You are on page 1of 12

RANGKUMAN BAHAN UJIAN NASIONAL KOMPETENSI KEAHLIAN

TAHUN 2008 - 2009


SEKOLAH MENENGAH FARMASI
YAYASAN PENDIDIKAN FARMASI

ILMU RESEP

1. Istilah kelarutan

Sangat mudah larut Kurang dari 1


Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1.000
Sangat sukar larut 1.000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

2. Wadah
 Wadah tertutup baik harus dapat melindungi isi terhadap masuknya
bahan padat dan mencegah kehilangan isi selama penanganan
,pengangkutan ,penyimpanan dan distribusi.
 Wadah tertutup rapat harus dapat melindungi isi terhadap masukknya
bahan cair ,bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan selama
penanganan ,pengangkutan ,penyimpanan dan distribusi.Wadah tertutup
rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis
tunggal.
 Wadah tertutup kedap harus dapat mencegah tembusnya udara atau gas
selama penanganan,pengangkutan,penyimpanan, dan distribusi.
 Wadah satuan tunggal digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan
untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera
setelah dibuka.Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yang
menyebutkan identitas,kadar atau kekuatan,nama produsen,nomor bets,
dan tanggal kedaluwarsa.
 Wadah dosis tunggal adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang
hanya digunakan secara parental.
 Wadah dosis satuan adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang
digunakan bukan secara parental dalam dosis tunggal,langsung dari
wadah.

Rangkuman UNKK 1
 Wadah satuan ganda adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil
isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan,mutu atau
kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.
 Wadah dosis ganda adalah wadah satuan ganda untuk bahan yang
digunakan hanya secara parental.

3. Komponen resep menurut fungsinya


 Remidium cardinale bahan atau obat yang berkhasiat utama.
 Remidium ajuvans bahan atau obat yang menunjang bekerjanya bahan
obat utama.
 Corrigens bahan atau obat tambahan guna memperbaiki warna,rasa,dan
bau obat utama.
Corrigens dapat berupa :
a. Corrigens actionis,yaitu obat yang memperbaiki atau menambah
efek obat utama.Misalnya pulvis doveri terdiri atas kalii
sulfas,ipecacuanhae radix dan pulvis opii.Pulvis opii sebagai obat
khasiat utama menyebabkaan orang sukar buang air besar,kalii
sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja pulvis opii
tersebut.
b. Corrigens saporis (memperbaiki rasa),misalnya sirup aurantii,tct
cinamomi,aqua menthae piperitae.
c. Corrigens odoris (memperbaiki bau),misalnya Oleum
Rosarium,Ol.Bergamottae ,dan Ol.Cinamomi.
d. Corrigens coloris (memperbaiki warna),misalnya Tinc.Croci
(kuning) ,Caramel (coklat) ,Carminum (merah) ,dan lain-lain.
e. Corrigens solubilis : untuk memperbaiki kelarutan dari obat
utama.
Misalnya: Iodine tidak larut dalam air ,tetapi dengan penambahan KI
menjadi mudah larut.
4. Macam – macam dosis
 Dosis terapi : suatu takaran obat yang diberika dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan penderita.
 Dosis minimum: suatu takaran obat terkecil yang diberikan yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita.
 Dosis maksimum (DM) : suatu takaran obat terbesar yang diberikan yang
masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan pada
penderita.
 Dosis letal : takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
kematian pada penderita.

Rangkuman UNKK 2
a. L.D 50: takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan.
b. L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan.
 Dosis toksis: suatu takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat
menyebabkan keracunan pada penderita.

5. Keuntungan dan kerugian sediaan serbuk

Keuntungannya...
 Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
 Anak – anak atau orangtua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakanobat dalm bentuk serbuk.
 Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak
ditemukan dalam bentuk serbuk.
 Obat yang tidak stbil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bebtuk serbuk.
 Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk.
 Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sessuai dengan keadaan
penderita.

