007
3 RAD PPDT 2008 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2008
4 RAD PPDT 2009 Tersusunnya Rencana Bappeda
Aksi Daerah
Percepatan
Pembangunan daerah
Tertinggal tahun
2009
31
LOKASI Kecamatan Sreseh, Robatal, dan Karang Penang
PELAKSANA/SKPD PUPengairan
Tujuan:
32
2. Membantu saluran irigasi sektor pertanian dan
perkebunan sehingga tidak hanya bergantung pada
sistem tadah hujan
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin karena mengurangi beban masyrakat untuk
membeli air bersih
4. Meningkatkan kesehatan masyarakat karena
mengkonsumsi air yang lebih bersih
Sasaran:
33
keberlangsungan pasar.
Mekanisme Pembangunan Pasar Desa:
1. Bapemas mensosialisasikan kepada masyarakat
di desa bahwa dinasnya memiliki program untuk
pembangunan pasar desa
2. Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok
Masyarakat (Pokmas) mengajukan kepada
Bapemas untuk pembangunan pasar di desanya
3. Dinas melakukan kunjungan pada desa tersebut
untuk meninjau kelayakan tempat usaha
4. Setelah tempat dirasa cukup memadai, Bapemas
membantu pembangunan pasar semi permanen
melalui pembangunan paving dan Los
Tujuan
1. Menggerakkan ekonomi lokal desa
2. Merangsang masyarakat untuk memiliki
pekerjaan sampingan sebagai pedagang
3. Mencegah keluarnya dana yang beredar dari desa
setempat
34
pemberdayaan masyarakat. Pada program ini petani
dilibatkan secara penuh dalam proses pembangunan serta
perawatan jaringan irigasi. Sebelumnya petani diberi
pelatihan dan pendampingan terlebih dahulu. Sehingga
apabila terjadi persoalan pada jaringan irigasi tersebut
akan langsung teratasi oleh para petani dengan sistem
swadaya.
Sasaran:
Sasaran dari program ini adalah para petani yang
notabene merupakan jenis pekerjaan tertinggi di
Kabupaten Sampang. Diharapkan dengan dukungan
program jenis ini, produktivitas petani dapat
meningkat sehingga dalam jangka panjang bisa
meningkatkan kesejahteraan petani.
I. DAMPAK NYATA
35
Sedangkan tingkat partisipasi murni pada tahun 2009 SD/ MI adalah 95,76%,
APM untuk SMP/ MTs sebesar 74,61% dan APM untuk SMA / MA adalah sebesar
24,62%. Sedangkan angka partisipasi murni pada tahun 2008 adalah 95,63%
untuk SD/ Mi, 71,40% untuk SMP/ MTs, dan 18,41% untuk SMA/ MA.
36
Perkembangan perekonomian terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai
dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sebesar 4,58% meningkat
menjadi 4,64% pada tahun 2009. Sektor Pertanian masih mendominasi indikator
PDRB disusul dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan bahan galian
tambang.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang tidak melaju secara tinggi
disebabkan karena sektor pertanian yang mendominasi. Sedangkan tingkat
distribusi sektor industri masih sangat rendah. Pembangunan jembatan
Suramadu diharapkan bisa merangsang tumbuhnya investai lokal. Pemerintah
daerah mendukung melalui perbaikan Peraturan Daerah serta peraturan juga
program lain yang bisa mendukung. Selain itu pemerintah Kabupaten Sampang
juga berupaya terus memperbaiki kehidupan penduduk melalui berbagai
program penanggulangan kemiskinan yang mendukung sektor ekonomi lokal
(pertanian).
37