You are on page 1of 13

c c

c   



c

 
  
Salah satu hadist yang berhubungan dengan produksi terdapat dalam HR. Abu Hurayry

c 
 


Hadist diatas diriwayatkan oleh:

 




 c 
  


   



Nama Bapaknya : Syakr ad-Dawsi

Nama Kakeknya :

Berasal dari Kabilah : Suku Daws di Yaman

Tahun Lahir : 28 SH

Tahun Wafat :59 H

Manakib (Sifat-sifat Istimewa) : Ingatan yang sangat kuat, rendah hati, pecinta
pengetahuan , sabar menahan kesulitan

Banyak Hadist yang diriowayatkan :Abu Hurayrah meriwayatkan lebih dari 5000 hadist.
Nama lengkapnya Abd al-Rahman Ibn Sahr. Ia lahir pada tahun 28 SH dan wafat di
Madinah pada tahun 59 H, Ia masuk islam pada tahun ke 7 H. Ia meriwayatkan hadist dari
Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar ibn Khatab dan Abbas ibn Abd al-Muthalib, dan sejumlah
sahabat lainnya. Sedangkan para murid yang meriwayatkan hadist dari padanya antara lain :
Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas ibn Malik, Wasilah, Jabir, Marwan ibn Hakam, Qabisah ibn
Zawid, Sa¶id ibn al-Musayyab dan murid yang lain.

Abu Hurayrah menjadi muslim melalui Thufail bin Amr Ad-Dausy. Ketika dia pindah
ke Madinah, Rasulullah sedang sibuk memerangi khaybar. Abu Hurayrah sangat miskin dan
rendah hati. Suatu hari Rasulullah melihatnya menimang seekor kucing dan menjulukinya
abu Hirr (Bapak atau Pemilik Kucing). Maka gelar sewaktu dia kecil lebih populer dari pada
nama yang sebenarnya. Setelah Rasulullah mengetahui gelar dan asal usul namanya, maka
beliau sering memanggilnya ³Abu Hirr´. Sebagai panggilan intim. Dan Abu Hurayrah sendiri
lebihterkesan dengann panggilan ³Abu Hirr´ dari pada Abu Hurayrah.

Komentar para ulama terhadap Abu Hurayrah terdapat dua versi yaitun pandangan
negatif dan positif:

1. Mereka yang berpandangan negatif mengatakan bahwa hadist yang diriwayatkan Abu
Hurayrah itu banyak yang mendapat kritik antara lain hadist yang disampaikan yang
bebunyi : barang siapa yang menghadiri upacara kematian sampai dishalatkan maka ia
mendapat pahala satu qirat, dan barang siapa yang menyaksikan sampai jenazah itu
dimakamkan, maka ia mendapat pahala dua qirat, kritik ini datang dari Abdullah ibn
Umar. Ia mengatakan kepada Abu Hurayrah supaya berhati-hati dari apa yang
disampaikannya dari Nabi saw. Abu Hurayrah membawa Abu Abdillaha ibn Um,ar
kepada Aisyah, ternyata Aisyah membenarkan hadist tersebut.
2. Kritik lain adalah bahwaAbu Hurayrah banyak meriwayatkan hadist, padahal ia
bergaul dengan Nabi saw pada waktu yang singkat, yaitu lebih kurang tiga tahun. Dan
meriwayatkan 5374 hadist. Kritik ini dijawab oleh Abu Hurayrah sendiri dengan
mengatakan bahwa ia banyak meriwayatkan hadist , karena ia banyak menghadiri
majlis Nabi saw. Pada suatu hari ia pernah memohon kepada Allah agar diberi ilmu
yang tidak bisa dilupakannya. Doanya itu diaminka opleh Rasulullah dan disaksikan
oleh Thalhah ibn Ubadillah, sehingga thalhah µUbaidillah mengatakan bahwa Abu
Hurayrah lebih banyak mendengar hadist Rasulullah saw dari pada kami.