Kerugiannya...
 Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak.
 Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah.

6. Bahan – bahan yang dapat merusak cangkang kapsul

 Serbuk yang mempunyai bobot jenis yang ringan (voluminous) atau


berbentuk kristal harus digerus lebih dahulu sebelum dimasukan kedalam
kapsul.Misalnya garam kina ,Na-salisilat , dan amidozon.
 Serbuk yang mudah mencair seperti KI , Nal , NaNO2 akan merusak
dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena bahan obat tersebut bersifat
higroskopis , yaitu menyerap air dari cangkang kapsul.Untuk itu dapat
diatasi dengan menambahkan bahan yang inert misalnya lactosa ,
amilum.
 Campuran bahan yang mempunyaititik lebur lebih rendah dari titik lebur
masing-masing bahan obat (titik eutektikum)seperti campuran asetosal
dengan antipirin / heksamin campuran kamfer dengan salol / mentol /

Rangkuman UNKK 3
timol / sehingga kapsul akan menjadi lembek bahkan dapat lengket satu
sama lain.Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan bahan yang inert ,
atau masing-masing bahan dimasukan dalam kapsul kecil , atau masing-
masing bahan dimasukan dalam kapsul yang lebih besar.
 Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan
menambah bahan inert , baru kemudian dimasukan kedalam kapsul.Akan
tetapi , jika bahan tersebut jumlahnya besar atau banyak maka harus
dalam kapsul.
 Untuk minyak lemak , dapat dimasukan ke dalam kapsul kemudian
ditutup.Akan tetapi , minyak yang mudah menguap (minyak atsiri) , air ,
kreosot , dan alkohol akan merusak dinding kapsul.Hal ini dapat diatasi
dengan mengencerkan terlebih dulu dengan minyak lemak sampai
kadarnya dibawah 40% sebelum dimasukan ke dalam kapsul.

7. Macam – macam kerusakan pada tablet


 Binding: kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak melekat
pada diding ruang cetakan
 Sticking /Picking: perlekatan yang terjadi pada punch atas akibat
paermukaan punch tidak licin ,ada lemak pada pencetak ,zat pelicin
kurang ,atau massa basah.
 Whiskering: terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau
terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi – sisi yang berlebih akan
lepas dan memnghasilkan bubuk.
 Splitting/Capping
Splitting: lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah.
Capping: membelahya tablet di bagian atas.
Penyebabnya adalah:
 Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
 Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung
udara sehingga setelah dicetak udara akak keluar.
 Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar
sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar
keluar dan ikut tercetak.
 Formulanya tidak sesuai.
 Die dan punch tidak rata.
 Mottling: terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan
tablet.
 Crumbling: tablet menjadi retak dan rapuh.Penyebabnya adalah kurang
tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.

Rangkuman UNKK 4
8. Peraturan pembuatan salep menurut F.Van Duin
 Peraturan salep pertama
“zat – zat yang dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan ke
dalamnya, jika paerlu dengan pemanasan.”
 Peraturan salep kedua
“bahan –bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain,
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang digunakan
dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai,
dikurangi dari basis salepnya”
 Peraturan salep ketiga
“bahan –bahan yang sukar atua hanya larut sebagian dalam lemak dan air
harus diserbukan dahulu, kemudian diayak dengan pengayak No.60.”
 Peraturan salep keempat
“salep – salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campuranya harus
sampai dingin” bahan- bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus
dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya.

