Professional Documents
Culture Documents
GARDA-P Buletin
Berani, Cerdas & Memihak Rakyat
Blog: http://gardapapua.blogspot.com Email: buletin_wene@gmail.com
ini jauh di bawah harga yang di janjikan sebelumnya. Dan para masayarakat desa selama berlangsungnya perundingan dengan
pemilik hak ulayat menyatakan penyesalan mereka karena telah perusahaan. Sampai April 2009 masyarakat Malalis,
menandatangani perjanjian pengalihan lahan. Pada tahun 1996, Klamono ,dan Klawana mereka menyatakan bahwa janji
PTPN II mendirikan perkebunan kelapa sawit lainnya di pemberian fasilitas- fasilitas tersebut belum di penuhi sampai
kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Pada tahun 2008 pemilik sekarang dan mereka menjadi resah (sumber, Telapak).
hak ulayat hanya menerima sekitar RP. 300.000 (US$ 30) per Di Provinsi Papua, di daerah Sisik, dekat lereh di Kabupaten
bulan karena kesulitan mengangkut buah kelapa sawit ke Kaureh, Jayapura. Para pemilik hak ulayat dan warga
pabrik pengolahannya. menjelaskan bahwa orang tua mereka telah melepaskan hak
Di Provinsi Papua Barat, Di kampung Malalis – Sorong para atas lahan mereka pada tahun 1991 kepada PT Sinar Mas.
pemilik tanah dari Marga Klasibin, Gilik dan Doo, bagaimana Penduduk setempat menceritakan bahwa mereka meminta truk
pada awalnya PT Hendrison Inti Persada (HIP) mendekati untuk setiap marga sebagai imbalan untuk lahan yang mereka
mereka pada tahun 2004, karena dijanjikan akan di bangunkan berikan dan mereka juga di janjikan kompensasi yang setara
sekolah, perumahan dan di berikan kendaraan dan beberapa 0,5 persen dari nilai minyak kelapa sawit dari perkebunan
fasilitas lainnya, maka marga Klasibin, Gilik , dan Doo setelah mulai berproduksi, para pemilik hak ulayat juga akan
bersedia untuk menyerahkan hutan seluas 830 hektar kepada menerima RP. 11 Juta (US$ 1.100) untuk setiap marga sebagai
PT. HIP. Pada tahun 2005 , kedua marga masing – masing pembayaran pelepasan hak tanah. Seperti sebelumnya janji
hanya menerima Rp. 20 Juta (US$ 2.000) sebagai ‟‟uang sirih hanya di berikan secara lisan dan tidak ada kontrak yang
pinang‟‟ untuk tanah yang telah di berikan(sumber, Telapak). mengikat dengan pihak perusahaan. Bebrapa tahun lamanya
Di Klawana, seorang Mama Maryodi Malak, bagaiman PT. masyarakat menunggu janji dari PT. Sinar Mas tak kunjung
HIP membujuk suaminya , Kefas Gifim dan Putranya Manu tiba, mereka tidak pernah menerima truk seperti yang
Gisim, untuk melepaskan lahan hutan seluas empat hektar yang dijanjikan oleh PT. Sinar Mas. Pembayaran itu di mulai dari
mereka miliki. Pada saat itu putranya Manu Gisim, untuk tahun 2001, ketika masayarakat melakukan protes, masayarakat
melepaskan lahan hutan seluas empat hektar yang mereka hanya di bayar Rp. 500.000 (US$ 50) untuk setiap marga
miliki. Pada saat itu, putranya baru berusia empat tahun, jauh di selama tiga bulan. Walaupun pembayaran telah di naikkan
bawah usia legal untuk menandatangani sebuah kontrak. Mama menjatu Rp. 1 juta (US$ 100) pada bulan Agustus 2009, tetapi
Malak mengatakan :‟‟ Anak saya harus menandatangani tetap saja tak ada jaminan bahwa kenaikan ini akan bersifat
kontrak tersebut walau ia baru berusia empat tahun. Perusahaan permanen.(sumber : Telapak).
