You are on page 1of 11

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN

PADA
PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS
PEMBANGUNAN KEHUTANAN
BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN
(Jakarta, 14 Juli 2010)
___________________________________________

Para pejabat Eselon I dan II Lingkup Dephut yang


saya hormati,
Dirut BUMN Kehutanan,
Para Kepala Dinas Kehutanan Provinsi,
Para Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Produksi Wil I-XVIII,
Ketua APHI, APKINDO, ISWA, MPI, dan
Hadirin peserta Rakornis Ditjen BPK lainnya yang
berbahagia.

Assalamu’alaikum wr. wb.


Pertama-tama marilah senantiasa kita panjatkan puji
syukur kehadhirat Allah SWT, karena atas karunia

1
dan perkenan-Nya lah kita dapat berkumpul di tempat
ini dalam keadaan sehat wal afiat, untuk mengikuti
Rakornis Ditjen BPK Tahun 2010.

Saudara-Saudara sekalian,
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kehutanan
Tahun 2010-2014 telah ditetapkan dengan Permenhut
No P.08/Menhut-II/2010 tanggal 27 Januari 2010
sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan renstra
unit kerja lingkup Kementerian Kehutanan dan
menjadi arahan dalam hal penentuan kebijakan dan
strategi pembangunan Sektor Kehutanan Daerah
yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dibidang Kehutanan. Renstra ini
disusun dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2010 – 2014 yang merupakan periode kedua
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) tahun 2005 – 2025.

Melalui Forum Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)


Bidang BPK ini, Saya berharap bahwa pembangunan
kehutanan khususnya bidang Bina Produksi

2
Kehutanan dapat bergerak seiring seirama sehingga
terwujud Koordinasi, Intergasi dan Sinkronisasi (KIS)
yang baik guna tercipta satu kesatuan yang utuh
pada semua tahapan perencanaan, pelaksanaan
pengawasan sampai dengan evaluasi sehingga akan
bermuara pada kontribusi pencapaian Visi, Misi dan
tujuan Kementerian Kehutanan.

Saudara-saudara para peserta rakornis,


Kementerian Kehutanan telah menetapkan Visi
Pembangunan Kehutanan Tahun 2010-2014, yaitu
“Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang
Berkeadilan”, dengan Kebijakan Prioritas (Jakpri)
sebagai berikut:
1. Pemantapan kawasan hutan.
2. Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung
daerah aliran sungai (DAS).
3. Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran
hutan.
4. Konservasi keanekaragaman hayati.
5. Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri
kehutanan.
6. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.

3
7. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor
kehutanan.
8. Penguatan kelembagaan kehutanan.

Dari delapan Kebijakan Prioritas tersebut, Revitalisasi


Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan,
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan, Mitigasi
dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan,
Penguatan Kelembagaan Kehutanan langsung terkait
dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen Bina Produksi
Kehutanan, namun demikian tidak berarti Ditjen BPK
tidak melaksanakan Kebijakan Prioritas lainnya, tapi
bagaimana meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi
dengan jajaran Eselon I lingkup Kementerian
Kehutanan.

Adapun sasaran strategis yang harus dicapai dalam


pelaksanaan Renstra Tahun 2010-2014 yang
langsung terkait tupoksi Ditjen BPK adalah :
1. Areal tanaman pada hutan tanaman bertambah
seluas 2,65 juta ha.

4
2. Ijin usaha pemanfaatan hutan alam dan restorasi
ekosistem pada areal bekas tebangan (logged
over area/LOA) tersedia seluas 2,5 juta ha.
3. Produk industri hasil hutan yang bersertifikat
legalitas kayu meningkat sebesar 50%.

Guna mencapai sasaran strategis tersebut, maka


Direktur Jenderal BPK bertanggung jawab atas
“Program Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi”
dengan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
pejabat Eselon II di UPT lingkup Ditjen BPK sebagai
berikut :
1. Peningkatan Pengelolaan Hutan Tanaman
2. Peningkatan Pengelolaan Hutan Alam Produksi
3. Peningkatan Perencanaan Pengelolaan Hutan
Produksi
4. Peningkatan Tertib Peredaran Hasil Hutan dan
Iuran Hasil Hutan
5. Peningkatan Usaha Industri Primer Kehutanan
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Ditjen BPK
7. Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi dan
Pembinaan Ganis-Wasganis PHPL (UPT BP2HP).

5
Saudara-saudara sekalian,
Perlu saya tekankan disini bahwa pembangunan
HTI/HTR seluas 450.000 hektar/tahun telah menjadi
prioritas nasional sesuai Instruksi Presiden No 1
Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional dan akan terus di- Monitoring
Reporting/pelaporan dan di-Verifikasi (MRV) oleh Unit
Kerja Presiden Untuk Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) yang akan dilakukan setiap dua
bulanan. Syukur alhamdulillah pada Semester I tahun
2010 yaitu MRV Bulan Juni (B06) rapor Kementerian
Kehutanan oleh UKP4 untuk pembangunan HTI/HTR
berwarna hijau/memuaskan (76%-100%). Saya
harapkan pada Bulan Agustus (B08), Oktober (B10),
dan Desember (B12) berwarna biru/sangat
memuaskan (>100%) dengan kerja keras jajaran
Ditjen BPK dan Dinas Kehutanan Provinsi/Kabupaten.

