You are on page 1of 81

PUTUSAN

NOMOR : 05/G/2008/PTUN-JKT.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara

biasa telah memutuskan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut

dibawah ini, dalam perkara antara : ---------------------------------------------------------

PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS (dalam hal ini diwakili oleh HANDY IRWANTO

SETIAWAN), Warga Negara Indonesia, pekerjaan Direktur PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS, berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham tanggal 18 Desember 2006, yang dibuat

dihadapan Imam Budi Prakoso SH., Notaris Pengganti Yulida

Vincestra SH., oleh karenanya berhak mewakili perseroan

berdasarkan Pasal 11 ayat (3) Anggaran Dasar PT. RIMBAKAYU

ARTHAMAS, beralamat di Jalan Elang I RT. 007 RW.001. Kelurahan

Talang Jauh, Kecamatan Jelutung, Palembang, dalam perkara ini

memberi kuasa kepada : M. RUDJITO, SH, LLM., SYAHRIZAL

ZAINUDDIN, SH., DASRIL AFFANDI, SH., MH., dan LILIK

DARWATI SETYADJID, SH., MH., kesemuanya Warga Negara

Indonesia, Advokat-advokat pada R’nR Law Firm beralamat di Plaza

Sentral 19th Floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 47, Jakarta 12930,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 29 November 2007,

untuk selanjutnya disebut sebagai .......................... PENGGUGAT ;

M E L A W A N : …..
-2-

MELAWAN :

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Gedung

Manggala Wana Bhakti Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat,

dalam perkara ini memberi kuasa kepada : SUPARNO, SH.,

KRISNA RYA, SH., MH., SUPARDI, SH., IMAM SETIOHARGO,

SH., dan M. ZAENURI, SH., semuanya Pegawai Departemen

Kehutanan Republik Indonesia, berdasarkan surat kuasa khusus

Nomor : KS.2/Menhut-II/2008, Tertanggal 11 Pebruari 2008, untuk

selanjutnya disebut sebagai ………………………..…... T E R G U G A T ;

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut ; ----------------------------------------

- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

Nomor : 05/PEN-DIS/2008/PTUN-JKT. tertanggal 24 Januari 2008 tentang

Pemeriksaan dengan Acara Biasa ; ------------------------------------------------------

- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

Nomor : 05/PEN/2008/PTUN-JKT. tertanggal 24 Januari 2008, tentang

Penunjukan Susunan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan sengketa yang bersangkutan ; ----------------------------------------

- Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor :

05/PEN-HS/2008/PTUN-JKT tertanggal 28 Januari 2008 tentang hari

Pemeriksaan Persiapan pertama pada tanggal 4 Pebruari 2008 ; ------------------

- Telah membaca Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

Jakarta Nomor : 05/G/2008/PTUN-JKT.tanggal 21 April 2008 tentang

Penundaan Pelaksanaan Surat Keputusan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : .......
-3-

Nomor : SK. 352/Menhut – II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang

Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts – II/1992 tanggal

26 Juni 1992 Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT.

Rimbakayu Arthamas di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ---------------------

- Telah membaca berkas perkara dalam sengketa yang bersangkutan ; -----------

- Telah memeriksa surat-surat bukti dan keterangan para pihak dipersidangan ; -

- Telah membaca Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara

Persidangan dalam sengketa yang bersangkutan ; ----------------------------------

TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap

Tergugat dengan surat gugatannya tertanggal 9 Januari 2008 yang diterima dan

didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada

tanggal 9 Januari 2008, dengan Register Perkara Nomor : 05/G/2008/PTUN-JKT.

sebagai berikut ; ------------------------------------------------------------------------------

A. DASAR – DASAR GUGATAN.

I. Obyek Gugatan ( Object Van Geschil ).

Bahwa yang menjadi obyek gugatan a quo adalah Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK. 352/Menhut – II/2007 tanggal 23 Oktober 2007

tentang Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts – II/1992

tanggal 26 Juni 1992 Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT.

Rimbakayu Arthamas di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya (“ Keputusan “) ; -

II. Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan.

