You are on page 1of 10

BAB III

PEMBAHASAN

Berbicara tentang perilaku organisasi mengandaikan adanya persepsi proaktif


dan reaktif terhadap karakter organisasi berikut interaksi denga lingkungan dan ruang
lingkup kegiatannya. Kegiatan organisasi yang mengalami pasang surut, merupakan
suatu proses bertahap dari pertumbuhannya, perkembangannya hingga mencapai
tahap kematangan. Proses eksistensial yang bersinambung ini melibatkan individu
atau pribadi-pribadi sebagai subjek dan pelaku aktif dari lembaga yang disebut
organisasi. Boleh dikata pribadi-pribadi yang terlibat dalam organisasi itu merupakan
urat nadi bekembang tidaknya organisasi.
Pemahaman dasar akan perilaku manusia yang berkecimpung dalam
organisasi dan proses-proses komunikasi menjadi semakin penting, justru karena
menyangkut pemeliharaan dan pemanfaatan harta perusahaan yang paling berharga,
yakni manusia-tenaga kerja itu sendiri. Khusus dalam zaman kita ini, pemahaman
akan pola tingkah laku, pola tindak dan pola pikir dari manusia semakin penting,
karena pola penyebaran arus komunikasi bergerak simultan dan sangat cepat yang
ditopang oleh persepsi, asumsi dan konsepsi yang semakin canggih dan sulit untuk
segera dikenali. Untuk menghindari terjadi kerancuan dan salah persepsi diperlukan
objektivitas penafsiran.
Organisasi sibuk dengan berbagai hal dan kegiatan rutin untuk mencapai
tujuannya. Pokok perhatiannya adalah apa yang harus dikerjakan , bukan bagaiman
harus mengerjkannya. Dalam usaha mengejar tujuan, organisasi terutama
memperhatikan segi-segi substansinya. Universitas sibuk mempersiapkan kurikulum,
sedangkan institut-institut sibuk mempersiapkan mata pelajaran dan bahan lainnya,
yang menurut mereka penting dan berguna bagi kelompok-kelompok pelanggan.
Organisasi penelitian terutama memperhatikan hal-hal seperti jenis penelitian yang
harus diadakan, metodologi yang harus diikuti, di mana penelitian itu harus
diterbitkan, dan seterusnya. Demkian pula, organisasi industri terutama memikirkan
tugas utamanya, ialah produksi dan pemasaran. Rupanya organisasiorganisasi
tersebut demikian terserap oleh bidang subtantif dari pekerjaan mereka, sehingga
mereka kurang memperhatikan beberapa dimensi lain yang mungkin juga penting,

26
yang dalam jangka panjang mungkin akan membantu organisasi mencapai tujuan
secara lebih efektif. Salah satu dimensi yang agak dilupakan ialah dimensi proses.
Proses dapat dirumuskan sebagai dimensi manusiawi dan perilaku dasar dari
suatu organisasi, berbagai kelompok dan orang-orang yang membentuk organisasi
itu. Proses di satu pihak dapat dibedakan dari struktur, dan di pihak lain dibedakan
dari isi. Bila suatu organisasi menghadapi masalah atau krisis penyelesaian yang
dicari biasanya menyangkut jenis perubahan yang dapat diadakan dalam organisasi
itu dan strukturnya, untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan dicapai organisasi.
Misalnya, dalam suatu universitas ada masalah, para pengajar tidak menghabiskan
waktu mengajar di kelas dan pulang terlalu cepat. Pemecahan masalah itu
diwujudkan dalam bentuk pengumuman peraturan-peraturan dalam perubahan
struktur, dengan memperluas wewenang kepala jurusan sehinga dapat bertindak
bagai seorang polisi.
Tekanan pada proses di sini hendaknya tidak diartikan pengurangan kepada
pentingnya struktur. Sungguhnya, proses dan struktur merupakan dua sisi dari mata
uang sama. Tekanan pada proses harus menambah perhatian pada struktur;
perbedaan satu-satunya ialah bahwa penekanan ini mendapatkan titik fokus yang
berlainan. Seolah-olah menganggap pemecahan struktur sebagai satu-satunya metode
atau metode utaman untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh suatu
organisasi, adanya tekanan pada proses berarti memandang perubahan struktural
sebagai sebagian saja dari dinamika yang mendasari fenomena keorganisasian. Hal
itu juga berarti bahwa struktur mendukung proses, dan kerja proses dilakukan untuk
memperkuat perubahan-perubahan struktur yang diadakan. Jadi dicapailah suatu
perpaduan antara struktur dan proses. Masing-masing bukannya berdiri bebas dari
yang lain dan tidak perlu lagi mempertanyakan yang mana yang lebih penting
struktur atau proses.
Proses dan struktur dalam organisasi memerlukan komunikasi, komunikasi
yang dibangun bukan sekedar komunikasi yang mengarah kepada pembagian tugas
dalam fungsi dan kerja sebuah organisasi, komunikasi diarahkan pada kebutuhan
dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, sehingga tidak terlalu kaku dan terkesan
ada batasan tertentu dalam komunikasi seperti batasan-batasan pada jabatan antara
atasan dengan bawahan, komunikasi yang diharapkan terjadi lebih lues dan pleksibel.

