Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
HYDROTREATING PROCESS
I. Pendahuluan
Panas reaksi dalam kilojoule per kg umpan per meter kubik hidrogen yang
dikonsumsi untuk masing-masing reaksi :
• Desulfurisasi : 8.1
• Saturasi Olefin : 40.6
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 1 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
• Denitrifikasi : 0.8
Merkaptan
C – C – C – C – SH + H2 → C – C – C – C + H2S
Sulfida
C – C – S – C – C + 2 H2 → 2 C – C + H2S
Disulfida
C – C – S – S – C – C + 3 H2 → 2 C – C + 2 H2S
Thiophene C – C – C – C + H2 S
C C
+ 4 H2 C
C C
S C – C – C + H2S
H2S hasil reaksi akan bereaksi dengan sejumlah kecil olefin untuk membentuk
mercaptan.
C – C – C – C = C – C + H2S → C – C – C – C – C – C
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 2 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Pyridine
C C – C – C – C – C + NH3
C C
+ 5 H2 C
C C
N C – C – C – C + NH3
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 3 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Quinoline
C C C
C C C C C–C–C–C
+ 4 H2 + NH3
C C C C C
C N C
Pyrrole
C–C–C–C + NH3
C C
+ 4 H2 C
C C
N C – C – C + NH3
Methyl Amine
H
– C– N + 4 H2 CH4 + NH3
H
H
C C
C C – OH C C
+ H2 + H2O
C C C C
C C
Phenol
Olefin linier
C – C = C – C – C – C + H2 → C – C – C – C – C – C (dan isomer)
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 4 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Olefin siklik
C C
C C C C
+ 2 H2
C C C C
C C
C C
C C – C – C - Cl C C– C – C
+ H2 → + HCl
C C C C
C C
Sebagian besar impurities metal terjadi pada level part per billion (ppb) di
dalam naphtha. Biasanya katalis naphtha hydrotreater atau distillate
hydrotreater mampu menghilangkan senyawa metal ini pada konsentrasi yang
cukup tinggi, yaitu hingga 5 ppmwt atau lebih, dengan basis intermittent pada
kondisi normal operasi. Impurities metal ini tetap berada di dalam katalis
hydrotreater dan dianggap sebagai racun katalis permanent karena meracuni
katalis secara permanen, tidak dapat dihilangkan dengan cara regenerasi
katalis. Beberapa logam yang sering terdeteksi dalam spent catalyst
hydrotreater adalah arsenic, iron, calcium, magnesium, phosphorous, lead
(timbal), silicon, copper, dan sodium.
Iron biasanya ditemukan terkonsentrasi pada bagian atas catalyst bed sebagai
iron sulfide. Sedangkan arsenic walaupun jarang ditemukan lebih dari 1 ppbwt
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 5 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 6 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Reactor Inlet
Space
Gas-Liquid Distributor
Inert catalyst
Graded Catalyst/Hydrotreating Catalyst
Quenching Distributor
Hydrotreating Catalyst
Catalyst Support Material/Alumina Ball 1/8”
Catalyst Support Material/Alumina Ball 3/4”
Catalyst Support Material/
Alumina Ball ¼”
Manway
Unloading spout
Hydrotreating Catalyst
Unloading spout
Reactor Effluent/Outlet
Outlet Collector
(Basket system)
Gambar
Teknologi
U 2. Reaktor
Proses Hydrotreater
Kilang Minyak Bumi yang Terdiri
Halaman dari
7 dari 1
21 ReaktorKontributor
(2 catalyst bed)
: Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 8 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 9 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
• Coke
• Keracunan logam
• Severity operasi
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 10 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Umpan naphtha hydrotreater adalah naphtha yang dapat berupa straight run
naphtha, naphtha dari tangki penyimpan, ataupun cracked naphtha. Jika
umpan naphtha berasal dari tangki maka harus diyakinkan bahwa tangki
dilengkapi dengan gas atau nitrogen blanketing. Jika tangki tidak dilengkapi
dengan gas atau nitrogen blanketing, maka naphtha kemungkinan akan
bereaksi dengan oksigen (yang berasal dari udara; biasanya tangki naphtha
adalah floating roof yang sangat mungkin terdapat kebocoran seal sehingga
dapat menyebabkan udara luar masuk ke dalam tangki) yang kemudian akan
menyebabkan terbentuknya gums. Gums ini biasanya terbentuk pada
preheater atau bahkan pada permukaan katalis.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 11 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
HYDROTREATER
LIGHT NAPHTHA
H2
ATMOSPHERIC HYDROTREATER REFORMER AROMATICS
