memanfaatkannya semaksimal mungkin dengan membuatnya dalam jumlah banyak dengan keragaman yang sangat kecil • Klon adalah sekelompok sel atau individu identik yang secara genetik berasal dari satu sel atau individu dengan cara mitosis TEKNIK PEMBUATAN KLON • membelah zigot ataupun embrio yang mulai berkembang menjadi beberapa sel yang identik • Dahulu untuk proses pembelahan digunakan zat kimia tertentu, namun masa sekarang telah digunakan teknik pembedahan mikro • Salah satu cara untuk dapat memperoleh sel yang mengandung semua informasi genetik yang tersedia adalah dengan menggunakan sel-sel totipoten • Sel-sel embrio yang belum ditanamkan (pre-implantasi) masih totipoten. Hal ini berarti pemanfaatan sel-sel embrio pada fase embrionik awal (blastomer) • Teknik kloning dapat dibagi 3 antara lain : – (1) pemisahan blastomer, – (2) pembelahan embrio, dan – (3) pemindahan inti. • Pemisahan Blastomer – Cara ini dilakukan pada embrio yang masih pada tahap 2, 4 atau 8 sel. Cara ini merupakan teknik yang sederhana tetapi jumlah individu identik yang diperoleh terbatas yakni paling banyak 8 individu. Tetapi untuk embrio 8-sel lebih sulit (persentase keberhasilan rendah) dibanding 2 atau 4-sel. Dari embrio 2-sel dapat dihasilkan 2 individu identik, sedang dari embrio 4-sel dihasilkan 4 individu identik. • Teknik ini memerlukan alat yang dinamakan mikromanipulator untuk pembedahan mikro. – Pertama-tama zona pellucida dibuang dengan menggunakan enzim. – Kemudian, blastomer-blastomer dipisahkan dan ditransfer kepada hewan resipien, atau dapat pula ditumbuhkan dulu dalam sebuah kultur in vitro menjadi blastosit-blastosit yang selanjutnya ditransfer pada hewan resipien • Transfer blastosit-blastosit tersebut dapat dilakukan dengan: – (1) tanpa zona pellucida ataupun – (2) dengan zona pellucida. • Dengan zona pellucida dapat dilakukan dengan memasukkan kembali blastositt ke dalam zona pellucida kemudian ditransfer pada hewan betina resipien. • Persentase terjadinya implantasi lebih tinggi dengan memakan teknik (2) dibanding teknik (1). Pembelahan Embrio • Teknik ini seperti halnya tenik yang pertama merupakan cara pembuatan klon dimana indvidu-individu yang dihasilkan mempunyai genotif yang sama dengan individu asalnya. • Pada cara ini, embrio tahap morula akhir atau blastosit awal dibelah menjadi 2 dengan pembelahan mikro (microsurgery). • Di sini terlebih dahulu zona pelucida diambil dan embrio dikeluarkan untuk dibelah. • Untuk memperoleh hasil yang baik, setelah dibelah, sebaiknya kedua belahan tersebut dimasukkan lagi ke dalam zona pellucida sebelum ditransfer ke alat reproduksi betina resipien Pemindahan Inti • Teknik pemindahan atau transplantasi inti ini merupakan teknik yang lebih sulit daripada 2 teknik yang telah disebutkan di atas, tetapi hasil yang diperoleh lebih baik dari segi jumlah individu yang dihasilkan serta dapat diperolehnya individu-individu yang tidak hanya satu genotif saja. • Prinsip dari teknik ini adalah memasukkan inti dari sel yang totipoten yaitu sel-sel yang belum mengalami diferensiasi seperti blastomer atau sel-sel dari inner cell mass ke dalam ovum yang sudah diambil intinya. • Kira-kira 200 sel inner cell mass dapat diperoleh dari suatu trophoblast, dan sel-sel tersebut dapat tumbuh menjadi individu-individu yang identik setelah ditransplantasikan • Untuk hasil yang baik, sebaiknya ovum yang baru berovulasi yang digunakan sebagai tempat bagi inti sel totipoten yang ditransplantasikan, atau dapat pula digunakan zigot 1 sel (baru dibuahi). • Karena kerumitannya, teknik ini leih berhasil dan banyak dilakukan pada amphibia dibandingkan dengan mamalia. Hal ini disebabkan karena: – ovum mamalia ukurannya kecil sehingga sulit dicari dan dipelihara secara in vitro. – Pengambilan inti ovum dan penggantiannya dengan inti sel yang diploid dari sel somatis membutuhkan keterampilan dan peralatan yang mempunyai ketepatan yang tinggi. – Perkembangan embrio terjadi di dalam alat reproduksi induk, tidak di cawan petri atau di perariran seperti halnya pada amphibia. • Beberapa peneliti menjelaskan alasan sulitnya ovum mamalia direkayasa yakni karena ovum mamalia mempunyai zona pellucida yang tebal dan membran vitellinnya yang elastis serta tahan terhadap tusukan alat mikropipet yaitu alat yang dapat digunakan untuk menginjeksi, mengiris, dan memegang ovum, terutama pada saat dibuahi. • Alat mikromanipulator sangat dibutuhkan dalam merekayasa ovum mamalia. • Pelaksanaan teknik kloning dalam peningkatan produksi ternak tidak dapat dilakukan secara terpisah dengan teknik lain, seperti inseminasi buatan dan transfer embrio. • Dengan transfer embriolah teknik ini menjadi bermanfaat. Cloning Dolly • Menggunakan metode yang digunakan oleh Gurdon 20 tahun sebelumnya pada hewan amphibia, teknisi Bill Ritchie (yang bekerja dengan Dr. Campbell) mengambil nucleus dari oosit yang telah diakumulasikan dari domba betina Scottish Blackface female sheep (Scottish Blackface adalah bred domba yang umum di Skotlandia dan dikenal mempunyai muka berwarna hitam). • Oosit yang mempunyai pelindung zona pellucida diinjeksikan nucleus dari quiescent mammary cell ke dalam oosit enukleasi. • Nucleus berasal dari jenis domba lain yang disebut Fin Dorset. • Peleiti pada Roslin Institute mengulangi pekerjaan sebanya 276 kali. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Setelah mengalami masa kebuntingan yang normal selama 158 hari.