Professional Documents
Culture Documents
PERLINDUNGAN TANAMAN
Disusun oleh :
Nama : Rohmatun Ayu Ashari
NIM : H0808044
CoAss : Dyah Atika
b. Medium biakan
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies
bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan ini
berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat
tumbuh dan berkembangbiak. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh
alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu (Anonim, 2007).
Organisme yang menyebabkan penyakit harus dapat diisolasi atau
dibiakan secara murni. Prinsip ini hanya dapat dilakukan terhadap parasit
fakultatif bukan parasit obligat. Jamur dan bakteri patogen tumbuhan dapat
dibiakan pada banyak medium padat maupun cair, dari yang umum maupan
yang selektif. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) yang merupakan
medium untuk jamur, sedang Nutien Agar (NA) merupakan medium umum
untuk bakteri.. PDA adalah suatu medium yng mengandung karbohidrat
dalam jumlah cukup yang terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 20% glukosa.,
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan jamur tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Akan tetapi, ada beberapa bakteri yang
memfermentasikan karbohidrat dan menggunakan sebagai sumber energi,
maka beberapa bakteri masih dapat tumbuh pada PDA.
Medium biakan ini mengandung zat makanan untuk pertumbuhan
bakteri. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan medium umum
untuk jamur, sedang Nutien Agar (NA) merupakan medium umum untuk
bakteri. Medium biakan ini dibuat sebagai media isolasi penyakit yang harus
dibiakkan secara murni. Prinsip hanya dapat dilakukan terhadap parasit
fakultatif atau saprofit fakultatif dan bukan parasit obligat dan sebagian
jamur. PDA dibuat dari potato dextros agar yang dibuat dengan steril
mungkin. Proses pembuatan media ini dilakukan untuk mengembangbiakkan
jamur. Kondisi potato Dextrose agar memadat setelah dituangkan ke dalam
petridish selama 25 menit.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat di dalam media atau benda. Ada tiga cara
yang dipakai dalam sterilisasi, yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan
kimia dan penyarinagan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air
disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah. Apabila tanpa
kelembaban disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak
lain sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi. Pemilihan penggunaan metode sterilisasi didasarkan pada sifat bahan
yang akan disterilkan. Sedangkan metode yang umum digunakan di
laboratoriun adalah metode panas. Kebanyakan media yang dipakai dalam
pekerjaa mikrobiologi menjadi mudah rusak dan kadang terbakar, karena
temperaturnya terlalu tinggi (Hadioetomo, 1990).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam outoklaf atau sterilisator
uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh berukuran
tekanan suhu 1210C selama 15 menit, daur sterilisasi tersebut sering kali
disebut 1 Atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tinggi diperlukan
tekanan yang lebih besar untuk mencapai suhu 1210C (Hadioetomo, 1990).
Sterilisasi panas kering ditetapkan pada apa saja yang tidak menjadi
rusak menyala hangus atau amenguap pada suhu yang tinggi. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain adalah barang becah belah
seperti pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca dan lain-lain, serta bahan
yang tidak tembus uap seperti giberelin, minyak vaselin dan barang yang
berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus ditutup dengan cara
membungkus atau menaruhnya dalam suatu wadah yang tertutup untuk
menghindari atau mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven
(Hadioetomo, 1990).