You are on page 1of 31

LAPORAN HASIL TUTORIAL MODUL 1

SKENARIO 1: PENGAGUM KAKAK

TUTOR: Dra. Elly Usman, Msi. Apt

Kelompok 21 C
Ketua : Dina Khaira Mizana
Sekretaris : Indah Paradifa Sari
Reza Ekatama Rajasa
Anggota : Arzia Rahmi
Vika Rahma Velina
Ando Amadino
Virgi Anggia Lubis
Fadhil Alfino Azmi
Irza Haicha Pratama
Gusti Rati

Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
MODUL 1

SKENARIO 1 : PENGAGUM KAKAK

Erwin (14 tahun), murid SMP sangat kagum pada kakaknya yang sedang
belajar di Fakultas Kedokteran. Dia suka membaca buku kakaknya. Hari ini
dikamar kakaknya tergeletak atlas anatomi. Dia membolak balik buku tersebut.
Dia tertegun melihat gambar didepannya “Bukankah gambar ini sama dengan otak
yang selalu dimakannya di restoran. Tetapi kenapa namanya lain dan disini
disebut : Sistem saraf pusat.
Nah kalau begitu harus ada pula sistem saraf pinggir. “Berapakah
sebenarnya susunan saraf tersebut ?“ tanya Erwin dalam hatinya”. Pada halaman
berikutnya dia melihat gambar seperti bintang. Dalam buku tersebut dikatakan
namanya adalah sel neuron. “Apakah ini ada hubungannya dengan sistem saraf
pusat yang dilihatnya tadi ?” gumam Erwin.
Kemudian Erwin melihat buku lain yang menarik perhatiannya, buku itu
adalah embriologi kedokteran. Dia melihat gambar seorang anak dengan kepala
besar seperti yang ia lihat di sebuah TV swasta. Sedang dia mengamati gambar
tersebut, tiba-tiba kakaknya masuk. Erwin langsung bertanya kepada kakaknya,
kenapa anak ini bisa mengalami kepala sebesar ini. Kakaknya menerangkan
bahwa anak ini menderita meningohydroencephalocele. Hal ini disebabkan karena
anak tersebut menderita gangguan pertumbuhan sewaktu dalam kandungan.
Bagaimanakah anda menerangkan hal tersebut diatas ?
Terminologi

1. Anatomi : Ilmu tentang struktur tubuh dan hubungan


antar bagiannya.
2. Sistem saraf pusat : Suatu sistem yang meliputi otak dan sum-
sum tulang belakang yang lunak dan
mempunyai fungsi penting.
3. Sistem saraf tepi : Jaringan saraf di luar otak dan medula
spinalis yang mencakup sel cranial dari
otak.
4. Neuron : Sel yang berfungsi menghantarkan impuls,
terdiri dari akson, badan sel, dendrit, yang
merupakan pembentuk utama sel saraf.
5. Otak : Suatu organ yang merupakan pusat dari
semua sistem saraf dalam tubuh.
6. Meningohydroencephalocele : Hernia atau penonjolan selaput otak
(meninges) melalui suatu defek tengkorak
yang disebabkan penumpukan cairan
cerebro spinal.
7. Embriologi : Ilmu yang mempelajari tentang
perkembangan individu selama tahap
embrionik.
Menentukan Masalah

1. Bagaimanakah susunan sistem saraf pusat?


2. Bagaimanakah susunan sistem saraf tepi (perifer)?
3. Berapakah jumlah sistem saraf manusia?
4. Bagaimanakah struktur dan fungsi sel neuron?
5. Bagaimanakah hubungan neuron dengan sistem saraf?
6. Bagaimanakah penyebab dari meningohydroencephalocele?
7. Bagaimanakah seseorang dapat menderita gangguan pertumbuhan
sewaktu dalam kandungan?
Brainstorming