9. Macam –macam sediaan larutan obat


 Larutan untuk mata : collyrium (obat cuci mata), guttae opthalmicae
(obat tetes mata).
 Larutan untuk telinga : solutio otic, guttae auricu lares (obat tetes
telinga).
 Larutan untuk hidung : collunarium (obat cuci hidung), guttae nasales
(obat tetes hidung), inhalationes (obat semprot hidung/mulut).
 Larutan untuk mulut : collutorium (obat cuci mulut), gargarisma/gargle
(obat kumur), litus oris (obat oles bibir).
 Larutan parenteral : injectiones (obat suntik), infus
intravena/infundabilia,serum dan vaksin.
 Larutan untuk rektal : digunakan melalui rektal seperti
lavement/clysma/enema.
 Larutan untuk vagina : digunakan melalui vagina seperti douche.
 Larutan oral : potiones (obat minum), sirop, elixir, netralisasi, saturatio,
potio effervecen,t guttae.
 Larutan topikal : epithema (obat kompres), lotiones.

10.Bahan pensuspensi dari alam


Golongan gom meliputi :
a. Akasia (pulvis gummi arabic)
Rangkuman UNKK 5
Bahah ini diperoleh dari eksudat tanaman acacia sp., dapat larut
dalam air, tidak larut dalam alkohol, dan bersifat asam.
b. Chondrus
Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigantina mamilosa,
dapat larut dalam airtidak larut dalam alkohol, dan bersifat basa.
c. Tragakan
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.
d. Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut.

Bahan pensuspensi alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang
sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3
macam yaitu bentonit, hectorite, veegum.

11.Bahan pensuspensi sintetis


Derivat selulosa
Termasuk kedalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose),
karboksil metil selulose (CMC), hidroksi metil selulosa.
Golongan organik polimer
Yang paling terkernal adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik).

12.Teori terbentuknya emulsi


 Teori tegangan permukaan (surface tension)
Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis
yang disebut daya kohesi. Selain itu, molekul juga memiliki daya
tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis yang disebut daya
adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada permukaan suatu
zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya
keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan
tersebut dinamakan “tegangan permukaan” (surface tension).
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan bahwa terjadinya
perbedaan teganagan bidang batas dua cairan yang tidak dapat
bercampur (immicible liquid). Tegangan yang terjadi antara dua
cairan tersebbbuttt dinamakan “tegangan bidang batas” (interfacial
tension).
 Teori orientasi bentuk baji (oriented wedge)
Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi berdasarkan
adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator; ada
bagian yang bersifat suka air atau mudah larut balam air, dan ada
bagian yang suka minyak atau mudah larut dalam minyak.

Rangkuman UNKK 6
Jadi, setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Kelompok hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air.
b. Kelompok lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka minyak.

Masing –masing kelompok akan bergabung dengan zat cair yang


disenanginya, kelompok hidrofil ke dalam air dan kelompok lipofil
ke dalam minyak. Dengan demikian, emulgator seolah menjadi tali
pengikat antara air dan minyak. Antara kedua kelompok tersebut
akan membuat suatu keseimbangan.

 Teori film plastik (interfacial film)


Teori mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara
air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fase dispers atau fase internal. Dengan
terbungkusnya partikel tersebut, usaha antara partikel yang sejenis
untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain, fase dispers
menjadi stabil. Untuk memberikan stabilitas maksimum pada
emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah:
a. Dapat membentuk lapisa yang kuat tetapi lunak.
b. Jumlahnya untuk menutupi semua permukaan partikel fase
dispers.
c. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup
semua partikel dengan segera.
 Teori Lapisan Listrik Rangkap (Electric Double Layer)
Jika minyak terdispersi ke dalam air,satu lapis air yang langsung
berhubungan dengan permukaan miinyak akan bermuatan sejenis
,sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang
berlawanan dengan lapisan didepannya.Dengan demikian solah-
olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik
yang saling berlawanan.Benteng tersebut akann menolak setiap
usaha partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan
menjadi satu molekul yang besar ,karena susunan listrik yang
menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang
sama.Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak
menolak ,dan stabilitas emulsi akan bertambah.
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga
cara dibawah ini :
a. Terjadinya ionisasi molekul pada permukaan partikel.
b. Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
c. Terjadinya gesekan pertikel dengan cairan disekitarnya.
13. Cara Membedakan Tipe Emulsi
1. Dengan pengenceran fase

