Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Sumarno
NIP.131475652
Anggota I Anggota II
Mengetahui,
iii
PERNYATAAN
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Semarang,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“ Berfikirlah positif dan selalu optimis, bila suatu hari urusan terasa
memburuk maka sesungguhnya semua itu adalah awal dekatnya
kedatangan hari yang penuh dengan kebahagian dan keindahan”
(Abdullah Al-Qarni)
PERSEMBAHAN:
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Alloh SWT, yang telah
penulisan skripsi yang berjudul ”Pola Pengasuhan Anak di Panti Asihan Yatim
Banjarnegara”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata satu
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa hal ini tidak akan
berhasil tanpa bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, maka dalam kesempatan ini
4. Drs. Setiajid, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar dan
5. Drs. AT. Sugeng Pr. M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar dan
vi
6. Hj. Siti Rochmah, Pimpinan panti asuhan yatim PKU Aisyiyah yang telah
7. Para pengasuh dan pengurus serta anak-anak asuh yang telah bersedia untuk
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah...................................................................... 4
F. Penegasan Istilah........................................................................... 7
B. Sosialisasi...................................................................................... 16
1. Pengertian Sosialisasi.............................................................. 16
2. Tahap-tahap Sosialisasi........................................................... 17
3. Media Sosialisasi..................................................................... 18
viii
4. Metode-metode dalam sosialisasi ........................................... 22
C. Interaksi Sosial.............................................................................. 23
B. Lokasi Penelitian........................................................................... 33
C. Fokus Penelitian............................................................................ 33
D. Sumber Data.................................................................................. 34
1. Wawancara.............................................................................. 35
2. Observasi................................................................................. 36
3. Dokumentasi ........................................................................... 37
F. Validitas Data................................................................................ 38
H. Sistematika Skripsi........................................................................ 41
ix
2. Maksud dan Tujuan................................................................. 43
6. Sumber Dana........................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 80
B. Saran.............................................................................................. 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 84
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Anak-anak asuh yang sedang mengikuti kegiatan kerja bakti ... 62
Gambar 7. Anak asuh yang sedang mengikuti porseni tenis meja panti
asuhan se- Jateng........................................................................ 77
xii
SARI
Fatmawati, Dwi Nurul. 2007. Pola Pengasuhan Anak di Panti Asuhan Yatim
PKU Aisyiyah Cabang Blambangan, Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Sarjana Prodi PPKn.
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. 117 h.
xiii
pemberian contoh. Panti asuhan memberikan berbagai macam pendidikan dan
ketrampilan kepada anak-anak asuh agar setelah keluar dari panti asuhan mereka
dapat hidup mandiri dan mempunyai kecakapan hidup. Pendidikan yang diberikan
meliputi pendidikan agama (Islam) dan pendidikan moral (akhlak), sedangkan
ketrampilan yang diberikan meliputi: menjahit, memasak, membuat kerajinan
tangan, komputer, selain itu juga memberikan kegiatan olah raga dan kegiatan
kesenian. Panti asuhan juga membuka Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebagai
sarana yang digunakan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada
anak-anak asuh dalam bidang wirausaha.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil simpulan antara lain
pertama pola pengasuhan yang diterapkan di panti asuhan yaitu pola pengasuhan
demokratis. Kedua, pendidikan yang diberikan meliputi pendidikan agama dan
pendidikan moral. Ketiga, keterampilan yang diberikan merupakan sarana untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki anak agar memiliki kecakapan vokasional
(kecakapan kejuruan). Keempat, Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dan pengelaman berwirausaha kepada anak asuh.
Ada beberapa saran, antara lain: pertama, pengawasan terhadap anak asuh
perlu ditingkatkan. Kedua, Ketrampilan-ketrampilan yang diberikan kepada anak
asuh perlu ditambah lagi. Ketiga, anak-anak asuh untuk belajar lebih giat dan
tekun. Keempat, Ketrampilan dan pendidikan yang telah diperoleh dapat
dimanfaatkan oleh anak-anak asuh setelah keluar dari panti asuhan agar dapat
hidup mandiri.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia, karena anak sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak
lahir anak telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai
budaya yang berlaku melalui pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam
keluarga. Dengan demikian agar anak dapat hidup dan bertingkah laku sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dibutuhkan suatu
proses sosialisasi.
tadinya hanya sebagai makhluk biologis belajar tentang nilai, norma, bahasa,
berada. Seseorang yang telah mengalami proses sosialisasi akan berbuat sesuai
1
2
1990:67).
lingkungan yang pertama dan utama dalam perkembangan seorang anak serta
2002:49).
aturan serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Anak dilatih tidak
sangat diperlukan dan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran orang tua
berperilaku.
kedua orang tua, krisis ekonomi keluarga dan meninggalnya salah satu atau
kedua orang tua menyebabkan terputusnya interaksi sosial antara orang tua
pendidikan terabaikan. Maka salah satu cara yang dilakukan agar anak tetap
dalam keluarga. Dengan demikian panti asuhan sebagai tempat tumbuh dan
membantu meningkatkan kesejahteraan sosial anak yatim piatu dan anak dari
asuhan tersebut adalah anak-anak yang tidak mempunyai ayah, ibu atau
keduanya dan anak-anak dari keluarga miskin sehingga orang tua tidak
mampu memberikan kehidupan yang layak bagi anak. Panti asuhan ini
kebutuhan fisik, mental dan sosial agar kelak mereka mampu hidup layak dan
kebutuhan anak di panti asuhan dimaksudkan agar anak dapat belajar dan
berusaha mandiri serta tidak hanya menggantungkan diri tehadap orang lain
mempersiapkan seorang anak yang kelak dapat mandiri setelah terjun dan
B. Identifikasi Masalah
asuhan?
anak?
10. Bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara pengasuh dan anak asuh
selama pengasuahan?
asuhan?
12. Bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara anak-anak di panti asuhan
dan keluarganya?
13. Bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara anak-anak di panti asuhan
14. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pengasuhan anak di panti asuhan?
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
b. Bagi Pemerintah
F. Penegasan Istilah
terarah maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini perlu diberi batasan:
Istilah ini dapat diartikan sebagai sistem, cara atau pola yang
memimpin anak (Sulaiman, 1997: 15). Pola asuh ada tiga yaitu otoriter,
yaitu anak usia sekolah (umur 6 sampai 18 tahun) yang masih duduk di
Yatim berarti anak yang tidak memiliki ayah. Akan tetapi disini
tidak hanya dalam pengertian yatim saja tetapi juga anak yang sudah tidak
memiliki ibu (piatu) atau yang tidak memiliki keduanya (yatim piatu) dan
bahwa pola pengasuhan anak di Panti Asuhan Yatim PKU Aisyiyah adalah
merupakan suatu cara dan perbuatan dalam menjaga, merawat, melatih dan
mendidik anak dalam kaitannya dengan proses sosialisasi agar anak dapat
BAB II
LANDASAN TEORI
membina potensi-potensi pribadi yang dimiliki, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa
ada beberapa pola sosialisasi yang digunakan orang tua dalam menanamkan
1. Otoriter
kaku dan tidak ada kebebesan berbuat kecuali perbuatan yang sudah
9
10
oleh orang tua. Dengan kata lain pola pengasuhan otoriter lebih cenderung
kehendak orang tua, meskipun anak tidak ingin melakukan kegiatan itu.
Sebagai akibat dari pola pengasuhan otoriter ini biasanya anak akan
keluarga.
2. Demokratis
suatu aturan. Orang tua menekankan aspek pendidikan dari pada aspek
hukuman. Hukuman tidak pernah kasar dan hanya diberikan apabila anak
perbuatan anak sesuai dengan apa yang patut ia lakukan, orang tua
memberikan pujian. Orang tua yang demokratis adalah orang tua yang
orang lain, menerima kritikan dengan terbuka, keadaan emosi yang stabil
3. Permisif
anak, dan tidak memberikan hukuman kepada anak. Pola ini ditandai oleh
sikap orang tua yang membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri
saat terjadi hal yang berlebihan barulah orang tua bertindak. Pada pola ini
124 – 134):
1. Keteladanan Diri
Orang tua atau pendidik yang menjadi teladan bagi anak adalah
yang pada saat bertemu atau tidak dengan anak senantiasa berperilaku
patut dicontoh karena tidak sekedar memberi contoh. Orang tua atau
agama.
12
anggota keluarga untuk ditaati bersama. Dalam pembuatan aturan ini juga
dapat diciptakan bantuan diri, khususnya bagi anak maupun anggota yang
bersama dan aturan-aturan khusus yang dapat dijadikan pedoman diri bagi
(nilai-nilai moral). Anak yang telah terbiasa dan terbudaya berperilaku taat
oleh anak dan dunia keanakan anak oleh orang tua, dan situasi kehidupan
harus siap untuk menerima saran atau berindentifikasi diri dari perilaku
mereka dapat merenungkan apa yang telah dilakukan dan nilai-nilai moral
dasar berperilaku jika orang tua berangkat dari dunianya. Artinya orang
tua atau pendidik perlu menyadari bahwa anaknya tidak bisa dipandang
sama dengan dirinya. Orang tua atau pendidik yang mampu menghayati
dunia anak mengerti bahwa dunia yang dihayatinya tidak semua dapat
dihayati oleh anak. Dengan demikian, orang tua dituntut untuk menghayati
secara esensial adalah apa yang telah dimengerti (nilai-nilai moral) oleh
5. Konsekuensi Logis.
kehidupan di rumah, maupun di luar rumah, yang dibuat dan ditaati oleh
sesuatu yang harus diambil jika melanggar aturan yang dibuat sendiri pula.
dialektika oleh anak, secara tidak disadari oleh anak dapat menggantikan
sebab itu, antara orang tua atau pendidik dengan anak perlu adanya
anak agar berperilaku yang jelas arahnya untuk waktu yang tidak
terhingga.
