Professional Documents
Culture Documents
MOTIVASI MANAJEMEN
“Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengantar Manajemen”
Disusun Oleh:
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Motivasi Manajemen”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1. Bapak Yudi Wahyudin Suwandi selaku Dosen Wali sekaligus dosen pengajar mata
kuliah Pengantar Manajemen, yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,
baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Dan kepada rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Akhirnya penulis berharap
semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu manajemen, motivasi bukanlah hal yang tabu untuk di bicarakan.
Seorang manajer harus memberikan motivasi kepada bawahannya dengan hal-hal yang
tertentu jika ingin organisasi yang diembannya menghasilkan sesuatu yang menjadi
harapannya. Sebelum bagian pengembangan organisasi di laksanakan, motivasi harus di
laksanakan terlebih dahulu oleh manajer. Mengapa demikian? Karena para manejer tidak
dapat mengarahkan para bawahannya kecuali jika mereka di motivasi untuk bersedia
mengikutinya. Lalu, apakah yang di sebut dengan motivasi itu? Motivasi adalah suatu
kegiatan seseorang yang dalam hal ini seorang manejer yang dapat mengakibatkan
perubahan pada diri manusia (karyawan) menjadi lebih baik prestasinya.
Dengan motivasi yang baik maka para karyawan akan merasa senang dan
bersemangat dalam bekerja sehingga mengakibatkan perkembangan dan partumbuhan
yang signifikan pada diri organisasi yang di pegang oleh manejer tersebut. Motivasi di
laksanakan bukan dari manejer saja, tetapi juga dari diri sendiri yang mana motivasi
tersebut diartikan sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan
yang di harapkan. Motivasi tidak atau bukan satu-satunya faktor yang mempengarhi
tingkat prestasi seorang karyawan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi diantaranya
adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang prilaku yang diperlukan untuk
,mencapai prestasi. Misalnya seeorang ingin menjadi karyawan yang berprestasi akan
tetapi dia enggan untuk melakukan perubahan-perubahan (usaha-usaha yang berarti)
terhadap dirinya. Mana mungkin dia akan jadi karyawan yang berprestasi jika tidak
terjadi perubahan terhadap dirinya? Maka dari itulah mengapa motivasi itu sangat di
perlukan dalam bermanejemen dan berprestasi.
1.2 Permasalahan
Pengertian Istilah motivasi (motivation) sering kali kita dengar. Motivasi dalam
suatu konteks organisatoris merupakan proses dengan apa seorang manajer merangsang
pihak lain untuk bekerja dalam rangka upaya untuk mencapai sasaran-sasaran
organitoris, sebagi alat untuk memuaskan keinginan-keinginan pribadi mereka sendiri.
Dalam ilmu manajemen, motivasi bukanlah hal yang tabu untuk di bicarakan. Seorang
manajer harus memberikan motivasi kepada bawahannya dengan hal-hal yang tertentu
jika ingin organisasi yang diembannya menghasilkan sesuatu yang menjadi harapannya.
Untuk itu, perlu adanya penjelasan dan penjabaran dari pendekatan-pendekatan studi
tentang motivasi yang meliputi sejarah motivasi, jenis-jenis motivasi, dan teori-teori
yang dikemukakan oleh para tokoh manajemen mengenai motivasi. Penjelasan dan
penjabaran dari permasalahan tersebut, akan kami jelaskan dalam bab selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Istilah motivasi (motivation) sering kali kita dengar. Kemudian apakah
yang di sebut dengan “MOTIVASI”? Motivasi dalam suatu konteks organisatoris merupakan
proses dengan apa seorang manajer merangsang pihak lain untuk bekerja dalam rangka upaya
untuk mencapai sasaran-sasaran organitoris, sebagi alat untuk memuaskan keinginan-
keinginan pribadi mereka sendiri. Pengertian yang lain tentang motivasi adalah suatu
kegiatan dari seorang manajer yang dapat mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
prilaku manusia (karyawan) menjadi lebih baik. Maka, Motivasi merupakan hasil (outcome)
proses tersebut dalam praktek, cukup banyak manajer menafsirkan keliru sifat proses
motivasional yang bersifat sangat pribadi. Mereka beranggapan bahwa tindakan-tindakan
mereka sebagai model-model peranan, sebagai “pemompa semangat” perusahaan (company
cheerleaders), sebagai pihak yang menetapkan tujuan-tujuan, sebagi penguasa tugas-tugas,
atau sebagi pendisiplin ketat akan menginspirasi atau merangsang para bawahan mereka
untuk bertindak sesuai dengan ekspektasi-ekspektasi manajerial.
BAB III
PEMBAHASAN
Martoyo (2000)
Ravianto (1986)
Motif-motif
Tujuan –tujuan
Pribadi
Dunia organisatoris
Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan
Dalam gambar diatas kita bias lihat : (1) Motif-motif individual sepeti
kebutuhan-kebutuhan pokok,keinginan-keinginan,yang apabila diterjemahkanke dalam
suatu dunia pribadi menjadi tujuan-tujuan pribadi. (2) Tujuan-tujuan pribadi dalam
konteks organisasi-organisasi dinyatakan dalam bentuk pekerjaan-pekerjaan, posisi-
posisi ataw kewajiban. (3) Definisi organisasi tentang perilaku tujuan pribadi adalah
pelaksanaan pekerjaan. (4) Tujuan pribadi serta motif-motif.
