You are on page 1of 13

c    c


c   adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang ²sehingga
dapat dipaksakan² dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut
penguasa berdasarkan norma-norma untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di
bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

  
Jerdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan oleh
para ahli diantaranya adalah :

1. ¦enurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali
yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
2. ¦enurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat skepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang
berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai O 

.
3. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray ¦., Anderson Herschel ¦., & Brock Horace R,
pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor
privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak
menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu
dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua,
bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang
merupakan kebutuhan masyarakat.

Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu
perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya
kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara,
negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan
untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa
pajak yang dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian
hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar
pajak.
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Jahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara
perpajakan adalah "Ê 
  ÊO 

  O 
 
 
  Ê    Ê
Ê O

 
Ê    Ê 
ÊÊO         
Ê Ê  Ê

    
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis (pajak
sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara
yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri
yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
1. c   
    
 
 Asas ini sesuai dengan perubahan
ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "OÊO 

 
  Ê  
ÊÊO   
   "
2. J                

  
      

 ¦isalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan
bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak
membayar pajak kendaraan bermotor.
3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah
dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
4. c
          Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak
tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundag-undangan.
5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi 
  
 

 

 yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,
pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara
dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).
dengan meningkatnya kedalaman informasi dan semakin populernya teknologi internet,
keamanan jaringan telah menjadi bagian penting dari mempengaruhi kinerja jaringan.
Bagaimana membuat sistem jaringan informasi pajak dari serangan hacker, bagaimana untuk
memastikan keamanan data dan reliabilitas, sistem pajak saat ini telah menjadi informasi
dalam salah satu isu penting yang harus dipertimbangkan.
Beijing Capitel Co, Ltd dalam bidang keamanan informasi berdasarkan pengalaman
mereka sendiri, dari perspektif yang komprehensif keamanan, dikombinasikan dengan
pemahaman mereka terhadap situasi aktual di jaringan pajak, sesuai dengan persyaratan
pelanggan, akan pertama China dengan independen intelektual kerangka hak kekayaan
berdasarkan ASIC Capitel CF2000-CG600 berbasis Gigabit Firewall sukses untuk akses
informasi dari jaringan provinsi sistem pajak nasional, sistem menyediakan efisien, aman,
praktis dan keamanan.
   


Seperti ditunjukkan di bawah ini, pajak sistem negara propinsi, server dan tanah
pertanian kembali pajak, bisnis, bea cukai, bank dan konektivitas jaringan lainnya horizontal,
dan juga menyediakan layanan Web melalui Internet untuk mencapai filing Internet, beruang
bisnis pajak provinsi. Untuk memastikan bahwa otoritas pajak di berbagai kota di akses tanpa
hambatan pajak kelompok server, kembali server perlu untuk mencapai jaringan kawat-speed
backbone Gigabit, kemacetan tidak bisa ada, biasanya arus akan mencapai lebih dari 100¦B,
terutama dalam masa pajak, akan mencapai jaringan lalu lintas batas. Capitel firewall
CF2000-CG600 64b paket kecepatan kawat-forwarding dapat dilakukan tanpa kehilangan
paket, sepenuhnya memenuhi persyaratan kinerja sistem pajak nasional.
Jika kegagalan peralatan jaringan, yang menghasilkan pendapatan pajak on-line tidak
bekerja, dampak sosial dan kerusakan properti sangat serius, pajak sistem nasional tentang
persyaratan peralatan untuk keandalan yang tinggi. Capitel menyediakan solusi siaga panas,
firewall ke modus siaga aktif-, jika kegagalan dinding Aktif utama, siaga dari dinding dalam
waktu kurang dari 1 detik ke status pekerjaan aktif, untuk memastikan operasi usahanya .
!     
Kita tahu bahwa pada tahap ini negara risiko propinsi keamanan pajak jaringan,
sistem bisnis, sistem otomatisasi kantor, sistem pajak pembayaran online dan sistem
perpajakan nasional, berjalan pada jaringan, sementara tidak ketat dalam pengelolaan sistem
manajemen keselamatan untuk mengendalikan operasi jaringan . Capitel penasihat keamanan
melalui status provinsi dan sistem pajak jaringan analisis risiko keamanan nasional,
bergantung pada kinerja firewall Capitel dan fasilitas canggih dan pengalaman di bidang
keamanan, mengembangkan seperangkat solusi keamanan, dan secara bertahap telah
dilaksanakan:

