Professional Documents
Culture Documents
Kepada YTH
DINAS KEHUTANAN Kab. Garut
Di
Tempat
Salam Lestari,
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak
dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (Peraturan Pemerintah RI No.63 Thn 2002
Tentang Hutan Kota)
Kota yang sehat mestinya memiliki sejumlah lahan terbuka. Sebagai hutan kota, lahan ini
bermanfaat menjadi sumber udara bersih untuk mengimbangi pencemaran udara dan suara bising
dari mesin pabrik atau kendaran bermotor.
Dengan latar belakang seperti yang telah kami uraikan di atas, bahwa untuk memperbaiki
kondisi lingkungan hidup seperti sekarang ini tidak hanya menyangkut aspek fisik semata
melainkan ada aspek lain yang tak kalah pentingnya yakni aspek psikis yang menyangkut moral.
Kami sebagai salah satu elemen mayarakat yang terhimpun dalam wadah organisasi pelestari
alam SAVANA yang berorientasi pada upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup mencoba
untuk menginmplementasikan hal ini melalui suatu kegiatan Penanaman dengan Tema TANAM
dan PELIHARA HUTAN KOTA.
Guna terealisasinya kegiatan tersebut, maka kami sangat membutuhkan dana senilai Rp.
2.440.000,- (dua juta empat ratus empat puluh ribu rupiah), untuk itu besar harapan kami jika
Bpak/Ibu dapat membantu kekurangan tersebut.
Demikian surat permohonan bantuan dana ini kami sampaikan, terima kasih.
Mengetahui,
Penanggung Jawab
Kepada YTH
DINAS PERTAMANAN Kab. Garut
Di
Tempat
Salam Lestari,
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak
dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (Peraturan Pemerintah RI RI No.63 Thn 2002
Tentang Hutan Kota)
Kota yang sehat mestinya memiliki sejumlah lahan terbuka. Sebagai hutan kota, lahan ini
bermanfaat menjadi sumber udara bersih untuk mengimbangi pencemaran udara dan suara bising
dari mesin pabrik atau kendaran bermotor.
Dengan latar belakang seperti yang telah kami uraikan di atas, bahwa untuk memperbaiki
kondisi lingkungan hidup seperti sekarang ini tidak hanya menyangkut aspek fisik semata
melainkan ada aspek lain yang tak kalah pentingnya yakni aspek psikis yang menyangkut moral.
Kami sebagai salah satu elemen mayarakat yang terhimpun dalam wadah organisasi pelestari
alam SAVANA yang berorientasi pada upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup mencoba
untuk menginmplementasikan hal ini melalui suatu kegiatan Penanaman dengan Tema TANAM
dan PELIHARA HUTAN KOTA.
Guna terealisasinya kegiatan tersebut, maka kami sangat membutuhkan dana senilai Rp.
2.440.000,- (dua juta empat ratus empat puluh ribu rupiah), untuk itu besar harapan kami jika
Bpak/Ibu dapat membantu kekurangan tersebut.
Demikian surat permohonan bantuan dana ini kami sampaikan, terima kasih.
Mengetahui
Penanggung Jawab,
Camat Bayongbong Kepala Desa Mulyasari
LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1990-an, di Indonesia telah terjadi perubahan iklim. Musim kemarau
menjadi lebih lama 80 hari, sebaliknya musim hujan berkurang 80 hari dari kondisi
normal. Dampaknya dapat dilihat misalnya di beberapa wilayah curah hujan meningkat
dan terjadi banjir serta tanah longsor, tapi sebaliknya di wilayah lain terjadi kekeringan
berkepanjangan, jika terjadi kebakaran hutan seringkali sulit dipadamkan.
Padatnya manusia menjadi masalah lingkungan di kota. Pertumbuhan penduduk
mempengaruhi perkembangan permukiman serta kebutuhan prasarana dan sarana.