16
B. Sosialisasi
1. Pengertian Sosialisasi
(Goslin dalam Ihromi, 1999:30). Individu dari yang tadinya hanya sebagai
bahasa, simbol dan ketrmpilan dan sebagainya untuk dapat diterima dalam
masyarakat dimana ia berada. Oleh karena itu penting bagi individu untuk
dkk, 1994: 2). Kepribadian pada manusia tidak dibawa dari kelahiran
sosialisasi.
sosial yang oleh masyarakat telah dinilai sebagai norma-norma yang benar
dan diteruskan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu masyarakat harus
individu warganya.
2. Tahap-tahap Sosialisasi
sosialisasi.
khusus); dan dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah
dari keluarga.
18
3. Media Sosialisasi
a. Keluarga
kelompoknya.
sosialisasi yaitu:
1) Kelompok bermain
2) Gang
sendiri.
3) Klub
4) Klik
yang sangat akrab terbentuklah klik. Ciri yang penting ialah para
c. Sekolah
hidupnya pada orang tua atau keluarga. Di sekolah anak dituntut untuk
kerja keras.
21
d. Lingkungan Kerja
mereka sudah dewasa, maka sistem nilai dan norma lebih jelas dan
dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
berlaku di dalamnya.
e. Media Massa
bahwa tingkah lakunya yang salah, tidak baik atau ditolak masyarakat.
lakunya yang baik, terpuji dan diterima oleh orang lain. Melalui proses
sifat-sifat orang dewasa oleh anak. Proses imitasi dapat terjadi secara
imitasi tidak sadar itu. Proses imitasi berhubungan erat dengan proses
psikis) dengan orang lain, anak berusaha menjadi seperti orang lain.
C. Interaksi Sosial
adalah kunci semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan
b. Akomodasi (Accomodation)
menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.
kepribadiannya.
Oposisi atau proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Persaingan (competition)
b. Kontravensi (contravention)
diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang
seseoarang.
D. Pembentukan Kepribadian
kepribadian seseorang bermula sejak hari pertama orang ini dilahirkan dari
sosialisasi.
dibedakan atas:
26
sosial.
tingkah pekerti dan pola-pola interaksi itu berikut norma yang mendasari
ke dalam mentalnya.
untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
Kecakapan hidup (life skill) dapat dibagi menjadi dua jenis utama
lingkungan.
observasi.
dan kearifan.
jawab orang tua. Nabi Muhammad SAW sangat menekankan tanggung jawab
ي
ٌ روﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬ
Artinya:
Dari Amr bin Said bin Ash R.A.:
”Tiada pemberian seorang ayah terhadap anaknya yang lebih utama
daripada (memberikan pendidikan) adap sopan santun yang baik”.
(H.R. Tirmidzi)
.رواﻩ اﻟﻨٌﺴﺎﺋﻲ
Artinya:
”Mengapa tidak diajarkan padanya menenun sebagaimana dia telah
diajarkan tulis baca?”.
(H.R. Al-Nasai)
30
pengetahuan;
4. Bela diri yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa aman dan
Upaya yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak pada masa
positif.
(musyawarah keluarga).
31
pekerjaan.
dan lain-lain.
yang berlebih-lebihan.
G. Kerangka Berfikir
keluarga. Sejak lahir anak telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma
dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui pengasuahan yang diberikan oleh
orang tua dalam keluarga. Agar anak dapat hidup dan bertingkah laku sesuai
denga nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dibutuhkan sosialisasi.
pengasuhan anak yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam keluarga anak
diwariskan norma atau aturan serta nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Anak tidak hanya mengenal tetapi juga menghargai dan mengikuti norma
sangat diperlukan dan penting dalam proses sosialisasi. Akan tetapi tidak
perceraian kedua orang tua, krisis ekonomi keluarga dan meninggalnya salah
32
satu atau kedua orang tua menyebabkan hubungan sosial antara orang tua dan
Salah satu cara yang dilakukan agar anak tetap dalam pengasuhan
kasih sayang seperti yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
(Moleong, 2004:3).
tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup catatan
B. Lokasi Penelitian
C. Fokus Penelitian
penelitian adalah:
33
34
Banjarnegara.
D. Sumber Data
1. Data Primer
a. Informan
adalah:
b. Responden
2. Data Sekunder
dengan cara tidak langsung. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari:
a. Sumber Tertulis
b. Foto
penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang
2004:160).
adalah:
1. Wawancara
2004: 186).
36
anak asuh yang ada di panti asuhan serta ketua organisasi Aisyiyah
2. Observasi
asuh.
3. Dokumentasi
mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari panti asuhan yaitu
F. Validitas Data
berbeda.
lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data
yang diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda yaitu dengan cara:
asuhan dan anak-anak asuh panti asuhan serta ketua organisasi Aisyiyah
39
yang dikatakan secara pribadi. Hal ini berkisar pada kondisi, aktifitas
kepada anak.
dari sudut pandang peneliti dengan sumber data di lapangan, apakah sudah
dan referensi yang cukup kuat untuk mendukung validitas yang diperoleh.