Abu Hurayrah tinggal bersama ibu yang sudah lanjut usia, dan non-muslim, Abu Hurairah
tidak berhenti mengajak ibunya masuk islam, karena dia sayang kepadanya dan ingin
berbakti. Tetapi ibunya malah menjauh dan menolak ajakannya. Karena itu ditinggalkannya
ibunya dengan perasaan kacaudan hati bagaikan dikoyak-koyak.

Dia pernah mengajak ibunya beriman kepada Allah dan Raqsul-Nya, tetapi ibunya
menjawab sambil mencela Rasulullah dengan kata-kata yang menyedihkan dan menyakitkan
hati, lalu dia menemui Rasulullah sambil menangis.

³mengapa kamu menangis, wahai Abu Hurayrah?´tanya Rasulullah´


³Aku tidak bosan ±bosanya mengajak ibuku masuk islam, tetapi ibu masih menolak.
Hari ini kuajak juga beliau masuk islam. Tetapi beliau mengucapkan kata-kata yang tidak
pantas mengenai Rasulullah, yang saya tidak sudi mendengarnya. Tolonglah doakan, ya
Rarulullah, supaya ibuku tergugah masuk islam,´kata Abu Hurayrah´ . Rasulullah
mendoakan semoga hati ibu Abu Hurairah terbuka masuk islam.

Pada suatu hari ketika pulang kerumahnya, Abu Hurayrah mendapati pintu dalam
keadaan tertutup. Didalam terdengaar bunyi gemercik air. Tatkala hendak masuk terdengar
ibunya berseru, ³tunggu di tempatmu, hai Abu Hurayrah !´

Agaknya ibunya sedang berpakaian ,tidak lama kemudian´masuklah´ kata ibunya.


Abu Hurayrah melangklah masuk. Ibunya berkata,´Asyadu an laa illallah wa asyhadu anna
Muhammadan µabduhu wa rasuluh´.

Abu Hurayrah kembali kepada Rasulullah sambil menagis gembira, seperti ia


menangis sebelumnya karena sedih ³bergembiralah, wahai Rasulullah ! Allah mengablkan
doa anda. Ibuku telah masuk islam,´ujarnya.

Abu Hurayrah mencintai Rasulullah sampai mendarah daging. Dia tak pernah bosan
melihat wajah Beliau katanya,´begitu tidak ada yang lebih indah dan cemerlang selain wajah
Rasulullah saw dalam penglihatanku, seolah olah matahari sedang memancar diwajah
beliau´.

Abu Hurayrah senantiasa mengucapkan pujian kepada Allah SWT atas karunia-Nya
menjadi sahabat Rasulullah . dan dapat memeluk agama islam. Ia berkata,´ Segala puji bagi
Allah yang telah menunjuki Abu Hurayrah masuk islam. Segala puji bagi Allah yang telah
mengajari Abu Hurayrah Al-Quran. Segala puji bagi Allah yang telah memberi karunia
kepada Abu Hurayrah menjadi sahabat rasul-Nya, Muhammad saw.

Sebagaimana besar cintanya kepada Rasulullah saw, maka begitu juga cintanya
kepada ilmu sehingga ilmu menjadi kegiatan dan puncak cita-citanya.

Zaid bin Tsabit pernah bercerita,´pada suatu ketika saya dan Abu Hurayrah serta
seorang sahabat yang lain berada dalam masjid. Kami berdoa kepada Allah dan berdzikir.
Tiba-tiba Rasulullah saw mendatangi kami , lalu beliau duduk didekat kami . karena itu kami
diam.

Kata Rasulullah,´Ulanglah doa dan dzikir yang kalian baca !´

Lalu saya dan seorang sahabatku yang seorang lagi, bukan Abu Hurayrah,membaca
doa. Rasulullah mengaminkan. Kemudian Abu Huraiah membaca doa juga.´wahai Allah,
saya memohon kepada-Mu apa yang dimohon kedua sahabatku ini. Dan saya memohon
kepada-Mu ilmu yang tak dapat saya lupakan.