Karena MRV adalah sesuatu yang baru, maka seluruh


jajaran Ditjen BPK termasuk UPT dan Dinas
Kehutanan Provinsi/Kabupaten terus memperbaiki
sistem MRV yang ada sesuai Peraturan Dirjen BPK
nomor P.3/VI-Set/2010 tanggal 4 Mei 2010 tentang

6
Pedoman Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi
Kegiatan Pemanfaatan Hutan Lestari pada Areal Kerja
IUPHHK, baik IUPHHK-HA/HPH, HTI,HTR Dan RE
yang sudah di up-load di website Kementerian
Kehutanan dengan menggunakan jasa internet
Google.com.

Selain itu perlu juga dicermati implikasi dari Letter of


Intent (LOI) antara RI dengan Norwegia dan isu
perubahan iklim, meskipun tidak berkaitan langsung
dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen BPK, tetapi
akan berpengaruh pada kebijakan pemberian izin
pemanfaatan hutan produksi, yaitu tidak
mengkonversi hutan alam primer dan lahan gambut
serta pembangunan data base hutan-hutan yang
rusak untuk investasi di HTI atau sektor non
kehutanan.

Saudara saudara sekalian,


Untuk melaksanakan Program Ditjen BPK dan sesuai
dengan tema rakornis : ”Sukses Program Ditjen BPK
melalui Disiplin Anggaran dan Pelaporan Berbasis

7
Kinerja”, dalam kesempatan ini saya instruksikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Pahami dan laksanakan Program Ditjen BPK
sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra
Kemenhut 2010-2014 yaitu ”Peningkatan
Pemanfaatan Hutan Produksi” dengan sungguh-
sungguh dan disiplin.
2. Capailah outcome sebagai hasil dari Program
Ditjen BPK tahun 2010-2014 agar dapat dirasakan
oleh masyarakat bahwa Ditjen BPK telah
menggunakan uang publik dengan benar, baik
dan bertanggung jawab yang pada gilirannya
memperbaiki citra dan kinerja Kemenhut.
3. Ukurlah capaian Outcome melalui Indikator
Kinerja Utama (IKU) berupa :
3.1. Areal HP tertata dalam Unit-unit kesatuan
pengelolaan dan usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu, bukan kayu dan jasling
3.2. Produksi dan diversifikasi usaha
pemanfaatan pada hutan alam produksi
meningkat
3.3. Kinerja usaha pemanfaatan HT dan
intensitas pemanfaatan HP meningkat

8
3.4. Penatausahaan hasil hutan dan iuran
kehutanan berjalan tertib
3.5. Ekspor hasil hutan meningkat.
4. Capailah output kegiatan masing-masing Satuan
Kerja (Satker) dengan mengukur Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK).
5. Lakukan identifikasi komponen input dalam
rangka pencapaian output melalui kegiatan dan
alokasi anggaran yang tepat, efisien dan efektif
sesuai dengan tupoksi satuan kerja masing-
masing
6. Percepat pelaksanaan kegiatan tahun 2010 yang
telah ditetapkan dan siapkan kegiatan dan
anggaran tahun 2011 berbasis kinerja sesuai
dengan Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Menteri Keuangan, No. 0142/M.PPN/06/2009 dan
1848/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009, perihal
Pedoman Reformasi Perencanaan dan
Penganggaran
7. Tertibkan pelaporan dan percepat pertanggung
jawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang

9
telah ditetapkan oleh setiap Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)
8. Tingkatkan disiplin dan keterampilan personel dan
bila tetap lamban agar dilakukan ”tour of duty
dan tour of area ”.
9. Pedomani peratuan perundangan dalam
meindaklanjuti LOI RI Norwegia terkait
penerbitan ijin di HA, khususnya di HT yang tidak
mengizinkan mengkonversi hutan alam dan hutan
gambut dan siapkan database degradasi lahan
untuk investasi pembangunan hutan
10. Tegakkan hukum untuk memerangi kegiatan
perambahan hutan, kebakaran hutan dan illegal
logging pada areal pemegang izin maupun area
open akses dengan meningkatkan koordinasi
antar instansi terkait.
11. Selesaikan land konflik/tenurial antara pemegang
izin dengan masyarakat setempat.

Demikian beberapa hal yang ingin saya sampaikan,


dan Saya berharap para peserta Rakornis
berpartisipasi aktif memberikan kontribusinya
sehingga akan dihasilkan Rencana Kerja Ditjen BPK

10
Tahun 2011 yang efektif dan efisien. Selamat bekerja,
semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan
melindungi langkah kita semua, Amin.

Dengan mengucapkan Bismillahirohmannirohim,


Rapat Kordinasi Teknis Bidang BPK Tahun 2011
secara resmi dibuka.

MENTERI KEHUTANAN

ZULKIFLI HASAN

11

You might also like