Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
nasional adalah pemberian ASI segera (30 menit) setelah bayi lahir (Saifudin : 2002)
Tidak ada persiapan yang ibu butuhkan selama kehamilan untuk menguatkan
puting ibu untuk menyusui, sebagaimana banyak dipikirkan sebagian wanita, yang
terpenting adalah kesiapan untuk menyusui. Oleh karena itu untuk memberi suport
bahwa ibu mampu menyusui perlu dilakukan program pemberian ASI sedini
Pemberian ASI sejak usia dini terkait dengan pentingnya rawat gabung untuk
gabung merupakan metode perawatan yang merawat bayi baru lahir disamping
ibunya, hingga ibu dan bayinya dirawat dalam satu kesatuan. Tujuan yang ingin
diperoleh dengan cara rawat gabung ini ialah memberi kesempatan kepada ibu
1
2
pemberian ASI ekslusif memberi dampak positif, hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian di RSCM yaitu “angka mortalitas bayi pada rawat pisah 0,5%, sedangkan
pada rawat gabung 0,04%. Angka morbiditas bayi pada rawat pisah 17,9%
sedangkan pada rawat gabung 2,13%. Dan lama perawatan pada rawat pisah 4,7 +
2,6 hari sedangkan pada rawat gabung 2,5 + 1,5 hari”. (Suharyono : 1992).
bulan adalah 24,2 – 32% (Profil Kesehatan Lampung : 2006). Selanjutnya hasil
pelayanan program kesehatan ibu di Lampung Timur dari 22.582 ibu bersalin
diperoleh data ibu yang bersalin dengan nakes mencapai 83 %, dengan bayi lahir
hidup sebanyak 87 % (19.711 bayi) dimana terdapat kematian bayi 0,5% kelahiran
hidup. angka mortalitas bayi ini sama dengan angka mortalitas bayi pada rawat
Puskesmas, melihat data yang diperoleh ternyata dari 28 Puskesmas, kelas ibu di
terlaksana juga program dan kegiatan rawat gabung yang salah satunya adalah
dan boding attachment maka perlu peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang
pentingnya rawat gabung pada ibu post partum, agar pelaksanaannya menjadi lebih
efektif, mengingat pemberian ASI sebagai makanan paling sempurna bagi bayi
sekaligus suatu upaya nyata dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.
3
bersalin diperoleh data ibu yang bersalin dengan nakes mencapai 83 %, dengan
kematian neonatal bayi dan balita sebanyak 0,4% (7 bayi), namun bila dikaji lebih
jauh ternyata kematian neonatal (0-7 hari) mencapai 86% ( 6 neonatus) (Evaluasi
Kesga Din.Kes. Lam.Tim : 2007). Salah satu penyebab kematian pada neonatal
antara lain karena pemberian ASI yang tidak adekwat. Ketua Yayasan Lembaga
penelitian WHO 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi air susu ibu
(Gloria.net : 2000).
Air Susu Ibu (ASI) telah dibuktikan dan diakui sebagai makanan utama bagi
bayi baru lahir yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Menurut WHO
pemberian selain ASI akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare,
dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi Saluran Pernafasan
Timur dari bulan Oktober 2006 sampai Januari 2007 diperoleh data 128 ibu bersalin
dengan ibu primipara sebanyak 76%, dimana lebih dari separuhnya (54%) belum
ada pengeluaran colostrum dan masih merasa takut saat merawat bayinya. (Register
Melihat hal di atas merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama,
salah satunya adalah perhatian ibu post partum, sehingga ibu post partum
memahami pentingnya rawat gabung dan boding attachment dalam upaya kesehatan
dan gizi yang mencakup seluruh siklus kehidupan sejak anak dalam kandungan
karena terkait erat dengan kelangsungan hidup anak, perkembangan anak dan
4
perlindungan anak. untuk itu maka penulis tertarik untuk mengetahui pelaksanaan
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
Handayani
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Timur
2. Tujuan Khusus
5
Lampung Timur.
Lampung Timur.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat.
4. Peneliti selanjutnya
kemudian hari.