itu telah menipunya‟‟. PT HIP mengatakan kepada mama Hutan bagi Masyarakat adat Papua adalah sesuatu yang
Malak bahwa mereka menginginkan putra dari seorang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan mereka sehari – hari.
pemimpin marga untuk mananda tangani dokumen penyerahan Hutan bagi orang asli Papua adalah sesuatu yang sakral, hutan
tanah, sehingga apabila pada suatu saat Bapak meninggal, sebagai mama dan hutan adalah hidup masyarakat, hutan
maka akan ada bukti tertulis bahwa generasi berikutnya terlah merupakan modal masyarakat adat Papua.
mengikat diri pada perjanjian selama 25 tahun yang dapat di Sesuai dengan Amandamen UU 41/1999 tentang kehutanan
perpanjang selama 30 Tahun berikutnya. Mama Malak Agar :
menyatakan ia tidak pernah menerima salinan dari dokumen 1. Mengembalikan hutan adat kepada masyarakat adat yang
yang di tanda tangani oleh cap jempol putranya, ia juga mewarisi dari leluhur
menceritakan bahwa permintaannnya untuk menyisakan sebuah 2. Memisahkan fungsi hutan dengan status penguasaan.
areal kecil dari lahan hutan itu untu menghidupi keluargannya Dengan ini, apa peran masyarakat adat sudah di libatkan dalam
tidak di tepati dan perusahaan bahkan telah membuka areal pengembangan investasi di Papua, Apakah Investasi ini
lebih luas dari empat hektar sebagaimana dalam perjanjian. menjamin dalam meningkatkan Tenaga Produktif orang Asli
Pemerintah setempat dengan gigih membela kepnetingan PT. Papua di libatkan dalam peningkatan ekonomi yang sedang
HIP dan sama sekali tidak berbuat apapun bagi kepentingan bertumbuh di Papua? Mari kita berpikir. (Sasori86)
Memang jumlah tentara di Papua saat ini belum bisa demonstrasi mahasiswa dan masyarakat; Penyerangan terhadap
dihitung secara pasti. Namum dalam pengamatan kami masyarakat sipil; isu separatisme dan terorisme.
(Agustus 2009) bahwa antara Abepura ke Yuruf, Distrik Web
Kab. Keerom, jumlah pos yang berada sepanjang rute 151 Km Dua contoh dari aktivitas bisnis yang berindikasi pada
tersebut – tidak termasuk pos-pos yang berada di sekitar lokasi keterlibatan individu maupun institusi TNI-Polri seperti
transmigrasi di Arso dan Arso Timur (Skou-Bewani) – ada dimaksud di atas, khususnya yang telah diketahui public dan
sekitar 14 pos pasukan non-organic, 2 pos permanen yang be- dalam kurun waktu sejak disahkannya UU No 34 Tahun 2004
lum ditempati, dan markas utama pasukan organik Kompi E Tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah seperti
Yonif 751 yang terletak di Koya Karang. Sedangkan di sepan- diurai di bawah ini:
jang jalan raya antara Kabupaten Jayapura-Kota Kabupaten Ketika masyarakat Nandalin-Sentani memprotes
Sarmi, terdapat sekitar 8 pos tentara, belum termasuk pos-pos aktivitas penggalian bahan tipe C yang dilakukan PT
yang berada disebelah barat kota (Pantai Barat) dan di daerah Bintang Mas dikampungnya (9 Mei 2009), mereka
Tor Atas – beberapa pos TNI di Sarmi diketahui berada di seki- justru mendapat tantangan dari pihak kepolisian. Kepala
tar areal kamp perusahaan kayu atau bahkan berpos di dalam kampung yang melarang pengoperasian alat berat di
kamp-kamp perusahan. Sementara, George Junus Aditjondro lokasi penggalian justru ditangkap dan ditahan di Polda
dalam sebuah makalah “Militerisme Pasca Soeharto dan Rele- Papua serta dijerat dengan tuduhan perbuatan tidak