Bahwa pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu sebagaimana

ditentukan …..
-4-

ditentukan oleh undang-undang, karena saat pengajuan gugatan ini belum

lewat 90 (sembilan puluh) hari sejak diterimanya Keputusan a quo oleh

Penggugat, dengan alasan-alasan hukum sebagai berikut ; -------------------------

a. Bahwa Keputusan a quo bertanggal 23 Oktober 2007 dan Penggugat

secara resmi menerimanya pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan

Lembar Tanda Terima dari Sekretaris Direktorat Jenderal Bina

Produksi up. Bagian Hukum dan Humas Departemen Kehutanan yang

ditandatangani oleh Bimo Kuntjoro sebagai pihak yang menerima ; ---------

b. Bahwa berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

berbunyi sebagaimana dikutip sebagai berikut ; ----------------------------------

“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh

hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya keputusan Badan atau

Pejabat Tata Usaha Negara.“ ; -------------------------------------------------------

c. Bahwa menurut penjelasan Pasal 55 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, berbunyi

sebagaimana dikutip :

“Bagi pihak yang namanya tersebut dalam keputusan Tata Usaha Negara

yang digugat, maka tenggang waktu sembilan puluh hari itu dihitung sejak

hari diterimanya Keputusan Tata Usaha yang digugat. “ ; ----------------------

III. Keputusan …….


-5-

III. Keputusan A Quo adalah Keputusan Tata Usaha Negara.

Bahwa keputusan a quo telah memenuhi persyaratan sebagai Keputusan Tata

Usaha Negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004

tentang Perubahan Undang - Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara, karena Keputusan a quo adalah suatu

penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara yang berisikan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang bersifat :

a. Kongkrit, yaitu bahwa Keputusan a quo tidak abstrak, tetapi berwujud

berupa sebuah Keputusan Tata Usaha Negara yang mencabut Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni 1992

tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada Penggugat di Provinsi

Daerah Tingkat I Irian Jaya ; -------------------------------------------------------

b. Individual, yaitu bahwa Keputusan a quo tidak ditujukan untuk umum,

tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju yaitu ditujukan kepada

Penggugat ; ---------------------------------------------------------------------------

c. Final, yaitu bahwa Keputusan a quo sudah definitive atau tidak

memerlukan persetujuan instansi lainnya dan sudah menimbulkan akibat

hukum kepada Penggugat, yaitu nyata-nyata telah menimbulkan kerugian

bagi kepentingan Penggugat, karena Penggugat tidak lagi berhak atas Hak

Pengusahaan Hutan yang telah diberikan berdasarkan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : 651/Kpts – II/1992 tanggal 26 Juni 1992 sehingga

gugatan pembatalan atau tidak sahnya Keputusan a quo yang diajukan

oleh …..
-6-

oleh Penggugat telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara ; -----------------------------------------------------

IV. Keputusan A Quo diterbitkan oleh TERGUGAT dalam Kapasitasnya

sebagai Pejabat Tata Usaha Negara.

Bahwa Tergugat dalam kapasitasnya sebagai Pejabat Tata Usaha Negara

yaitu Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintah di bidang kehutanan

sehingga dengan demikian Tergugat merupakan Pejabat Tata Usaha Negara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor : 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; -------

B. ALASAN – ALASAN GUGATAN.

1. Bahwa Tergugat telah memberikan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) kepada

Penggugat melalui Keputusan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni

1992 Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya untuk jangka waktu 20

(dua puluh) tahun ; --------------------------------------------------------------------

2. Bahwa Tergugat telah menerbitkan Keputusan Nomor : SK.352/Menhut-

II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang Pencabutan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : 651/Kpts–II/1992 tanggal 26 Juni 1992 Tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Rimbakayu Arthamas di

Provinsi …….
-7-

Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya (“Keputusan”), sebagaimana terbukti

dari Lembar Tanda Terima dari Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi

up. Bagian Hukum dan Humas Departemen Kehutanan tanggal 2

Nopember 2007 dan ditandatangani oleh Bimo Kuntjoro sebagai pihak yang

menerima ; ------------------------------------------------------------------------------