Rasulullah mengaminkan doa Abu Hurayrah . Kalau kami,´kami juga akan memohon
kepada Allah ilmu yang tak dapat kami lupakan´
Jawab Rasulullah,´kalian telah didahului putera Bani Dausy (Abu Hurayrah).´
Sebagaimana cintanya kepada ilmu untuk dirinya sendiri, begitu juga dia mencintai ilmu
untuk orang lain. Pada suatu hari ia lewat dipasar Madinah. Dia ngeri melihat orang banyak
disibukkan dengan dunia. Mereka tenggelam dalam jual beli, menerima atau memberi. Abu
Hurayrah menghampiri mereka seraya berkata ,´Alangkah sibuknya kalian, hai penduduk
Madinah .

³Bagaimana pendapat anda tentang kesibukan kami, wahai Abu Hurayrah ?´tanya
mereka.

³Harta yang di wariskan Rasulullah saw sedang di agi-bagi orang. Sayang sekali
kalian berada disini. Mengapa kalian tidak pergi kesana mengambil bagian ? ³jawab Abu
Hurayrah.

³Dimana ? ³tanya mereka,

³Di masjid ! ³jawab Abu Hurairah.

Mereka segera pergi ke masjid. Abu Hurayrah tinggal di pasar menunggu mereka
kembali. Setelah kembali kepasar, mereka berkata,´wahai Abu Hurayrah, kami datang ke
masjid kami masuk kedalam, tetapi tidak ada orang membagi-bagikan sesuatu disana,´ kata
mereka kecewa.

³Apakah kalian tidak melihat banyak orang di masjid? ³tanya Abu Hurairah

³ya, ada ! tetapi mereka ada yang shalat, ada yang membaca al-Quran dan ada juga
yang sedang belajar tentang halal dan haram,´jawab mereka´.

³Bodoh kalian ! mereka itu sedang membagikan harta yang diwariskan Rasulullah
,´kata Abu Hurayrah.

Pada mulanya hidup Abu Hurayrah menderita, kadang-kadang ia terpaksa absen


menghadiri majlis ta¶lim rasulullah, karena lapar dan kesulitan hidup yang tidak dialami
orang lain./ dia pernah cerita tentang penderitaannya.

Pada suatu hari saya sangat lapar. Sehingga ku ikatkan batu diperutku. Sesudah itu
saya duduk dijalan yang biasa dilewati para sahabat. Kebetulan Abu Bakar Shiddiq lewat
dihadapanku. Lalu ku tan tanyakan kepada beliau sesuatu mengenai ayat al-Quran .
maksudku menanyakan tak lain supaya dia mengajakku kerumahnya. Tetapi malang, dia
tidak mengajakku. Kemudian lewat juga umar bin Khatab. Maka kutanyakan juga kepadanya
sesuatu mengenai ayat al-Quran . tetapi dia juga tidak m,engajakku. Sesudah itu lewat
Rasulullah saw, Beliau agaknya mengetahui bahwa saya lapar. Lalu beliau menegurku .´Abu
Hurayrah ?´

³Saya, wahai Rasulullah,´ jawabku mengiyakan, lalu saya mengikuti Beliau sampai
kerumahnya. Tiba dirumah, beliau benghadapi semangkok besar susu.

³Dari mana susu ini ? ³ tanya Beliau kepada istrinya


³Diantar si Fulan untuk anda,´ jawab istrinya.

µHai Abu Hurayrah ! panggil kesini ahli Shuffah !´kata Rasullah menyuruhku.
Sesungguhnya saya segan memanggil mereka, kataku dalam hati,´ apa yang dapat diperbuat
dengan semangkok susu bersama-sama dengan ahli Shuffah ? Saya sanngat mengharapkan
susu itu untukmenguatkan tubuhku.

Aku pergi memanggil mereka, dan mereka datang semuanya. Setelah mereka duduk,
Rasulullah berkata kepadaku,´ Hai, Abu Hurayrah ! suguhkan susu itu kepada mereka.
Mereka minum bergiliran sampai puas semuanya. Setelah mereka puas, ku ambil mangkok
susu itu kembali lalu kusuguhkan kepada Rasulullah. Beliau menengok kepadaku sambil
tersenyum, kata Beliau,´yang belum minum saya dan kamu.´

³Betul, ya Rasulullah !´jawabku.