40
mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan tiga langkah yaitu
data yang direduksi adalah pada temuan di lapangan yaitu yang berasal dari
Dalam penyajian data ini dilakukan setelah melakukan reduksi data yang akan
ini meliputi berbagai jenis bagan, tabel dan gambar yang dianalisis secara
akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara
didasarkan pada reduksi data dan oenyajian data yang merupakan jawaban
H. Sistematika Skripsi
membagi dalam lima bab, yaitu Bab I tentang Pendahuluan, Bab II tentang
Landasan Teori, Bab III tentang Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil
penegasan istilah.
BAB III : Metode penelitian, berisi dasar peneliltian, lokasi penilitian, fokus
pembahasan.
Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
mental dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang
yatim yang tidak mampu melanjautkan sekolah karena tidak mampu atau
tidak mempunyai biaya dan dan kehidupan anak yatim yang terlantar.
layak. Selain itu juga sebagai umat muslim menjalankan perintah Alloh Swt.
42
43
kebutuhan yang lain (tempat tinggal dan makanan) karena panti asuhan
panti asuhan mendapat bantuan dana dari dinas sosial untuk membangun
gedung asrama panti asuhan untuk putra dan putri. Sejak adanya gedung
asrama panti asuhan tersebut maka anak-anak asuh bertempat tinggal dan
asuhan. Panti asuhan berdiri sebagai yayasan pada tanggal 17 Agustus 1994
berikut: Ny. Siti Rochmah Suwardjo, Ny. Surmini Taufiq Zuhri, Ny.
Pada tahun 1999 diadakan pemisahan asrama putra dan asrama putri dengan
membangun satu unit gedung asrama panti asuhan putri sampai sekarang.
sehingga menjadi anak yang dapat hidup layak dan penuh tanggung
a. Visi
(life skill)
b. Misi
pada khalayak
Untuk mencapai maksud dan tujuan, maka panti asuhan melakukan usah-
piatu, yatim piatu dan fakir miskin baik yang berada dalam maupun
yatim, piatu yatim piatu dan fakir miskin agar dapat melanjutkan
hidup mandiri
menpunyai kegiatan dan usaha yang sama atau hampir sama dengan
Panti asuhan Yatim PKU Aisyiyah diurus dan dipimpin oleh suatu
pengurus adalah lima tahun dan anggota/badan pengurus yang telah habis
46
b. Beragama Islam
Muhammadiyah
panti asuhan
berikut:
asuahan
6. Sumber Dana
berasal dari berbagai sumber. Sumber dana panti asuhan adalah sebagai
berikut:
berkedudukan di Jakarta
Jawa Tengah
Banjarnegara (APBD).
komputer
sumbangan.
piatu, anak-anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu
serta anak-anak terlantar. Selain itu panti asuhan juga memberikan santunan
dan bantuan kepada lanjut usia yang ekonominya sangat lemah. Santunan
pendidikan dan uang saku. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar anak
dapat masuk menjadi anggota binaan panti asuhan yaitu sebagai berikut:
a. Beragama Islam
dan uang setiap bulan sertan pemberian pakaian satu tahun sekali. Anggota
binaan panti asuhan periode tahun 2006/2007 sebanyak 104 jiwa, terdiri dari
49
73 anak (36 putri dan 37 putra) dan 40 jiwa lanjut usia. Dari 73 anak asuh,
hanya 60 anak asuh yang berda di dalam panti asuhan selebihnya berada
diluar panti asuhan atau hidup bersama keluarga. Hal ini dikarenkan daya
tampung panti asuhan hanya untuk 60 anak asuh yaitu 30 anak asuh di
asrama panti asuhan putra dan 30 anak asuh di asrama panti asuhan putri.
Untuk lanjut usia tidak disediakan tempat tinggal akan tetapi hanya
diberikan santunan setiap bulan. Anak asuh panti asuhan tidak hanya berasal
dari desa Blambangan saja tetapi juga berasal dari berbagai daerah di
banjarnegara serta berasal dari luar kota. Khusus untuk lanjut usia hanya
berasal dari desa Blambangan. Daftar anggota binaan panti asuhan periode
asuh. Panti asuhan membangun dua asrama yaitu gedung asrama panti
asuhan putra dan gedung panti asuhan putra. Gedung asrama putra dan putri
lahan untuk gedung asrama putri merupakan tanah desa yang dibeli oleh
Gedung asrama putri dibangun pada bulan April 1999 di atas tanah
seluas 1000 meter, bangunan terdiri dari: ruang aula, ruang kantor, asrama,
gudang, kolam dapur, taman. Jemuran, joglo, 2 buah kamar mandi dan 3
buah WC. Gedung asrama putra dibangun pada bulan April 1994 dan
seluas 2000 meter. Bangunan terdiri dari: ruang aula, asrama, ruang makan,
dapur, kamar mandi 2 buah dan 4 buah WC. Sebelum dibangun gedung
Hurlock, dalam Ihromi 1999:52). Pengasuh dalam membuat aturan atau tata
anak asuh melalui perwakilan dengan maksud agar anak asuh memahami
tujuan dan manfaat adanya tata tertib dalam panti asuhan. Selain itu, anak asuh
melanggar aturan maupun dengan imbalan yang akan diterima jika mereka
(anak asuh) mentaati peraturan. Pada dasarnya secara garis besar aturan yang
ada dalam asrama putra dan asrama putri sama, tetapi ada sedikit aturan yang
dengan kondisi antara anak-anak asuh putra dan anak-anak asuh putri.