3. Bahwa akibat dengan adanya Keputusan a quo Penggugat sangat dirugikan

secara financial maupun immaterial selain dari itu sebanyak 177 (seratus

tujuh puluh tujuh) orang karyawan yang bekerja dan menjadi tanggungan

Penggugat terancam terkena Pemutusan Hubungan kerja (PHK) masal,

yang mana sebagian besar dari karyawan-karyawan tersebut adalah

masyarakat lokal Irian Jaya/Papua yang berada disekitar areal HPH

Penggugat, yang berada di Kabupaten Kaimana, Provinsi Irian Jaya Barat ; -

4. Bahwa Keputusan a quo bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan, sebagaimana disebutkan berikut ini :

a. Secara substansi Keputusan a quo melanggar :

1. Pasal 133 huruf c Peraturan Pemerintah Repubkik Indonesia

Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan,

dengan alasan :

Bahwa dasar menimbang pada huruf c dan huruf d Keputusan a quo

dikutip sebagai berikut :

“c. bahwa pada pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 antara

Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan dengan Direktur

Utama dan Komisaris PT. Rimbakayu Arthamas, diketahui bahwa

pada ….
-8-

pada tanggal 26 Januari 2007 telah terjadi jual beli saham PT.

Rimbakayu Arthamas secara mayoritas” ; -----------------------------

“d. bahwa berdasarkan hal tersebut butir c, PT. Rimbakayu Arthamas

telah memindahtangankan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) tanpa persetujuan tertulis dari Menteri

Kehutanan, sehingga melanggar ketentuan Pasal 20 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 2007

dan berdasarkan Pasal 133 c dapat dikenakan sanksi pencabutan

IUPHHK-nya,” ; -------------------------------------------------------------

Bahwa Pasal 133 huruf c Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan

Hutan, berbunyi sebagai berikut ; ------------------------------------------

“Sanksi administratif berupa pencabutan izin sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 128 ayat (1) huruf d dikenakan kepada : pemegang

IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi yang melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

20,….” ; --------------------------------------------------------------------------

Bahwa dasar menimbang Tergugat pada huruf c Keputusan a quo

yang kemudian dijadikan dasar telah terpenuhinya ketentuan Pasal

20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 6

Tahun 2007 (“PP Nomor : 6 Tahun 2007”) sebagaimana disebutkan

pada dasar menimbang huruf d Keputusan a quo adalah sangat tidak

berdasar pada hukum dan tidak benar ; -----------------------------------

Menurut …..
-9-

Menurut Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 6

Tahun 2007 berbunyi ; --------------------------------------------------------

‘Izin pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

dapat dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari

pemberi izin”. ; -----------------------------------------------------------------

Penjelasan Pasal 20 ayat (1) PP Nomor : 6 Tahun 2007 berbunyi:

“Yang dimaksud dengan “dipindah tangankan” dalam ketentuan

ini adalah terbatas pada pengalihan izin pemanfaatan dari pemegang

izin kepada pihak lain yang dilakukan melalui jual beli. Termasuk

dalam pengertian pemindahtanganan izin pemanfaatan sebagaimana

yang dapat dilakukan oleh BUMS Indonesia, adalah pengambil alihan

sebagian besar atau seluruh saham yang berakibat beralihnya

pengendalian perusahaan” ; -------------------------------------------------

Pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 antara Direktorat Jenderal Bina

Produksi Kehutanan dengan Direktur Utama dan Komisaris PT.

