You are on page 1of 10

ASMA BRONKIAL

Penulis: Zakiudin Munasir

Secara umum alergi adalah suatu reaksi kekebalan yang menyimpang/ berubah dan
normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Penyakit alergi ini merupakan salah satu
penyakit yang dapat diturunkan. Angka kejadian alergi pada anak di Indonesia belum banyak diteliti. Dan
penelitian yang kami lakukan di Kelurahan Utan Kayu Jakarta pusat didapatkan 25.5% anak yang
menderita alergi dengan perincian rinitis alergika 9,0 %, asma 6,9%, dermatitis atopik 4,9% dan urtikaria
4,5%

Dalam tubuh kita dikenal 5 Jenis antibodi atau imunoglobulin yaitu imunoglobulin G,A,M,E dan D.
Imunoglobulin E adalah antibodi yang banyak. berperan pada reaksi alergi. Dalam tubuh penderita alergi,
imunoglobulin E terdapat dalam kadar yang tinggi terutama imunoglobalin E yang spesifik terhadap zat-
zat tertentu yang menimbulkan reaksi alergi (zat alergen) . Misalnya debu rumah nite ( tungau debu
rumah ), bulu binatang, serbuk bunga atau makanan tertentu seperti telur, susu, ikan laut dan lain-lain.
Gejala alergi ini dapat mengenai sistim saluran napas ( asma, rinitis ), saluran cerna ( diare, muntah ),
kulit ( biduran, eksim ), mata ( konjungtivitas alergika ) serta susunan saraf (sakit kapala dll.).

Beberapa jenis penyakit alergi pada anak

1. Asma bronkial

Asma bronkial atau disebut juga bengek adalah suatu penyakit kronis yang ditandai adanya peningkatan
kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsang dari luar (debu, serbuk bunga, udara dingin,
makanan dll.) yang menyebabkan penyempitan saluran napas yang meluas dan dapat sembuh spontan
atau dengan pengobatan. keadaan ini dapat menyebabkan gejala sesak napas, napas berbunyi dan batuk
yang sering disertai lendir. Keadaan yang berat dapat menimbulkan kegagalan pernapasan sampai
kematian. Sebagian besar asma pada anak adalah karena alergi.

Penyakit asma pada anak mempunyai dampak yang luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Kekurangan oksigen yang menahun pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan badan
maupun intelektualnya. Penyakit asma ini merupakan salah satu penyebab seringnya anak tidak masuk
sekolah. Selain dampak terhadap ekonomi akibat besarnya biaya pengobatan, asma pada anak juga
dapat mengganggu irama kehidupan keluarga akibat seringnya anak mendapat serangan asma.
   

Gejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat. Gejala khas asma adalah adanya sesak napas
yang berulang disertai napas berbunyi. Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada
malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental. Gejala ini sering disertai
pilek-pilek (rinitis alergika). Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan bahan alergen
seperti debu rumah dan tungaunya (mite), serbuk bunga, bulu binatang dll. Gejala asma juga dapat
dicetuskan oleh latihan fisik ("excercise induced asthma") dan bila banyak tertawa.
Penanganan asma yang terpenting adalah pencegahan terjadinya serangan asma.

2. Rinitis alergika

Rinitis alergika adalah suatu gejala alergi yang terjadi pada hidung. Angka ini bergantung kepada iklim
dan letak geografis masing-masing negara. Kejadian rinitis alergi pada anak usia yang sangat muda
rendah akan tetapi secara progresif meningkat pada anak usia yang Iebih tua. Sekitar 57% penderita
rinitis alergika mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya. Rinitis alergika yang timbul pada masa anak
biasanya menetap sampai usia dewasa dan akan berkurang pada usia lanjut. Sekitar 15 - 25 % penderita
akan sembuh spontan setelah S - 7 tahun.

