You are on page 1of 5

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia….

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di


http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf yang paling sering

dijumpai pada bayi dan anak.Sekitar 2,2% hingga 5% anak mengalami kejang

demam sebelum mereka mencapai umur 5 tahun. Sampai saat ini masih terdapat

perbedaan pendapat mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini namun

pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejang demam tidak menyebabkan

akibat buruk atau kerusakan pada otak namun kita tetap berupaya untuk

menghentikan kejang secepat mungkin (Marlian L, 2005).

Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% da Amerika Serikat, Amerika

Selatan dan Eropa Barat. Di Asia lebih tinngi kira-kira 20% kasus merupakan

kejang demam komplek.Akhir-akhir ini kejang demam diklasifikasikan menjadi 2

golongan yaitu kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit

dan umum, dan kejang demam komplek yang berlangsung lebih dari dari 15

menit, fokal atau multifel (lebih dari 1 kali kejang demam dalam 24 jam).

(Arif Manajer, 2000).

Penyakit yang disebabkan oleh gangguan saraf telah menyerang

sedikitnya 1 miliyar orang diseluruh dunia. Penyakit yang telah menyerang

jutaan orang di seluruh dunia ini, tidak mengenal umur, jenis kelamin, status

pendidikan, maupun pendapatan. Dari 1 miliyar orang yang terkena ganguan saraf

di seluruh dunia. Sebanyak 50 juta orang menderita epilepsi dan 24 juta orang

menderita Alzheimer dan penyakit dimensia lainnya.

1
2

Menurut WHO diperkirakan 6,8 juta orang meninggal tiap tahun akibat

ganguan syaraf (www.Dr.lion.com).

Hemiparesis biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama

(berlangsung lebih dari setengah jam) baik bersifat umum maaupun fokal,

kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi.

Mula-mula kelumpuhannya bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu

spasitisitas. Millichap (1968) melaporkan dari 1190 anak menderita kejang

demam, hanya 0,2% saja yang mengalami hemiparesis sesudah kejang lama.

Dari suatu penelitian terhadap 431 penderita dengan kejang demam

sederhana, tidak mengalami kelainan IQ, tetapi pada penderita kejang demam

yang sebelumnya telah terdapat ganguan perkembangan atau neorologis akan di

dapat IQ yang lebih rendah dibanding dengan saudaranya (Millchap, 1968).

Apabila kejang demam diikuti dengan terulangnya kejang demam, retradasi

mental akan terjadi 5 kali lebih besar (Nellson dan Ellenberg,1978).

Berdasarkan pengamatan penulis pada waktu mengadakan prasuprey pada

tanggal 16 maret 2007 di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani di Ruang Rawat Inap

terdapat 645 orang pengunjung pada tahun 2006. Diantaranya terdapat kejang

demam dengan jumlah 41 balita terserang kejang demam. Dari 100% pengunjung

ditemui 6,35% penderita kejang demam.

Dari data yang didapat kejang demam termasuk 4 besar yang terbanyak

ditemui di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro Pada Tahun 2006.

B. Rumusan Masalah
3

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat rumusan

masalah penelitan sebagai berikut : ”Bagaimana Karakteristik Kejang Demam

pada Anak di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran tentang karekteristik Kejang Demam Pada

Anak di Rumah Sakit Ahmad Yani Umum Metro.


4

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik kejang demam

ditinjau dari faktor usia.

b. Untuk mengetahui gambaran karakteristik kejang demam

diinjau dari faktor suhu.

c. Untuk mengetahui gambaran kqarakteristik kejang demam

ditinjau dari faktor herediter.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada tenaga kesehatan di

Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro dalam mengenali karakteristik

kejang demam pada anak sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

terhadap kasus kejang demam pada anak

2. Bagi Peneliti

Agar lebih paham, tentang karakteristik kejang demam pada anak dan

dapat mengaplikasikan serta mempraktekkan untuk di terapkan masyarakat

pada umumnya serta anak-anak pada khususnya.

3. Bagi Program Study Kebidanan

Sebagai dokumen dan sumbangan pemikiran kepada program study

kebidanan metro dalam mengenali karakteritik kejang demam pada anak di

Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro.


5

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dengan luasnya permasalahan tentang karakteristik kejang demam pada

anak penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan variabel sebagai

berikut :

1. Subjek penelitian : Anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun.

2. Objek penelitian : Karakteristik kejang demam pada anak

3. Lokasi penelitian : Ruang rawat inap anak Rumah Sakit Umum Metro.

4. Waktu penelitian : Setelah proposal disetujui.

You might also like