27
*Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang
dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa” interpersonal Communication is
Communication involving two or more people in a face for face setting”.
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu artinya komunikasi
hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerimaan
dan efek.(Canggara,2004). Unsur-unsur atau proses dari komunikasi meliputi
pengiriman, Alamatnya, Pesannya (dikirimkan), pesannya(diterima),Maksud
pesan,dan Mediumnya. Menurut Robbins; 2006, didalam proses komunikasi pesan
disampaikan dari sumber ( pengirim) ke penerima kemudian pesan itu dikodekan (di
ubah kedalaam bentuk simbolik dan diteruskan melalui sejumlah medium (saluran)
kepenerima yang menerjemahkan ulang (decording) pesan yang dimulai oleh
pengirim, yang hasilnya adalah pentransferan makna dari satu orang ke orang lain.
Pesan bisa jadi salah satu dari informasi, perasaan atau suatu permintaan untuk
bertindak.
Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah
efek yang posistif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan
efektivitas, sesungguhnya komunikasi yang tidak bertujuan.Efek dalam komunikasi
adalah tujuan yang terjadi pada diri penerima (komunikan), sebagai akibat pesan
yang diterima baik langsung maupun tidak langsung maupun media massa, jika
perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator maka komunikasi itu di sebut
efektif .(Anwar,Arifin;1984).
Maksud komunikasi sebagai proses aliran (pengiriman dan penerimaan )
pesan-pesan dalam bentuk pola dan melalui suatu medium atau media bisa
digambarkan sebagai: Komunikator (sender) yang mempunyai maksud
berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang
dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa
ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. Pesan (message) itu
disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung
maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail,
atau media lainnya. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

28
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh
komunikan itu sendiri. Komponen komunikasi tersebut adalah hal-hal yang harus ada
agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-
komponen komunikasi adalah:

• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan


kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain

Jaringan komunikasi seri ini merupakan jaringan yang paling sederhana, bisa
diibaratkan mengikuti rantai komando yang formal (kaku) yang diibaratkan sebagai
arus kerja, jaringan radial disini merupakan pengarahan atau koordinasi dimana biasa
bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok. Sedangkan
jaringan lingakaran biasa memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara
aktif berkomunikasi sehingga memberikan kepuasan tertinggi kepada anggotanya.

Arah komunikasi kebawah yang dimaksud disini menunjukkan arus pesan


yang kebanyakan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau dengan kata lain
penyampaian informasi yang berkenaan dengan tugas-tugas. Komunikasi ini biasa
menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan kepada bawahannya. Seperti
yang dikatakan oleh Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan
tujuan, merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan
yang timbul karena salah informasi memcegah kesalah pahaman karena kurang
informasi. ( Arni, 2004). Arah komunikasi atas biasa dikatakan pesan yang berasal
dari bawahan ke atasan seperti laporan kerja bawahan, tujuannya memberikan
balikan, agar komunikasi ini berjalan lancar dan memberikan informasi seperti yang
diharapkan hendaknya adanya penyusunan program apakah dari segi waktu, metode,

29
dan saluran yang rutin. Dalam komunikasi horizontal sangat dituntut kerja sama dan
proaktif, hal ini sangat biasa dilakukan karena pertukaran pesan pada orang-orang
yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi. komunikasi ini terjadi diantara
anggota kelompok kerja sama dan pada tingkat yang sama (Robbins,2006).

Komunikasi merupakan salah satu dinamika yang paling sering dikupas


dalam seluruh bidang perilaku organikasi, tetapi jarang dipahami sepenuhnya. Dalam
praktiknya, komunikasi yang efektif merupakan prasyarat dasar untuk mencapai
strategi organisasi dan manajemen sumber daya manusia, tetapi hal tersebut tetap
menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi manajemen modern(Fred
Luthans,2006)

Sedikit diragukan bahwa komunikasi memainkan peranan penting dalam


keefektifan manajerial dan organisasi. Pada sisi lain, komunukasi yang tidak efektif
dikatakan sebagai akar semua permasalahan di dunia. Komunikasi menjelaskan
terjadinya pertengkaran pasangan suami-istri, prasangka etnis, perang antar negara,
jurang pemisah generasi, perselisihan industri dan konflik organisasi. Contoh
tersebut mewakili sejmlah besar masalah yang dihubungkan dengan komunikasi
yang tidak efektif. Sehingga komunikasi menjadi kambing hitam atau penolong yang
menyenangkan, yang merupakan bagian dari keberhasilan organisasi.

