Professional Documents
Culture Documents
Virus H5N1:
a.Pengertian
Flu Burung (H5N1) adalah suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan
unggas terutama ayam dan kadangkala kepada manusia.
b.Cara penularan
Penularan Flu Burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan
kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas
satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan ke
peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia
dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja
atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai
resiko besar untuk terserang Flu Burung ini adalah pekerja peternakan
unggas, penjual dan penjamah unggas.
Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia.
Disamping itu, belum terbukti adanya penularan pada manusia melalui
daging unggas yang dikonsumsi.
c.Masa Inkubasi
Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1-3 hari.
d.Sifat-sifat virus
Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama dalam kotoran ayam dan air
selama 32 hari
Sifat virus sangat labil, mudah berubah bentuk dan tidak ganas menjadi
ganas dan sebaliknya
Virus AI akan mati sediaan alkohol 70% ammonium kuatener, chlorin,
formalin 2-5%, iodoform kompleks (iodines), senyawa fenol dan
natrium/kalium hipoklorit
Kelemahan virus tersebut adalah tidak tahan panas. Pada daging akan mati
0 0
pada suhu 80 C selama 1 menit. Pada telur akan mati pada suhu 64 C
selama
4,5 menit. (Deptan RI, 2005)
e.Epidemiologi
2. Flu burung :
a.Pengertian
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan
oleh unggas yang dapat menyerang menusia. Nama lain dari penyakit ini
antara lain Avian Influenza.
Definisi kasus.
Kasus suspek.
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala
demam (suhu >380C), batuk dan atau sakit tenggorokan atau ber-ingus
serta salah satu keadaan;
a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit
KLB Flu Burung.
b. Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan
c. Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses specimen
manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
Kasus “probable”
Adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan :
a. Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A
(H5N1), misalnya: Tes H1 yang menggunakan antigen H5N1
b. Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia/gagal
pernafasan/meninggal
c. Terbukti tidak terdapat penyebab lain.
Kasus konfirmasi.
Adalah kasus suspek atau probable didukung oleh salah satu
pemeriksaan laboratorium;
a. Kultur virus influenza H5N1 positif
b. PCR influenza (H5) positif
c. Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali.
e.Dianosa
1. Anamnesis tentang gejala yang diderita oleh penderita dan adanya riwayat kontak
atau adanya faktor risiko, seperti kematian unggas secara mendadak, atau unggas
sakit di peternakan/dipelihara di rumah, atau kontak dengan pasien yang didiagnosis
avian influenza (H5N1), atau melakukan perjalanan ke daerah endemis avian
influenza 7 hari sebelum timbulnya gejala .
2. Pemeriksaan fisik: suhu tubuh > 38º C, napas cepat dan hiperemi farings (farings
kemerahan).
3. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) diperoleh leukopenia, limfopenia,
trombositopenia ringan sampai sedang dan kadar aminotransferase yang meningkat
sedikit atau sedang, kadar kreatinin juga meningkat.
4. Pemeriksaan analisis gas darah dan elektrolit diperlukan untuk mengetahui status
oksigenasi pasien, keseimbangan asam-basa dan kadar elektrolit pasien.
5. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya avian influenza H5N1 a.l.
dengan Immunofluorescence assay, Enzyme Immunoassay, Polymerase Chain
Reaction (PCR) dan Real-time PCR assay, Biakan Virus. Dari hasil pemeriksaan ini
dapat ditentukan status pasien apakah termasuk curiga (suspect), mungkin
(probable) atau pasti (confirmed).
6. Pada pemeriksaan radiologi dengan melakukan X-foto toraks didapatkan gambaran
infiltrat yang tersebar atau terlokalisasi pada paru. Hal ini menunjukkan adanya
proses infeksi oleh karena virus atau bakteri di paru-paru atau yang dikenal dengan
pneumonia. Gambaran hasil radiologi tersebut dapat menjadi indikator
memburuknya penyakit avian influenza.
f.Panatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan avian influenza adalah : istirahat, peningkatan daya
tahan tubuh, pengobatan antiviral, pengobatan antibiotic, perawatan
respiratori, anti inflamasi, dan imunomodulators.
Mengenai antiviral maka antiviral sebaiknya diberikan pada awal infeksi, yaitu
48 jam pertama.
Adapun pilihan obat :
1. Menghambat M2/ M2 inhibitors :
a. Amantidin (symadine)
b. Rimantidin (flu-madine)
Dengan dosis 2x/hari 100mg atau 5mg/kgBB selama 3-5 hari.
Namun Virus H5N1 sudah resisten terhadap Amantadin dan
Rimantadin
2. Penghambatan neuramidase (WHO) :
a. Zanamivir (relenza)
b. Oseltamivir (tami-flu).
Dengan dosis 2x75mg selama 1 minggu.
Departemen Kesehatan RI dalam pedomannya memberikan petunjuk sebagai
berikut;
g. Pola Rujukan
RUJUKAN PASIEN
Kriteria pasien yang dirujuk
Pasien yang perlu dirujuk adalah pasien yang diduga menderita flu burung atau yang perlu
diobservasi lebih lanjut di RS Rujukan setelah menjalani pemeriksaan awal oleh tim
verifikasi KLB atau tim medis RSU
Tatacara pemulangan:
1. Sehari sebelum jadwal kepulangan, pihak RS menghubungi Dinkes dan RSU
pengirim tentang rencana kepulangan.
2. Penderita dibekali surat resume perawatan
3. Penderita yang terbukti bukan kasus flu burung dapat pulang menggunakan
4. kendaraan umum atau pribadi tanpa didampingi paramedis
Penderita yang terbukti kasus flu burung diantar / dijemput ambulans disertai
petugas paramedis.