Aturan atau tata tertab panti asuhan dibuat dengan tujuan agar kegiatan yang
ada dalam panti asuhan berjalan tertib dan teratur serta melatih anak untuk
disiplin dan bertanggung jawab. Seperti yang dituturkan oleh Siti Nafsiyah
(salah satu anak asuh, wawancara pada tanggal 21 Mei 2007) sebagai berikut:
“ Saya senang dengan aturan dan tata tertib yang ada di panti
asuhan, karena kegiatan di panti asuhan jadi berjalan tertib, selain
itu saya jadi bisa disiplin dan lebih bisa menghargai waktu, karena
semua kegiatan-kegiatan sudah ditentukan aturannya mbak.....”.
acuan nilai moral (Shochib, 2000:2). Sikap disiplin yang tertanam pada diri
anak-anak asuh membuat mereka memiliki kontrol diri untuk berperilaku yang
senantiasa taat terhadap aturan dan nilai-nilai serta norma-norma yang ada di
panti asuhan maupun yang ada di masyarakat. Misalnya, anak-anak asuh yang
perbuatan yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
yang dilakukan oleh anak-anak asuh. Setiap kegiatan dan aktivitas anak-anak
asuh sudah disusun dan dibuat jadwal harian. Jadwal harian yang dibuat yaitu
sejak kegiatan pagi hari, kegiatan siang hari dan kegiatan malam hari.
Kegiatan pagi hari dimulai dengan ibadah sholat subuh berjama’ah di masjid,
53
memasak juru masak yang ada di panti asuhan, khusus untuk anak-anak asuh
membersihkan asrama panti asuhan dibuat jadwal harian, setiap hari ada lima
anak asuh yang bertugas mengerjakan tugas harian, dari lima anak asuh
memasak untuk minggu depan bertugas untuk mengepel. Hal ini agar anak
asuh bisa merasakan semua tugas yang dibebankan, selain itu juga agar anak
asuh tidak bosan hanya mengerjakan tugas yang sama setiap minggu.
Pengasuh membuat jadwal piket harian bertujuan agar anak asuh dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan gizi anak (empat sehat lima sempurna) sehingga
kesehatan anak asuh tetap terjamin. Menu makanan dimasak oleh satu orang
juru masak yang sudah ditunjuk oleh pihak panti asuhan dan anak asuh
sehabis makan dan lain-lain. Sehingga anak asuh dilatih agar dapat hidup
mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Setelah anak asuh selesai
yaitu sekolah. Setalah melaksanakan kegiatan sekolah anak diberi waktu untuk
istirahat dan makan siang. Sebelum melaksanakan kegiatan sore hari anak
(menjahit, membuat kerajinan tangan, komputer, kegiatan tapak suci dan lain-
lain) dan mengerjakan tugas usaha ekonomi produktif (UEP) panti asuhan.
Seperti kegiatan pada pagi hari dan sore hari, kegiatan yang dilaksanakan pada
malam haripun sudah disusun dalam jadwal kegiatan harian. Kegiatan malam
solat isya atau sekitar jam setengah delapan malam, setelah itu anak asuh
bersama dengan ibu asrama, setelah itu anak asuh ditugaskan untuk belajar
pengetahuan dan ketrampilan. Agar proses sosialisasi anak asuh dapat berjalan
dan media massa. Dalam panti asuhan pengasuh merupakan pengganti orang
tua dan keluarga bagi anak-anak asuh. Oleh karena itu pengasuh merupakan
agen sosialisasi yang paling utama dalam panti asuhan bagi anak-anak asuh.
yaitu: metode ganjaran atau hukuman, metode didacting teaching dan metode
panti asuhan menerapkan konsep adanya imbalan dari setiap perbuatan yang
dilakukan anak asuh, imbalan berupa sanksi hukuman dan ganjaran. Aturan-
aturan dibuat agar mereka sejak semula menyadari konsekuensi yang harus
anak asuh ada tiga macam yaitu: sanksi ringan berupa teguran, sanksi sedang
56
dikeluarkan dari panti asuhan. Sanksi teguran diberikan kepada anak asuh
tugas piket harian, pulang ke panti asuhan melebihi jam yang sudah
kepada ibu asrama, tidak pulang ke panti tanpa alasan yang jelas dan lain-lain.
Sanksi yang diberikan biasanya berupa uang saku anak asuh tidak diberikan.
mendapat sanksi uang sakunya tidak diberikan tetapi anak asuh biasanya
pengarahan. Jika anak asuh sudah tidak melanggar peraturan maka uang saku
diberikan kepada anak asuh seperti biasanya. Seperti yang diungkapkan oleh
ibu Pudji (ibu asrama panti asuhan putra, wawancara pada tanggal 26 Mei
Sanksi berat yaitu anak dikeluarkan dari panti asuhan, misalnya anak
asuh melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik panti asuhan, pergi
dari panti asuhan dalam jangka waktu yang lama tanpa pamit dan lain-lain.