vansinya Bagi Orang Papua” mengatakan bahwa sekitar Maret menyenangkan, Pasal 335 KUHP. Anehnya, aparat
2009 di sepanjang Merauke-Waropko ada kira-kira 80 pos Sa- polisi malah mengusir masyarakat yang hendak
tuan Kostrad dan Kopassus, dengan jarak antar pos kira-kira 5 mengumpulkan batu di lokasi yang adalah wilayah adat
Km, dimana setiap pos induk ada sekitar 30 orang personil se- mereka, bahkan ada yang disuruh merayap di atas batu-
mentara tiap pos kecil dihuni oleh 12-19 personil, karena itu dia batu kali. Pihak Polda mengatakan penahanan kepala
mengkategorikan daerah itu termasuk dalam “kawasan- kampung ini sudah sesuai prosedur, tetapi Anu Afaa
kawasan KTT (kerapatan tentara tertinggi).” Kampung Nandali dr. Jhon Managsang menanggapi
lain. “ Saya menilai kasus ini dilakukan secara parsial
oleh Polda Papua, kasus lain juga yang kami lihat tidak
Antara Profesionalisme, Bisnis, dan Kekerasan sesuai adalah penerbitan surat ijin galian Golongan C
Penempatan pos-pos pasukan TNI secara besar- oleh pemerintah Kabupaten Jayapura, yang tidak
besaran di sepanjang perbatan RI-PNG, di areal penambangan memihak kepada rakyat,” kata Manangsang. Sedangkan
PT. Freeport, atau di sekitar daerah Pegunungan Tengah adalah Pemda Jayapura membantah bahwa pihaknya telah
bagian dari realisasi prinsip Koter. Tapi bukan berarti semata- mengeluarkan ijin penggalian. Papua Pos (12/05/09)
mata untuk kepantingan menjaga keutuhan Negara ini, bisa jadi mencatat bahwa oknum dari satuan kepolisian di
ada kepentingan lain yang terselubung. Yang pasti, hampir di lingkungan Polda Papua patut diduga dibayar karena
semua tempat dimana pasukan ditempatkan, tidak sulit untuk justru berpihak pada Bintang Mas – padahal masyarakat
menunjukan bahwa ditempat tersebut ada bisnis yang telah dirugikan selama 18 tahun, sejak tahun 1990.
dijalankan. Atau ketika terjadi peristiwa kekerasan Satuan-satuan TNI-Polri, organic juga non-organic yang
(pelanggaran HAM), tidak jarang dilatarbelakangi konflik ditempatkan di areal pertambangan PT. Freeport, selain
penguasaan sumber daya alam. Apakah mungkin seperti pepata mendapat uang-keamanan, mereka juga mencari uang
yang berbunyi sambil menyelam minum air atau dimana ada dengan berbagai bentuk aktifitas bisnis lain. Misalnya
gula, disitu ada semut? Kecurigaan ini bukan tidak beralasan dengan memanfaatkan keberadaan pendulang
karena banyak fakta kasus di Indonesia dan khususnya di Papua tradisional di sepanjang aliran sungai Ajigwa:
telah mengindikasikan hal tersebut, dimana fungsi professional memungut semacam upeti dari pendulang, menjadi
TNI-Polri tenggelam diantara aktvitas bisnis dan main pemasok bahan kebutuhan pendulang (ditukar dengan
„hajar‟saja. emas), dan jasa transportasi bagi dari dan ke lokasi
Dalam uraian pada Seri 10 Penjelasan Singkat dari pendulangan. Kasus ini mulai menjadi perhatian public,
IDSPS dikatakan bahwa secara intitusional actor keamanan setelah terjadi bentrokan antara pendulang tradisional
(TNI-Polri dan Intelejen) menyatakan tunduk pada hukum dan (masyarakat asli Papua) dengan taskforce (keamanan
prinsip HAM tetapi kekerasan dan penyalahgunaan kekuasaan Freeport) dan Brimob Polda Papua yang bertugas
masih terjadi di daerah, yang menunjukan tidakadanya disana. Juga setelah majalah Times melaporkan tentang
signifikasi relasi secara positif antara perubahan pada level „uang Preman‟ yang dibayarkan Freeport ke tentara.