1. Sistem Saraf Pusat


A. Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang
tengkorak (cranium), selaput otak (meninges) dan cairan serebrospinal.
Otak dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Ketiga lapisan tersebut dari
luar ke dalam adalah durameter, arakhnoid dan piameter.
Otak dibagi menjadi enam bagian utama, yaitu:
a) Otak besar (serebrum)
Serebrum terdiri atas dua belahan (hemisfer). Setiap hemisfer terdiri
atas empat lobus, yaitu:
 lobus frontalis (pengendali gerakan otot rangka dan tempat
terjadinya proses intelektual tingkat tinggi)
 lobus okspitalis (pusat penglihatan)
 lobus temporalis (pusat pendengar dan pembau)
 lobus parietalis (pusat sentuhan, perubahan suhu, perasa,
tekanan, getaran dan rasa sakit).
Otak besar berfungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak.
b) Otak kecil (serebelum)
Serebelum terletak tepat di bawah bagian posterior otak besar.
Serebelum merupakan pusat keseimbangan gerak, koordinasi gerak
otot, serta posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelum terdapat
jembatan Varol.
c) Otak depan (diensefalon)
Otak depan terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus berfungsi
sebagai pusat interpretasi beberapa impuls sensoris, seperti rasa
sakit, suhu, cahaya dan tekanan. Hipotalamus berperan pengaturan
suhu tubuh, pengaturan agar tetap sadar dan penumbuhan sikap
agresif.
d) Otak tengah (mesensefalon)
Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan
dengan gerak refleks mata. Selain itu otak tengah juga berfungsi
mengontrol gerakan, kedudukan tubuh dan kesadaran.
e) Jembatan Varol (Pons Varolii)
Pons Varolii berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri
dan kanan tubuh. Pons Varolii ini juga berfungsi menghubungkan
otak besar dengan otak kecil.
f) Medulla oblongata
Medulla oblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan
otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata berfungsi
mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh
darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, muntah dan
pusat pernapasan.
B. Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
 Terletak memanjang dalam rongga tulang belakang.
 Berperan dalam pengaturan gerak refleks.
 Bagian luar berwarna putih disebut substansi alba.
 Bagian dalam berwarna kelabu disebut substansi grissea
 Pada bagian dalamdibedakan menjadi akar ventral dan akar
dorsal.
 Saraf ventral yaitu bagian yang mengarah ke perut,
mengandung badan neuron motorik, dan aksonnya menuju efektor.
 Sayap dorsal yaitu bagian yang mengarah ke punggung dan
mengandung badan neuron sensorik.
2. Sistem Saraf Tepi
- Aferen: membawa impuls dari reseptor menuju saraf pusat
- Eferen: membawa impuls dari saraf pusat ke efektor
- Somatik: mengatur kontraksi otot rangka
- Otonom: mengatur kontraksi otot polos, otot jantung dan sekresi kelenjar
Sistem saraf otonom dibedakan menjadi:
Saraf simpatik: berfungsi mempercepat kerja organ-organ tubuh
Saraf parasimpatik: Saraf parasimpatik berfungsi menghambat kerja
organ-organ tubuh.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik
• mengecilkan pupil
• memperbesar pupil
• menstimulasi aliran ludah
• menghambat aliran ludah
• memperlambat denyut
• mempercepat denyut jantung
jantung
• mengecilkan bronkus
• membesarkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar
• menstimulasi sekresi
pencernaan
kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi
• mengerutkan kantung
kandung kemih
kemih