Dengan adanya sanksi hukuman diharapkan anak asuh menjadi sadar dan
57
mengerti serta memahami bahwa perbuatan dan tingkah lakunya salah karena
peraturan panti asuhan berupa pujian atau memberikan uang kepada anak asuh
diikuti oleh panti asuhan (kegiatan perlombaan atau porseni panti asuhan).
Dengan ganjaran diharapkan anak asuh menjadi tahu bahwa perbuatan dan
tingkah lakunya baik terpuji dan positif serta berguna bagi dirinya dan orang
lain. Adanya ganjaran dan hukuman yang diberikan kepada anak asuh
bertujuan agar dalam diri anak atau individu anak asuh berkembang dan
diri kepada anak asuh. Misalnya, memberikan contoh untuk solat berjama’ah
di masjid, menjalankan ibadah solat tepat pada waktunya, bertingkah laku baik
dan sopan, berbicara dengan sopan dan menggunakan bahasa yang halus dan
dilakukan oleh pengasuh akan ditiru (imitasi) oleh anak asuh baik secara
sengaja maupun tidak disengaja misalnya tanpa disuruh anak asuh langsung
teman atau dengan orang lain dan lain-lain. Metode lain yang digunakan yaitu
kegiatan tapak suci dan lain-lain) dan ilmu pengetahuan melalui pendidikan
terjalin hubungan yang baik, akrab dan harmonis baik diantara anak-anak asuh
bersama pada malam hari sebagai wahana untuk mengakrabkan anak asuh.
kepada anak asuh yang umurnya lebih muda. Sedangkan anak asuh yang lebih
dewasa biasanya diberi bimbingan belajar oleh ibu asrama putri yang juga
merupakan seorang guru SMA. Jika terjadi pertengkaran atau ada masalah
diantara anak asuh maka diusahakan mereka untuk mencari jalan keluar atau
hadapi. Apabila anak asuh tidaj bisa menyelesaikan masalahnya sendiri baru
ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Krispaliyana (ibu asrama panti asuhan
masalah kehidupan setelah keluar dari panti asuhan atau tidak berada dalan
panti asuhan. Selain itu juga akan terjadi interaksi antara anak-anak asuh
sehingga tercipta hubungan yang akrab dan harmonis. Para pengasuh diwaktu-
anak asuh, agar tercipta suasana santai dan kekeluargaan. Hal ini seperti yang
dituturkan oleh Nur Septiningsih (salah satu anak asuh, wawancara pada
dari sikap anak asuh yang berani memberikan kritik dan saran kepada pihak
pengurus dan pengasuh panti asuhan. Misalnya, jika ada hal-hal yang
dirasakan oleh anak asuh kurang baik atau ada kekurangan dalam kebutuhan
sehari-hari atau ada sikap dan tindakan pengasuh yang tidak sesuai, maka anak
panti asuhan dengan sopan. Anak asuh jugas biasnya memberikan saran dan
60
masukan yang kiranya diperlukan demi kebaikan dan kemajuan Panti asuhan.
Anak asuh juga terbuka dan tidak segan-segan untuk menceritakan masalah
yang dihadapi kepada pengasuh jika mereka merasa perlu untuk menseritakan
anggota keluarga besar panti asuhan dan bisa diterima di panti asuhan.
asuh dan pelaksanaan atuarn dan tata tertib panti asuhan di lakukan oleh
pengasuh dan pengurus panti asuhan. Walaupun aturan dan tata tertib panti
perilaku dan pelaksanaan tata tertib dan aturan tersebut agar berjalan dengan
baik. Jika ada perilaku-perilaku anak asuh yang sudah mulai menyimpang
kontinue oleh pengasuh maka sedini mungkin perilaku menyimpang anak asuh
dapat segera diatasi. Pengawasan terhadap perilaku anak asuk tidak hanya
dilakukan oleh pengasuh saja, akan tetapi juga dilakukan diantara anak-anak
asuh itu sendiri. Misalnya jika ada salah satu anak asuh yang sudah mulai
begitupun sebaliknya. Dengan kata lain diantara nak asuh saling mengawasi
dan saling mengingatkan satu sama lain. Selain itu, masyarakat di sekitar panti
perilaku dan tingkah laku anak asuh. Biasanya jika ada masyarakat yang tahu
61
bahwa ada anak asuh yang berbuat tidak baik, mereka tidak langsung menegur
kepada anak asuh tersebut, tetapi melaporkan kepada pengasuh atau kepada
tingkah laku anak asuh karena masyarakat menganggap bahwa anak asuh yang
ada dalam panti asuhan bukan semata-mata tanggung jawab pengasuh dan
pengurus panti asuhan tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama. Oleh
karena itu masyarakat ikut aktif berperan dalam pengawasan dan kontrol
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena
itu tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama
oleh anak-anak asuh dengan masyarakat sekitar agar nantinya anak asuh dapat
oleh masyarakat sekitar. Misalnya: setiap hari minggu diadakan kegiatan kerja
(maulid Nabi, isra’ miraj, hari raya qur’ban dan lain-lain), mengikuti kegiatan
pengajian remaja sehingga anak asuh dapat bergaul dengan remaja yang ada di
lingkungan sekitar. Khusus untuk malam jum’at biasanya anak asuh putra
62
sekitar.