legislasi, kebijakan institusional di lingkungan TNI, Polri, dan Saat terjadi peristiwa bentrokan ini dan sebelumnya,
Intelejen dengan penurunan angka kekerasan dan pelanggaran Kostrad dan Brimob lah dua kesatuan yang selalu
kekerasan. Gambaran kekerasan baik yang bersifat langsung diketahui bertugas antara Mil 32- Mil 74. Kostrad
maupun tidak langsung kapada masyarakat sipil terjadi dalam biasanya di tempatkan (tetap) di Mil 74 dimana lokasi
berbagai bentuk dan banyak kasus, diantaranya: sengketa pabrik emas berada dan Brimob (organic maupun non-
agrarian; praktek bisnis TNI dan Polri di sektor pertambangan organic) selalu berpatroli. Namun kabarnya mulai Juli
dan perkebunan; penguasaan lahan rakyat untuk kebutuhan 2006 tugas pengamanan telah dipegang sepenuhnya
instalasi militer; sulitnya perisinan untuk menyelenggarakan oleh satuan Kepolisian – berdasarkan Keputusan
kegiatan politik; backing perusahaan penebangan kayu liar; Presiden (Kepres) No 63 Tahun 2004 tentang Pam
konflik antara TNI dan Polri terkait dengan praktek bisnis dan Ovitnas yang tidak lagi ditangani oleh TNI. (Kahar).
jasa keamanan; konflik sumber daya alam; penanganan
HAL 8 Arah Juang
BAGAIMANA MELAWAN INVESTASI YANG MENINDAS, DEMI PEMBEBASAN
Menurut teori-teori ekonomi borjuis (teori-teori ekonomi masyarakat tersebut, bahkan mereka juga menjadi alat
kapitalisme yang dalam prakteknya saat ini dikenal dengan penyebar teror untuk menakuti masyarakat agar tidak
nama Neoliberalisme) dan juga menurut keyakinan banyak melawan perusahaan tersebut.
pemimpin Papua bahwa investasi akan mensejahterakan orang 3. Neoliberalisme (dalam hal ini liberalisasi investasi)
Papua. Ternyata justru memiskinkan, memarginalkan, dan yang rakus sehingga merugikan orang Papua.
menyingkirkan orang Papua, serta menjadikan orang Papua Neoliberalisme ini kemudian mengeliminir (mengurangi
sebagai orang asing di negerinya sendiri. Tentu kita sadari bahkan hingga mentiadakan) posisi negara untuk
bahwa fakta-fakta tersebut bukanlah hal baru, bahkan dari melindungi kepentingan warganya. Sehingga persaingan
kerakusan dan kejahatan neoliberalisme terhadap kehidupan yang tidak seimbang antara kepentingan masyarakat dan
masyarakat lain di belahan dunia ini, terutama di negara-negara perusahaan sudah pasti dimenangkan oleh perusahaan,
berkembang dan negara-negara terbelakang bisa menjadi dan masyarakat kemudian mengalami ketersingkiran,
contoh bagi kita. marginalisasi, dan kemiskinan.
Fakta-fakta tentang pemiskinan, marginalisasi, dan Kondisi tersebut tidak bisa kita biarkan begitu saja, tetapi harus
penyingkiran terhadap orang Papua semakin lebih telanjang diubah dengan cara melawannya. Bagaimana cara kita
dipraktekan sejak Papua di kuasai (aneksasi) oleh pemerintah melawannya?