Pertambahan penduduk juga menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan pangan dan
energi, serta bertambahnya limbah rumah tangga. Fisik kawasan kota mungkin
berkembang secara ekonomi, namun mutu lingkungannya turun. Ruang gerak di kota
serba sumpek, pengap, berjubel, bising. Air, tanah, udara tercemar.
Kota yang sehat mestinya memiliki sejumlah lahan terbuka. Sebagai hutan kota,
lahan ini bermanfaat menjadi sumber udara bersih untuk mengimbangi pencemaran udara
dan suara bising dari mesin pabrik atau kendaran bermotor.
Sebagai taman, lahan terbuka ini memiliki tanaman hias yang mempercantik kota.
Taman juga bermanfaat sebagai “muara” atau ruang bersama bagi kegiatan masyarakat
dari berbagai kelompok umur dan berbagai kalangan. Lahan terbuka di kota punya tiga
manfaat sekaligus: ekologis, estetika, dan sosial. Masyarakat dan pemerintah harusnya
memahami soal ini dan segera melakukan tindakan nyata mewujudkan lahan terbuka di
kota, sesuai jumlah penduduk.
Pemerintah mungkin sudah punya anagan-angan ke arah itu. Selama ini
pemerintah sudah punya kebijakan pengembangan hutan kota menurut Peraturan
Pemerintah No. 63 tahun 2002 pasal 12. Yakni bahwa pembangunan hutan kota
merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Itu
berarti pemerintah dan warga masyarakat sama-sama punya tanggungjawab mendorong
pembangunan lahan terbuka di lingkungan mereka.
Menurut Grey dan Deneke (1986), Hutan kota adalah sebidang lahan dalam kota
yang terdiri atas komponen fisik dengan vegetasi pohon dengan membentuk lingkungan
yang spesifik.
Menurut PP 63 TH 2002 , Hutan kota adalah sebidang lahan yang bertumbuhan
pohon pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara
maupun tanah hak yang luasnya minimal 0,25 hektar , yang ditetapkan sebagai hutan kota
oleh pejabat yang berwenang.
PROPOSAL PANITIA
“TANAM DAN PELIHARA HUTAN KOTA”
HIMPUNAN PENJELAJAH DAN PELESTARI ALAM SAVANA
Jl. Raya Simpang No 12 Bayongbong Garut, Telp. 0262-543001
Secara akademis, Hutan kota adalah sebidang lahan dalam kota , ditumbuhi
asosiasi pepohonan yang kehadirannya mampu menciptakan kondisi iklim mikro yang
berbeda dengan di luarnya. Untuk kebijakan daerah : Sebidang lahan dalam kota yang
ditumbuhi pepohonan yang terdapat pada berbagai penggunaan lahan yang membentuk
iklim mikro dan memiliki salah satu atau beberapa fungsi.
Selama ini, kita mengambil oksigen gratis. Sudah sepantasnya kita membayar
dengan menyiapkan lahan, sekaligus menanam pohon di areal kosong, sehingga
berfungsi lebih banyak untuk manusia. Misalnya, perubahan fungsi taman yang tak
terurus ini menjadi ruang terbuka hijau memberikan manfaat lebih kepada banyak orang
ketimbang kepada segelintir orang.
Iokasi yang dijadikan hutan kota adalah Taman yang terletak di Jl. Raya Simpang
(Pertigaan Simpang) Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
Permukiman masyarakat Simpangsari dan Mulyasari merupakan kawasan permukiman
yang berada di pinggiran jalan Propinsi Kota Garut dengan karakter khas kampung kota.
Kedua kampung ini merupakan permukiman padat.