Pajak Provinsi akan dibagi ke dalam domain keamanan jaringan yang berbeda,
masing-masing domain melalui penyebaran sistem firewall antara isolasi dan kontrol
akses satu sama lain;
pembentukan probe intrusion detection, melalui firewall yang datang dengan kernel-
tingkat Capitel IDS subsistem intrusion detection, untuk mencapai real-time deteksi
serangan jaringan dan IDS dengan peralatan vendor lainnya linkage;
membuat sistem otentikasi identitas terpadu, firewall yang datang melalui subsistem
otentikasi CA Capitel, menjamin akses sah terhadap informasi sumber daya dan
privasi komunikasi;
log sistem analisis yang didirikan oleh firewall Capitel log log analisis host unified
peralatan dan manajemen, dan dukungan untuk penebangan penyimpanan jaringan.

Capitel firewall VPN subsistem, subsistem manajemen bandwidth, sebuah real-time yang
komprehensif pemantauan sub-sistem, klasifikasi subsistem otoritas pajak manajemen
nasional, jaringan sistem informasi dari pusat manajemen keamanan terpadu, sehingga semua
produk keamanan dan menggunakan kebijakan keamanan dapat disentralisasi, pusat
distribusi.
O       
Jaringan keamanan dinamis, keselamatan dan keamanan secara keseluruhan sekali
dan untuk semua, bukan hanya tumpukan pada produk keamanan untuk memecahkan
masalah. Sistem keamanan informasi, termasuk organisasi, manajemen dan teknologi. sistem
Pajak di bidang teknologi informasi provinsi, Beijing Capitel Co, Ltd dalam penerapan solusi
keamanan lengkap juga mencakup jangka panjang layanan informasi yang terkait dengan
proyek keamanan. Jermasuk pelatihan keselamatan, keamanan tanggap darurat pertama,
keamanan kebijakan pengembangan dan penilaian keamanan.

O c  
Di tinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu:
c  
 
Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penjualan Barang ¦ewah
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bea Perolehan Hak atas Janah dan Bangunan
Pajak Bea ¦asuk dan Cukai
c    
Pajak Kendaraan bermotor
Pajak radio
Pajak reklame

c  
   
Sebagaimana diketahui bahwa dalam APBN yang dibuat oleh pemerintah terdapat 3 sumber
penerimaan yang menjadi pokok andalan yaitu:

1. Penerimaan dari sektor pajak


2. Penerimaan dari sektor migas(minyak dan gas bumi) dan
3. Penerimaan dari sektor bukan pajak

Dari ketiga sumber penerimaan diatas,penerimaan dari sektor pajak ternyata merupakan salah
satu sumber penerimaan terbesar Negara.dari tahun ke tahun kita dapat melihat bahwa
penerimaan pajak terus meningkat dan member andil yang besar dalam penerimaan Negara.
Penerimaan dari sector pajak selalu dikatakan merupakan primadona dalam membiayai
pembangunan nasional.peran penerimaan pajak dalam mengisi APBN dalam rangka
pembangunan nasional sangat penting dan sangat strategis.besarnya peranan pajak yang
demikian kiranya perlu ditanamkan dalam diri setiap orang agar dalam pelaksanaan
pembayaran pajak yang telah dilakukan dapat menjadi satu kebanggaan tersendiri karena
telah memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas
maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

 

 V 
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari
tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Jabungan
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan
pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.


 
   
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam
rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan
berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

     
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

        
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan
umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
!  
   
Jidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi,
masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan
tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai maswalah,
maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:
c
       
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan
dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam
pelaksanaannya.
Contohnya:
1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib
pajak
Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai dengan berat
ringannya pelanggaran

c
         ""
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk
keperluan negara diatur dengan Undang-Undang", ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan UU tentang pajak, yaitu:
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut harus
dijamin kelancarannya
Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum
Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak

c
     

 
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi
perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan
sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat
pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.
c
       
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan
sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh
karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan
demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari
segi penghitungan maupun dari segi waktu.
! 
     