akan tahu bagaimana kebiasaan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada dan
berlaku di masyarakat, selain itu juga akan terciptalah hubungan yang akrab
dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh
Syarif Hidayat (salah satu anak asuh, wawancara pada tanggal 23 Mei 2007)
sebagai berikut:
donatur tetap dalam panti asuhan. Anak asuh ditugaskan untuk menarik uang
mengobrol dengan anak asuh tentang kondisi dan keadaan panti asuhan secara
amanat berupa uang hasil dari donatur) anak asuh. Kejujuran dan tanggung
jawab anak asuh dapat diketahui dari laporan administrasi dan uang donatur
jawab dalam hal keuangan, anak asuh biasanya diberi uang saku satu minggu
sekali, tidak diberi uang saku setiap hari. Dengan pemberian uang saku satu
minggu sekali anak asuh dilatih untuk dapat membagi-bagi sendiri bagaimana
caranya agar uang saku tersebut harus cukup untuk satu minggu. Pemberian
uang saku antara anak asuh yang satu dan yang lainnya tidak sama,
asuh, tidak dibayarkan langsung kepada pihak sekolah di mana anak asuh
menempuh pendidikan formal. Hal ini agar anak asuh dapat bertanggung
64
jawab dengan amanat uang SPP tersebut untuk disetorkan kepada sekolah
atau apakah nanti anak asuh tidak menyetorkan uang SPP tersebut. Untuk
mengontrol hal ini biasany pengasuh atau pengurus panti asuhan mengecek
kesekolah apakah uang SPP tersebut sudah atau belum dibayarkan kesekolah
oleh anak asuh. Dengan begitu pengasuh mengetahui apakah anak asuh sudah
dapat bertanggung jawab dan bersikap jujur dengan amanat yang diberikan
oleh pengasuh. Selama ini hal tersebut sangat efektif dan berhasil untuk
dengan baik, agar walaupun mereka (anak asuh) berada di panti asuhan akan
keluarganya. Untuk itu maka anak asuh di panti asuhan diberi waktu tersendiri
rumah sudah ditentukan harinya yaitu pada hari minggu dan pada hari-hari
libur sekolah. Anak-anak asuh dijadwal pulang ke rumah yaitu satu bulan
sekali, pada hari minggu dan di buat secara bergantian diantara anak-anak
asuh. Khusus untuk hari-hari libur, selain hari minggu ( misalnya liburan
sekolah atau libur hari- hari besar) anak asuh pulang ke rumah bersama-sama
tidak bergantian. Setiap anak yang akan pulang ke rumah harus berpamitan
dengan ibu asrama atau dengan pengasuh, sehingga anakanak asuh dalam
asrama panti asuhan dapat terkontrol dengan baik. Dengan adanya hal tersebut
maka hubungan anak asuh dengan keluarganya tidak terputus dan tetap terjaga
65
dengan baik. Seperti yang dituturkan oleh Pipit (salah satu anak asuh,
maka secara resmi anak asuh yang akan masuk sudah menjadi anggota besar
keluarga panti asuhan dan anak-anak asuh yang sudah selesai menempuh
resmi. Selain upacara tersebut, biasanya juga akan diadakan khitanan masal
(lima trahun sekali. Anak-anak yang di khitan tidak hanya anak-anak yang
berada di panti asuhan akan tetapi juga anak-anak yang berasal dari luar panti
Anak asuh yang sudah keluar dari panti asuhan biasany langsung bekerja,
sebagian ada yang mencari pekerjaan sendiri dan ada pula yang disalurkan
oleh panti asuhan ke Departemen tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan dan
panti asuhan adalah sebagai usaha untuk menciptakan pribadi yang mandiri
dan mempunyai kecakapan hidup (life skill) sesuai dengan visi panti asuhan.
Sehingga nantinya diharapkan anak asuh setelah keluar dari panti asuhan
orang lain (hidup mandiri). Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh
didasarkan pada pedoman pendidikan anak yang ada dalam ajaran agama
kemampuan yang dimiliki anak asuh serta mendidik anak agar memiliki
agama Islam kepada anak asuh, agar anak asuh menjadi individu yang
Sehingga anak akan terikat dengan Isalam, baik aqidah maupun ibadah,
asuh keyakinan yang kuat atas ajaran Islam sehingga anak dapat
mengingat dan terikat serta dapat menjalankan rukun Islam, rukun Iman
dan sya’riat yang ada dalam agama Islam. Dengan pemahaman aqidah
yang baik dan benar maka anak asuh akan mempunyai keyakinan yang
kuat atas agama yang di peluknya. Dengan pendidikan ahlak, anak asuh
akan memiliki budi pekerti dan tingkah laku uang baik dalam kehidupan
mengkaji Al-Qur’an dan hadist agar anak asuh bisa menjalankan hidup
sesuai Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup imat muslim dan
i’sya.