3.Susunan Sistem Saraf


Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom.
a. Sistem saraf pusat
 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga
tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama
otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang
otak.
 Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua
lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna
kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam
mengandung badan saraf.
Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf
motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar
impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari
dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem
saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon
rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
a. Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan
menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang
belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain
kaki, tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit,
sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf
sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak
menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
b. Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang
tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan
dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh
darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
• Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar,
karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1
sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion
atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
• Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf
kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan
daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring
yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai
oleh susunan saraf simpatik.
4. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus
oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier
dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
5. Neuron merupakan sel-sel saraf yang memiliki bagian-bagian
tertentu dan fungsi khusus, yaitu menghantarkan impuls, jika pada seorang
manusia tidak ada neuron, maka tidak akan terbentuk sistem saraf, tidak
akan ada impuls yang dihantarkan dan manusia tidak akan merasakan
apapun serta tidak dapat beraktivitas.
6. Meningohydroencephalocele disebabkan oleh kerusakan sel pada
otak yaitu sel yang berfungsi menyerap cairan, sehingga banyak cairan yang
tertinggal pada otak. Dan juga karena penumpukan cairan pada ventrikel
otak (cerebrospinal) karena kurang sempurnanya pembentukan dari tulang
occipitale, ciaran tersebut menembus keluar otak.
7. Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui.
Pertumbuhan embrional dan fetal dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan.
Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya
kelainan kongenital antara lain:
[1] Kelainan Genetik dan Khromosom
Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan
berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-
kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula
diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant
traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam
hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam
satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, maka
telah dapat diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama
kehidupan fetal serta telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan
selanjutnya. Beberapa contoh kelainankhromosom autosomai trisomi 21
sebagai sindroma Down (mongolism) kelainan pada kromosom kelamin
sebagai sindroma Turner.
[2] Faktor mekanik
Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat
menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan
deformitas organ cersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ
itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.
Sebagai contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki
sepcrti talipes varus, talipes valgus, talipes equinus dan talipes
equinovarus (clubfoot)
[3] Faktor infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang
terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama
kehamilan. Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini
dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ rubuh.
Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan
kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.
Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb
virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi
Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital
pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai
tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain
pada trimester pertama yang dapat menimbulkan kelainan kongenital
antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis,
kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya
gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus,
mikrosefalus, atau mikroftalmia.
[4] Faktor Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester
pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya
kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah
diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide
yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia.
Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan
tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya dengan
terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik
belum banyak diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan,
khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang
tidak perlu sama sekali; walaupun hal ini kadang-kadang sukar dihindari
karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya
pada pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian
sitostatik atau prepaat hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini
perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya
terhadap bayi.
Faktor umur ibu
Telah diketahui bahwa mongoIisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi
baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979,
secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran
hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur
35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk
kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39
tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk
kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih.
Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan
kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita
diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan
lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal.
Faktor radiasi
Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan
kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada
orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gene yang
mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang
dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya
dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya pada hamil muda.
Faktor gizi
Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat
menimbulkan kelainan kongenital. Pada manusia, pada penyelidikan-
penyelidikan menunjukkan bahwa frekuensi kelainan kongenital pada bayi-
bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Pada
binatang percobaan, adanya defisiensi protein, vitamin A ribofIavin, folic
acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan kejadian &elainan kongenital.
Faktor-faktor lain
Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor
janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi
faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia
diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan
kongenitai tidak diketahui.
Sistematika Pembelajaran

Embriologi Kontrol sistem saraf

Korelasi klinis Sistem saraf Jaringan

Sel saraf

SSP SST
Sel penyokong

Otak
Cranial

Medula spinalis Spinal

Otonom
Learning Objectives (LO)

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang embriologi sistem saraf


2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem saraf
3. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem saraf
4. Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi sistem saraf
5. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi klinis tentang sistem
saraf
Sintesa dan Uji Informasi

1. Embriologi sistem saraf (Sadler, 2009)


Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK )
System saraf pusat (SSP) berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng
saraf pada pertengahan minggu ke-3.
Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu
sama lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.

Gambar 1. neural groove, neural tube dan neural crest yang berkembang
menjadi spinal dan kranial
Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-
sistem-saraf-pusat-otak/

Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya
pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan
bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla
spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti
spina bifida dan anensefalus.

Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina
basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron
sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng
penghubung antara kedua sisi.
Gambar 2. Perkembangan dari spinal cord
Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-sistem-
saraf-pusat-otak/

Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak
membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung
otak.; rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan
prosensefalon (otak depan).

Rhombensefalon dibagi menjadi:

1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini


mempunyai lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral,
dan lamina alarisnya mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).

Gambar 3. Pembentukan Ventrikel ke-4 (6 minggu) dan perkembangan dari


myelencephalon
Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-
sistem-saraf-pusat-otak/
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen)
yang khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan
serebelum, pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur
untuk serabut-serabut saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri
serta koterks serebeli.

Gambar 4. Metencephalon
Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-
sistem-saraf-pusat-otak/

Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina
alaris aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan
posterior sebagai stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.

Gambar 5. Mesencephalon
Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-sistem-
saraf-pusat-otak/
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap
tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan
hypothalamus.

Diensefalon ikut berperan dalma pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga


berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus
intermedius, dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang
mengadung neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.

Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong
lateral, hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.

Gambar 6. Telencephalon dan Diencephalon


Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-
sistem-saraf-pusat-otak/

Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur


penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri.
Hemisfer serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara berangsur-
angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral diensefalon,
mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon
sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.