³minumlah kamu lebih dahulu !´ kata Beliau menyilahkanku

Kata Beliau,´minum lagi, sampai puas !´

Lalu ku minum lagi, Beliau senantiasa men yuruhku, sehingga akhirnya saya
berkata,´Demi Allah yang mengutus anda dengan agama yang haq, saya tak sanggup lagi
saya sudah kenyang ! maka Beliau ambil mangkok, kemudian Beliau minum susu yang masih
tersisa.

Tidak lama kemudian kaum muslimin memperoleh kesejahteraan dari limpahan


rampasan perang. Abu Hurairah memperoleh bagian, berupa sebuah rumah, harta seorang
istri dan seorang anak. Walaupun begitu, semua kenikmatan yang diperolehnya tidak
sedikirpun merubah kepribadiannya yang mulia. Dia tidak pernah melupakan masa lalunya.

Dia sering bercerita,´Aku dibesarkan ibuku dalam keadaan yatim, kemudian saya
hijrah dalam keadaan miskin. Saya pernah mengambil upah di perkebunan Binti Ghazwan,
hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Saya pernah juga menjadi khadam(pelayan),
menurunkan dan menaikkan itu dari dan ketas kendaraannya. Kemudian saya dikawinkan
Allahdengan anak perempuan mereka.´

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan agama ini seadil-adilnya, sehingga Abu
Hurayrah berhasil menjadi seorang imam (pemimpin).

Abu Hurayrah pernah menjadi walikota Madinah lebih dari satu kali. Dia diangkat
menjadi walikota oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan. Kelembutan dan keluesan
pemerintahannya tidak ada yang menandingi.

Dalam pribadi Abu Hurayrah terkumpul kekayaan akan ilmu, ketakwaan, siang hari
dia puasa malam dia beribadah, kemudian di bangunkannya istrinya. Istrinya beribadah
sepertiga malam juga. Sesudah itu istrinya membangunkan anak perempuannya, maka anak
gadisnya itu beribadah juga sepertiga malam yang terakhir. Karena itu dalam rumah tangga
Abu Hurayrah tidak putus-putusnya beribadah sepanjang malam.
Abu Hurayrah mempunyai budak seorang perempuan bangsa Zanji (Sudan / Ethopia).
Budak itu jahat, sehingga menyusahkan keluarga Abu Hurairah . Abu Hurairah mengambil
cemeti untuk memecut budak itu, tetapi setelah cemeti dianmgkatnya, dia tidak jadi memecut
budak itu.

Kata Abu Hurairah ,³seandainya saya tak ingat hukum qishash (pembalasan) di hari
kiamat kelak, sesungguhnya akan ku pecut kamu sebagaimana kamu menyakiti kami akan
kujual kamu kepada orangh yang sanggup mengembalikan uangku.

Saya membutuhkan pembantu yang lain´

Tetapi akhirnya Abu Hurairah berkata,´pergilah kamu ! kamu saya bebaskan kasrena
Allah´ budak itu di merdekakan oleh Abu Hurayrah.

Pada suatu hari anak gadis Abu Hurayrah berkata kepadanya,´wahai ayah ! Anak-
anak perempuan mengejekku, kata mereka,´mengapa ayahmu tidak memberimu perhiasan
emas ?

Jawab Abu Hurayrah,´ hai anakku, katakan kepada mereka, ayahku takut kalau saya
dibakar api neraka kelak.´

Abu Hurayrah melarang anaknya memakai perhiasan, bukanlah karena dia bakhil,
atau rakus kepada harta, Tidak ! ³sesungguhnya Abu Hurayrah seorang yang pemurah dan
suka membantu karena Allah.

Pada suatu ketika Marwan bin Hakam mengirim uang kepada Abu Hurairah sebanyak
seratus dinar emas. Tetapi besok paginya Marwan mengirim utusan kepada Abu Hurayrah ,
mengatakan bahwa pelayannya slah memberikan uang kepadanya. Seharusnya kepada orang
lain. Abu Hurayrah tercengang dan menyesal . lalu katanya ,³uang itu telah saya bayarkan fi
sabilillah. Sedinar pun tidak ada yang tinggal bermalam dirumahku. Bila hakku dari baitul
maal sudah keluar, ambillah itu sebabagai gantinya.