kepada anak asuh setiap hari berganti-ganti atau tidak sama sesuai dengan
yangn harus dilakukan anak asuh setiap hari yaitu kewajiban menjalakan
ibadah solat lima waktu, membaca ayat cuci Al-Qur’an, puasa dan lain-
hidup mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Ristiyanah (salah satu anak
dan ibu bagi anak asuh, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
asuh) sesuai dengan ajaran agama Islam. Misalnya yaitu: mendidik anak
masyarakat, berbicara dengan halus dan sopan dengan orang lain misalnya,
berbicara dengan orang yang lebihh tua menggunakan bahasa krama inggil
panti asuhan dibiasakan untuk tolong menolong dalam segala hal, baik
dalam mengerjakan tugas harian ataupun belajar anak asuh yang lebih
dewasa membimbing anak asuh yang lebih kecil). Setiap anak asuh harus
pamit atau meminta izin kepada ibu asrama atau pengasuh jika akan pergi
atau akan pulang ke rumah. Dalam bergaul dengan orang lain atau
masyarakat sopan santun anak asuh selalu dijaga, misalnya anak asuh yang
sedang bertugas untuk menarik uang sumbangan donatur tiap bulan harus
bisa bertanggung jawab dengan apa yang diucapkan serta apa yang
71
dengan ketrampilan dan bakat yang mereka miliki setelah keluar dari panti
depan mereka. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Dwi Arni (salah satu
hasil dari kerajinan tangan tersebut ada yang di jual dan ada juga sebagian
asuhan sudah membuka satu rental komputer yang dikelola oleh anak asuh
73
dan dibimbing serta dibantu satu orang yang ahli dalam bidang komputer.
pulang sekolah atau pada hari minggu dan hari-hari libur secara bergantian
oleh anak asuh, selebihnya diserahkan kepada orang yang sudah ditunjuk
memberikan kegiatan olah raga dan kegiatan kesenian. Kegiatan olah raga
meliputi: bulu tangkis, tenis meja, sepak bola senam kesehatan jasmani
sore hari dan hari minggu. Dengan kegiatan olah raga maka kesehatan
jasmani anak-anak asuh akan terjaga dengan baik, selain itu juga bisa
asrama panti asuhan putrid, wawancara pada tanggal 20 Mei 2007) sebagai
berikut:
lain: juara 2 bola volly tahun 1992 porseni panti asuhan se-Jateng, juara 2
tenis meja tahun 1992 porseni panti asuhan se-Jateng, Juara 1 lomba
paduan suara tahun 2003 tingkat propinsi Jawa Tengah, juara 1 lomba
anak asuh dalam bidang wirausaha. Usaha Ekonomi Produktif (UEP) panti
diharapkan setelah anak asuh keluar dari panti asuhan bisa memanfaatkan
oleh orang yang ahli dalam bidang pertanian yang sudah ditunjuk pihak
panti asuhan dan dibantu oleh anak-anak asuh secara bergantian dengan
76
Tanaman yang ditanam meliputi: padi, jagung dan kacang tanah. Lahan
oleh anak-anak asuh. Usaha perikanan ini mulai dari pembibitan ikan
sampai ikan besar untuk konsumsi, meliputi ikan gurami dan ikan lele.
Kolam yang dipakai untuk usaha perikanan ini adalah kolam milik panti
Usaha rental komputer dikelola oleh satu orang yang ahli dalam
komputer yang telah diperoleh anak asuh maka dapat diterapkan dalam
usaha rental komputer yang dijalankan oleh panti asuhan. Hasil dari Usaha
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
anak-anak asuh yang berada di panti asuhan merupakan anak usia sekolah
yang dianggap sudah cukup umur (usia 6 sampai 19 tahun) untuk dapat
yang ada.
78
79
sarana untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki anak asuh,
sendiri.
B. Saran
serta tingkah laku anak-anak asuh perlu ditingkatkan agar aturan dan
tata tertib panti asuhan dapat berjalan dengan baik serta tingkah laku
a. Anak-anak asuh diharapkan untuk lebih belajar dengan giat dan tekun,
DAFTAR PUSTAKA
Ketua:
Hj. Siti Rochmah S.
Ny. Surmini Taufik Z.
Sekretaris : Bendahara:
Ny. Siti Masithoh Hj. Siti Zulaichah
Hj. Uzair Ikhsan
Unit Pembina :
Dra. Krispaliana Pujiwati
Unit Penyaluran :
Hj. S. Musarofah
Ibu Asrama:
Dra. Krispaliana Pujiwati
Ny. Rochmah Puji Widodo
Unit Identifikasi :
Ny. Sa’ddiyah Abudari
Ny. Marliyah Martoyo
Unit Usaha:
Hj. Rosinah Hadi Mulyono
Ny. Saonah Suwarno
83
DAFTAR INFORMAN
85
9. Nama : Mukodam
Umur : 58 tahun
Pendidikan : PGA N
Pekerjaan : Guru
Alamat : Blambangan
Jabatan : Pengasuh
DAFTAR RESPONDEN
2. Nama : Kuat
Umur : 16 tahun
Pendidikan : SMA
4. Nama : Imam H.
Umur : 16 tahun
Pendidikan : SMK
7. Nama : Mutholib
Umur : 17 tahun
Pendidikan : SMA
9. Nama : Ruswati
Umur : 17 tahun
Pendidikan : SMA