You are on page 1of 18

dr. Purwoko, Sp.

An
FK UNS
Definisi

pe an kesadaran yang
berat,
 pasien tidak memberikan
respon untuk stimulasi
apapun pada
tubuhnya
PENYEBAB KOMA

• 1.Akibat proses intra kranial

2. Akibat proses ekstra kranial


1.Akibat proses intra kranial
 lesi besar pada serebral dan herniasi.
• Herniasi  pergeseran jaringan otak ke
kompartemen yang secara normal tidak
terjadi, berupa :
a. Herniasi transtentorial uncal
b. Herniasi transtentorial sentral
c. Herniasi transfasial
d. Herniasi foraminal
1.Akibat proses intra kranial
• Lesi besar pada serebral
 kasus perdarahan serebrovaskular,
seperti :
epidural hematoma
 subdural hematom
subarachnoid hematom
Akut Intracerebralis Haematoma.
2.Akibat proses ekstra kranial

Infeksi
Gangguan berat
metabolik

Gangg. Fx
intoksikasi Jantung, hepar,
ginjal
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
• penyebab dari koma secepatnya,
• gejala neurologis
• Riwayat obat-obatan, narkoba atau
alkohol sebelumnya
• Riwayat penyakit hati kronik, ginjal,
paru-paru, jantung dan lain-lain.
 Tanda-tanda vital : T, N, RR, t
 Tanda trauma
 Neurologi :
• Pemeriksaan funduskopi
• Dolls eye movement
• Respon nyeri
• Glasgow Coma Scale (GCS)tingkat
ketidaksadaran pasien trauma atau kritis.
• Lab.kimia darah :
GDS, LFT, RFT, SGD, Elektrolit
• EKG
• CT- scan
• MRI
PROBLEM
PADA PASIEN
KOMA
- Apneu
- obstruksi saluran nafas atas
- hipoventilasi
- aspirasi
- hipotensi, hipoglikemia,
hiperkalsemia (Ca),
hipoksia, hiperkapnea dan
hipertermia
- malnutrisi
- ulkus dekubitus... ow
untuk mempertahankan fungsi
homeostasis penderita
• Tujuan :
– untuk mencegah kerusakan sistem saraf yang
lebih parah
– Pengawasan agar airway tetap terbuka
– memperbaiki keadaan hipotensi,
hipoglikemia, hiperkalsemia, hipoksia,
hiperkapnia dan hipertermia.
1. Basic Life Support :
• fungsi vital (Airway, Breathing, Circulation),
kesadaran (GCS) dan kondisi neurologik:
- Intubasi trakeal, Pemasangan ventilasi
mekanik
- Memposisikan pasien untuk mencegah
aspirasi,
- Pemberian cairan dan elektrolit intravena
2. Terapi khusus
• Nalokson dan Dekstrosa  overdosis narkoba dan
hipoglikemia
• Pemberian heparin intravena atau obat trombolitik
• Penggunaan fisostigmin overdosis obat antikolinergik.
• Tiamin + glukosa
• Pemberian antibiotik  jika terjadi infeksi,
• Perbaikan homeostasis ekstrakranial  Pertahankan
MAP 60 – 160 mmHg, pancuronium, kortikosteroid,
penthotal, normothermia.
• Perbaikan homeostasis intrakranial Pertahankan
tekanan intrakranial < 15 mmHg, PaCO2 20 mmHg,
drainage LCS ventrikel, mannitol 0,5 g/kgBB i.v,
diuretika, kortikosteroid, pentothal 2 – 5 mg/kgBB
intravena, hipotermia.
3. Pencegahan dan perawatan :
- Pemasangan kateter kandung kemih
- Kulit bersih dan kering  cegah dekubitus
- cegah pneumonia hipostatik
- anggota gerak digerakkan secara pasif 
cegah kontraktur dan hipotrofi
- Kornea dibasahi dengan larutan asam borat
2 %  cegah keratitis.
- Kejang-kejang harus segera diatasi.
Koma  perawatan jangka panjang
5 kemungkinan :
– Good recovery
– Moderate disability.
– Severe disability
– Vegetative state
– Dead
A
L
G
O
R
I
T
M
A
C : TABEL GLASGOW COMA SCALE
C : TABEL GLASGOW
AKTIVITAS KUALIFIKASI
COMA SCALE
RESPON SKOR
Mata Membuka Membuka mata spontan 4
(E) Membuka mata atas perintah 3
Memembuka mata dengan 2
rangsang (nyeri)
Tidak ada respon 1
Respon motorik Dengan perintah Mengikuti perintah 6
(M) Dengan rangsang Dapat menunjuk lokasi 5
(nyeri)
Gerak menghindar 4
Fleksi abnormal 3
(Decorticate rigidity)
Ekstensi 2
(Decerebrate rigidity)
Tidak ada gerakan 1
Respon bicara / Orientasi dan dapat dimengerti 5
verbal Disorientasi dan masih bisa 4
(V) dimengerti
Kata tidak dapat dimengerti 3
Hanya suara mengerang 2
Tidak bersuara 1

From : Teasdale G. Jennet B. Assesment of coma and impaired consciousss,


Lancet 1974 ; 2 : 81

You might also like