You are on page 1of 2

UN 2010/ 2011 Tidak ada Ulangan

Hal 1 dan 13
Warta Kota, sabtu 18 Desember 2010

Bogor, Warta Kota


Untuk menjamin kualitas hasil ujian nasional (UN), pada tahun pelajaran 2010/ 2011
pemerintah memutuskan tidak ada UN ulang bagi peserta didik yang tidak lulus UN utama .
Penentu kelulusan siswa adalah perpaduan antara nilai ujian sekolah, nilai rapor, dan nilai
UN.
Demikian disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Djemari
Mardapi dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan UN 2010/2011 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat,
Jumat (17/12).
“UN hanya dilaksanakan satu kali, sedangkan UN susulan dilaksanakan satu minggu
setelah UN utama. Ujian praktik kejuruan untuk pelajar SMK dilaksanakan paling lambat
satu bulan sebelum UN utama,” ujar Djemari.
Pada tahun pelajaran 2009/2010, pemerintah memutuskan diadakan UN ulang bagi
siswa yang tidak lulus pada UN utama. UN ulang ini dikeluhkan banyak orangtua murid
karena hasilnya cenderung lebih besar dibandingkan UN utama.
Kementrian Pendidikan Nasional kemarin mengumpulkan para kepala dinas
pendidikan dari seluruh provinsi di Indonesia untuk mendiskusikan pelaksanaan UN tahun
depan. Diskusi ini untuk menindaklanjuti kesepakatan pemerintah dengan Komisi X DPR hari
Senin (13/12). Pemerintah DPR sepakat bahwa hasil UN merupakan satu-satunya penentu
kelulusan atau memveto kelulusan murid.
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, lulus-tidaknya seorang
murid ditentukan berdasarkan nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai rapor, nilai ujian
sekolah, dan nilai UN.
“Ada komponen UN yang selama ini hanya UN saja. Itu nanti dikombinasikan dengan
nilai rapor semester 1, 2, 3, dan 4 plus hasil ujian sekolah jadi nilai sekolah,” ujar M Nuh
seusai rapat kerja di Gedung DPR, Senayan (Warta Kota, 14/12).
Dengan demikian, akan terdapat dua komponen nilai, yakni nilai sekolah yang terdiri
atas nilai rapor dan nilai ujian akhir sekolah (UAS) serta nilai UN. Bobot nilai rapor dan nilai
UAS, kata M Nuh , ditentukan sekolah masing-masing. Bobot nilai UN akan ditentukan
pemerintah.
Pada akhirnya, nilai sekolah dan nilai UN tersebut akan dijumlahkan dan ditarik rata-
ratanya dengan bobot yang ditentukan pemerintah. “Hasil akhirnya nanti nilai sekolah tadi
dengan bobot yang akan ditentukan pemerintah ditambah nilai UN tersebut masih bisa
dibahas dengan bobot yang ditetapkan pemerintah, menjadi nilai ujian nasionalnya. Itu
kelulusan siswanya,” papar Nuh.
Menindakanjuti kesepakatan pemerintah-DPR itu, BNSP membuat perhitungan nilai
gabungan atau NG yang merupakan perpaduan nilai UN (X) dan nilai sekolah untuk setiap
mata pelajaran yang tidak di-UN-kan (Y). Rumus perhitungan NG adalah 0,6X +0,4Y, atau 60
persen nilai UN dan 40 persen nilai sekolah.
Dengan formula ini, maka penentuan kelulusan menjadi lebih rumit. Namun, bobot
tersebut kemarin masih dibahas bersama para kepala dinas pendidikan tingkat propinsi.
Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Kemdiknas Mansyur Ramly menyatakan,
formula penggabungan tersebut sudah disetujui Kemdiknas dan DPR. Nilai sekolah itu
sendiri terdiri atas nilai rata-rata hasil ujian sekolah dan dan nilai rapor siswa di semester 3,
4, dan 5. Sedangkan kriteria lulus US diserahkan ke pihak sekolah.
Mansyur mengaku optimis formulasi nilai gabungan ini bisa meningkatkan tingkat
kelulusan.
Sementara itu, perguruan tinggi masih tetap dilibatkan untuk pelaksanaan dan
pengawasan UN SMA/SMK/MA, termasuk pengawasan penggandaan dan distribusi naskah
soal. Mereka akan menjadi Tim Pemantau Independen (TPI). sedangkan untuk UN tingkat
SMP/MTs tidak ada TPI.
Pelaksanaan UN tingkat SMA/SMALB/SMK/MA tahun pelajaran 2010/2011 akan
diadakan pada minggu pertama Mei 2011. UN tingkat SMP/SMPLB/MTs akan diadakan pada
minggu kedua Mei 2011.

You might also like