You are on page 1of 15

Persiapan Pembelajaran

PERSIAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA


DALAM BAHASA INGGRIS (BILINGUAL)

Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum program pembelajaran Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris diterapkan di sekolah agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa hal tersebut
diantaranya meliputi:

A. Guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah yang akan melaksanakan program ini harus memiliki guru yang mampu dan
sanggup menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengajar Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi
terhadap guru-guru yang ada di sekolah tersebut untuk mengetahui tingkat kesiapan
mereka mengajarkan Matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris.
Beberapa kriteria minimal yang seharusnya dimiliki oleh mereka diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Berlatar belakang pendidikan Matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi


atau Fisika), minimal Diploma III (D3).
2. Usia tidak lebih dari 45 tahun.
3. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup bagus yang diindikasikan
oleh nilai TOEFL minimal 450. Sekolah bersama Komite Sekolah bertanggung
jawab terhadap penyiapan guru untuk mencapai kemampuan kompetensi tersebut.
Direktorat PLP menyediakan instrumen yang dapat digunakan untuk menyeleksi
guru MIPA dalam berbahasa Inggris.
4. Memahami Kurikulum 2004 beserta strategi dan metode pembelajaran yang
mendukung keterlaksanaan Kurikulum 2004 di sekolah. Misalnya pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
5. Memahami konsep dasar pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dalam bahasa Inggris.
6. Memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan program ini.
7. Tidak akan mutasi setidak-tidaknya dalam 3 tahun ke depan.

B. Guru Bahasa Inggris

Guru bahasa Inggris perlu dilibatkan dalam pembinaan program pembelajaran


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris agar dapat mendukung
dan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru MIPA dalam
menjalankan program. Sekolah dapat melakukan seleksi terhadap guru bahasa Inggris di
sekolah tersebut dengan kriteria minimal sebagai berikut:

1. Berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris minimal Diploma III (D3).


2. Usia tidak lebih dari 45 tahun.
3. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup bagus yang diindikasikan
oleh nilai TOEFL minimal 525.
4. Memiliki kemampuan untuk dapat berkolaborasi dalam bentuk team teaching
dengan guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjalankan
program.
5. Memahami konsep dasar pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dalam bahasa Inggris.
6. Memahami Kurikulum 2004 beserta strategi dan metode pembelajaran yang
mendukung keterlaksanaan kurikulum 2004 di sekolah. Misalnya pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
7. Memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan program ini.
8. Tidak akan mutasi setidak-tidaknya dalam 3 tahun ke depan.

C. Siswa

Siswa yang dapat mengikuti program ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik


2. Memiliki pemahaman Matematika dalam bahasa Inggris di atas rata-rata

Oleh karena itu, perlu dilakukan seleksi terhadap siswa yang mengikuti program ini.
Untuk mengetahui kemampuan dan kompetensi siswa terhadap kedua bidang seperti
tersebut, sekolah dapat mengembangkan instrumen sendiri atau menggunakan instrumen
yang telah dikembangkan oleh Direktorat PLP. Seleksi siswa dilakukan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:

1. Sosialisasi. Sekolah memberitahu semua siswa kelas I dan orangtua/wali murid


kelas I mengenai pelaksanaan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris dengan
surat edaran kepada semua orangtua/wali siswa. Dalam surat edaran ini sebaiknya
disebutkan bahwa karena berbagai keterbatasan, untuk sementara pada awal
dilaksanakan program, sekolah baru akan menyelenggarakan pembelajaran MIPA
dalam bahasa Inggris bagi siswa yang sudah dianggap siap mengikuti program.
Sehubungan dengan hal itu perlu dilakukan seleksi dengan tes bahasa Inggris dan
Matematika.
2. Pernyataan ijin orangtua/wali murid. Sekolah minta pernyataan tertulis dari
orangtua/wali murid yang menyatakan mengijinkan anaknya untuk mengikuti
pembelajaran MIPA berbahasa Inggris apabila yang bersangkutan lolos seleksi.
3. Tes seleksi. Semua siswa kelas I yang diijinkan oleh orangtua/walinya untuk
mengikuti pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris mengikuti tes bahasa Inggris
dan tes matematika. Pelaksana tes seleksi adalah SMP yang bersangkutan dengan
disupervisi oleh petugas dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Setiap ruang
diawasi oleh 1 (satu) orang pengawas dengan peserta 20 siswa.
4. Koreksi. Koreksi pekerjaan peserta dilakukan oleh masing-masing pengawas
dengan disupervisi oleh petugas dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Untuk
menjaga reliabilitas penilaian, petugas dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
melakukan pengecekan kebenaran penilaian secara acak. Kunci jawaban
disiapkan oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, apabila sekolah
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
5. Penghitungan skor akhir (SA). Pengawas menghitung skor SA yang dicapai
oleh masing-masing siswa dengan rumus berikut:
( 2a + b ) : 3 = SA
dengan: a = skor bahasa Inggris
b = skor Matematika
SA = skor akhir
6. Membuat daftar urutan siswa berdasarkan SA. Siswa diurutkan dari yang SA-nya
tertinggi ke yang terendah.
7. Menentukan siswa peserta pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris
1. Pada dasarnya siswa yang berhak mengikuti pembelajaran MIPA adalah
mereka yang SA-nya minimal 60,00 (jika menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama).
2. Apabila jumlah siswa yang mencapai SA minimal 60,00 lebih dari 60,
SMP yang bersangkutan dapat menyelenggarakan pembelajaran MIPA
dalam bahasa Inggris untuk 2 (kelas) dengan siswa masing-masing kelas
30 – 40 siswa. Siswa peserta adalah mereka yang mencapai SA tertinggi
sesuai daftar urutan siswa menurut SA.
8. Pengumuman siswa kelas MIPA berbahasa Inggris. Sekolah mengumumkan
daftar calon siswa kelas MIPA berbahasa Inggris.

Jumlah siswa yang mengikuti program ini sangat tergantung dari jumlah guru yang
tersedia (sesuai dengan jumlah guru yang mampu mengajarkan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris) dan juga tergantung pada kemampuan mereka
(sesuai dengan hasil tes yang dilakukan terhadap mereka). Sebagai catatan, hendaknya
program ini tidak dipaksanakan pada semua siswa, tetapi diimplementasikan hanya pada
siswa yang benar-benar merasa siap dan mampu untuk mengikuti program.

D. Sekolah Pelaksana

Implementasi terbatas program ini dimulai pada tahun ajaran 2004/2005, yang
melibatkan sekolah Koalisi nasional. Sekolah Koalisi nasional dipilih karena sekolah ini
diprospektifkan menjadi sekolah yang memiliki jaringan regional/internasional. Sekolah
ini pada umumnya juga memiliki keunggulan-keunggulan dibanding dengan sekolah-
sekolah lainnya dalam hal input, proses, dan output.

Keunggulan dalam input ditunjukkan oleh: kurikulum, tenaga kependidikan yang dimiliki
khususnya guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang memiliki kemampuan
berbahasa Inggris, fasilitas pendukung proses belajar mengajar, kesiapan siswa, kesiapan
orang tua siswa, dana, dan dukungan Komite Sekolah. Keunggulan dalam proses
ditunjukkan oleh karakteristik proses belajar mengajar yang telah dibuktikan efektif oleh
sekolah. Dan keunggulan output ditunjukkan oleh prestasi akademik dan nonakademik
yang melebihi rata-rata prestasi SMP umumnya. Sedangkan keunggulan kesanggupan
ditunjukkan oleh komitmen kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, yang
diindikasikan oleh keantusiasan, semangat, tanggung jawab, dedikasi, dan dukungan
moral serta intelektual yang selama ini telah diberikan kepada sekolah.

Ke depan, implementasi program ini dapat dilaksanakan secara mandiri pada sekolah-
sekolah lainnya yang memiliki kemampuan, kesanggupan dan keunggulan minimal sama
seperti pada sekolah koalisi seperti yang sudah diuraikan di atas. Contohnya, jika Sekolah
Standar Nasional (SSN) merasa memiliki kesiapan-kesiapan seperti yang diuraikan
tersebut di atas, maka sekolah tersebut berpotensi dapat melaksanakan program ini.
Untuk lebih jelasnya tentang kriteria Sekolah Standar Nasional (SSN) silahkan merujuk
pada buku Panduan SSN.

E. Perangkat dan Media Pembelajaran

Sejak program pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa
Inggris diimplementasikan secara terbatas pada sekolah Koalisi nasional di Indonesia,
serangkaian upaya persiapan telah dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama, Departemen Pendidikan Nasional. Salah satu hasilnya adalah terwujudnya
perangkat pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa SMP
dalam bahasa Inggris dan Kamus Pengetahuan Alam dan Kamus Matematika. Selain itu
juga dilengkapi dengan beberapa software pembelajaran matematika dan software
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai penunjang dalam pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran Matematika dalam bahasa Inggris dan model pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris dalam bentuk VCD juga disiapkan sebagai
upaya untuk memberikan contoh nyata kepada guru bagaimana mengajarkan kedua
bidang studi tersebut dalam bahasa Inggris untuk siswa SMP.

Perangkat tersebut dapat digunakan sebagai alternatif yang dapat dipakai sebagai salah
satu acuan dalam mengajarkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa
Inggris di sekolah. Sekolah dapat menggunakan dan mengusahakan ketersediaan sumber-
sumber lainnya yang ada, asalkan masih dalam cakupan kerangka materi seperti yang
dituntut dalam Kurikulum 2004 dan mendukung keterlaksanaan program di sekolah.
Misalnya, tersedianya buku-buku teks dalam bahasa Inggris untuk mata pelajaran
Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika. Demikian juga halnya dengan tersedianya
teaching kit MIPA, VCD/multimedia interaktif pembelajaran MIPA dalam bahasa
Inggris, Charta-charta dalam bahasa Inggris, dsb.

Secara rinci, perangkat pembelajaran yang ada di Direktorat PLP, untuk masing-masing
kelas (Kelas VII, dan VIII) meliputi:

1. Student Book (Buku Siswa)


2. Key to Student Book (Kunci Buku Siswa)
3. Evaluation Sheet (Lembar Evaluasi)
4. Key to Evaluation Sheet (Kunci Lembar Evaluasi)
5. Student Worksheet (Lembar Kerja Siswa)
6. Key to Student Worksheet (Kunci Lembar Kerja Siswa)
7. Lesson Plan (Rencana Pelajaran)
8. Dictionary (Kamus)

Selain itu terdapat materi-materi pendukung lainnya, di antaranya adalah:

1. Terkait dengan peningkatan keterampilan berbahasa Inggris, meliputi:


o Teacher Talk: Spoken Language in the Classroom
o Grammar Review: Science
o Grammar Review: Mathematics
o The Place of English in Indonesia: ESP
o Integrated Language Skills For Math and Science: Written
Communication
o Integrated Language Skills: Speaking & Listening

2. Terkait dengan Teknologi dan Informasi, meliputi pelatihan:


o Power Point
o Computer Hardware
o Software Installation
o Custom Configuration
o File & Folder Management
o Browser the Internet
o Using Laptop
o Introduction to Internet
3. Terkait dengan multimedia dan model pembelajaran, telah dikembangkan:
o Software pembelajaran Matematika Kelas VII
o Software pembelajaran Sains Kelas VII
o Model Pembelajaran Matematika dalam Bahasa Inggris
o Model Pembelajaran Sains dalam Bahasa Inggris

Jika sekolah yang akan mengimplementasikan program ini memerlukan materi-materi


tersebut, maka Direktorat PLP bekerja sama dengan Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota
dapat membantu menyediakan satu set materi tersebut ke sekolah sebagai contoh. Untuk
keperluan penggandaan di sekolah menjadi tanggung jawab pihak sekolah dan komite
sekolah. Untuk sekolah yang pelaksana terbatas program ini (piloting), semua materi
disediakan oleh Dit. PLP.

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dipersyaratkan di sekolah pelaksana program minimal seperti
yang dipersyaratkan untuk Sekolah Standar Nasional (SSN). Untuk lebih jelasnya tentang
kriteria Sekolah Standar Nasional (SSN) silahkan merujuk pada buku Panduan SSN.

Namun demikian, khusus untuk ruang kelas dan laboratorium MIPA yang digunakan
untuk implementasi program ini hendaknya diciptakan suasana/lingkungan yang kondusif
sedemikian rupa sehingga dapat mendorong dan mendukung siswa untuk belajar dengan
menyenangkan, kreatif, aktif, dan efektif serta siswa merasa dihargai terhadap karya-
karya mereka. Bahkan kalau memungkinkan, ruang kelas dan/atau laboratorium MIPA
yang ada dirancang sehingga tidak menimbulkan kesan kaku bagi mobilitas siswa dan
guru. Susunan meja kursi yang ada di dalamnya tidak selalu harus mengikuti aturan baku
yang selama ini ada, yaitu susunan yang menempatkan guru sebagai pusat. Namun dapat
diatur yang memungkinkan mobilitas siswa dengan leluasa dan nyaman, serta
menempatkan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran tersebut. Selain itu penempatan
papan tempat menempelkan karya-karya siswa di ruangan tersebut juga sangat
dianjurkan. Hal tersebut juga berlaku jika sekolah menggunakan pola “mobile class”.
Pada prinsipnya, sebaiknya suasana kelas diupayakan dalam kondisi yang benar-benar
kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Hal yang memberikan peranan penting lainnya, adalah adanya sarana dan prasarana yang
mendukung terciptanya lingkungan sosial dan akademis yang mendukung terlaksananya
program di sekolah tersebut.

G. Komite Sekolah

Agar program yang diimplementasikan di sekolah berhasil dengan baik, diperlukan


dukungan secara nyata dari komite sekolah pada tahap persiapan program. Dukungan
nyata tersebut dalam hal:

1. penyiapan siswa, guru, dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang diperlukan


di sekolah;
2. mendukung terciptanya lingkungan sosial dan akademis untuk pengembangan
pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris.

H. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dinas Pendidikan


kabupaten/Kota/Propinsi

Agar program yang diimplementasikan di sekolah berhasil dengan baik, diperlukan


dukungan secara nyata dari Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Dukungan tersebut
antara lain meliputi:

1. pembekalan dan penyiapan guru yang akan mengajar Matematika dan IPA dalam
bahasa Inggris;
2. membantu pengadaan perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam program
ini;
3. melakukan sosialisasi kepada dinas-dinas terkait tentang pembelajaran
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris;
4. membantu perencanaan pembinaan pelaksanaan program ini di sekolah

I. Penyiapan dan pembekalan guru

Hasil pemantauan di lapangan selama ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan penyiapan
guru sebagai tenaga pengajar yang akan diberi tanggungjawab mengajarkan mata
pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Hal ini
didukung oleh kenyataan bahwa (a) kemampuan bahasa Inggris guru kurang
menggembirakan, (b) berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris tidak sama dengan
mengajarkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan bahasa Inggris, (c)
perangkat yang telah dikembangkan belum disosialisasikan kepada guru; (d) kosakata
dan istilah pengetahuan alam dan matematika dalam bahasa Inggris harus dikenal oleh
guru dengan baik; (e) perangkat pembelajaran yang dikembangkan merupakan salah satu
alternatif sebagai acuan, guru masih harus mengembangkan sendiri perangkat yang
kontesktual sesuai dengan kondisi sekolah setempat; (f) guru masih perlu dibekali dengan
kemampuan mengembangkan media pembelajaran seperti presentasi, animasi, termasuk
menggunakan komputer untuk keperluan pembelajaran.

Dengan demikian, masih dirasa perlu usaha-usaha untuk memperkenalkan perangkat


yang telah dikembangkan kepada guru, melatih mereka menggunakan bahasa Inggris, dan
melatih mereka berkomunikasi di dalam bahasa Inggris, serta melatih mereka untuk
menyiapkan dan mengembangkan media presentasi sederhana dan memanfaatkan
berbagai teknologi di dalam pembelajaran. Atas dasar itu maka perlu untuk melakukan
pembekalan kepada guru guna meningkatkan kompetensi mereka dalam hal tersebut
sebelum mereka melaksanakan program ini di sekolah.

Direktorat PLP bersama-sama dengan dinas propinsi/kabupaten/kota serta Sekolah dan


Komite Sekolah dapat bekerjasama dalam upaya pembekalan terhadap guru Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Materi utama dalam pembekalan ini meliputi: (1) bahasa
Inggris; (2) bagaimana menggunakan perangkat pembelajaran MIPA dalam bahasa
Inggris, (3) bagaimana cara mengevaluasinya; (3) penggunaan multimedia sederhana dan
pengembangannya.

Pembekalan/penyiapan tersebut dapat dikemas dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu:
Workshop terpusat atau In House Training. Berikut ini akan diuraikan secara rinci
masing-masing bentuk pembekalan/penyiapan tersebut.

1. Pelatihan Terpusat

Pelatihan terpusat adalah pelatihan yang dilakukan secara klasikal dan


berlangsung secara terpusat di suatu tempat tertentu. Kegiatan ini dilakukan
sebelum sekolah melakukan program Pembelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris. Dalam kegiatan ini yang menjadi fokus
adalah guru MIPA. Namun demikian guru bahasa Inggris juga dilibatkan
mengingat fungsi guru bahasa Inggris di sekolah pelaksana program sebagai
kolaborator dengan guru MIPA sebagai team teaching. Selain itu, guru bahasa
Inggris ini berfungi sebagai sumber terdekat untuk bertanya ketika guru-guru
MIPA mengalami kesulitan dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu materi yang
ditekankan selama pelatihan untuk guru bahasa Inggris meliputi:

1. pembelajaran Matematika dan IPA dalam bahasa Inggris;


2. pengenalan perangkat pembelajaran Matematika dan IPA dengan harapan guru-
guru bahasa Inggris dapat memahami English for Mathematics and Science;
3. English for spesific purposes;
4. model-model team teaching sebagai upaya menciptakan team teaching yang solid
antara guru MIPA dan guru bahasa Inggris;
5. Pengembangan Action Plan di sekolah

Untuk memahami sistem yang seharusnya diciptakan di sekolah dalam menjalankan


program ini, maka kepala sekolah juga dilibatkan dalam pelatihan ini meskipun dengan
durasi yang lebih singkat. Materi pelatihan yang diberikan meliputi:

1. Manajemen Berbasis Sekolah


2. Karakteristik Kepala Sekolah yang tangguh
3. Membangun jaringan (nasional dan internasional)
4. Excellent Schools
5. Pengembangan Action Plan di sekolah (teori dan praktik)

Satu hal yang penting untuk dilakukan adalah melakukan kunjungan ke sekolah model
yang sudah menjalankan program ini. Kunjungan ini memberikan tambahan wawasan
dan wacana orientasi bagaimana program pembelajaran Matematika dan IPA dalam
bahasa Inggris sebaiknya diimplementasikan di sekolah.

Materi pelatihan atau pembekalan bagi guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
meliputi:

1. Bahasa Inggris
2. Metode Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa
Inggris, review topik-topik terpilih, termasuk di dalamnya inventarisasi masalah
yang dihadapi menurut pengalaman guru dalam mengajarkan topik-topik tersebut.
3. Teknologi Informasi dan Pengembangan Media Presentasi Sederhana
4. Pelaksanaan Pembelajaran Sebaya (Peer teaching)
5. Persiapan implementasi di sekolah (Pengembangan action plan)

 In House Training

Yang dimaksud dengan In House Training adalah pelatihan yang pelaksanaannya


bertempat di sekolah tempat di mana guru-guru melaksanakan program Pembelajaran
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Program ini dilakukan
dengan melakukan kerja sama dengan nara sumber dari Perguruan Tinggi terdekat dari
sekolah pelaksana program, yang selanjutnya disebut sebagai pendamping. Secara
periodik pendamping dari Perguruan Tinggi melakukan kunjungan ke sekolah untuk
melakukan pengarahan dan pendampingan terhadap segala aktivitas guru dan sekolah
terkait dengan pelaksanaan program. Frekuensi pendampingan diatur sesuai dengan
kebutuhan sekolah. Dengan kegiatan ini diharapkan masalah/kendala/hambatan terkait
pelaksanaan program di sekolah dapat diatasi secara langsung.
Pembekalan atau penyiapan guru dengan pola In House Training berlangsung bersamaan
dengan pelaksanaan program ini di sekolah, tidak seperti pelatihan terpusat yang
dilakukan sebelum program ini dijalankan. Namun demikian pelatihan terpusat yang
sifatnya di awal program perlu dilakukan sebagai pembekalan awal guru, sebelum
dilakukan pola In House Training.

a. Tujuan In House Training

Memberikan pengarahan dan pendampingan secara langsung kepada para guru pelaksana
program pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris, yaitu membantu guru/sekolah dalam
hal:

1. Mempersiapkan, mengembangkan, dan mengoperasionalkan rencana


pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, dan materi-materi lainnya yang
terkait dengan pembelajaran Matematika atau IPA dalam Bahasa Inggris.
2. Menggunakan dan mengembangkan media yang sesuai dalam pembelajaran
Matematika atau IPA dalam Bahasa Inggris sekaligus mengoptimalkan
multimedia yang sudah ada sebelumnya.
3. Mengatasi kesulitan/hambatan secara langsung dalam hal substansi pembelajaran
(Fisika, Biologi, Matematika), bahasa Inggris, dan substansi dalam bidang
Informasi dan Teknologi.
4. Meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris guru.
5. Mengembangkan perangkat evaluasi pencapaian belajar siswa.
6. Merancang pengembangan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris di sekolah.

b. Kualifikasi Pendamping

Pendamping in House Training adalah dosen-dosen dari perguruan tinggi yang terdekat
dengan sekolah, atau guru/instruktur bidang studi dengan kualifikasi sebagai berikut:

1. Menguasai substansi Matematika atau IPA (Biologi atau Fisika), termasuk


mampu memberikan contoh bagaimana mengajar Matematika atau IPA dalam
bahasa Inggris
2. Mampu berkomunikasi secara aktif dan pasif dalam bahasa Inggris. Diutamakan
bagi mereka yang pernah menamatkan kuliah di negara dengan pengantar bahasa
Inggris.
3. Menguasai Teknologi Informasi dan Multimedia

c. Target

Target dari pelaksanaan in House Training adalah sebagai berikut:

1. Secara umum:

Program pembelajaran MIPA dalam bahasa Înggris berjalan dengan


baik dengan indikasi penguasaan substansi dan bahasa Inggris secara baik.
2. Secara khusus:

a). Bagi guru Matematika dan IPA:

Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris yang diindikasikan oleh kemampuan guru
dalam:

1. Mempersiapkan, mengembangkan dan mengoperasionalkan lesson plan dan


perangkat pembelajaran yang ada, disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah.
Jika diperlukan, dilengkapi dengan skenario pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar (KBM), dengan tujuan mempermudah guru dalam melaksanakan KBM.
2. mengelola dan menciptakan KBM yang menyenangkan bagi siswa (Joyful
learning), aktif, kreatif, dan efektif
3. melakukan evaluasi pembelajaran dengan benar
4. berkomunikasi dalam bahasa Inggris
5. menggunakan dan mengembangkan multimedia sederhana dalam pembelajaran
6. Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam mengajarkan Matematika atau Ilmu
Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris

b). Bagi guru bahasa Inggris:

Meningkatnya keterlibatan guru bahasa Inggris dalam membantu pelaksanaan program


ini di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan guru bahasa Inggris dalam team
teaching.

c). Bagi siswa:

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam Matematika dan IPA dalam bahasa


Inggris. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa.
2. Meningkatnya keterampilan berbahasa Inggris siswa.

d). Bagi sekolah dan warga sekolah pada umumnya:

1. Tersusunnya rencana pengembangan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris.


2. Terciptanya suasana akademik dan sosial sekolah yang mendukung
pengembangan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris.
3. Meningkatnya bentuk-bentuk dukungan secara nyata dari warga sekolah (Kepala
Sekolah, Komite Sekolah, Guru, Siswa) terhadap pelaksanaan program.

d. Lingkup Pengarahan dan Pendampingan

Lingkup pengarahan dan pendampingan yang diberikan kepada para guru MIPA dan
bahasa Inggris meliputi:
1. Membantu penyiapan, pengembangan dan pengoperasionalan lesson plan dan
perangkat pembelajaran yang ada, disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah.
Jika diperlukan lengkap dengan skenario dalam pelaksanaan KBM. Bantuan yang
diberikan hendaknya diupayakan lebih ke arah prakmatis bagaimana sebaiknya
mengajarkan matematika dan IPA dalam bahasa Inggris, bukan ke arah
teoritisnya.
2. Memodelkan pembelajaran Matematika atau IPA dalam bahasa Inggris.
Pendamping memberi model di depan kelas dalam mengajar Matematika atau
Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, pendamping harus
mampu memberikan contoh kepada para guru dalam mengajar Matematika atau
IPA dalam bahasa Inggris.
3. Memberi umpan balik. Pendamping memberi balikan yang bersifat positif dan
membangun kepada para guru Matematika dan IPA sehubungan dengan
penampilannya dalam mengajar.
4. Membantu mengatasi kesulitan yang terkait dengan substansi bidang studi
(Matematika atau IPA).
5. Membantu meningkatkan kompetensi guru dalam berbahasa Inggris, terutama
bahasa Inggris untuk Matematika dan Ilmu Pengetahu Alam. Selain itu, jika
memungkinkan, diharapkan juga membantu mengarahkan dalam hal peningkatan
kemampuan guru dalam berbahasa Inggris secara umum dalam hal vocabulary,
grammar, dan pronunciation.
6. Membantu meningkatkan kemampuan guru dalam mengoperasionalkan, dan
mengoptimalkan multimedia yang sudah ada di sekolah. Termasuk di dalamnya
mengembangkan multimedia sederhana seperti misalnya dengan program Power
Point dan mencari informasi/bahan pengayaan terkait melalui internet.
7. Mengoptimalkan peran guru bahasa Inggris sebagai team teaching yang efektif
dan efisien bagi guru-guru MIPA pelaksana program. Perlu diatur bersama
dengan pihak sekolah, agar jadwal mengajar guru bahasa Inggris tidak bersamaan
dengan jadwal mengajar guru MIPA. Jika memungkinkan, jadwal mengajar guru
MIPA dilakukan pada hari yang sama dengan jam tatap muka dilaksanakan di
waktu yang berbeda.
8. Membimbing guru-guru pelaksana program agar mampu melaksanakan kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) berdasarkan msalah yang dihadapi
di kelas mereka, dengan cara melakukan kegiatan tersebut bersama-sama dengan
guru.
9. Membantu sekolah dalam mengarahkan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan
program di sekolah, termasuk di dalamnya rencana pengembangan ke depan
program bilingual di sekolah.

e. Prinsip-prinsip pendampingan

Selama kegiatan in House Training berlangsung, pendamping perlu memperhatikan


prinsip-prinsip dalam pendampingan, diantaranya yaitu: tutoring, assisting, guiding, dan
mentoring.

f. Mekanisme Pelaksanaan
Secara umum, dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:

1. Ketiga pendamping mata pelajaran bersama-sama dengan pihak sekolah mengatur


jadwal kunjungan pendampingan ke sekolah yang bersangkutan yang disesuaikan
dengan jadwal tiap mata pelajaran tersebut di sekolah yang bersangkutan.
2. Masing-masing pendamping berkewajiban untuk mempelajari profil pembelajaran
MIPA dalam bahasa Inggris di sekolah tersebut untuk memahami kelebihan dan
kelemahan para guru di sekolah tersebut. Bersama-sama dengan guru bidang studi
(Matematika, Fisika atau Biologi), masing-masing pendamping melakukan
diskusi untuk melakukan kesepakatan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
selama program pendampingan berlangsung. Selama pendampingan berlangsung,
pendamping harus tetap mengacu dan memperhatikan, ruang lingkup
pendampingan. Intensitas pendampingan yang dilakukan ke sekolah, berangsur-
angsur akan berkurang tergantung pada tingkat kesiapan sekolah. Diharapkan,
dengan waktu pada akhirnya komposisi pendampingan antara pendamping dan
sekolah dapat digambarkan sebagai berikut:
3. Pendamping bersama dengan guru menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam
kegiatan. Tujuan tersebut sebaiknya diupayakan secara bertahap; misalnya tahap 3
bulan pertama dan tahap 3 bulan kedua. Pada tahap 3 bulan pertama tujuan
kegiatan pendampingan sebaiknya difokuskan untuk membenahi hal-hal yang
bersifat mendasar; misalnya bagaimana mengoperasionalkan lesson plan
berdasarkan perangkat yang ada. Pada tahap 3 bulan kedua tujuan kegiatan
pendampingan sebaiknya difokuskan untuk membenahi hal-hal yang bersifat
pengembangan; misalnya bagaimana mengembangkan bahan ajar dan multimedia
terkait.
4. Selama pelaksanaan program, pendamping dan para guru diharuskan untuk
mengisi jurnal kegiatan untuk memonitor setiap kegiatan untuk setiap kunjungan
yang dilakukan agar diketahui kemajuan dari setiap guru selama program ini
berlangsung. Pada jurnal tersebut berisi aktivitas yang dilakukan termasuk di
dalamnya kendala yang dihadapi dan bagaimana upaya untuk mengatasinya.
Contoh jurnal kegiatan ada pada Lampiran, namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk dilakukan modifikasi disesuaikan dengan kondisi sekolah.
5. Pendamping bersama-sama dengan masing-masing guru yang dibina
berkewajiban untuk membuat suatu Portofolio berkenaan dengan segala produk
yang sudah dihasilkan selama kegiatan In House Training dilaksanakan di
sekolah.
6. Pada pertengahan dan akhir pelaksanaan program, masing-masing pendamping
bidang studi menyusun laporan berupa kemajuan dari masing-masing guru
termasuk di dalamnya bagaimana program tersebut berjalan di sekolah yang
mereka bina, demikian juga halnya dengan kemajuan hasil belajar siswa juga
perlu dipantau (contoh format ada pada lampiran 1). Oleh karena itu, hasil belajar
siswa untuk semester 1 dan semester 2 perlu dilaporkan.

g. Pemilihan Model Pembelajaran


Pada Bab II diuraikan beberapa bentuk model pembelajaran yang dapat digunakan.
Berikut ini diuraikan salah satu contoh bentuk model pembelajaran yang dikaitkan
dengan pola pendampingan pada program in house training dengan frekuensi
pendampingan dua kali dalam satu minggu.

Pelaksanaan In House Training secara umum dibagi menjadi dua siklus setiap
minggunya. Siklus pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua
merupakan tahap pengamatan dan diskusi, dengan uraian rinci sebagai berikut:

1. Siklus persiapan pembelajaran

Dilakukan dalam bentuk Workshop bertempat di sekolah, yang dilakukan oleh


tim pendamping dari perguruan tinggi bersama-sama dengan guru MIPA dan guru
bahasa Inggris di sekolah tersebut. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
tahap ini minimal meliputi:

o Mendiskusikan masalah-masalah yang mungkin dihadapi pada


pembelajaran sebelumnya (A)
o Menyiapkan, mengembangkan dan mengoperasionalkan lesson plan dan
perangkat pembelajaran yang ada disesuaikan dengan kondisi siswa dan
sekolah, sehingga menjadi skenario yang dapat dengan mudah
diimplementasikan oleh guru di kelas. Pada tahap awal, kemungkinan
skenario ini termasuk hal-hal yang perlu diucapkan oleh guru selama
menjalankan KBM (sesuai dengan kebutuhan). Pada siklus ini
diintegrasikan juga pemilihan, pengembangan dan pengoptimalan media
pembelajaran penunjang, termasuk juga pemilihan strategi dan metode
pembelajaran (B). Disarankan dalam kegiatan ini, pendamping lebih
mengutamakan kepada hal-hal yang sifatnya prakmatis bagaimana
mengajarkan topik tertentu dalam bahasa Inggris, bukan suatu hal yang
sifatnya teoritis.
o Mencoba alat-alat yang krusial dan kompleks, termasuk di dalamnya
media pembelajaran lainnya, dan menyamakan konsep/istilah yang akan
diajarkan (Terkait dengan buku siswa, LKS, Kamus) (C)
o Simulasi/peer teaching secara garis besar. Pada awal kegiatan In House
Training, pendamping bertindak sebagai model untuk mensimulasikan
tahap 2 dan 3 dalam bentuk PBM di kelas di depan guru-guru, meskipun
tidak harus dalam satu siklus pembelajaran secara penuh. Pada tahap
selanjutnya, guru yang tampil secara bergiliran setiap minggu. Proporsi
penggunaan waktu pada tahap ini tergantung pada kesiapan guru (D).
Lembar Observasi untuk membantu dalam pengamatan pembelajaran, ada
pada lampiran 3.
o Diskusi dan refleksi hasil penampilan (E).
o Jika ternyata dalam pertemuan ini tidak ada masalah atau tidak perlu
mengujicobakan peralatan, maka alokasi waktu dapat digunakan untuk
melakukan langkah 2), 4) dan 5) yang merupakan kegiatan wajib dalam
setiap pertemuan.
2. Siklus pengamatan dan diskusi

• Pendamping melakukan pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru


sesuai dengan jadwal pelajaran guru MIPA. Dalam pengamatan ini digunakan
lembar observasi (dapat menggunakan lembar observasi di Lampiran, atau dapat
mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah). Kemudian
dilakukan diskusi dan refleksi setelah satu siklus pembelajaran selesai tentang hal-
hal yang perlu diperbaiki.
• Pada awal kegiatan In House Training, tidak menutup kemungkinan
pendampinglah yang bertindak sebagai model untuk mengajar kelas MIPA dalam
bahasa Inggris, jika guru MIPA merasa belum siap. Selama kegiatan pemodelan
tersebut, guru MIPA bertindak sebagai pengamat, dan pada setiap akhir kegiatan
pemodelan dilakukan diskusi dan refleksi. Pemodelan ini akan berangsur-angsur
dikurangi tergantung tingkat kesiapan dari guru MIPA sampai akhirnya guru
MIPA merasa mampu dan memiliki rasa percaya diri untuk mengajarkan MIPA
dalam bahasa Inggris sesuai yang diharapkan.
• Untuk pertemuan antara pendamping dan sekolah yang hanya berlangsung selama
sekali dalam satu minggu, maka skenario pelaksanaan di sekolah ditentukan
secara bersama-sama antara pendamping dan guru bidang studi, dengan
memperhatikan bahwa konsep pendampingan yang diberikan kepada guru
hendaknya meliputi tahapan-tahapan yang sudah ditentukan seperti jika
pendampingan dilakukan sebanyak dua kali seminggu.

Secara skematis, tahapan tersebut dapat digambarkan pada Diagram 3 sebagai


berikut

Gambar 3. Mekanisme pelaksanaan In House Training di sekolah. A:


mendiskusikan masalah dari pembelajaran sebelumnya; B: Menyiapkan,
mengembangkan dan mengoperasionalkan lesson plan dan perangkat
pembelajaran yang sudah ada; C: Mencoba alat-alat krusial dan kompleks,
termasuk di dalamnya media pembelajaran lainnya, dan menyamakan
konsep/istilah; D: Simulasi/peer teaching; E: Diskusi dan refleksi hasil.

3. Kerjasama dengan Pihak-pihak lain

Ke depan, kerjasama dengan universitas perlu dibina dalam upaya menyediakan


lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program ini. Seperti diketahui,
guru-guru Matematika dan Guru IPA (Fisika atau Biologi) yang membina
program ini di sekolah memiliki latar belakang pendidikan MIPA yang tidak
disiapkan untuk mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut dalam bahasa Inggris.
Kalaupun mereka menerima mata pelajaran bahasa Inggris pada saat kuliah, itu
hanya dua SKS, yang tentunya belum cukup untuk kompetensi yang dituntut agar
dapat mengajarkan Matematika atau IPA dalam bahasa Inggris. Ke depan perlu
dukungan dari semua universitas pencetak guru MIPA agar juga
mempertimbangkan bahwa lapangan membutuhkan lulusan tidak hanya yang
berkompeten mengajarkan Matematika atau IPA, tetapi juga yang berkompeten
mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut dalam bahasa Inggris.

Dukungan dari pihak Pusat Penilaian Pendidikan juga diperlukan, misalnya dalam
hal penyiapan naskah soal mata pelajaran Matematika dan IPA dalam bahasa
Inggris untuk ujian yang sifatnya skala nasional. Demikian juga halnya dukungan
dari Pusat Kurikulum dan Pusat Sistem Pengujian Balitbang.

You might also like