Sepanjang hidupnya, abu Hurayrah senantiasa bersikap dan berbuat baik terhadap
ibunya. Bila ia hendak keluar rumah, dia berdiri lebih dahulu dimuka pintu kamar, ibunya
mengucapkan salam.

³Assalamualiaikum wa rahmatullahi wabarakatuh, ya ummi ! ³kata Abu Hurayrah


memberi salam dengan hormat dan menunjukkan kasih sayang.

³Wa¶alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh, ya bunayya ! ³jawab ibunya


lembut.

³Rahimakallahu kama rabbaitini shagira, (semga Allah mengasihi ibu sebagaimana


ibu mengasihiku waktu kecil).´kata abu Hurayrah mendoakan ibunya.

³Wa rahimakallahu kama barartani kabira,(dan semoga Allah melimpahkan rahmat-


Nya kepadamu, sebagaimana kamu bersikap dan berbuat baik kepadaku setelah
dewasa),´jawab ibunya mendoakan anaknya.
Abu Hurayrah sangat giat mengajak orang bersiakap dan berbuat baik terhadap orang
tua mereka, serta memberikan kasih sayang kepada mereka. Pada suatu hari, dia melihat dua
orang berjalan bersama-sama, yang satu terlihat lebih tua dari pada yang lain.

Abu Hurayrah bertanya kepada yang muda,´siapa orang tua ini ?´

Kata Abu Hurayrah,´janganlah kamu memanggilnya dengan menyebut namanya.


Jangan berjalan dihadapannya dan jangan duduk sebelum dia duduk lebih dahulu.´

Tatkala Abu Hurayrah sakit akan meninggal , dia menangis/ orang bertanya
kepadanya,´mengapa anda menangis , hai Abu Hurayrah ?´

Jawab Abu Hurayrah,´ aku menangis, bukan karena saya sedih berpisah dengan dunia
ini, bukan ! saya menangis karena perjalananku masih jauh, sedangkan perbekalanku
hanyasedikit. Saya telah berada diujung jalan yang akan membawaku ke surga atau neraka
sedangkan saya tidak tahu dijalan mana saya berada.´

Marwan bin Hakam datang berkunjung menengoknya, kata marwan,´semoga Allah


segera menyembuhkan anda, hai Abu Hurayrah !´

Mendengar doa marwan tersebut, Abu Hurayrah justru berdoa juga ,´wahai Allah,
saya sudah rindu hendak bertemu dengan kamu,. Semoga kamu begitu juga terhadapku,
segralah bagiku pertemuan itu !´

Tidak lama setelah Marwan tiba dirumahnya , Abu Hurairah meninggal dunia dengan
tenang. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Hurayrah seluas-luasnya.
Semoga Allah membalasi jasanya terhadap islam dan kaum muslimin dengan balasan yang
sebaik-baiknua, Amin !.

  !


 " 

#  
$  

Produksi adalah suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang
atau jasa tertentu dengan memanfaatkan sektor-sektor produksi dalam waktu tertentu, dengan
ciri-ciri utama:

 Kegiatan yang menciptakan manfaat (Utility)


 Perusahaan selalu diasumsikan untuk memaksimumkan keuntungan dalam
produksi
 Penekanan pada maslahah dalam kegiatan ekonomi
 Perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi dan perusahaan juga
memikirkan kemaslahatan bagi masyarakat
 Kegiatan produksi merupakan ibadah.

þ    $%$  $  

Syariah yang didasarkan pada al-Quran dan sunah menurut abdul Wahab Khalaf,
bertujuan untuk menebarkan maslahat bagi seluruh manusia yang terletak pada terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan hidup.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam produksi

1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela karena


bertentangan dengan syariah. Dalam sistem ekonomi islam tidak semua barang
dapat diproduksi. Islam dengan tegas mengklasifikasikan barang-barang atau
komoditas kedalam dua kategori:
(a) Baranng-barang yang disebutkan dalam al-Quran ³Tayyibah´ yaitu
barang-barang yang secara hukum halal dikonsumsi dan diproduksi.
(b)³Khabaits´ yaitu barang-barang yang secara hukum haram dikonsumsi dan
diproduksi
2. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kezaliman, seperti riba
3. Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial kemasyarakatan,
memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infaq dan wakaf.
4. Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan dan merusak
lingkungan.