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak.
Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang
harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk
meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak
rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.
Contoh:
Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2 macam tarif
Jarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif, yaitu 10%
Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk perseorangan
disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun
perseorangan (pribadi)

 
 
 
            
Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang mengemukakan
tentang asas pemungutan pajak, antara lain:
1. ¦enurut Adam Smith dalam bukunya å
 
  dengan ajaran yang terkenal "
  ", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.
 ë 
(asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak
diskriminatif terhadap wajib pajak.
   (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
      
  (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau
asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak
(saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
 ë 
(asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak
lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

2. ¦enurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.


     : besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar
kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin
tinggi pajak yang dibebankan.
  : pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
   # pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
   : dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu
dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama
(diperlakukan sama).
  
    : pemungutan pajak diusahakan sekecil-
kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandinglan sengan nilai obyek pajak.
Sehingga tidak memberatkan para wajib pajak.
3. ¦enurut Adolf Wagner, asas pemungutan pahak adalah sebagai berikut.
      : pajak yang dipungut negara jumlahnya memadadi
sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara
   : penentuan obyek pajak harus tepat ¦isalnya: pajak
pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah
    yaitu pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi,
untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
     : menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan,
dimana harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara
membayarnya) dan besarnya biaya pajak.
     segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
 c
 c  
Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau badan
lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara tersebut, tentu saja
harus ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Sebagai contoh di Indonesia, secara tegas
dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak untuk
keuangan negara ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat menyusun suatu
undang-undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-dasar yang akan dijadikan
landasan oleh negara untuk mengenakan pajak.
Jerdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam menentukan
wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan.
Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk mengenakan
pajak adalah:
1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (   O O),
berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di
negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. Dalam
kaitan ini, tidak dipersoalkan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu
berasal. Itulah sebabnya bagi negara yang menganut asas ini, dalam sistem pengenaan
pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan asas domisili (kependudukan)
dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang diperoleh di negara itu
maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide income concept).
2. Asas sumber, Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila
penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi
atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu. Dalam
asas ini, tidak menjadi persoalan mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan
yang memperoleh penghasilan tersebut sebab yang menjadi landasan penge¬naan
pajak adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara itu. Contoh: Jenaga
kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia
akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan
(
 

 OO O).Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan
pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan
yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, sistem
pengenaan pajak berdasarkan asas nasionalitas ini dilakukan dengan cara
mengga¬bungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide
income.
Jerdapat beberapa perbedaan prinsipil antara asas domisili atau kependudukan dan
asas nasionalitas atau kewarganegaraan di satu pihak, dengan asas sumber di pihak
lainnya. c
 , pada kedua asas yang disebut pertama, kriteria yang dijadikan
landasan kewenangan negara untuk mengenakan pajak adalah status subjek yang akan
dikenakan pajak, yaitu apakah yang bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau
berdomisili (dalam asas domisili) atau berstatus sebagai warga negara (dalam asas
nasionalitas). Di sini, asal muasal penghasilan yang menjadi objek pajak tidaklah
begitu penting. Sementara itu, pada asas sumber, yang menjadi landasannya adalah
status objeknya, yaitu apakah objek yang akan dikenakan pajak bersumber dari negara
itu atau tidak. Status dari orang atau badan yang memperoleh atau menerima
penghasilan tidak begitu penting. Kedua, pada kedua asas yang disebut pertama, pajak
akan dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di mana saja (world-wide
income), sedangkan pada asas sumber, penghasilan yang dapat dikenakan pajak hanya
terbatas pada penghasilan-penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada
di negara yang bersangkutan.
Kebanyakan negara, tidak hanya mengadopsi salah satu asas saja, tetapi mengadopsi lebih
dari satu asas, bisa gabungan asas domisili dengan asas sumber, gabungan asas nasionalitas
dengan asas sumber, bahkan bisa gabungan ketiganya sekaligus.
!   , dari ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 7 Jahun
1983 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Jahun 1994,
khususnya yang mengatur mengenai subjek pajak dan objek pajak, dapat disimpulkan bahwa
Indonesia menganut asas domisili dan asas sumber sekaligus dalam sistem perpajakannya.
Indonesia juga menganut asas kewarganegaraan yang parsial, yaitu khusus dalam ketentuan
yang mengatur mengenai pengecualian subjek pajak untuk orang pribadi.
O
, misalnya untuk individu yang merupakan penduduk (resident individual)
menggunakan asas domisili, di mana berdasarkan asas ini seorang penduduk Jepang
berkewajiban membayar pajak penghasilan atas keseluruhan penghasilan yang diperolehnya,
baik yang diperoleh di Jepang maupun di luar Jepang. Sementara itu, untuk yang bukan
penduduk (non-resident) Jepang, dan badan-badan usaha luar negeri berkewajiban untuk
membayar pajak penghasilan atas setiap penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber di
Jepang.
   , untuk semua badan usaha milik negara maupun swasta yang berkedudukan di
Australia, dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperoleh dari seluruh sumber
penghasilan. Semen¬tara itu, untuk badan usaha luar negeri, hanya dikenakan pajak atas
penghasilan dari sumber yang ada di Australia.

