You are on page 1of 12

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

DAN KEWIRAUSAHAAN TENTANG


ORGANISASI

oleh
IWAN BUDI WIJAYA
NIM. 091910301078

JURUSAN S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi


Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan
sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi
dan pengorganisasian memiliki pengertian yang berbeda.

B. Azas–azas Organisasi
• Pembagian kerja
• Asas wewenang dan tanggungjawab
• Disiplin
• Kesatuan perintah
• Kesatuan arah
• Asas kepentingan umum
• Pemberian janji yang wajar
• Pemusatan wewenang
• Rantai berkala
• Asas keteraturan
• Asas keadilan
• Kestabilan masa jabatan
• Inisiatif
• Asas kesatuan

C. Bentuk–Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang sudah
terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan tim
tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan
dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.
Macam-macam bentuk organisasi tersebut adalah:
1. Democratic Decentralized (DD)
Tidak memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk menangani suatu
tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa berubah/diganti bila ada perubahan
dalam pekerjaan (task). Keputusan yang dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok,
bukan hanya wewenang satu orang saja.
Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan
segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di sini
adalah komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam
bentuk organisasi ini.
2. Controlled Decentralized (CD)
Memiliki satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-tugas utama.
Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk
mengkoordinir dan menangani sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan
pemimpin utama. Pemimpin sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group
yang dibentuk berdasarkan pembagian tugas.
Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-
masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh
pemimpin utama. Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi
dilakukan secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi
komunikasi vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.
3. Controlled Centralized (CC)
Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung
oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada di
tangan pimpinan utama.
Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja
dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu
sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertical
D. Teori – teori Organisasi
• James D. Money
Orgnisasi adalah sebagai bentuk perserikatan orang – orang untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
• Jhon D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselengarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
• Chester L Bernard
Organisasi adalah suatu sistem tentang aktifitas kerjasama dua orang atau lebih dari
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak padang bulu, yang sebagian besar bagian
silaturahmi.
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN ORGANISASI

A. Perkembangan Organisasi
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal
ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena
itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah
tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan oleh
ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila berjumlah minimal
20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan untuk melakukan pembuahan
dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang
ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai tujuan.
Demikian pula kisah nabi Adam sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-Qur’an,
ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka
anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang
berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani,
sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil):
“Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban)
dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. al-Maidah/5: 27)
Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu
telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani, kerajaan-
kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa mereka telah
membentuk dan membangun organisasi yang baik.
Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak
ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar
perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.

B. Perubahan Pada Kondisi yang Diinginkan


Adam Smith, 1776; telah memberikan kontribusi yang sangat penting dengan doktrin
ekonominya, yaitu spesialisasi bidang kerja atau pembagian tugas dengan berbagai
argumentasi yang sangat dalam. Adam Smith memberikan contoh pembagian tugas dengan
spesialisasi bidang kerja tertentu dalam pabrik pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja
dalam pabrik tersebut, setiap orang mempunyai tugas tertentu dengan mengerjakan suatu
bagian kerja tertentu. Sepuluh orang pekerja tersebut dapat membuat 48.000 buah peniti tiap
harinya. Selanjutnya, jika setiap pekerja mengambil kawat sendiri-sendiri kemudian
meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya setiap pekerja mampu membuat
satu peniti dalam satu hari. Kalau ada sepuluh pekerja maka dapat membuat sepuluh peniti
setiap hari. Dan spesialisasi bidang pekerjaan tertentu pada masa sekarang ini sudah barang
tentu termotivasi oleh keuntungan yang berlipat ganda dari doktrin Adam Smith pada 2 abad
silam.
Charles Babbage, 1832; adalah seorang profesor matematika dari Inggris yang telah
mengembangkan sistem pembagian tugas yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam
Smith. Babbage menambahkan beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang
telah dikemukakan oleh Adam Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang
terkadang sering disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas yang lain.
Keuntungan tersebut yaitu:
• Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
• Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap tingkatan
• Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keteram¬pilan yang tinggi
• Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat
fisik dengan tugas-tugas tertentu.
Robert Owen, 1825; adalah orang periling dan berjasa dalam sejarah perilaku organisasi
karena ia adalah seorang industrialis pertama yang mengingatkan bagaimana sistem pabrik
yang sedang tumbuh dan berkembang telah merendahkan para pekerja. Ia menolak praktik-
praktik kekerasan yang ia lihat di pabrik-pabrik, seperti anak yang bekerja di bawah umur 10
tahun, 13 jam kerja tiap hari dengan kondisi kerja yang menyedihkan. Owen menjadi
seorang reformer, ia mencek para pemilik pabrik yang memperlakukan peralatan lebih baik
dibandingkan dengan para karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin dengan
harga mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin tersebut dengan
harga sangat murah. Owen mengatakan bahwa mempergunakan uang untuk meningkatkan
para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang menjadi pilihan para eksekutif
bisnis, ia mengklaim bahwa memperlihatkan concern kepada para karyawan akan sangat
menguntungkan untuk manajemen dan membebaskan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran
zaman Owen ia tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan jam
kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak, pendidikan untuk umum, perusahaan
memberikan makan pada waktu kerja.