Gejala rinitis alergika berupa bersin-bersin disertai gatal-gatal pada hidung dengan ingus yang encer
sebanyak kurang lebih 20 ml setiap jam. Gejala ini sering disertai gejala hidung tersumbat yang
menyebabkan anak rewel dan sulit tidur. Rasa gatal kadang-kadang terasa pada langit-langit dan telinga.
Gejala-gejala gatal, merah dan berair pada mata sering menyertai gejala rinitis alergika. Kadang-kadang
gejala rinitis alergika ini disertai gejala sinusitis yaitu peradangan sinus (rongga udara) di sekitar hidung.

Prinsip pengobatan rinitas alergika juga sama dengan prinsip pengobatan penyakit alergi pada umumnya
yaitu menghindari faktor penyebab (debu rumah, serbuk bunga, makanan tertentu dll.).

3. Urtikaria

Urtikaria (bidur, kaligata) merupakan suatu kelainan alergi pada kulit yang berbentuk bentol berwarna
merah disertai rasa gatal dengan ukuran diameter yang bervariasi dan 2 milimeter sampai beberapa
sentimeter. Urtikaria ini dapat tersebar pada berbagai tempat di kulit. Urtikaria akut ini juga dapat terjadi
pada orang sehat akibat infeksi virus parasit atau tanpa sebab yang jelas.

Pada penderita alergi, urtikaria akut dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu,
bahan-bahan alergen seperti makanan, debu, tungau debu rumah, atau gigitan serangga. Selain oleh
karena alergi, urtikaria juga dapat disebabkan oleh suhu yang dingin, panas, tekanan, goresan dan lain-
lain.

Gejala urtikaria ini dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak dengan bahan penyebab.
Sebagian besar yaitu sekitar 75% urtikaria yang kronik sulit diketahui sebabnya. Kadang-kadang gejala
urtikaria dapat menjadi berat dengan gejala penyerta yaitu syok anafilaksis yang dapat rnenyebabkan
kematian.

Pengobatan pada urtikaria umumnya sama dengan penyakit alergi lainnya yaitu menghindari faktor
penyebab.

4. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah suatu gejala eksim terutama timbul pada masa kanak-kanak. GeJala ini biasanya
timbul pada usia sekitar 2 bulan sampai 1 tahun den sekitar 85% pada usia kurang dari 5 tahun. Pada
keadaan akut, gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah dan sangat gatal.
Kadang-kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah.

Gejala dermatitis atopik pada bayi berupa kemerahan pada kulit bentol-bentol kemerahan, berisi cairan,
keropeng disertai kulit pecah-pecah atau lecet. Gejala ini sering mengenai pipi, siku dan tepi pinggir kulit
anggota gerak bawah dan selanJutnya dapat menyebar ke daerah selangkangan. Pada usia selanjutnya ,
kelainan ini terdapat pada lipat siku, lipat lutut, tengkuk dan pergelangan tangan. Kulit menjadi lebih
kering dan tebal, mengelupas dan pada penyembuhan meninggalkan warna yang lebih pucat atau
kehitaman. Pada anak yang lebih tua , kelainan ini dapat mengenai kulit kelopak mata, telapak tangan
dan kaki. Kadang-kadang dapat disertai katarak (kekeruhan lensa mata) serta radang mata. Infeksi
sekunder dapat terjadi oleh kuman yang menimbulkan nanah.

Untuk mengobati penyakit ini yang paling penting adalah mengatasi rasa gatal dengan pemberian obat
golongan antihistamin, menghindari udara yang terlalu panas dan kering serta mengurangi pengeluaran
keringat. Garukan sebaiknya dihindari karena dapat rnenyebabkan kelainan yang lebih hebat dan infeksi
sekunder. Untuk mencegah kekeringan dapat diberikan lanolin. Pada kelainan yang hebat dapat
digunakan kasa steril untuk menutup kulit yang terkena. Antibiotika diberikan bila terjadi infeksi
sekunder.