Ò  !
$  
Menurut islam tujuan produksi secara umum adalah untuk mencapai falah
(kebahagiaan) hakiki, yaitu:
 Memnuhi kewajiban sebagai khalifah dimuka bumi, beribadah kepada Allah
dan untuk menjalankan fungsi sosial
 Untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga
 Sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa secara
umum

4. •
%
 

Ada eberapa faktor produksi yaitu:

a. Tanah dan segala potensi ekonomi, dianjurkan al-quran untuk diolah dan tidak dapat
dipisahkan dari proses produksi.
Faktor alam merupakan faktor yang cukup besar dalam hal produksi. Alam yang
diaksud disini adalah bumi dengan segala isinya, baik berada diatas permukaan bumi ini
maupun yang terkandung dalam perut bumi yang paling dalam sekalipun. Sebagai sistem
ekonomi yang menyandarkan sistemnya pada al-Quran dan hadist memiliki pandangan
tersendiri. Pada awalnya sistem ekonomi islam memandang bahwa alam itu diciptakan
Allah SWT yang diperuntukkan bagi manusia. Walaupun secara hakikat alam itu milik
Allah, namun manusia tetap berkesempatan memiliki dan berhak memanfaatkan alam
bagi kehidupannya. Apa yang ada di bumi ini seperti, air, udara, sungai, tumbuh-
tumbuhan, hewan, matahari serta bulan, dianjurkan serta diperintahkan kepada manusia
memelihara dan memanfaatkannya.

b. Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi.
Tenaga kerja merupakan faktor pendaya gunadari faktor produksi sebelumnya.
Bekerja merupakan amalan yang dipandang sebagai bentuk ibadah kepada Allah,
memenuhi kebutuhan hidup keluarga, istri dan anak adalah sebuah kewajiban. Bekerja
dan kegiatan ekonomi merupakan ibadah dan jihad. Bekerja bisa dikategorikan pada
ibadah dan jihat, apabila dilakukan secara konsisten terhadap perintah Allah. Artinya
pekerja itu tidak melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan ketentuan yang
dilarang Allah seperti mengambil barang yang bukan menjadi hak miliknya.

c. Modal

Modal juga terlibat langsung dengan proses produksi karena pengertian modal
mencakup modal produktif yang menghasilkan barang-barang yang dikonsumsi dan
modal individu yang dapat menghasilkan kepada pemilliknya. Modal diartikan dengan
kekayaan yang memberikan penghasilankepada pemiliknya. Atau dapat berarti pula
sebagai sarana produksi yang menghasilkan. Dalam kepemilikan, islam memberikan
kebebasan kepada individu untuk memiliki modal sepanjang cara memperolehnya tidak
melanggar ketentuan Allah. Untuk memeperoleh modal islam menganjurkan untuk
bekerja dan mendapat upah, pemberian dari pemlik yang sah, pengalihan hak milik
seperti jual beli, warisan dan wakaf.
d. Manajemen

Manajemen dalam perspektif islam merupakan landasan sistem yang mengantarkan


pada keberhasilan sebuah kegiatan ekonomi. Dengan manajemen pelaku ekonomi dapat
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dan resiko kerugian yang mungkin
dideritanya.

Manajemen sebagai salah satu faktor produksi ialah penuang segala unsur-unsur
produksi dalam suatu usaha produksi, baik industri, pertanian maupun perdagangan
dengan tujuan agar mendapat laba secara terus-menerus. Manajemen itu mulai sejak
timbulnya ide usaha dan barang apa yang ingin diproduksi, berapa dan kualitasnya
bagaimana dalam angan-angan si manager.

e. Teknologi

Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Teknologi sebagai faktor produksi dapat
menciptakan kemaslahatan manusia karena terciptanya efisiensi dalam kegiatan
produksi. Penggunaan teknologi sebagai faktor produksi dapat mengatasi masalah
kelangkaan sumber-sumber daya ekonomi.