Rangkuman UNKK 7
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya. Dengan
prinsip tersebut, emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air dan tipe
w/o dapat diencerkan dngan minyak.
2. Dengan pengecatan atau pewarnaan
Zat warna akan tersebar merata dalam emulsi jika zat tersebut larut
dalam fase eksternal emulsi tersebut. Misalnya (dilihat di dalam
mikroskop):
a. Emulsi + larutan sudan 3 dapat memberi warna merah pada emulsi
tipe w/o,karena sudan 3 larut dalam minyak.
b. Emulsi + larutan metilen biru dapat memberikan warna biru pda
emulsi tipe o/w , karena metilen biru larut dalam air.
3. Dengan kertas saring atau kertas tisu
Jika emulsi diteteskan pada kertas saring tersebut terjadi noda minyak,
berarti emulsi tersebut tipe w/o, tetapi jika terjadi basah merata berarti
emulsi tersebut tipe o/w.
4. Dengan konduktifitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan K ½
watt dan neon ¼ watt, semua dihubungkan secara seri. Lampu neon
akan menyala jika elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w,
dan akan mati jika dicelupkan pada emulsi tipe w/o.
14. Kestabilan emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal – hal seperti di bawah
ini.
a. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu
bagian mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang
lain. Creaming bersifat reversibel artinya jika dikocok perlahan –lahan
akan terdispersi kembali.
b. Koalesensi dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena
film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi /
menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat
ireversibel (tidak dapat diperbaiki kembali). Hal ini terjadi karena:
1. Peristiwa kimia : seperti penambahan alkohol, perubahan pH,
penambahan elektrolit CaO/CaCl2 eksikatus.
2. Peristiwa fisika : seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan,
pengadukan.
3. Peristiwa biologis : seperti fermentasi bakteri, jamur atua ragi.
c. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o
secara tiba –tiba atau sebaliknya. Sifatnya ireversibel.

15. Singkatan bahasa latin pada umumnya


 Ante cibos,ante cibum,ante coenam : sebelum makan.
 Ante jentaculum : sebelum makan pagi.
 Ante meridiem : sebelum tengah hari.

Rangkuman UNKK 8
 Ante noctem, ante prandium : sebelum tengah malam.
 Ad libitum : sesuka hati.
 Ad usum externum : untuk pemakaian luar.
 Ad usum internum : untuk pemakaian dalam.
 Aggrediente febre : ketika demam.
 Alternis diebus : setiap dua hari.
 Alternis horis,alterna hora : setiap dua jam.
 Da cum formula : berikan dengan resepnya.
 Da in duplo : berikan 2 kalinya.
 Da in dimidio : berikan sebanyak ½ nya.
 Dulcis : manis.
 Duplex : ganda / dua kali lipat.
 Durus : keras.
 Durante dolore : waktu sakit.
 Febri durante : waktu demam.
 Hora decubitus : pada waktu tidur.
 Hora decime matutina : jam sepuluh pagi.
 Hora matutina : pagi hari.
 Hora vaspertina : pada malam hari.
 Jentaculum : makan pagi.
 Mane et vespere : pagi dan malam.
 Nocte : malam.
 Omnibus alteris horis : tiap dua jam.
 Omni quarta hora : tiap seperempat jam.
 Omni dimidia hora : tiap setengah jam.
 Omni hora : tiap jam.
 Omni sesqui hora : tiap satu setengah jam.
 Oculo dextro : mata kanan.
 Oculo sinistro : mata kiri.
 Partes aequales : bagian yang sama.
 Post coenam : sesudah makan.
 Quantum statis : secukupnya.
 Si necesse sit, si opus sit : jika diperlukan.
 Usus cognitus, usus notus : pemakaian diketahui.
 Usus externus : pemakaian luar.
 Usus internus : pemakaian dalam.