Indonesia yang pro terhadap kebijakan-kebijakan kapitalisme-
Hal pertama yang harus kita (orang Papua) sadari adalah
neoliberalisme. Berangkat dari kondisi itulah kemudian
bahwa kondisi ini merupakan ancaman yang serius
Gerakan Rakyat Demokratik Papua (Garda-P) didirikan dengan
terhadap kehidupan seluruh orang Papua, dan juga anak
tujuan mewujudkan masyarakat Papua yang demokratik,
cucu kita yang akan datang. Oleh karena itu tidak ada
merdeka (berdaulat), modern, adil (setara), sejahtera, bersih
jalan lain, selain melawan kondisi yang ada dan
(transparan) dan internasionalis. Tujuan itu kemudian di
mengubah kondisi tersebut menjadi kondisi yang lebih
turunkan menjadi program umum yaitu Memperjuangkan
adil bagi orang Papua.
pembebasan nasional dengan melawan imperialisme dan
Setelah sadar maka kita harus mulai melawan dengan
pemerintahan NKRI agen imperialisme serta memperjuangkan
alat perlawanan yang modern yaitu organisasi.
pembentukan Pemerintahan Persatuan Rakyat Papua yang
Organisasi adalah alat perlawanan modern yang sudah
demokratik, progresif dan revolusioner, dan program
teruji ketangguhannya dalam mengubah kondisi suatu
strategisnya yaitu Memajukan tenaga produktif dengan sumber
masyarakat. Dari mana kita mulai membangun
pembiayaan dari pengambilalihan dan penataan ulang industri
organisasi? Organisasi dibangun dari kebutuhan/
seperti: pertambangan, kehutanan, perkebunan, perikanan, dan
program yang hendak di capai. Misalnya jika suatu
pertanian.
masyarakat adat yang menuntut hak ganti rugi tanah,
Cita-cita mewujudkan suatu tatanan masyarakat Papua maka bisa dimulai dengan organisasi adat yang ada,
seperti yang ada pada tujuan Garda-P tersebut, dan kemudian di yaitu dengan mulai mendorong organisasi adat yang ada
turunkan (didetailkan) dalam program umum dan program untuk mulai memperjuangkan hak ganti rugi tanah
strategis Garda-P, tentu bukanlah hal yang mudah untuk tersebut.
diwujudkan. Cita-cita itu masih jauh dari realitas (kenyataan) Bagaimana cara/strategi kita melawan? Kita melawan
yang ada saat ini. Namun cita-cita tersebut harus mulai dengan beberapa cara, yaitu: Melawan dengan tulisan
diperjuangkan dengan mulai menyingkirkan hambatan- (terbitan, selebaran, dll); Melawan dengan membangun
hambatan yang menghambat terwujudnya cita-cita tersebut. front/koalisi/aliansi dengan organisasi atau kelompok
Hambatan-hambatan tersebut antara lain: lain yang setuju dengan perlawanan yang sedang kita
1. Terbatasnya (bahkan sering tertutupnya) ruang lakukan; Melawan dengan melakukan diskusi-diskusi,
demokrasi. Ruang demokrasi dalam arti kebebasan seminar-seminar di tengah-tengah masyarakat yang
mengeluarkan pendapat, pikiran, ekspresi politik, dan belum sadar atau pun diskusi atau seminar untuk makin
kebebasan berorganisasi sering terhambat bahkan sering menguatkan kesadaran perlawanan yang ada; Melawan
dilarang dan dibatasi dengan alasan-alasan formal dan dengan melakukan aksi massa bersama-sama dengan
prosedural yang mengabaikan esensi demokrasi kelompok/organisasi lain yang setuju dengan isu aksi
tersebut. massa (demonstrasi) yang kita lakukan. Baik aksi massa
2. Ancaman terhadap demokrasi dari militer. Bukan serentak di beberapa kota atau beberapa kecamatan
rahasia lagi ketika militer (TNI dan POLRI) kemudian secara bersama-sama, atau dengan melakukan aksi
menjadi bagian dari kegiatan bisnis (misalnya bisnis massa di suatu tempat dengan memobilisir/mengerahkan
kayu, dll) bahkan mem-backing (mendukung, semua anggota/simpatisan aksi kita; Menjalankan
mengamankan) kegiatan-kegiatan bisnis ilegal. aktifitas organisasi secara rutin/reguler/terus menerus
Sehingga ketika ada benturan kepentingan antara dan teratur. (Smadav).
investor (pengusaha) tersebut dengan masyarakat
pemilik hak ulayat dimana suatu perusahaan berada, Viva Demokrasi!!!
maka para anggota TNI/POLRI tersebut kemudian
menjadi alat untuk membungkam protes (perlawanan) Hidup Rakyat Papua!!!