Salah satu proses yang paling sulit dalam diagnosa organisasi ialah
memberikan umpan balik. Dimana akan memberikan suatu beban terutama bagi
organisasi masyarakat yang peka akan kritik. Keberhasilan umpan balik tergantung
pada isi dari umpan balik dan proses penyampaiannya terhadap petugas dan
pejabatnya.

Isi yang mesti di kandung dalam umpan balik meliputi:

1. Berkaitan; jika informasi yang diberikan itu berguna dan berkaitan dengan
masalah.
2. Dapat dipahami; hendaknya disajikan dalam bentuk yang siap dibahas
sehingga mempermudah pemahaman.
3. Deskriptif; menggunakan contoh dan ilustrasi yang terurai.

30
4. Dapat dibuktikan.
5. Terbatas; jangan over load
6. Komparatif.
7. Tidak berakhir.

Proses penyampaian umpan balik, waktu penyampaian umpan balik


hendaknya sesuai dengan jadwal waktu yang di tentukan, keterlambatan
penyampaian akan menimbulkan kesan tidak sesuai dengan keadaan. Umpan balik
yang bersifat personal jangan dikemukakan dalam suatu forum terbuka yang dihadiri
banyak orang.

KEMUNGKINAN AKIBAT DARI UMPAN BALIK

Umpan Balik diberikan

Tidak ada perubahan tidak Apakah tindakan disebabkan dari umpan balik

ya

Kekuatan menolak data Bagaimana arah kekuatan kekuatan menerima


data

Perlawanan, Frustasi Apakah struktur


tidak
keraguan, kegagalan dan proses yang
dan tidak ada dan tidak ada ada membantu
perubahan perubahan tindakan perbaikan
ya

Perubahan

31
Dimensi lain yang sangat mempengarui sebuah organisasi mencapai
tujuannya dalam proses dan struktur ialah motivasi kerja dari setiap elemen
organisasi. Motivasi sebenarnya mengacu pada seseorang. Seseorang memiliki
motivasi tinggi atau rendah, atau mempunyai satu atau lain motivasi. Motivasi juga
mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan pokok seperti: Mengapa Dedy bekerja lebih
keras daripada Raju? Mengapa Raju lebih banyak bergaul daripada Dedy? Jawaban
kepada pertanyaan pertama sebagian terdapat dalam pertanyaan yang kedua. Raju
tidak bekerja sekeras Dedy mungkin karena ia mempunyai kebutuhan psikologis
(motivasi) lebih besar untuk bergaul. Jika pekerjaan dapat memberi peluang kepada
Raju untuk memenuhi kebutuhannya dalam bergaul, Dedy mungkin bekerja keras
karena ia mempunyai kebutuhan besar akan persaingan dan memenuhi tantangan itu.
Tetapi, pada hakekatnya tentang perilaku karyawan, pertanyaan yang diajukan
adalah: mengapa semua orang yang mempunyai motivasi kerja lebih tinggi (artinya,
mereka lebih terlibat dalam bekerja daripada orang lain).
Salah satu model motivasi yang paling awal dan paling populer dikemukakan
leh Maslow (1954). Ia mempertimbangkan beberapa kebutuhan untuk menjelaskan
perilaku manusia, dan mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini mempunyai
suatu hirarki; bahwa beberapa kebutuhan berada di tingkat yang lebih rendah
daripada kebutuhan lainnya. Ia juga mengemukakan bahwa kecuali jika kebutuhan
tingkat lebih rendah itu dipenuhi, kebutuhan tingkat lebih tinggi tidak akan
berfungsi; dan setelah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi, keb utuhan ini tidak
akan memotivasikan orang. Ia kemukakan 5 tingkat hirarki utama dalam kebutuhan
itu yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (lapar, haus, dan sebagainya yang dilambangkan oleh
upah dan gaji), adalah kebutuhan yang paling rendah dalam hirarki.
2. Kebutuhan akan keamanan adalah yang berikutnya.
3. Kebutuhan akan kasih sayang (kebutuhan untuk berhubungan erat dengan
orang-orang lain)
4. Kebutuhan Ego (merupakan kebutuhan untuk memperoleh status dan
pengakuan)

32
5. Kebutuhan tingkat tertinggi adalah kebutuhan alkan perwujudan diri, dan
mencapai potensi sendiri.