C. Mengenal Perubahan
Di dalam lingkungan makro, seperti Anda kenali, terjadi berbagai perubahan yang bersifat
alami, seperti siklus hidup atau life-cycle. Di dalam contoh kita, perusahaan di kota kecil
tadi mengalami perubahan siklus yang tidak disadari oleh pemilik dan seluruh stafnya.
Mereka sudah berada di tahap puncak pertumbuhannya. Perubahan-perubahan alami serupa
ini terjadi pada hidup pribadi Anda, seorang pemimpin, pengikut, atau orang-orang lain yang
terkait dengan organisasi atau komunitas kita. Perubahan serupa ini terjadi pula dengan
sebuah kota, teknologi, pola pikir, suatu masyarakat, bahkan agama sekalipun. Misalnya,
pemahaman tentang dunia yang dianggap sebagai suatu piring datar dan memiliki tepi, kini
sudah usang. Demikian pula pandangan tentang bumi sebagai pusat tata surya. Lebih abstrak
lagi, paham yang membedakan manusia sebagai kafir atau beriman, kini semakin banyak
ditinggalkan orang dan digantikan dengan paham baru bahwa semua manusia saling terkait
dan unik dalam paradigma masing-masing.
Apa yang harus seorang pemimpin lakukan terhadap perubahan alamiah itu? Terhadap
perubahan yang mengikuti siklus hidup tadi, seorang pemimpin perlu senantiasa meneliti
dan mempelajari pada tahap mana dari siklus itu ia dan pengikutnya berada. Akan sangat
fatal bila ia mengira bahwa organisasinya masih berada pada tahap pertumbuhan yang
membutuhkan banyak dana, padahal mereka sudah berada pada tahap uzur dimana dana
justru harus dihemat. Disamping itu, ia perlu meneliti kalau-kalau cara memimpinnya tidak
lagi cocok untuk suatu tahap baru dari kehidupan organisasinya.

D. Keefektifan Pengembagan Organisasi


• Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota
organisasi
• Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
• Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
• Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
BAB III
KOMITMEN ORGANISASI

A. Pengertian Komitment Organisasi


Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak
organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa
keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang
individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang
merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional
yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan
mempunyai komimen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.

B. Bentuk–Bentuk Komitmen Organisasi


1. Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan
keterlibatan dalam organisasi,
2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian
yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena
kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
3. Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam
organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang
harus dilakukan.

C. Proses Pembentukan Komitmen Organisasi


Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi kelanggengan suatu
organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan
mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Banyak sekali penelitian-
penelitian yang mengupas dan memahami permasalahan komitmen ornagisasi. Penelitian
yang dilakukan oleh Dunham, Grube dan Castaneda (1994) mengatakan bahwa adanya
komitmen organisasi yang tinggi pada setiap diri individu sangat berhubungan erat denagn
rasa memiliki individu terhadap organisasi.
Miner (1988) menjelaskan bahwa ada tiga tahap proses pembentukan komitmen terhadap
organisasi. Tahap-tahap tersebut merupakan serangkaian waktu yang digunakan oleh
individu untuk mencapai puncak karir.
Tahap-tahap ini adalah:
1. Komitmen awal. Ini terjadi karena adanya interaksi antara karakteristik personal dan
karakteristik pekerjaan. Interaksi tersebut akan membentuk harapan karyawan tentang
pekerjaannya. Harapan tentang pekerjaan inilah yang akan mempengaruhi sikap
karyawan terhadap tingkat komitmen terhadap organisasi.
2. Komitmen selama bekerja. Proses ini dimulai setelah individu bekerja. Selama bekerja
karyawan mempertimbangkan mengenai pekerjaan, pengawasan, gaji, kekompakan
kerja, serta keadaan organisasi dan ini akan menimbulkan perasaan tanggung jawab
pada diri karyawan tersebut.
3. Komitmen selama perjalanan karir. Proses terbentuknya komitmen pada tahap masa
pengabdian terjadi selama karyawan meniti karir didalam organisasi. Dalam kurun
waktu yang lama tersebut, karyawan telah banyak melakukan berbagai tindakan, seperti
investasi, keterlibatan sosial, mobilitas sosial, mobilitas pekerjaan dan pengorbanan-
pengorbanan lainnya.

D. Aspek-Aspek Komitmen Organisasi


Komitmen berorganisasi ditandai oleh suatu keinginan untuk memelihara anggotanya,
terlibat dalam bekerja dan menyesuaikan nilai-nilai pribadi dengan tujuan-tujuan serta
kebijaksanaan organisasi.
Aspek-aspek komitmen organisasi meliputi:
1. Perasaan manunggal dengan tujuan organisasi (identifikasi), yang meliputi minat dan
tujuan yang sama dengan anggota organisasi lain.
2. Perasaan terlibat dalam organisasi, dimana perasaan terlibat pada organisasi merupakan
perasaan ikut memiliki dari karyawan terhadap organisasi.
3. Perasaan setia atau loyal pada perusahaan, merupakan kesetiaan individu dengan
memberikan dukungan serta mempertahankan kebijaksanaan organisasi.
E. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi sangat terkait dengan faktor individu dan juga faktor organisasi
(Schultz dan Ellen, 1994). Individu yang telah berada dalam suatu organisasi lebih dari dua
tahun, dan individu yang memiliki keinginan untuk berkembang, memiliki komitmen
organisasi yang tinggi disbanding dengan individu yang baru masuk didalam suatu
organisasi (Schultz dan Ellen, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh O’ Driscoll (dalam
Schultz dan Ellen, 1994) pada 119 karyawan didaerah New Guenia, menunjukkan bahwa
perkembangan komitmen organisasi akan terlihat setelah enam bulan individu bergabung
didalam suatu organisasi, dan selanjutnya penelitian tersebut menemukan hubungan yang
positif antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.atau dapat dikelompokan menjadi
4 bagian, yaitu:
1. Karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan)
2. Karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan
3. Karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi
4. Pengalaman dalam kerja
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
komitmen organisasi diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan, perhatian, kepedulian
dan kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang berhubungan dengan
pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja,
kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan
bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan diri agar
tetap menjadi anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi
meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang
ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha
semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi.
Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi,
perasaan terlibat pada organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.

B. Saran-Saran
Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik
secara individu mau kelompok.

You might also like