You are on page 1of 3

Jam dinding itu, setiap detiknya membuatku semakin gugup.

Rasanya begitu terkejut, jantung ini berdegup dengan kencang. Aku

sama sekali tidak menyangka kalau dia akan mengajak aku pergi ke

luar. Dan terus terang saja ini pertama kalinya aku pergi bersama laki-

laki.

“Hai Na, kamu lagi apa?” suara ka Fajar terdengar dari HP-ku.

Aku pun menjawab “Cuma nyantai aja ka. Kenapa?”. “Temanin aku

makan yuk…!” ajak ka Fajar kemudian. “Sebenarnya aku sudah makan

ka. Oke aku temenin kaka, tapi aku cuma minum ya…” aku pun

menerima ajakannya.

Entahlah, aku tak tau bagaimana reaksi dia setelah bertemu

denganku. Karena aku memang tidak tahu bagaimanakah sikap

seorang laki-laki ketika berjalan dengan seorang wanita. Mudah-

mudahan dia tidak il-feel padaku.

Sepanjang bersamanya, sikap ka Fajar terhadapku wajar-wajar

saja. Dia bersikap benar-benar layaknya seorang laki-laki. Tutur

katanya pun begitu santun. Terlebih dia begitu bertanggung jawab

dengan mengantarkan aku pulang dan menungguku masuk ke rumah

kostku sebelum dia pulang. Aku benar-benar diperlakukan manis

malam itu. Aku sangat merasa senang.

Tapi…….., jujur saja aku juga merasakan ketakutan. Sebuah rasa

takut jika ternyata dia sama sekali tidak menyukaiku. Karena aku ini

bukanlah seorang wanita yang penuh percaya diri. Aku pikir aku

bukanlah tipe wanita yang disukai laki-laki. Aku bukan seorang wanita
yang cantik. Dan karena itu lah, aku tak berani menghubungi dia

setelah pertemuan ini. Aku takut dia akan menghindar dariku.

Setelah beberapa hari, kami tak lagi saling bertukar pesan

singkat. Tiba-tiba HP di kantong celanaku bergetar. Kurogoh dan

kulihat di layar ada sebuah pesan untukku. Ya, itu adalah pesan dari ka

Fajar. Aku baca kata-kata yang ada di layar itu. Namun aku tak terlalu

mengerti apa maksudnya. Ku pikir itu bukan sms yang dia tujukan

untukku sehingga akupun membalas pesan itu dengan bertanya

“emm, kaka salah kirim sms ya?”. Pesan pun terkirim. Cukup lama aku

menunggu balasan darinya. Setelah 15 menit lamanya akhirnya ada

sms balasan darinya. Namun sungguh aku terkejut ketika isinya

terselip ada sedikit rasa kesal padaku, “ini sms untuk kamu kok. Kamu

nggak senang ya dapat sms dariku?”. Jelas saja bukan seperti itu

maksudku. Akupun segera meminta maaf padanya dan menjelaskan

bahwa aku tak bermaksud begitu. Tapi……….., hingga saat ini aku tak

mendapatkan balasan darinya. Aku tak tahu bagaimana kabar dia

sekarang.

Sampai sekarang aku tak tahu apa alasan sebenarnya dia

sehingga dia bersikap seperti itu. Apakah dia benar-benar marah atau

sengaja membuat alasan untuk bisa menjauhiku. Tapi biarlah, aku tak

mungkin memaksakan seseorang untuk tetap berteman denganku. Jika

dia ingin tetap di sini, syukur alhamdulillah. Jika dia ingin pergi dan

menjauh dariku, maka pergilah. Semua orang bebas melangkahkan

kaki sesuka hatinya. Ku tak akan memaksa, ku tak akan meminta.


Terima kasih karena pernah singgah di hidupku. Selamat melanjutkan

hidupmu dan aku pun juga akan melanjutkan hidupku.

You might also like