Menurut Stephen P Robbins (1999), mendefinisikan motivasi dari sisi


perilaku yang ditampilkan seseorang. Orang-orang yang termotivasi akan
melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak. Namun, definisi ini bersifat
relatif dan hanya memberikan sedikit penjelasan pada kita. Sebuah definisi yang
lebih deskriptif namun kurang subtantif mengatakan bahwa, motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk
memuaskan kebutuhan individu. Kebutuhan (need), dalam terminilogi kami, berarti
suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu
terlihat menarik.
Dekade 1950-an adalah periode puncak dalam pengembangan konsep-konsep
motivasi. Tiga teori khusus diformulasikan selama periode ini, yang walaupun
sekarang sangat dikecam dan validitasnya dipertanyakan, mungkin masih merupakan
penjelasan-penjelasan yang terkenal mengenai motivasi karyawan, teori hierarki
kebutuhan, teori X dan teori Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor dan teori
motivasi hiegienis oleh Frederick Herzberg. Sejak itu lah dikembangkan penjelasan-
penjelasan yang lebih valid tentang motivasi, namun kita harus mengetahui teori-
teori awal ini paling tidak untuk dua alasan; (1) Teori-teori tersebut merupakan
landasan dari teori-teori kontemporer yang kini berkembang, dan (2) Para manajer
praktisi secara teratur menggunakan teori-teori ini dan terminilogi-terminiloginya
dalam menjelaskan motivasi karyawan.
Saat ini, secara virtual semua orang –praktisi dan sarjana –punya motivasi
tresendiri. Biasanya kata-kata berikut dimasukkan dalam definisi: hasrat, keinginan,
harapan, sasaran. Kebutuhan, dorongan, motivasi, dan insentif. Istilah motivasi
berasal dari Latin movere yang berarti ”bergerak”. Arti ini bukti dari definisi
komprehensif berikut ini: motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi
fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
untuk tujuan atau insentif. Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi
bergantung pada pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan dan
insentif.

33
Menurut Fred Luthans,

KEBUTUHAN DORONGAN INSENTIF

Gambar di atas menggambarkan proses motivasi. Kebutuhan membentuk


dorongan yang bertujuan untuk memperoleh intensif; begitulah proses dasar
motivasi. Dalam konteks sistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi
dan saling tergantung:
1. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis
atau psikologis, misalnya kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan
makanan atau air atau ketika tidak ada orang lain bertindak sebagai teman
atau sahabat. Meskipun kebutuhan psikologis berdasarkan defisiensi, kadang
juga tidak. Misalnya, individu denga kebutuhan kuat untuk maju mungkin
mempunyai sejarah pencapaian yang konsisiten.
2. Dorongan. Dengan beberapa pengecualian, dorongan atau motif (dua istilah
yang sering digunakan secara berantian), terbentuk untuk mengurangi
kebutuhan. Dorongan fisiologis dapat didefinisikan sebagai kehilangan
petunjuk. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang
berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam menghasilkan insentif. Hal
tersebut adalah proses motivasi. Contohnya kebutuhan akan makanan dan
minuman, diterjemahkan sebagai dorongan rasa lapar dan haus, dan dorongan
berteman menjadi dorongan untuk berafiliasi.
3. Insentif. Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai
semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Dengan
demikian, mempeoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan
fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan . makan, minum,
dan berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan mengurangi
dorongan yang ada. Makanan, air, dan teman merupakan insentif dalam
contoh.

Kebutuhan-kebutuhan akan menimbulkan adanya dorongan-dorongan bagi


seseorang untuk bertindak. Kebutuhan dan dorongan yang tidak terpenuhi akan

34
menimbulkan ketegangan tersendiri. Selanjutnya merangsang seseorang untuk
bertindak/melakukan perbuatan/praxis dan selanjutnya dapat diambil suatu
keputusan.
Menurut Nanang Fatah (1996:19) mengatakan bahwa Pada hakekatnya
orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu.
Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan
tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan
untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan.
Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi
sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri
seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna memenuhi
atau memuaskan kebutuhan. Pada akhirnya tekanan yang dirasakan menurun. Pada
saat tekanan menurun, maka motivasi juga menurun. Karena itu tekanantekanan
yang proposional harus dilakukan secara kontinyu agar dorongan untuk bertindak
selalu hidup dalam diri seseorang.
Secara individual upaya motivasi dapat dilakukan melalui upaya-upaya
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun ada kalanya kesadaran
untuk memotivasi diri sendiri tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu
diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari atasan, keluarga, rekan sejawat,
guru dan lainnya.
Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat
tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau perusahaan
diperlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat universal, bisa diterima
dan dijalankan oleh anggota organisasi atau karyawan. Ada kalanya beberapa
oraganisasi atau perusahaan menciptakan budaya kerja yang benar-benar baru, dan
ada pula yang mengadopsi budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang
disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan.

35

You might also like