5. Konjungtivitas alergika
Konjungtivitas alergika adalah suatu bentuk kelainan alergi pada mata yang mengenai kedua mata dan
terjadi berulang. Gejala penyakit ini berupa gatal kemerahan , banyak keluar air mata dan penglihatan
silau. Kadang-kadang penderita merasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata. Kelainan ini sering
mengenai anak usia 5 sampai 10 tahur, terutama pada anak laki-laki.

Mengenai pengobatan alergi pada mata, untuk menghilangkan gejala biasanya diberikan obat tetes mata
golongan steroid dosis rendah

6. Alergi makanan

Alergi makanan merupakan salah satu masalah alergi yang penting pada anak. Sekitar 20% anak usia 1
tahun pertama pernah mengalami reaksi terhadap makanan yang diberikan termasuk yang disebabkan
reaksi alergi. Sebetulnya semua makanan dapat menimbulkan alergi, akan tetapi antara satu makanan
dengan makanan yang lain mempunyai derajat alergenitas berbeda. Yang satu mungkin lebih
menimbulkan alergi dibandingkan dengan yang lainnya. Susu sapi yang merupakan protein asing utama
bagi bayi pada bulan-bulan awal kehidupan, dapat menimbulkan reaksi alergi yang pertama dengan
gejala-gejala pada saluran cerna, seperti diare dan muntah. Protein susu sapi dapat menimbulkan alergi
yang menetap sampai akhir masa kanak-kanak baik dalam bentuk susu murni atau bentuk lain seperti es
krim, keju, kue-kue dan lain-lain. Anak yang mempunyai alergi terhadap susu sapi tidak selalu alergi
terhadap daging sapi maupun bulu sapi.

Telur ayam juga sering merupakan alergen yang penting pada anak terutama anak yang menderita
dermatitis atopik. Anak yang mempunyai alergi terhadap telur ini juga belum tentu mempunyai alergi
terhadap daging ayam maupun bulu ayam, akan tetapi dapat timbul reaksi alergi bila diberikan vaksin
yang ditanam pada kuning telur seperti vaksin campak.

Ikan merupakan alergen yang kuat terutama ikan laut. Bentuk reaksi alergi yang sering ialah berupa
urtikaria atau asma. Pada anak yang sangat sensitif dengan hanya mencium bau ikan yang sedang
dimasak dapat juga menimbulkan sesak napas atau bersin-bersin. Jenis makanan laut yang lain
(΄seafood΄) yang sering menimbulkan alergi adalah udang kecil, udang besar (lobster) dan kepiting.
Gejala yang sering timbul malah urtikaria. Alergi terhadap makanan ini tidak selalu berarti alergi terhadap
ikan laut.

Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang mede dan sejenisnya dapat menyebabkan reaksi akan
tetapi biasanya bersifat ringan. Gejalanya biasanya berupa gatal-gatal di tenggorokan.
Sayur dan buah-buahan Juga dapat menimbulkan reaksi alergi yang berupa gatal-gatal pada mulut. sifat
alerginya bisanya hilang bila dimasak selama 2 menit atau diletakkan dalam ΄freezer΄ selama 2 minggu.
Alergen terhadap sayur dan buah-buahan ini sering terdapat pada penderita rinitis alergika yang
mempunyai alergi terhadap serbuk bunga tanaman. Anak yang mempunyai alergi terhadap sayur dan
buah-buahan biasanya juga alergi terhadap kacang-kacangan, apel, peach, cherry, pear dan wortel. Jeruk
sering Juga menyebabkan kemerahan pada kulit bayi dan anak.

Kacang kedelai dan sejenisnya mempunyai sifat alergen yang rendah. Kacang kedelai sering digunakan
sebagai pengganti susu sapi pada anak yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Sifat alergenitasnya
akan berkurang dengan pemanasan.

Gandum biasanya dapat menimbulkan reaksi alergi dalam bentuk tepung bila dihirup. Bila dimakan tidak
selalu menimbulkan reaksi alergi karena gandum akan dicernakan oleh enzim pencernaan di lambung.