Gambar 7. Otak saat 4 bulan masa embrio


Sumber: http://4uliedz.wordpress.com/2009/03/21/embriologi-sistem-
saraf-pusat-otak/

Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen


medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui
saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam
diensefalon. Melalui foramina monro, system ventrikel meluas dari ventrikel
ke-3 ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus
choroideus ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak
baik di dalam system ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat
menimbulkan hidrosefalus.

2. Anatomi sistem saraf (Snell, 2003)


Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom.
a. Sistem saraf pusat
 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga
tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian
utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum),
dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan
tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu
belahan kanan dan belahan kiri
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak
besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh
sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan
mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah
otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar
berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi
menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang
dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot
ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah.
Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan
menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak
disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang
otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna
kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna
putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah
mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung,
suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
Gambar 8. Otak
Sumber: http://www.google.co.id/

 Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua
lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna
kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam
mengandung badan saraf.
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1
melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau
conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-
serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan
jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12
Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf
Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral
terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan
syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf Spinal
dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen
spinal dan CSF.
Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf
motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks.

Gambar 9. Medula Spinalis


Sumber: http://www.google.co.id/

b. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari
dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem
saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon
rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan
menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang
belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki,
tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit,
sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf
sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak
menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.

Sistem saraf otonom


Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan
organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena
saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan
ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang
terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik
adalah sebagai berikut.
• Mempercepat denyut jantung
• Memperlebar pembuluh darah
• Memperlebar bronkus
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis
• Memperlebar pupil
• Menghambat sekresi empedu
• Menurunkan sekresi ludah
• Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral,


karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral.
Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-
hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya
menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik
berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf
parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

Gambar 10. Sistem saraf tepi


Sumber: http://www.google.co.id/
3. Histologi sistem saraf (Eroschenko, 2003)
• Korteks serebri
Substansi kelabu terdiri atas enam lapis sel dengan bentuk dan ukuran
yang berbeda.Neuron-neuron pada beberapa tempat di korteks serebri
mengatur impuls aferen (sensorik ); sedangkan ditempat lain, neuron
eferen ( motorik ) mengaktifkan impuls motoik yang mengatur
pergerakan volunter.
Sel-sel dari korteks serebri dihubungkan dengan informasi sensorik yang
terintegrasi dan permulaan respons motorik volunter.

Gambar 11. Cortex Cerebellum


Sumber: http://www.google.co.id/

• Korteks Serebeli
Korteks serebeli memiliki tiga lapisan yaitu: lapisan molekul luar,
lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel Purkinye besar, dan lapisan
granula dalam.Sel-sel Purkinye memiliki badan sel yang mencolok
dengan dendritnya yang berkembang dengan sempurna sehingga
menyerupai kipas.Dendrit ini menempati hampir seluruh lapisan
molecular dan menjadi alasan untuk jarangnya nuclei pada lapisan itu.
Lapisan granular disusun oleh sel-sel yang sangat kecil ( sel terkecil dari
tubuh kita ) yang cenderung merata, berbeda dengan lapisan molekular
yang kurang padat sel.
Gambar 12. Cortex Cerebellum
Sumber: http://www.google.co.id/

• Medulla Spinalis
Pada potongan melintang medula spinalis, substansi putih berada di tepi
d an substansia kelabu di tengah berbentuk H. Pada palang horizontal
dari huruf H terdapat lubang yang disebut kanal sentral, yang merupakan
sisa dari lumen tabung neural embrionik.Kanal itu dilapisi oleh sel
ependim.Substansia kelabu pada bagian kaki dari huruf H itu
membentuk kornu anterior.Kornu ini mengandung neuron motorik yang
aksonnya membentuk akar ventral dari saraf spinal.Substansia kelabu
juga membentuk kornu posterior ( bagian lengan dari huruf H ), yang
menerima serat sensorik dari neuron di ganglion spinal ( akar dorsal ).
Neuron pada medulla spinalis besar dan multipolar,terutama pada kornu
anterior,dimana ditemukan neuron motorik yang besar.

Cornu Inferior Grisea

Alba
Cornu Medial
Canalis Spinalis

Cornu Anterior

Gambar 13. Medula Spinalis


Sumber: http://www.google.co.id/
4. Fisiologi sistem saraf (Sawitono, 2003)
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi
sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat
berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula
memproduksi hormon. Dalam sistem saraf pusat terjadi berbagai proses
analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan
mengintegrasikannya.
Sistem saraf tepi berfungsi menyalurkan informasi yang berasal dari organ
reseptor. Kontraksi otot terjadi melalui proses komunikasi secara biolistrik
di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitor.
Saraf motorik autonom merupakan salah satu komponen sistem saraf
autonom yang mengendalikan otot polos, otot jantung, dan kelenjar.
Pola mekanisme pengendalian oleh sistem saraf.
Rangsangan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan di dalam maupun
di luar tubuh akan menimbulkan respon yang berwujud sebagai perilaku
manusia. Reaksi tubuh terhadap suatu rangsang yang melibatkan sistem
saraf disebut refleks. Peristiwa refleks terbentuk melalui mekanisme yang
melalui jalur tertentu. Jalur yang dilalui proses refleks sering disebut sebagai
lengkung refleks (reflex arc).
Seacara ringkas di saraf pusat terjadi pengendalian yang lebih cermat karena
telah diolah bermacam informasi yang masuk baik secara langsung dari
reseptor maupun dari hasil umpan balik.
Pengendalian perilaku manusia oleh sistem saraf dapat terselenggara di
berbagai simpul jalur refleks secara terkoordinasi dan relatif cepat sehingga
respon tubuh yang merupakan gabungan beranekaragam respon sel,
jaringan, organ sasaran dapat selalu serasi dengan perubahan lingkungan
dari waktu ke waktu.

5. Korelasi klinis (Supeksa, 2010)


• Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral
apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh
darah otak.
• Poliomielitis , penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang neuron-neuron motoris sistem saraf ( otak dan medula
spinalis ).
• Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls )
pada neuron-neuron otak.
• Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neurotranslator dopamin pada dasar gangglion dengan gejala tangan
gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur ),
sulit bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan
seolah-olah bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi
kecil dan kaku.
• Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spialis.
Misalnya karena jatuh, tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang
belakang.
• Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir,
terlalu berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit
keracunan.
• Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah
tulang, tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau difisiensi
vitamin B1, B6, B12.
• Amnesia, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau
mengenali kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau.
Biasanya kelainan ini akibat guncangan batin atau cidera otak.
• Cutter, kelainan di mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri
pada saat depresi, stres, atau bingung.
• Meningitis
Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu
meninges. Meningitis disebabkan oleh virus sehingga dapat menular.
• Multiple sclerosis (MS = sklerosis ganda atau disseminated sclerosis)
Multiple sclerosis merupakan penyakit saraf kronis yang dapat
memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan pada
organ, seperti rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi,
gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.
• Nyeri saraf
Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun
motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti
kehilangan rasa. Urat saraf terjepit dan penyakit urat saraf gangguan
metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing
manis atau diabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari
yang ringan (seperti kram) sampai gangguan berat (seperti kelumpuhan).

• Hidrocephalus
Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan
cairan yang ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan
gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh.
• Penyakit urat saraf terjepit
Penyakit saraf terjepit sering terjadi pada leher, pinggang, dan telapak
tangan.
• Parkinson dengan gejala tangan dan kaki gemetar.
Daftar Pustaka

Sadler, Thomas W. 2009. Langman Embriologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Aulia. 2009. “Embriologi Sistem Saraf Pusat”.


http://4uliedz.wordpress.com”. Diakses pada 30 Desember 2010.

Snell, Richard S. 2003. Anatomi Klinik. Jakarta: EGC.

Eroschenko, Victor P. 2003. Atlas Histologi di Fiore. Jakarta. EGC.

Singgih, Sawitono, Amin. 2003. Sistem Saraf sebagai Pengendali Tubuh.


Departemen Ilmu Faal FUKI.

Supeksa, Ketut. 2010. “Macam Macam Kelainan pada Sistem Saraf”.


http://supeksa.wordpress.com. Diakses pada 30 Desember 2010.

Dwi. 2010. “Sistem Saraf Dan Hormon pada Makhluk Hidup”.


http://klikbelajar.com. Diakses pada 31 Desember 2010.

You might also like