Rimbakayu Arthamas sebagaimana disebutkan pada dasar

menimbang Tergugat pada huruf c Keputusan a quo bukanlah

merupakan perbuatan hukum yang membuktikan telah terjadinya

pengalihan izin atau pengambil alihan sebagian besar atau

seluruh saham PT. Rimbakayu Arthamas sehingga tidaklah

berdasar pada hukum, apabila pertemuan tanggal 16 Agustus 2007

dimaksud dipergunakan oleh Tergugat sebagai dasar pertimbangan

bahwa telah terjadi pemindahtanganan IUPHHK PT. Rimbakayu

Arthamas. Menurut Pasal 20 ayat (1) PP Nomor : 6 Tahun 2007

pemindahtanganan .....
- 10 -

pemindahtanganan IUPHHK dilakukan melalui jual beli yang

tentunya harus dibuktikan dengan adanya akta jual beli otentik

bukan didasarkan hanya pada sebuah pertemuan yang terjadi

tanggal 16 Agustus 2007 dimaksud ; ---------------------------------------

Bahwa oleh karena Tergugat dalam membuat pertimbangan pada

huruf c dan d tidak didasarkan pada bukti jual beli yang otentik,

padahal menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 Pasal

20 ayat (1) mensyaratkan bahwa pemindahtanganan IUPHHK

dilakukan dengan jual beli bukan dengan sebuah pertemuan, maka

pengenaan sanksi administrasi berupa pencabutan izin IUPHHK oleh

Tergugat dengan menerbitkan Keputusan a quo jelas merupakan

tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yaitu Pasal 133 huruf c PP Nomor : 6 Tahun 2007,

oleh karenanya Keputusan a quo harus dibatalkan atau tidak sah ; ---

2. Pasal 25 Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah jo. Pasal 47 dan 48 Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun

2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor :

62 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia,

dengan alasan:

Bahwa Diktum KEEMPAT Keputusan a quo, dikutip sebagai berikut:

Menugaskan kepada Gubernur Irian Jaya Barat, untuk:------------------

1. Mengawasi dan mengamankan pelaksanaan diktum PERTAMA dan

diktum KEDUA Keputusan ini ; -------------------------------------------

2. Mengawasi .....
- 11 -

2. Mengawasi areal hutan eks Areal Hak Pengusahaan hutan PT.

Rimbakayu Arthamas seluas 373.000 (tiga ratus tujuh puluh tiga

ribu) hektar, yang dikuasai langsung oleh Negara sebagaimana

dimaksud pada diktum PERTAMA, sampai ada penetapan lebih

lanjut dari Menteri Kehutanan ; -----------------------------------------

3. Mengurus serta mengawasi barang-barang tidak bergerak di

dalam areal eks Hak Pengusahaan Hutan PT. Rimbakau Arthamas,

yang berdasarkan ketentuan yang berlaku menjadi milik

Pemerintah tanpa ganti rugi, sedangkan terhadap barang-barang

bergerak digunakan sebagai jaminan apabila masih ada

tunggakan atau kewajiban lain kepada Pemerintah ; ----------------

4. Melakukan serah terima barang-barang tidak bergerak

sebagaimana dimaksud angka 3, dengan membuat Berita Acara

Serah Terima dan melakukan pengurusan serta pengawasan.” ; --

Keputusan Diktum KEEMPAT a quo melanggar :

Pasal 25 Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, berbunyi sebagai berikut :

Kepala Daerah (dhi. Gubernur) mempunyai tugas dan wewenang :

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD ; ---------------------------

b. mengajukan rancangan Perda ; -----------------------------------------

c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama

DPRD ; -----------------------------------------------------------------------

d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD

kepada …..
- 12 -

kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama ; -------------

e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah ; -------------------

f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan ; dan ---------------------------------.

g. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan

peraturan perundang-undangan ; ---------------------------------------

Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor : 62 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Kementrian Negara Republik Indonesia ; ----------------------------------

Pasal 47

Departemen Kehutanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang

kehutanan ; ---------------------------------------------------------------------

Pasal 48

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47,

Departemen Kehutanan menyelenggarakan fungsi : ---------------------

a. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan

kebijakan teknis di bidang kehutanan ; --------------------------------

b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang

tugasnya ; ------------------------------------------------------------------

c. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi

tanggungjawabnya ; ------------------------------------------------------

d. Pengawasan .....
- 13 -

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya ; -----------------------------

e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di

bidang tugas dan fungsinya kepada presiden ; -----------------------

Berdasarakan Pasal 25 Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah jo. Pasal 47 dan 48 Peraturan Presiden

Nomor : 9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor : 62 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik

Indonesia sebagaimana disebutkan di atas, Menteri Kehutanan tidak

berwenang untuk menugaskan Gubernur sebagaimana disebutkan

pada diktum KEEMPAT Keputusan a quo karena antara Menteri

Kehutanan dan Gubernur Irian Jaya Barat bukanlah Instansi

Vertikal penyelenggara pemerintahan di bidang kehutanan

dan Gubernur Irian Jaya Barat tidak mempunyai tugas dan

wewenang untuk menjalankan tugas yang diperintahkan

oleh Menteri Kehutanan. Oleh karena itu Menteri Kehutanan

dalam memutuskan diktum KEEMPAT Keputusan a quo telah

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, oleh

karenanya Keputusan a quo harus dibatalkan atau tidak sah ; ---------

b. Secara Prosedural Keputusan a quo melanggar :

Pasal 134 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan, dikutip sebagai berikut :

“(1) Untuk memberikan kesempatan bagi pemegang IUPK, IUPJL,

IUPHHK …..
- 14 -

IUPHHK alam, IUPHHK restorasi ekosistem hutan alam, IUPHHK,

IUPHHBK, IPHHK, atau IPHHBK melaksanakan kewajibannya,

sebelum izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133

dicabut terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis paling

banyak 3 (tiga) kali secara berurutan dalam waktu 30 (tiga

puluh) hari untuk setiap kali peringatan, kecuali pencabutan

izin akibat sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan atau

dinyatakan pailit oleh pengadilan negeri ; -------------------------------

(2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan setelah berakhirnya jangka waktu peringatan

tertulis ketiga pemegang izin tidak melaksanakan

kewajibannya.” ; -------------------------------------------------------------

Bahwa sebelum menerbitkan Keputusan a quo, Tergugat tidak pernah

memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut kepada

Penggugat, sebagaimana yang diwajibkan oleh Pasal 134 ayat (1) dan (2)

PP Nomor : 6 Tahun 2007. Dengan demikian terbukti bahwa Tergugat telah

melanggar Pasal 134 ayat (1) dan (2) PP Nomor : 6 Tahun 2007 ; -----------

5. Bahwa Keputusan a quo melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang

Baik (AAUPB) atau Good Governance, yaitu :

a. Melanggar asas Kepastian Hukum (rechszekerheidsbeginsel).

Yang dimaksud Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam Negara

hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,

kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijaksanaan Negara (Pasal 3

angka .....
- 15 -

angka 1 Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme) ; ------------------------------------------------------------------------

Terhadap Asas Kepastian Hukum tersebut dapat diuraikan lebih lanjut

berdasarkan unsur-unsur sebagai berikut :

(i) Unsur “landasan peraturan perundang-undangan”

Bahwa unsur Landasan peraturan perudang-undangan yang

digunakan oleh Tergugat adalah Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta

Pemanfaatan Hutan, sebagaimana disebutkan pada bagian

menimbang d Keputusan a quo, yang berbunyi :

“d. bahwa berdasarkan hal tersebut butir c, PT. Rimbakayu Arthamas

telah memindahtangankan Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) tanpa persetujuan tertulis dari Menteri Kehutanan,

sehingga melanggar ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 2007 dan

berdasarkan Pasal 133 c dapat dikenakan sanksi pencabutan

IUPHHK-nya,” ; -------------------------------------------------------------

Bahwa ternyata, Tergugat dalam menerbitkan Keputusan a quo

didasarkan pada pertimbangan karena adanya pertemuan tanggal

16 Agusutus 2007, padahal pertemuan tersebut bukan merupakan

alasan yang menurut peraturan perundang-undangan dapat

dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mencabut

Keputusan .....
- 16 -

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal

26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kayu.

Pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 tersebut tidak membuktikan

bahwa telah terjadi pemindahtanganan Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan kayu (IUPHHK) oleh Penggugat kepada pihak lain,

karena yang dapat membuktikan telah terjadi pemindahtanganan

izin tersebut adalah akta jual beli. Oleh karena itu jelaslah bahwa

Tergugat dalam menerbitkan Keputusan a quo tidak berdasarkan

landasan peraturan perundang-undangan” ; ---------------------

(ii) Unsur “ Kepatutan “.