Tindakan pencegahan terjadinya alergi

Ada 3 hal utama dalam tindakan pencegahan terjadinya alergi yaitu

1. Penghindaran

Tindakan penghindaran akan berhasil bila penyebab/ pencetus terjadinya alergi diketahui. Salah satu
cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit ( test alergi ) disamping hasil
pengamatan yang cermat sehari-hari oleh orang tua penderita. Dari hasil pemeriksaan test alergi dapat
diketahui zat-zat yang menimbulkan alergi . Beberapa zat terutama makanan kadang-kadang tidak ada
hubungan yang jelas antara hasil test dengan gejala alergi. Hal ini disebabkan anak yang mempunyai
alergi terhadap makanan belum tentu karena alergi terhadap makanan itu sendiri, akan tetapi alergi
terhadap zat-zat hasil pemecahan/ metabolisme makanan dalam tubuh. Selain test alergi pada kulit, Juga
dapat dilakukan pemeriksaan kadar imunoglobulirn E yang spesifik dalam darah terhadap zat-zat
tertentu yang dicurigai menimbulkan alergi.

2. Cara hidup yang baik

Cara hidup yang baik perlu diperhatikan pada pendenita alergi yaitu cukup istirahat, olahraga teratur,
disiplin dalam diet yang ditetapkan serta hidup dalam lingkungan dengan zat alergen yang minimal.

 
3. Pemakaian obat-obatan.

Obat-obatan pencegahan dibetikan pada penderita alergi yang kronis/berat atau yang sering kambuh.
Pemberian imunoterapi/ desensitisasi ( pengebalan terhadap alergen ) hanya berhasil bila penderita
hanya mempunyai alergi terhadap satu zat saja.
Ibu hamil yang mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya sebaiknya melakukan diet pencegahan
terhadap makanan yang sering menimbulken alergi untuk mencegah terJadinya reaksi alergi pada bayi
yang dilahirkan. Diet ini dilakukan pada akhir tniwulan kehamilan.

Sumber: idai.or.id

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL PADA ANAK

1. Definisi

Asma Bronkial adalah penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktivitas
(hiperaktivitas) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan menifetasi klinis berupa
penyempitan saluran nafas yang menyeluruh.

2. Penyebab

Sebagai pemicu timbulnya serangan serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan
mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa isa serangga mati, bulu binatang,
serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji bijian, tomat),
obat (aspirin), kegiatan fiik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak bahak), dan emosi.

3. Patogenesis

Ada 3 peristiwa yang terjadi pada saluran nafas penderita asma yaitu

1. otot dinding saluran nafas mengerut (bronkokonstriksi)

2. dinding saluran nafas membengkak (edema)

3. saluran nafas terisi banyak lendir

4. Manifestasi klinis

1. wheezing

2. dyspneu dengan lama ekspirasi

3. batuk kering karena secret kental dan lumen jalan nafas sempit

4. tachypnea, orthopnea
5. gelisah

6. nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan

7. fatigue

8. intoleransi aktivitas

9. perubahan tingkat kesadaran, cemas

10. serangan tiba tiba/berangsur angsur

5. Tanda serangan asma

1. tanda awal serangan asma

 tidak ada perbaikan dengan obat biasa

 pemakaian obat lebih sering

 mengi menetap

 terlihat pucat dan agak gelisah

 ingus encer makin banyak

2. tanda lanjutan serangan asma

 mengi menetap dan makin keras

 anak mudah lelah dan gelisah

 pemakaian obat makin sering

 perut turun naik saat bernafas

 anak lebih suka dalam posisi duduk

 obat pereda serangan tidak mempan lagi

3. tanda bahaya serangan asma

 mengi melemah tapi sesak nafas makin berat

 anak terlihat kelelahan

 kebiruan di daerah mulut dan sekitarnya

 anak sangat gelisah


6. Gejala asma

1. batuk

2. nafas cepat

3. nafas bunyi (mengi)