CRUDE HEAVY NAPHTHA EXTRACTION
DISTILLATION GASOLINE
HYDROTREATER
AROMATICS
KEROSENE
CRUDE
CRUDE KEROSENE
DESALTER HYDROTREATER
OIL
ATM GAS OIL FUEL OILS
VACUUM HYDROTREATER/HYDROCRACKER
GAS OIL
VACUUM FCC
HYDROTREATER
CRUDE
DISTILLATION DAO
HYDROTREATER
ASPHALT
DEASPHALTING
COKER COKE
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 12 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
P ro s e s T e m p e ra tu r T e k a n a n P a rs ia l LHSV K onsum si
H y d ro tre a tin g (oC ) H id ro g e n H id ro g e n
(a tm ) (N m 3 m -3 )
N a p h th a 320 1 0 -2 0 3 -8 2 -1 0
K e ro s e n e 330 2 0 -3 0 2 -5 5 -1 5
A tm . G O 340 2 5 -4 0 1 .5 -4 2 0 -4 0
VGO 360 5 0 -9 0 1 -2 5 0 -8 0
ARDS 3 7 0 -4 1 0 8 0 -1 3 0 0 .2 -0 .5 1 0 0 -1 7 5
VGO HCR 3 8 0 -4 1 0 9 0 -1 4 0 1 -2 1 5 0 -3 0 0
R e s id u e H C R 4 0 0 -4 4 0 1 0 0 -1 5 0 0 .2 -0 .5 1 5 0 -3 0 0
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 13 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 14 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Temperatur operasi reactor bervariasi tergantung jenis feed, yaitu antara 285
o
C s/d 385 oC. Cracked feed akan memerlukan temperature yang lebih tinggi
karena biasanya mengandung sulfur, nitrogen, dan olefin yang lebih tinggi.
Reaktor delta T untuk reaksi hydrotreater biasanya antara 10 s/d 55 oC.
Jika kandungan sulfur, nitrogen, dan olefin dalam produk keluar reactor
meningkat, maka temperature reactor dapat dinaikkan sebagai kompensasi
untuk mempertahankan tingkat kandungan sulfur, nitrogen, dan olefin dalam
produk keluar reactor. Jika kenaikan temperature tidak dapat meningkatkan
kualitas produk atau kenaikan temperature sudah tidak mungkin karena
keterbatasan disain mechanical reactor (biasanya didisain hingga 400 oC),
maka diperlukan catalyst regeneration atau penggantian katalis. Saat ini
pelaksanaan catalyst regeneration sudah jarang dilakukan untuk katalis-katalis
hydrotreater karena tidak ekonomis.
Peningkatan laju alir recycle gas akan meningkatkan rasio H2/HC. Pengaruh
perubahan H2/HC sama dengan pengaruh tekanan parsial hidrogen terhadap
severity reaksi. Variabel yang dikendalikan untuk menjaga H2/HC adalah laju
recycle gas, hydrogen purity dalam recycle gas, dan laju umpan. Batasan
minimum hydrogen to hydrocarbon ratio (Nm3/m3 atau SCFB) tergantung pada
konsumsi hydrogen, karakteristik umpan, dan kualitas produk yang diinginkan.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 15 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Jumlah katalis yang dibutuhkan untuk tiap satuan umpan akan tergantung
pada feed properties, kondisi operasi, dan kualitas produk yang diperlukan.
Liquid Hourly Space Velocity (LHSV) didefinisikan sebagai (feed,
m3/jam)/(volume katalis, m3), sehingga satuan LHSV adalah 1/jam. Kenaikan
feed rate dengan volume katalis yang tetap akan menaikkan nilai LHSV.
Untuk memperoleh tingkat konversi reaksi yang sama, maka sebagai
kompensasinya maka temperature reaksi (temperature inlet reactor) harus
dinaikkan. Namun kenaikan temperature catalyst akan menyebabkan
peningkatan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis sehingga
akan mengurangi umur katalis.
LHSV1
T2 = T1 – 45 ln ---------- (untuk T dalam oF)
LHSV2
LHSV1
T2 = T1 – 25 ln ---------- (untuk T dalam oC)
LHSV2
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 16 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Injeksi wash water biasanya dilakukan pada inlet fin fan cooler upstream high
pressure separator.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 17 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Jika katalis deaktivasi terjadi akibat akumulasi endapan pada bagian atas bed
catalyst, maka untuk men-troubleshoot-nya cukup dengan melakukan catalyst
skimming (seperti dijelaskan pada point II.5).
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 18 dari 21 Kontributor : Adhi Budhiarto
VI. Troubleshooting
Permasalahan yang sering terjadi di unit hydrotreating tidak sebanyak permasalahan yang terjadi pada unit hydrocracker.
Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang terjadi di unit hydrotreating dapat dilihat dalam tabel
VI berikut ini :
Tabel II. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Unit Hydrotreater
U U U U