Model produksi dalam perspektif islam bertitik tolak dari pemberdayaan sumber daya
yang tersedia secara adil dan efisien. Efisien dalam arti bahwa sumber-sumber daya
telah dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4  &

%

  

Dalam ekonomi islam, seorang produsen muslim harus komitmen dengan kaedah-
kaedah syariah untuk mengatyur kegiatan ekonominya. Dimana tujuan pengaturan ini
adalah dalam rangka keserasian antara kegiatan ekonomi dan berbagai kegiatan lain
dalam kehidupan untuk merealisasikan tujuan umum syariah, mewujudkan bentuk-bentuk
kemaslahatan dan menangkal bentuk-bentuk kerusakan.

Kaedah-kaedah produksi yang terpenting diantaranya sebagai berikut:

a.Kaedah syariah
Yang dimaksud dengan kaedah syariah disini bukan dari sisi halal dan haram saja,
namun lebih luas lagi yang mencakup tiga sisi, yaitu : aqidah, ilmu, dan amal.

1. Aqidah

Keyakinan seorang muslim bahwa aktifitasnya dalam bidang perekonomian


merupakan bagian dari peranannya dalam kehidupan, yang jika dilaksanakan dengan
ikhlas dan cermat akan menjadi ibadah baginya.
Bahwa produsen muslim berkeyakinan bahwa hasil usahanya, keuntungan yang
di raihnnya, dan rizki yang didapatnya adalah semata-mata karena pertolongan Allah
dan takdir-Nya.

2. Ilmu
Seorang muslim wajib mempelajari hukum-hukum syariah yang berkaitan
aktifitas perekonomiannya, agar muamalahnya benar, usahanya lancar, dan hailnya
halal.
Sesungguhnya ketidak tahuan tentang-tentang hukum syariah untuk aktifitas
perekonomian akan menjatuhkan kedalam yang haram, dan bila seorang muslim
jatuh kedalam haram, terhapuslah keberkahan aktifitasnya dan tercampakkan
kedalam murka Allah, sehingga dia rugi dunia dan akhiratnaya.
Bila saja kaum muslimin pada hari ini peduli dalam mempelajari hukum-
hukum muamalah ekonomi sebelum melakukannya, sehingga hilang dari mereka
kegelisahan dan mampu bangkit dalam mengikis segala fenomena kemiskinan.

3. Amal
Sesungguhnya Umar ra sangat antusias atas kehalalan produksi dan
menghimbau kaum muslimin agar menjauhi aktifitas yang haram dan syubhat.

Dampak Kaedah Syariah dalam Perekonomian


1. Keyakinan seorang muslim bahwa aktifitasnya dalam produksi merupakan bagian
bagian dari peranannya dalam kehidupan, yang jika dilakukan dengan niat yang
ikhlas, maka dia sebagaimana halnya kegiatan yang mubah lainnya akan menjadi
ibadah dan mendapatkan pahala, baik usahanya sukses maupun tidak. Semua itu
mendorong seorang muslim untuk selalu bekerja dengan rajin dan gesit.

2. Jika seseorang yakin bahwa rizkinya dari sisi Allah, dan dia tidak akan
mendapatkan melainkan rizki yang telah ditentukan Allah kepadanya, maka sikap
ini akan menjadi penggeraknya dalam melakukan aktifitas produksinya hanya
dalam hal-hal diperbolehkan dalam agama. Sebab, dia yakin bahwa jika dia
melanggar hal-hal yang diharamkan Allah, maka dia tidak akan mendapatkan rizki
yang tidak ditetapkan Allah kepadanya.