Bahwa Keputusan a quo telah melanggar unsur kepatutan, karena

Tergugat tidak pernah melakukan klarifikasi atas “benar atau tidak”

adanya jual-beli saham secara mayoritas oleh Penggugat

sebagaimana disebutkan pada bagian menimbang huruf c

Keputusan a quo, sedangkan berdasarkan Pasal 134 Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta

Pemanfaatan Hutan, dalam hal pencabutan izin harus terlebih

dahulu ada prosedur peringatan tertulis sebanyak 3 kali baru bisa

dilakukan. Oleh karena itu jelaslah bahwa Tergugat dalam

menerbitkan Keputusan a quo tidak berdasarkan kepatutan ; --------

(iii) Unsur “ Keadilan “.

Bahwa Keputusan a quo telah melanggar unsur keadilan, terbukti

Tergugat tidak mempertimbangkan hal-hal :

a. Keputusan ……
- 17 -

a. Keputusan a quo sangat sepihak tanpa ada pemeriksaan/

klarifikasi dari Penggugat ; ---------------------------------------------

b. Tidak memperhatikan aspek keuangan karena betapa besarnya

modal yang telah dikeluarkan oleh Penggugat dalam

menjalankan usaha HPH a quo, dengan adanya Keputusan a

quo Penggugat mengalami kerugian yang sangat besar yaitu

berjumlah Rp 67.680.881.000,- (enam puluh tujuh milyar enam

ratus delapan puluh juta delapan ratus delapan puluh satu ribu

rupiah) ; -------------------------------------------------------------------

c. Tidak mempertimbangkan nasib 177 (seratus tujuh puluh tujuh)

orang karyawan yang bekerja pada Penggugat, dengan

Keputusan a quo akan menyebabkan terjadinya PHK masal yang

akan berdampak kepada meningkatnya jumlah pengangguran

dan menambah jumlah orang miskin di Indonesia ; ---------------

b. Melanggar “ Asas Kecermatan “.

Asas kecermatan mengandung arti bahwa suatu keputusan harus

dipersiapkan dan diambil dengan cermat dan mensyaratkan agar badan

pemerintah sebelum membuat suatu ketetapan wajib meneliti semua

fakta yang relevan dan memasukan pula semua kepentingan yang

relevan kedalam pertimbangannya. Bila fakta-fakta penting kurang

diteliti maka keputusan itu tidak cermat ; --------------------------------------

Kalau pemerintahan secara keliru tidak memperhitungkan kepentingan

pihak ketiga, itupun berarti tidak cermat. Dalam rangka asas kecermatan

mensyaratkan yang berkepentingan didengar (kewajiban mendengar),

sebelum …..
- 18 -

sebelum mereka dihadapkan pada suatu keputusan yang merugikan

(Philipus M. Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,

Gajah Mada University Press, 2005, halaman 274) ; -------------------------

Bahwa dalam penerbitan Keputusan a quo, Tergugat terbukti tidak

meneliti semua fakta yang relevan yang mana dasar menimbang huruf d

Keputusan a quo adalah tidak benar, sehingga keputusan a quo telah

melanggar asas kecermatan ; ----------------------------------------------------

Bahwa dalam penerbitan Keputusan a quo, Tergugat terbukti tidak

memasukan semua kepentingan yang relevan kedalam

pertimbangannya, hal ini terlihat dengan dicabutnya Hak Penguasaan

Hutan (HPH) a quo tentunya akan terjadi PHK masal yang sangat

merugikan karyawan beserta keluarganya ; -----------------------------------

Bahwa dalam penerbitan Keputusan a quo, Tergugat terbukti secara

keliru tidak memperhitungkan kepentingan pihak ketiga yaitu

kepentingan kreditur, karyawan, bahkan pemerintah sendiri, karena

dengan dicabutnya HPH a quo kewajiban Penggugat untuk membayar

pajak menjadi hilang karena sudah tidak ada produksi kayu dan

berakibat pada berkurangnya penerimaan Negara berupa pajak maupun

bukan pajak ; -----------------------------------------------------------------------

Bahwa dalam penerbitan Keputusan a quo, Tergugat terbukti tidak

mendengar yang berkepentingan karena Keputusan a quo diberikan

tanpa melakukan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga kali) kepada

Penggugat, sehingga secara tiba-tiba Penggugat dihadapkan pada

Keputusan yang sudah bersifat final ; ------------------------------------------

Dari .....
- 19 -

Dari uraian-uraian tersebut diatas telah terbukti bahwa Keputusan a quo

melanggar asas kecermatan ; ----------------------------------------------------

c. Melanggar “Asas Pemberian Alasan”.