Gambar lokasi
PROPOSAL PANITIA
“TANAM DAN PELIHARA HUTAN KOTA”
HIMPUNAN PENJELAJAH DAN PELESTARI ALAM SAVANA
Jl. Raya Simpang No 12 Bayongbong Garut, Telp. 0262-543001
Dengan latar belakang seperti yang telah kami uraikan di atas, bahwa untuk
memperbaiki kondisi lingkungan hidup seperti sekarang ini tidak hanya menyangkut
aspek fisik semata melainkan ada aspek lain yang tak kalah pentingnya yakni aspek
psikis yang menyangkut moral. Kami sebagai salah satu elemen mayarakat yang
terhimpun dalam wadah organisasi pelestari alam SAVANA yang berorientasi pada
upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup mencoba untuk mengimplementasikan hal ini
melalui suatu kegiatan Tanam dan Pelihara Hutan Kota. Adapun maksud dan tujuan dari
penyelenggaraan hutan kota tersebut dimaksudkan untuk :
1. menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan;
2. menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar karbonmonoksida, ozon,
karbondioksida, oksida nitrogen, belerang dan debu);
3. mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; dan mencegah
terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut, meningkatnya kandungan
logam berat dalam air
4. memperbaiki taman kota yang selama ini dibiarkan tandus tanpa ada perawatan.
5. Menjadikan sebuah media penyampaian informasi dalam membangun masyarakat
yang sadar dan cinta lingkungan serta pembangunan yang berwawasan lingkungan
Waktu pelaksanaan dalam kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 6 Feberuari
2011, Tempat Penanaman Pertigaan Simpang Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong
Kabupaten Garut.
KEPANITIAAN
Penanggung Jawab : Camat Bayongbong
Kepala Desa Mulyasari
Ketua Pelaksana : Cecep G Pertiwa
Sekretaris : Dodi
Bendahara : Tepul
RANCANGAN TEKNIS
Lahan Hutan Kota yang akan dipergunakan sebagai Hutan Kota di Pertigaan Simpang
Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong. Penentuan jenis pohon yang sesuai untuk
hutan kota tergantung jenis atau struktur hutan kota yang akan dikembangkan.
1. Harus tidak bergetah/ beracun, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu fondasi, struktur daun setengah rapat sampai rapat
2. Jenis ketinggian bervariasi
3. Warna daun hijau dengan varias seimbang
4. Jenis tanaman tahunan
5. Kecepatan tumbuh sedang
Contoh jenis: pohon kayu merah, Pterocarpus indiscus, Ficus benyamina
POLA TANAM
Kebutuhan sekitar 180 batang sudah dengan jumlah untuk pemagaran dan 30 tanaman
pelindung. Dengan perbandingan jumlah pohon kayu 30 dengan 3 jenis bibit, dan 150
Bambu Jepang untuk pemagaran.
Kriteria bibit : 1. Bibit yang telah mendapat sertifikasi
2. Kondisi bibit dalam keadaan baik atau mencapai tinggi
rata-rata maksimal 60cm atau rata-rata usia 3 s/d 4 bulan
ANGGARAN BIAYA
Pengeluaran
Harga
No URAIAN Volume Jumlah
Satuan
SUMBER PENDANAAN
A. Permohonan bantuan dari Dinas Kehutanan sebagai institusi pemerintah tentang
masalah hutan baik berupa kebutuhan Bibit ataupun berupa materi.
B. Donatur/ Sumbangan yang tidak mengikat
Sumber pendanaan lainnya berupa donasi dari para pemerhati lingkungan baik
pemerintah, non pemerintah dan pihak swasta berupa kerja sama sponsorship.
PENUTUP
PROPOSAL PANITIA
“TANAM DAN PELIHARA HUTAN KOTA”
HIMPUNAN PENJELAJAH DAN PELESTARI ALAM SAVANA
Jl. Raya Simpang No 12 Bayongbong Garut, Telp. 0262-543001
Demikianlah proposal ini kami sampaikan dengan harapan pihak-pihak yang turut peduli
terhadap kegiatan ini guna membukan informasi tentang pelestarian lingkungan serta
kepedulian terhadap alam/lingkungan sekitar dapat kiranya berpartisipasi sehingga sukses
terlaksananya kegiatan ini.
Mengetahui
PENANGGUNG JAWAB