Bersatu Untuk Pembebasan Nasional!!!
Opini HAL 9
Awal mula konflik yang mengakibatkan pelanggaran keterlibatan Densus 88, apakah operasi ini telah direncanakan
HAM, ketidakadilan, penindasan, diskriminasi, marginalisasi (diarahkan) untuk mendapat pembenaran bahwa Jenderal
dan perampasan ha-hak adat penduduk pribumi di tanah Papua, Kwalik adalah seorang teroris? Kedua. Jika memang benar
tidak terlepas dari sejarah masuknya wilayah dan Bangsa bahwa Jenderal Kwalik adalah pelaku dari serangkaian
Papua Barat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Repubik penembakan di areal PT. Freeport antra 8 Juli 2009 –
Indonesia (NKRI). Melalui Pepera 1969 yang tidak memenuhi November 2009, kenapa Beliau tidak diberikan kesempatan
unsur demokrasi, HAM, juga hukum Internasional. Dalam untuk bersaksi di depan pengadilan Indonesia? Ketiga. Lalu
hemat saya, Pemerintah Indonesia yang saat itu sangat ambisi bagaimana dengan pernyataan Kapolda Papua Irjen Bagus
untuk mengambil Papua, tentu tidak terlepas dari tujuan Ekodanto bahwa Jenderal Kwalik tidak terlibat dalam
penguasaan atas suber daya alam yang sangat berlimpah rangkaian penembakan itu, dan bagaimana dengan kenyataan
dibumi cenderawasi ini. Selama 40-an tahun orang Papua bahwa sejumlah selongsong peluru yang ditemukan di TKP
ditekan oleh penguasa negara ini, terutama dalam massa rezim adalah milik PINDAD yang adalah perusahan pembuat senjata
Orde Baru yang kapitalis-militeristik. Sejak 1960-an sampai milik Indonesia? Keempat. Apa motif dibalik pembunuhan
sekarang tercatat beberapa operasi militer yang dilakukan oleh Jenderal Kwalik? Kelima. Kenapa hingga kini pihak
aparat keamanan seperti: operasi Wisnumurti I dan II; Operasi kepolisisan belum bisa mengungkap siap sesungguhnya yang
Tumpas; Operasi Sadar I-IV; Operasi Wibawa I-IV; Operasi melakukan serangkaian penembakan di areal penambangan PT
Bharata Yudha; Operasi Pasca Pembebasan Sandera freeport tersebut, sehingga samapai saat ini masyarakat masih
Mapnduma; Operasi penyisiran masyarakat sipil seperi terus bertanya-tanya? Keenam. Jika jawabannya untuk
Abepura 2000 dan Wasior 2001; serta beberapa operasi menghentikan konflik maka, kapan konflik itu berakhir,
intelijen. Akibat itu semua, orang Papua terus menjadi korban kenapa Jenderal Kwalik tidak ditembak saat ada pertemuan
pelanggaran HAM, dan tak satupun pelanggaran ini antara pihak kepolisian dengannya, dan apakah Jenderal
diselesaikan secara adil di depan Hukum. Tidak pernah ada Kwalik adalah sumber konflik antara orang Papua dengan
keinginan dari pemerintah untuk memecahkan situasi ini Pemerintah NKRI?