J 
 
¦enurut R. Santoso Brotodiharjo SH, dalam bukunya c
   ! Ê cÊ, ada
beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, yaitu:
1. Jeori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi
warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan
harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam
perjanjian asuransi deiperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini
dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Jeori ini banyajk ditentang
karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.
2. Jeori kepentingan, menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya
kepentingan dari masing-masing warga negara. Jermasuk kepentingan dalam
perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka
semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Jeori ini banyak ditentang, karena
pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi
daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain.
Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.


c   c   !   
Jarget penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara nasional
sebesar Rp 362 trilyun atau mengalami peningkatan 20 persen dari 2005 lalu. Angka tersebut
terdiri Rp 325 trilyun dari pajak dan Rp 37 trilyun dari Pajak Penghasilan (PPh) ¦igas.
Jarget penerimaan negara dari perpajakan dalam APBN 2006 mencapai Rp.402,1 triliun.
Jarget penerimaan itu antara lain berasal dari:
Pajak Penghasilan (PPh) Rp.198,22 triliun
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang ¦ewah (PPN dan PPnB¦)
Rp.126,76 triliun
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp.15,67 triliun
Bea Perolehan Hak atas Janah dan Bangunan (BPHJB) Rp.5,06 triliun
penerimaan pajak lainnya Rp.2,76 triliun.
Pendapatan pajak itu sudah termasuk pendapatan cukai Rp.36,1 triliun, bea masuk Rp.17,04
triliun dan pendapatan pungutan ekspor Rp.398,1 miliar. Jotal penerimaan pajak dalam lima
tahun terakhir (2001-2005) sudah mencapai 1.040 triliun. Pajak A) Bedasarkan wujudnya,
pajak dibedakan menjadi : 1 Pajak langsung adalah pajak yang dibebanhkan secara langsung
kepada wajib pajak seperti pajak pendapatan, pajak kekayaan 2 Pajak tidak langsung adalah
pajak / pungutan wajib yang harus dibayarkan sebagai sumbangan wajib kepada negara
yangb secara tidak langsung dikenakan kepada wajib pajak seperti cukai rokok dan
sebagainya. B) Bedasarkan jumlah yang harus dibayarkan, pajak dibedakan menjadi: 1.
Pajak pendapatan adalah pajak yang dikenakan atas pendapatan tahunan dan laba dari usaha
seseorang, perseroian terbatas / unit lain 2. Pajak penjualan adalah pajak yang dibayarkan
pada waktu terjadinya penjualan barang / jasa yang dikenakan kepada pembeli 3 Pajak badan
usaha adalah pajak yang dikenakan kepada badan usaha seperti perusahaan bank dan
sebagainya C) Pajak bedasarkan pungutannya dapat dibedakan menjadi: 1 Pajak bumi dan
bangunan (PBB) adalah pajak / pungutan yang dikumpulkan oleh pemerintah pusat terhadap
tanah dan bangunan kemudian didistrubusiakan kepada daerah otonom sebagai pendapatan
daerah sendiri 2. Pajak perseroan adalah pungutan wajib atas laba perseroan / badan usaha
lain yang modalnya / bagiannya terbagi atas saham ± saham. 3 Pajak siluman adalah
pungutan secara tidak resmi / pajak gelap dan merupakan sumber korupsi 4 Pajak tranist
adalah pajak yang dipungut ditempat tertentu yang harus dilalui oleh pengangkutan orang /
barang dari suatu tempat kertempat lain

You might also like