3. Mensyukuri rizki adalah dengan menggunakannya untuk kebenaran yang


ditetapkan Allah dalam rizki yang dikaruniakan-Nya kepadanya ³ akan
mendorong produsen muslim dalam merealisasikan kemanfaatan umum dengan
melaksanakan hak-hak yang diwajibkan Allah kepadanya dalam rizki yang
dikaruniakan-Nya kepadanya. Sebab dia yakin bahwa rizki yang dikaruniakan
Allah kepadanya dan tidak diberikan kepada yang lain adalah sebagai ujian Allah
kepadanya untuk diketahui-Nya apakah dia bersyukur ataukah kufur

4. Seorang muslim haram memproduksi sesuatu yang haram dikonsumsi oleh
seorang muslim walaupun produk tersebut dipersiapkan untuk kalangan non-
muslim, ekonomi islam bekerja dalam membersihkan dunia dari hal-hal yang
membahayakan. Sesungguhnya korelasi antara produksi dan konsumsi berdampak
pada perlindungann terhadap sumber-sumber ekonomi kaum muslimin, yaitu
dengan mengeksplorasinya dalam produk-produk halal yang mencerminkan
kebutuhan yang hakiki bagi manusia, sehingga didapat keberkahan sumber-
sumber ekonnomi yang dikaruniakan Allah kepada kaum muslimin.

5. Sesungguhnya keyakinan seorang muslim bahwa aktifitasnya dalam produktifitas


ekonomi sebagai bagian dari tugasnya dalam kehidupan, akan berdampak pada
terealisasinya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam kehidupan seorang
muslim, dimana satu sisi tidak mengeksploitasi sisi yang lain, tidak mementingkan
aktifitas produksinya dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang
berkaitan dengan hak-hak Allah, hak-hak keluarga dan hak-hak orang lain.

b. Prinsip Akhlak

Seorang produsen muslim tidak boleh menganggap cukup hanya karena


produksinya halal, tapi dia harus mencermati bahwa sarana dan cara produksinya juga
mubah, sebagaimana dia juga harus menjauhi aktifitas produksi yang berdampak buruk
terhadap masyarakat, meskipun pada dasarnya mubah.

Sesungguhnya prinsip akhlak mengaruskan keterkaitan seorang produsen muslim


dengan akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak buruk yang membahayakan disebabkan
proses produksi seperti: kebohongan, kecurangan dan merugikan orang lain, dan lain-
lain.

c. Kualitas
Kualitas produksi mendapatkan perhatian para produsen dalam ekonomi islam
dan ekonomi konvensional. Akan tetapi terdapat perbedaan signifikan diantara kedua
pandangan ekonomi ini dalam penyebab adanya perhatian masing-masing terhadap
kualitas, tujuan dan caranya sebab dalam ekonomi konvensional produsen berupaya
menekankan kualitas produknya hanya semata-mata untuk merealisasikan tujuan
materi. Tujuan tersebut merealisasikan produk yang bisa dicapai dengan biaya
serendah mungkin karena itu, acap kali produk tersebut menjadi tidak berkualitas
bahkan sering kali mengarah kepada penipuan dengan menampakkan barang yang
buruk dalam bentuk yang nampaknya bagus untuk mendapatakan keuntungan setinggi
mungkin.
Adapun dalam ekonomi islam, maka kualitas produksi tidak hanya berkaitan
dengan tujuan materi semata namun sebagai tuntunan islam dalam seluruh bidang
kehidupan.
Kualitas tidak mungkin dicapai dengan tanpa mengetahui seni bekerja dan cara-
cara nya. Ilmu yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas suatu produk ada dua macam
yaitu:
1. Ilmu syariah, kualitas produk dituntut mengikuti cara syariah dalam
melaksanakan. Sebagai contohnya adalah cara menyembelih hewan.
2. Ilmu dunia, ilmu yang berkaitan dengan seni dan cara produksi. Ilmu ini
diserahkan kepada ijtihad manusia dalam menciptakan apa yang dapat
mewujudkan kemanfaatan terbesar bagi mereka.

d. Produksi yang Diharamkan


1. Investasi harta denagn cara membahayakan masyarakat. Islam mengharamkan
produksi yang hanya merealisasikan kepentingan pribadi dan membahayakan
kepentingan umum. Kepentingan masyarakat lebih tinggi daripada kepentingan
pribadi.
2. Riba, islam mengharamkan riba karena dalam riba terdapat hal yang
membahayakan masyarakat dan ekonomi.
3. Jual beli tidak jelas (al-gharar) merupakan jenis benda yang ditransaksikan tanpa
ada kejelasan ukuran dan sifatnya ketika transaksi berlangsung.

You might also like