Rangkuman UNKK 9
Farmakognosi

1. Pemalsuan dan penurunan mutu simplisia


Pemalsuan umunya dilakukan dengan sengaja , sedangkan
penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi
persyaratan – persyaratan yang telah ditetapkan , khususnya persyaratan
kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara
panen, dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh
kelembaban panas / penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya
tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut,
tercampur minyak pelumas waktu diangkut oleh kapal, dsb.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena
dirusak oleh bakteri, cendawan (jamur) atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat
bersama – sama bahan lain, misalnya kuncup cengkeh tercampur dengan
tangkai cengkeh, daun sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah
atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun
diganti minyak biji kapas, tetepi tetap dijual dengan nama minyak zaitun.
Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah ,
ditambah serbuk cabe agar tetep ada rasa pedasnya , ditambah serbuk
temulawak agar warnanya tampak seperti keaadan semula.
2. Pengolahan simplisia
 Pengeringan
Hasil panen tanaman obat perlu segera dikeringkan. Tujuan
pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuj menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur,mencegah
terjadinya proses/ reaksi enzimatika yang dapat menurunkan
mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu,
kelembaban, aliran udara (ventilasi).
Untuk simplisia yang mengandung alkaloida dikeringkan
pada suhu < 70º C.
 Pengawetan
Simplisia nabati /simplisia hewani harus dihindarkan dari
serangga / cemaran /mikroba dengan penambahan kloroform,CCl4,
eter / pemberian bahan /penggunaan cara yang sesuai, sehingga
tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.
 Wadah

Rangkuman UNKK 10
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya
bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
 Suhu penyimpanan
Dingin : > 8 ºC.
Suhu lemari pendingin : 2ºC - 8ºC.
Suhu lemari pembeku : -20ºC dan -10ºC.
Sejuk : 8ºC dan 15ºC
Kec.dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan pada suhu sejuk
dapat di simpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : suhu ruang kerja.
Suhu kamar terkendali : 15ºC dan 30ºC (diatur).
Hangat : 30ºC dan 40ºC.
Panas berlebih : > 40ºC.
3. CURCUMAE RHIZOMA
NL : temu lawak, koneng gede
NTA : curcuma xanthorrhiza
Kel : zingiberaceae
Isi : minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna
kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidah kurang dari 8,2% b/v
Guna : kolagoga, antispasmodika
4. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA
NL : kunyit, kunir
NTA : curcuma domestica
Kel : zingiberaceae
Isi : minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
Guna : karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
5. KAEMPFERIAE RHIZOMA
NL : kencur
NTA : kaempferia galanga
Kel : zingiberaceae
Isi : alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin,
mineral dan pati
Guna: ekspektoransia, diaforetika, karminatifa,stimulansia, roboransia
6. LANGUATIS RHIZOMA
NL : laos, lengkuas,galanga rhizoma
NTA : alpina officinarum, alpinia galanga
Kel : zingiberaceae
Isi : minyak atsiri yang mengandung metil sinamat, sineol, kamfer, dan
galangol.
Guna : bumbu, karminatifa, anti fungi
7. ZINGIBERIS RHIZOMA
NL : jahe

Rangkuman UNKK 11
NTA : zingiber officinale
Kel : zingiberaceae
Isi : pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung
zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, soneol dan felandren
Guna : karminatifa, stimulansia, diaforetika
Jenis – jenis jahe berdasarkan pengolahan :
 Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian
dikeringkan cepat – cepat disebut jahe hitam (black ginger)
 Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan gabus dan
dicuci berulang – ulang dan dikelantang, jika dimaserasi dengan
air kapur akan nampak warna putih karena lapisan kapurnya dan
disebut jahe putih (white ginger)
 Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan
dipakai utuk bumbu masak disebut jahe hijau (green ginger)
8. CINCHONAE CORTEX
NL : kulit kina, peruvian bark, jesuit bark
NTA : cinchona succirubra
Kel : rubiacae

Rangkuman UNKK 12

You might also like