dengan sebuah solusi penyelesaian yang adil dan demokratis. Sejumlah pertanyaan di atas bahkan bisa berubah
Menghadirkan militer untuk menumpas rakyat yang melakukan menjadi sebuah kesimpulan atau jawaban bagi sebagian orang
perlawanan, atau mendatangkan transmigrasi sebanyak- bahwa, pembunuhan Jenderal Kwalik merupakan selubung
banyaknya untuk menguasai lahan kosong – sebagai siasat dari drama perebutan jasa pengamanan PT. Freeport. Atau
membatasi gerilyawan Papua – di setiap wilayah adalah bagian dengan kata lain, bisa dibilang bahwa demi sebuah kepentingan
dari cara yang diyakini pemerintah, yang justru bisnis dari pihak-pihak tertentu, Jenderal Kwalik menjadi
memperpanjang dan memperburuk wajah persoalan Jakarta- korban. Namun bagi saya dan sebagian besar masyarakat Papua
Papua. yang menginginkan adanya sebuah perubahan di tanah ini,
Sebaliknya, meski berulangkali dibungkam, hingga pembunuhan terhadap Jenderal Kwalik adalah pembunuhan
kini perbedaan pandangan terhadap proses penggabungan terhadap sang pejuang yang setia membelah kebenarandan dan
wilayah Papua Barat ke NKRI yang penuh rekayasa ini terus keadilan. Pembunuhan ini penuh dengan konspirasi demi
disuarakan oleh orang Papua. Fakta menunjukan bahwa kepentingan yang tidak berpihak pada rakyat. Pembunuhan ini
gerakan perlawanan justru tidak pernah bisa dipadamkan, tidak akan mengakhiri konflik, dan apalagi akar permasalahan
sekalipun sepanjang sejarah itu juga orang Papua tidak pernah yang sesungguhnya justru tidak disentuh. Pembunuhan Jenderal
mendapat respon positif dari Pemerintah NKRI. Perlawanan Kwalik adalah bukti terbaru bahwa Pemerintah Indonesia tidak
bersenjata yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional- pernah mau meyelesaiakn konfik antara bangsa Papua dan
Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) terhadap praktek- Pemerintah Indonesia. Dan seribu kebencian baru justru lahir
praktek ketidakadilan bahkan tak pernah surut walaupun telah dan mempertebal jurang kepercayaan masyarakat Papua
dijadikan alasan untuk menetapkan Papua sebagai Daerah terhadap Pemerintah Indonesia. Kepergian yang mendadak dari
Operasi Militer (DOM). TPN-OPM telah memainkan peranan Jenderal Kwalik justru akan menjadi inspirasi dan energi baru
kunci sebagai garda dan motor pergerakan, meski tidak sedikit bagi perjuangan rakyat Papua. Selamat Jalan Pahlawan Bangsa.
anggotanya yang gugur sebagai bunga bangsa.
Jenderal Umeki Kelly Kwalik adalah salah satu
diantara mereka yang telah memilih jalan hidupnya dengan Hidup Atau Mati Adalah Urusan
memanggul senjata demi pembebaskan rakyat dan negeri ini. Tuhan. Tetapi Hidup Dan Mati Demi
Sang Jenderal telah berjuang selama 37 tahun (1974-2009) dan
gugur tidak dalam suasana perang, melainkan dalam sebuah
Melanjutkan Sebuah Kehidupan, Dan
operasi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 Polri dan Demi Memanusiakan Kehidupan
satuan Brimob yang tergabung dalam Satgas Amole Timika. Manusia Adalah Sebuah Jalan Hidup
Ada sejumlah hal yang perlu juga kita pertanyaan menyangkut
kematiannya di tangan Densus 88. Pertama. Dengan Yang Mulia
HAL 10 Tokoh
Filep Karma
”.......Untuk menuju Pembebasan Nasional, Bangsa Papua tetap berjuang dengan cara damai secara demokratis dan
bagaimana mengoptimalkan potensi – potensi yang di miliki oleh orang asli Papua sendiri untuk di gunakan sebagai
alat dalam perjuangan. Strategi pembebasan nasional adalah bagaimana melakukan penyadaran/mengorganisir
rakyat Papua....”
(GARDA-P) 1955-2009
"Hari ini kita melepaskan tokoh besar yang dengan caranya sendiri mempersembahkan hidup bagi tanah
Papua. Kualitas hidup Kelly dibuktikan dengan kesetiaannya mempertahankan idealisme dan kecintaannya
Akan tetapi Kelly membuktikan perjuangannya melawan ketidakadilan, penindasan, perampasan hak
dengan dalih kepentingan bangsa, melawan pemiskinan dan penghancuran umat manusia."