Dengan demikian seorang manajer harus menjaga agar tugas organisasi dapat
berjalan dengan efektif dan sekaligus para pekerja pun mendapatkan kepuasan dalm
melaksanakan tugas sehingga terjadi adanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
organisasi dan tujuan pribadi atau individu.
TUJUAN KEINGINAN
PERANGSANG
Pada titik perangsang, hal ini dapat menolong manajer dalam mengadakan
pendekatan untuk mengerahkan perilaku agar memperoleh kepuasanyang saling
menguntungkan antara organisasi dan pekerjaan.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa manajer harus mengerti akan berbagai
kebutuhan manusia dalam hubungan untuk lebih mengefektifkan aktivitas semua anggota
organisasinya.
Aktivitas yang
Harapan Motif
diarahkan
pada tujuan
Perilaku
Aktivitas
Ketersediaan Tujuan
Tujuan
Jadi, factor yang menyebabkan factor senang atau tidak senang terhadap pekerjaan
akan tergantung pada kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang menghasilkan
ketidak puasan dikalangan pekerja jika kondisi tersebut tidak ada. Dan kondisi intrinsik
isi pekerjaan yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat
motivasi yang kuat yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan sebaliknya.
f) Teori lain yang mempengaruhi hipotesa harapan dari Smith dan Cranny
Motivasi kerja dapat diterangkan dalam bentuk interaksi diantara tiga Variabel utama
yaitu: Usaha (effort),kepuasan (statisfaction), dan imbalan (reward). Hubungan antara
variable tersebut dapat kita lihat pada gambar 1.5.
Imbalan
Penampilan
Kerja
Usaha Kepuasan
Imbalan
Intrinsik 7a
Perwujudan Kepuasan
Usaha
Penampilan 6
3
Imbalan
Ekstrinsik 7b
Gambar tersebut menjelaskan hubungan antara sikap kerja yang di motivasis oleh
imbalan yang memuaskan. Persepsi usaha yang dilator belakangi oleh kemampuan dan
bakat seseorang serta perananya dalam pekerjaan sehingga menghasilkan cara kerja yang
efektif untuk mencapai prestasi baik yang sifatnya atas inisiatif pribadi ataupun atas
tindakan orang lain sehingga memperoleh imbalan yang layak dan akan memberikan
kepuasan.
Model teori kerja terpadu
Contoh model motivasi keja yang di maksud disini adalah merupakan penggabungan
dari dua arah gejala penting yaitu teori harapan dari teori kebutuhan khusus dan motivasi.
Hal ini dapat digunakan sebagai usaha
P penyempuernaan dari berbagai motivasi krja yang
mengandung berbagaji kelemahan dalam kepentingan organisasai. Model tiga tingkatan
E
motivasi kerja dapat dillihat pada bagan berikut:
R
N
Model Motivasi Kerja Tiga Tingkat
A
N
Tujuan
Keorganisasian (3)
Struktur Iklim Motivasi (2) Peranan interaksi
Keorganisasian motivasi (10)
(7)
Pandangan
terhadap
tujuan&menentuka
n tujuan (8)
Ada tendensi untuk melihat mereka sendiri-sendiri, ini merupakan kesalahan fakta
bahwa banyak sekali pandangan yang mendasari teori-teori tersebut merupakan
pelengkap dan pemahaman anda mengenai bagaimana memotivasi orang
dimaksimalkan bila anda dapat melihat bagaimana menggabungkan teori-teori
tersebut. Bahkan menyajikan model yang memadukan mengenai apa yang kita tahu
mengenai motivasi. Teori tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan pada
gambar 1.7.
Perbandingan Ekuitas
Kemampuan Kriteria
O O
Evalusi IA IB
Kinerja
4.1 SIMPULAN
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan
organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa
lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Dan dalam kasus ini kami mengambil referensi dari tiga orang ahli dalam bidang
motivasi yaitu :
• Abraham Maslow, dengan teorinya Hierarki kebutuhan bahwa semua motivasi terjadi
sebagai reaksi atas persepsi seorang individu akan kebutuhan Fisiologikal, keamanan sosial,
mendpatkan penghargaan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri
• Fredrick Harzberg, motivasi berlandaskan kebutuhan, dicapainya bukan melalui observasi
klinikal seperti halnya Maslow, tetapi dari riset lapangan yang mencakup 200 orang akuntan
dari ahli teknik.
• David Mc. Clelland, organisasi-organisasi memberikan peluang-peluang kepada individu-
individu untuk memuaskan Tiga macam kebutuhan tingkat tinggi, yaitu kebutuhan akan
prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi.
LAMPIRAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA