You are on page 1of 20

UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI BATUBARA

MELALUI PERBAIKAN TEKNIS PEMBORAN DAN PELEDAKAN


DI PT. MADHANI TELATAH NUSANTARA

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

OLEH :
EKO YULIANTO
103 06 11 005

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2010
KAJIAN TEKNIS PEREMUK BATUAN PADA UNIT
PENGOLAHAN BIJIH EMAS UNTUK PENINGKATAN
PRODUKSI DAN PEMENUHAN TARGET PENGOLAHAN DI
PT ANEKA TAMBANG UNIT PENAMBANGAN EMAS
PONGKOR JAWA BARAT

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

OLEH :
EKO YULIANTO
103 06 11 005

Mengetahui Disetujui untuk Jurusan


Ketua jurusan Teknik pertambangan
Teknik pertambangan Pembimbing

( E.P.S.B Tamantono, S.T ) (Ir. Irwan)


NP. 306906005 NP. 306006015
A. JUDUL
UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI BATUBARA MELALUI
PERBAIKAN TEKNIS PEMBORAN DAN PELEDAKAN DI PT. MADHANI
TELATAH NUSANTARA

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan yang
melimpah ruah, baik itu berupa hasil hutan maupun hasil tambang yang berupa bijih,
minyak bumi, maupun mineral yang salah satunya adalah batubara. Batubara
merupakan salah satu bahan galian yang sangat penting sebagai bahan bakar
alternatif setelah minyak bumi. Mengingat semakin menipisnya cadangan minyak
bumi, maka sejak tahun 1980 pemerintah Indonesia mencanangkan penggunaan
batubara secara optimal sebagai sumber energi untuk keperluan industri dan rumah
tangga sebagai pengganti minyak bumi, sehingga disamping menjadi energi alternatif
pengganti minyak bumi maka dengan adanya penambangan batubara diharapkan
dapat menambah devisa bagi negara dan juga dapat menambah pendapatan asli
daerah. Dampak dari kebijaksanaan yang diambil pemerintah untuk peningkatan
pengunaan bahan bakar batubara sebagai pengganti minyak bumi, maka saat ini
banyak bermunculan pengusaha- pengusaha swasta maupun pengusaha asing yang
menambahkan modalnya untuk kegiatan baik eksplorasi maupun eksploitasi dalam
bidang pertambangan batubara di wilayah negara Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki cadangan batubara yang cukup besar terutama
yang terdapat di Sumatera, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sehingga dengan
adanya cadangan batubara yang cukup besar tersebut Indonesia berpotensi untuk
menjadi salah satu negara penghasil batubara pada abad ke 20. Di Kalimantan Timur
sendiri banyak dijumpai perusahaan pertambangan yang mengusahakan dan
memanfaatkan batubara untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun
kebutuhan manca negara (komoditas ekspor), tapi mengingat batubara adalah sumber
daya alam yang unrenewable resources (tidak dapat diperbaharui) maka batubara
tersebut harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan
keuntungan yang maksimal.
PT. Madhani Telatah Nusantara adalah salah satu perusahaan kontraktor
produsen batubara di Indonesia dimana menerapkan sistem tambang terbuka dengan
metode open pit. Salah satu kegiatan penambangan adalah pengupasan lapisan tanah
penutup dengan cara pemboran dan peledakan. Kegiatan utama pada penambangan
tersebut terdiri dari pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran dengan
peledakan, pemuatan dan pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi
pengumpulan (stock pile).
Dalam pekerjaan tambang terbuka pada tambang batubara, peledakan
produksi merupakan metode yang dominan dalam penggalian batuan dan batubara.
Masalah yang sering timbul pada penambangan adalah kurang diperolehnya hasil
produksi pada kegiatan peledakan. Hal ini menyebabkan kegiatan pembongkaran
dengan peledakan tidak ekonomis lagi. Dan biasanya masalah ini terjadi karena cara
pembongkaran yang tidak sesuai dengan pola pemboran dan peledakan yang
dianjurkan, yang dalam hal ini dapat juga karena faktor pengisian bahan peledak.
Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan alat bor yang tepat,
penentuan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan dan pemilihan bahan
peledak serta pelaksanaan di lapangan yang sesuai dengan prosedur dan
pengawasan yang bertanggung jawab akan sangat menentukan keberhasilan proses
pembongkaran sehingga akan diperoleh ukuran boulder yang dibutuhkan.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Melakukan evaluasi teknis tentang desaian peledakan dan
geometri peledakan yang ada pada lokasi penambangan.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kondisi kerja dilapangan.
3. Mengurangi hambatan-hambatan yang dapat ditimbulkan akibat
desain peledakan yang kurang baik, yang dapat mengurangi proses produksi.
Penelitian dilakukan untuk mengkaji desain peledakan yang dipakai pada PT.
Madhani Telatah Nusantara guna mengevaluasi apakah desain peledakan yang ada
saat ini dapat mengatasi permasalahan.
Pengamatan pada peledakan lebih difokuskan pada hasil peledakan, yaitu
fragmentasi batuan hasil peledakan khususnya mengurangi persentase bongkah
(boulder). Selain itu juga dibuat rancangan desain peledakan sebagai sistem
alternatif yang juga menguntungkan untuk diterapkan pada tambang PT. Madhani
Telatah Nusantara. Dari penelitian ini akan diperoleh gambaran permasalahan
yang ada dan diupayakan untuk dicarikan jalan penyelesaian yang terbaik,
sehingga nantinya dapat tercapai target produksi yang diharapkan.

D. PERUMUSAN MASALAH
Untuk meningkatkan kondisi kerja yang nyaman dan mencegah terhambatnya
proses produksi akibat desain peledakan yang kurang baik, maka yang perlu
dilakukan adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pada operasi pemboran dan


peledakan seperti jenis alat bor, struktur batuan, diameter lubang bor, loading
density, burden, spacing , dan ketinggian jenjang.
2. Menentukan pola pemboran, yaitu sejajar atau selang-seling dan pola
peledakan yaitu pola serentak atau beruntun.

E. PENYELESAIAN MASALAH
Dalam melakukan penyelesaian masalah yang ada di lapangan, digunakan
penggabungan antara teori-teori, metode atau data yang berhubungan dengan kasus
yang ada dengan data yang diperoleh dilapangan.

F. DASAR TEORI
a. Diameter Lubang Tembak
Diameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-sifat
fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan diledakkan sukar pecah
maka penggunaan diameter lubang tembak yang kecil akan dapat menghasilkan
energi peledakkan yang lebih baik.

b. Kemiringan Lubang Tembak


1). Lubang Tembak Vertikal
Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka bagian
lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar. Gelombang tekan tersebut
sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi diteruskan pada
bagian bawah lantai jenjang (lihat gambar dibawah).
2). Lubang Tembak Miring
Pada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang tekan
untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian
bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar dibawah). Dengan demikian sebagian
besar gelombang tekan yang dihasilkan oleh bahan peledak digunakan untuk
membongkar batuan.

Daerah bongkar besar

Lantai Atas Daerah backbreak

45 Stemming
0 Gel.Tekan diteruskan

Gel.Tekan dipantulkan

450 Lantai Bawah

Lubang tembak
tegak
Daerah bongkar besar

Daerah backbreak

Lantai Atas Stemming

Gel.Tekan diteruskan
45
0 Gel.Tekan dipantulkan

45 Lantai Bawah
0

Lubang tembak
miring

Gambar 3.3.
Pemboran dengan lubang tembak tegak dan lubang tembak miring

c. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan
menempatkan lubang – lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan letak – letak
lubang bor maka pola pemboran pada umumnya dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a) Pola pemboran sejajar (paralel pattern)
b) Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak
yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola pemboran selang-seling,
adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak secara selang – seling pada
setiap kolomnya.
Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar merupakan pola
yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk pengaturan lebih lanjut.
Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam, sedangkan pola pemboran
selang – seling lebih sulit penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya
lebih baik dan seragam.
Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak, menunjukan
bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan menggunakan pola
pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola pemboran sejajar, hal ini
disebabkan energi yang dihasilkan pada pemboran selang-seling lebih optimal dalam
mendistribusikan energi peledakan yang bekerja dalam batuan.

S Pola pemboran
sejajar (paralel).

B S = Spasi
Free Face B = Burden
S Pola pemboran
selang-seling
(staggered).
B
B S = Spasi
Free Face B = Burden

Gambar 3.4.
Pola pemboran
d. Pola Peledakkan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang – lubang


bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang
bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan
berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut
(Gambar 3.8) :
a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak
b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya
ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.
c. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara
serentak untuk semua lubang tembak.
b. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan
dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

Bidang Bebas BOX CUT


2 1 1 1 1 2

3 2 2 2 2 3
Bidang Bebas

2 1 0 1 2

3 2 1 2 3
4 3 2 3 4
Keterangan :
1, 2, … = Nomor urutan
peledakan
Bidang Bebas ECHELON CUT

5 4 3 2 1

6 5 4 3 2
Keterangan :
7 6 5 4 3 1, 2, … = Nomor urutan
peledakan
= Arah runtuhan
batuan
Gambar 3.8.
Pola peledakan berdasarkan arah runtuhan batuan

Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang cukup kearah
bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara maksimal sehingga lubang
tembak akan terdesak, mengembang, dan pecah.
Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka kuat tarik
batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan untuk pemecahan
batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya memiliki jarak yang sama terhadap
lubang tembak.

e. Kecepatan Pemboran

- Cycle Time

Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt
Dimana :
Ct = Cycle time
Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)
Bt = Waktu untuk membor (boring time)
St = Waktu untuk menambah, mengganti batang bor
Ft = Waktu untuk mencabut rod dan membersihkan lubang
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan-hambatan (delay time)
H
- Kecepatan pemboranVt =
Ct

Dimana : Vt = Kecepatan pemboran

H = Kedalaman lubang tembak

Ct = Cycle time

- Kecepatan pemboran rata-rata (GDR)


Vt = Vt1 + Vt2 + . . . + Vtn
n
Dimana : n = Jumlah pengamatan

AxL
f. Volume SetaraVeq=
nx H
Dimana : A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
n = jumlah lubang tembak
H = kedalaman lubang tembak

g. Produksi Alat Bor


P = Vt x Veq x E
Dimana : P = produksi alat bor
Vt = kecepatan pemboran
Veq = volume setara
E = effesiensi kerja alat bor

h. Geometri Peledakkan
- Konya Teori

B = 3,15 De ( SGe /SGr )1/3


Dimana : B = Burden
SGe = SG bahan peledak
SGr = SG batuan
De = Diameter lubang tembak
- R.L. Ash Teori

Ep
AF1 = [ ]
Ep st
½

SG batuan standart
AF2 = [ SG batuan lempung
½ ]
Dimana :
Ep = energi potensial bahan peledak
Epst = energi potensial peledak standart
de = densitas batuan yang diledakkan
dest = densitas batuan standart

KB terkoreksi = KB standart x AF1 x AF2

KB terkoreksi x De
B = [ 12 ]
Hubungan antar variabel R.L Ash :

12 B
- Burden Ratio Kb = [ ]
De
- Hole Depth Ratio
H = Kh x B Kh = 1,5 - 4,0
- Sub Drilling Ratio
J = Kj x B Kj = 0,2 - 0,4
- Stemming Ratio
T = Kt x B Kt = 0,7 - 1,0
- Spacing Ratio
S = Ks x B Ks = 1,1 - 1,8

i. Metode Peledakkan
Sampai saat ini dikenal ada empat jenis metode peledakkan, yaitu :

- Metode sumbu api


- Metode sumbu ledak
- Metode Listrik
- Metode Non Electric (nonel)
Sedangkan kebutuhan mengenai peralatan dan perlengkapan tergantung dari metode
yang akan digunakan.

j. Kapasitas Produksi
1. Jumlah batuan yang diledakkan

W = A x L x dr
Dimana : W = berat batuan
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
dr = densitas batuan

2. Penentuan Tingkat Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan


Penentuan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan dengan cara
membandingkan antara volume nyata batuan hasil peledakan dengan volume batuan
yang tidak memerlukan pemecahan ulang.
Fragmentasi batuan yang memerlukan pemecahan ulang dinyatakan sebagai
bongkah (boulder) dari hasil peledakan, sehingga diperlukan upaya pemecahan ulang
agar batuan tersebut bisa digunakan.
Dalam menentukan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan ada beberapa
metode yang bisa digunakan, seperti :
 Metode photography
 Metode photogrametry
 Metode photography berkecepatan tinggi
 Analisa produtivitas alat muat
 Analisa volume material pada pemecahan ulang
 Analisa visual komputer
 Analisa kenampakan kualitatif
 Analisa produktivitas alat peremuk

3. Bahan peledak yang diperlukan


E = de x Pc x N
Dimana : E = jumlah bahan peledak yang diperlukan
de = densitas bahan peledak
Pe = tinggi kolom isian bahan peledak
N = jumlah lubang tembak

4. Powder Factor (Pf)


W
Pf = [ ]
E

Dimana : Pf = Powder Factor


W = berat batuan
E = jumlah bahan peledak yang diperlukan

5. Blasting Ratio (Br)


E
Br =
V
Dimana Br = Blasting Ratio
E = Jumlah Bahan Peledak yang digunakan
V = Volume batuan yang diledakkan

F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang diperoleh
dari:
 Instansi yang terkait
 Perpustakaan
 Brosur-brosur
 Informasi-informasi
 Grafik, dan tabel.
2. Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
 Survai geologi permukaan, dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap keadaan geologi permukaan (perlapisan, rekahan, patahan, strike dan
dip) dan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas.
 Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3. Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
 Melakukan pengukuran-pengukuran
 Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung
 Mencatat kejadian yang terjadi seperti adanya ukuran batuan yang besar,
penentuan titik pemboran, arah lemparan batuan, dsb.
 Wawancara seperlunya.
4. Keakuratan Akuisisi Data
Akuisisi data ini bertujuan untuk :
 Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa
nantinya.
 Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek
pengamatanMengetahui data, sehingga kerja menjadi efesien
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melekukan beberapa perhitungan
dan penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisa hasil pengelompokkan data
Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna
memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan
diolah lebih lanjut dalam bagian pembahasan.

7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

G. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2010 - Februari
2011 (Lampiran I)

H. RENCANA DAFTAR ISI


Penyusunan laporan hasil penelitian akan disusun secara sistematis sesuai dengan
bab bahasan masalah.( Lampiran II )

I. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu,
atas perhatiannya, sebelumnya diucapkan terima kasih.
LAMPIRAN I
RENCANA WAKTU PELAKSANAAN

Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011


No Tahapan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan dan Observasi
2. Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan
3.
Pembuatan Laporan
4. Presentasi
LAMPIRAN II
RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
RINGKASAN ....................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................
1.3. Perumusan Masalah ........................................................................
1.4. Metode Pendekatan .........................................................................
1.5. Pembatasan Masalah .......................................................................
1.6. Metode Penelitian ...........................................................................
1.7. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
1.8. Hasil Yang Diharapkan ...................................................................
II. TINJAUAN UMUM ................................................................................
2.1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT. MTN .........................
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah .....................................................
2.3. Keadaan Geologi .............................................................................
2.4. Genesa Batuan ................................................................................
2.5. Morfologi.........................................................................................
2.6. Topografi.........................................................................................
2.7. Keadaan Seismik..............................................................................
2.8. Stratigrafi.........................................................................................
2.9. Hidrologi Air Permukaan dan Tanah ..............................................
2.10. Iklim dan Curah Hujan....................................................................

III. DASAR TEORI .......................................................................................


3.1. Faktor – Faktor Yang Tidak Dapat Dikendalikan ..........................
3.2. Faktor – Faktor Yang Dapat Dikendalikan .....................................
3.3. Penentuan Tingkat Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan ..............
3.4. Hasil Peledakan ...............................................................................
IV. KAJIAN TEKNIS PELEDAKAN DAN HASIL ANALISA..........
4.1. Karakteristik Massa Batuan ............................................................
4.2. Air Tanah ........................................................................................
4.3. Pemboran ........................................................................................
4.4. Peledakan ........................................................................................
V. PEMBAHASAN.......................................................................................
5.1. Karakteristik Massa Batuan ............................................................
5.2. Faktor Geologi ................................................................................
5.3. Pemboran.........................................................................................
5.4. Peledakan.........................................................................................
5.5. Kendala – Kendala dalam Kegiatan Pemboran dan Peledakan..
VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
4.1 Kesimpulan .....................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Hemphill ., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York

Koesnaryo, S. Ir. Teknik Pemboran dan Peledakan “Jurusan Teknik


Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Yogyakarta 1988.

Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973

Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik


Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984

Naapuri, Jukka, “Surface Drilling and Blasting”, Tamrock, 1987 - 1988


Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan,
1994

You might also like