Penderita kasus flu burung diwajibkan kontrol ke RSU setempat l minggu sesudah
pulang dengan membawa resume perawatan dan surat rujukan/control
h.Pencegahan
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan
yang terkontaminasi tinja dan secret unggas, dengan tindakan sebagai
berikut:
1) Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran
cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang).
2) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus
ditatalaksanakan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi
sumber penularan bagi orang disekitarnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan
desinfektan.
4) Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5) Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 0C selama 1
menit. Sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 0C selama
5 menit.
6) Melaksanakan kebersihan lingkungan.
7) Melakukan kebersihan diri.
1. Virus H 5 N 1
Definisi : Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling
membahayakan yang telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga
dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non
manusia) dan juga panzootic yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area
yang sangat luas.
Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza,
dimana virus tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda
yang berada dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.
Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan
ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan
unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang
kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh
manusia atau binatang lainnya.
Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding
dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga
belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Satu-satunya
caravirus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika
virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia.
Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena
kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi
melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan
termasuk melalui pakan ternak ). Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk
sepatu para peternak yang langsung menangani kasus unggas yang sakit dan pada saat jual
beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain.
DEFINISI
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A
subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia
0
dengan gejala demam >38 C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala
ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7
hari terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.
PENYEBAB
GEJALA KLINIS
Anamnesis
Untuk melakukan anamnesa tanyakan hal berikut kepada pasien :
1. Dimana tempat bekerja pasien.
Misalnya: peternakan atau mengunjungi pasar ayam dll.
2. Ada anggota keluarga yang mengalami flu/penyakit yang sama di derita oleh
pasien.
3. Apakah ada ayam yang matimdilingkungan pasien atau kontak dengan pasien yang
terken flu burung.
DEFINISI KASUS
a. Kasus Observasi
> Panas > 38oC DAN
> >1 gejala berikut:
- Batuk
- Radang tenggorokan
- Sesak napas
yg pemeriksaan klinis dan laboratoriumnya sedang berlangsung
c. Kasus Probable
> Kasus Possible DAN
> Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus influenza A (H5) seperti
tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum
d. Kasus Confirmed ? Kasus Pasti
> Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) ATAU
> Hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5 ATAU
> Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x
> Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium :
Specimen darah (EDTA,Beku/Serum)di ambil di ruang perawatan isolasi.
Rutin :
darah lengkap : hemoglobin,hitung leukosit,hitung jenis
leukosit,trombosit,laju endap darah.
Albumin/Globulin
SGOT/SGPT
Ureum,Kreatinin
Creatine Kinase
Analisis gas darah
Mikrobiologi
Pemeriksaan gram dan basil tahan asam
Kultur sputum/usap tenggorokan
Pemriksaan serologi :
Dapat di lakukan Rapid test terhadap virus influenza walaupun
mungkin hasilny tidak terlalu tepat,dan deteksi antibody
(ELISA)serta deteksi antigen (HI,IF/FA)
Radiologi
Pemeriksaan akan dilakukan dalam 24 jam
denganmenggunakan tiga peawat radiologi, satu pada ruang
instalasi radiologi,satu di ruang isolasi ICU dan satu lagi adalah
pesawat raiologi yang bergerak dan berada di dalam ruangan
perawatan isolasi
Pemeriksaan foto thoraks dengan gambaran infiltrate yang
tersebar di paru adalah menunjukkan bahwakasus ini adalah
pneumonia.
Pencegahan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang
higienis, seperti:
Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus
dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati,
apalagi ketika hidup.
Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu
dapat perhatian pula.
Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70?C atau 80?C selama sedikitnya satu
menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu
dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa
aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.
Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh
dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering
mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan
makan bergizi.
Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang
dapat dilakukan:
Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering
mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa
binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan
tangannya.
Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang
sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju
pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot.
Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan
memerhatikan faktor keamanan petugas.
Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan
ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala
flu lainnya.
Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam
pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian
vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara
serologi pada pekerja ini.
Penatalaksanaan
Pengobatan
Dapat bersifat simtomatik sesuai gejala yang ada; jika batuk dapat diberi obat batuk
dan jika sesak dapat diberi bronkodilator. Pasien juga harus mendapat terapi suportif,
makanan yang baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan istirahat cukup. Secara umum daya
tahan tubuh pasien haruslah ditingkatkan. Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus.
Ada 2 jenis yang tersedia : kelompok M2 inhibitors yaitu amantadine dan rimantadine
serta kelompok dari neuraminidase inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir. Amantadine
dan rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3 5 hari, dengan dosis
5 mg/kg bb./ hari, dibagi 2 dosis. Jika berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali
sehari. Sedangkan oseltamivir diberikan 75 mg, 1 kal sehari selama 1 minggu.
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas.
Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut
hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu
para peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab
virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu
menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.
Rujukan pasien
Bila tidak ada tanda ke arah flu burung maka pasien dipulangkan atau dirawat di RSU sesuai
indikasi.
Dari trigger dapat di simpulkan keluhan yang di alami oleh Tn.Jansen seperti sesak
0
nafas,demam tinggi >38 C,batuk-batuk sejak 4 hari yang lalu dan di temukan riwayat
kontak dengan unggas mati.setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan hasil di temukannya
infiltrate pada paru,dan di tunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium dengan hasil
3
leukosit 4000/mm artinya leukositnya kecil dari normal,maka dapat di simpulkan
Tn.Jansen menderita flu burung.