4. gejala memburuk pada malam atau dini hari

5. sesak nafas, sakit dada, gelisah

6. kebiruan di daerah mulut dan sekitarnya

7. Tahap Respon asma

1. tahap immediate

ditandai dengan bronkokonstriksi (1-2 jam)

2. tahap delayed

dimana bronkokonstriksi dapat berulang 4-6 jam dan terus meneru 205 jam lebih lama

1. tahap late, dimana dengan peradangan dan hiperreponsif jalan nafas beberapa
minggu/bulan

2. Diagnosis

Diagnosis asma pada anak ditegakkan berdasarkan terutama pada anamnesis dan pemeriksaan fisik;
pemeriksaan penunjang mempunyai peran menunjukkan berat ringannya dan untuk kepentingan terapi.
Oleh karena gejala asma pada anak dangat bervariasi maka diagnosis asma sulit ditegakkan.
Pemeriksaan fisik waktu serangan dapat ditemui frekuensi nafas meningkat, amplitudo nafas dangkal,
sesak nafas, nafas cuping hidung, sianosis, gerakan dinding dada berkurang, hipersonor, bunyi nafas
melemah, wheezing ekspirasi, ronki kering, ronki basah dan suara lendir. Pemeriksaan laboratorium,
darah tepi ddan secret hidung. IgE total dapat meningkat. Analisa gas darah dapat menunjukkan
asidosis, CO2 meningkat. Pada iju fungsi paru nilai PEFR atau FEV1 menurun.

9. Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik

2. Foto rontgen

3. Pemeriksan fungsi paru : menurunnya tidal volume, dan kapasitas vital

4. Pemeriksaan alergi (RAST)

5. Analisa Gas Darah


10. Komplikasi

1. gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas

2. bronchitis kronis

3. bronchitis

4. pneumonia

5. emphysema

11. Penatalaksanaan

Penderita asma dengans erangan ringan tidak perlu dirawat inap. Rawat inap diperlukan bila serangan
berat, dengan tindakan awal tidak teratasi dan ada tanda tanda komplikasi.

Penanggulangan asma pada anak meliputi :

1. mencegah serangan dengan menghindari factor pencetus

2. mencegah serta mengatasi proses inflamasi dengan obat obat antiinflamai

3. Penanggulangan bronkospasmus dengan obat obat bronkodilator

4. Penanggulangan edema mukosa saluran nafas dengan obat antiinflamasi inhalasi secara
oral/parenteral

5. Penanggulangan sumbatan lendir, dengan banyak minum, mukolitik sehingga lendir encer dan
mudah dikeluarkan.

6. Menciptakan kondisi jasmani yang baik meliputi kebugaran dan ketahanan fisik dengan latihan
jasmani atau senam pernafasan

12. Tindakan penanggulangan

1. serangan akut dengan oksigen nasal/masker

2. terapi cairan parenteral

3. terapi pengobatan

 albuterol (prolentil, ventolin)

 terbutalin

 metaprotenol

 bronkodilator
13. Pemantauan

1. keadaan umum

2. tanda vital

3. pemeriksaan fisik paru

4. keseimbangan cairan, analisa gas darah

5. uji fungsi paru

14. Fokus pengkajian

1. Riwayat penyakit

2. Pengetahuan keluarga tentang penyakit

3. Tanda Vital, pernafasan dan retraksi dada

4. Factor pencetus, stress, latihan, kebiasaan

15. Diagnosa yang sering muncul

1. Gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pola nafas b/d
bronkospasme, meningkatnya secret.

2. Fatigue b/d hipoxia dan meningkatnya usaha nafas

3. Kecemasan b/d hospitalisasi, distress pernafasan

4. Risiko defisit volume cairan b/d meningkatnya pernafasan, menurunnya intake cairan

5. Defisit pengetahuan b/d proses penyakit dan pengobatan.

You might also like