Asas pemberian alasan berarti, suatu keputusan harus dapat didukung

oleh alasan-alasan yang dijadikan dasarnya (Philipus M. Hadjon dkk,

Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,

2005, halaman 275) ; -------------------------------------------------------------

Bahwa Keputusan Tergugat menyebutkan bahwa Penggugat telah

melanggar Pasal 20 ayat (1) PP : Nomor 6 Tahun 2007, yang pada

pokoknya menyebutkan Penggugat telah memindahtangankan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu tanpa persetujuan tertulis dari

Menteri Kehutanan, adalah alasan yang tidak benar karena tidak

didukung dengan bukti yang otentik melainkan hanya didasari pada

asumsi atau penafsiran sepihak dari Tergugat, sehingga penerbitan

Keputusan a quo Tergugat telah melanggar asas pemberian alasan ; ----

PERMOHONAN PENUNDAAN PELAKSANAAN.

6. Bahwa Keputusan a quo telah menyebabkan keadaan yang sangat mendesak dan

mengakibatkan Penggugat sangat dirugikan, sebagaimana diuraikan dibawah ini :

1. Kerugian potensi laba yang hilang periode Januari – Oktober 2008 yang dialami

oleh Penggugat lebih kurang berjumlah RP 18.397.412.000; (delapan belas

milyar tiga ratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus dua belas ribu rupiah);-

2. Kerugian membayar uang gaji / pesangon terhadap 177 (seratus tujuh puluh

tujuh) orang karyawan yang bekerja pada Penggugat apabila dilakukan

pemutusan hubungan kerja (PHK) masal ; ---------------------------------------------

3. Kerugian …..
- 20 -

3. Kerugian terhadap asset-aset Penggugat yang masih berada di areal HPH

berupa alat-alat berat, alat angkut dan mesin industri pengolahan kayu, yang

nilainya sebesar Rp 15.596.740.000,- (lima belas milyar lima ratus sembilan

puluh enam juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah) ; -----------------------------

4. Kerugian terhadap biaya operasional dan lain-lain periode November sampai

dengan Desember 2007 sejumlah Rp. 4.333.123.000,- (empat milyar tiga ratus

tiga puluh tiga juta seratus dua puluh tiga ribu rupiah) ; ----------------------------

5. Kerugian terhadap penjualan kayu rebah yang tidak terealisir, yang nilainya

sebesar Rp. 29.353.606.000,- (dua puluh sembilan milyar tiga ratus lima puluh

tiga juta enam ratus enam ribu rupiah) ; -----------------------------------------------

6. Kerugian Negara karena Penggugat tidak lagi membayar Provisi Sumber Daya

Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) sehingga Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) dari sektor kehutanan akan berkurang dan pembayaran pajak

seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan dari karyawan

maupun dari Badan Usaha ; --------------------------------------------------------------

7. Kerugian pihak ketiga atau kreditur karena dengan pencabutan Keputusan a quo

menyebabkan Penggugat tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga

atau Kreditur ; ------------------------------------------------------------------------------

Guna menghindari kerugian-kerugian terhadap Penggugat, Karyawan, Negara dan

Pihak Ketiga atau Kreditur serta menghindari PHK masal terhadap 177 (seratus

tujuh puluh tujuh) orang karyawan yang bekerja pada Penggugat, maka

pelaksanaan Keputusan a quo harus ditunda sampai ada Keputusan Pengadilan

yang memperoleh kekuatan hukum tetap dengan alasan sebagai berikut :

a. Berdasarkan pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986

tentang …..
- 21 -

tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sebagaimana

dikutip sebagai berikut : “Penggugat dapat mengajukan permohonan

agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama

pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai

ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”.

Berdasarkan pasal tersebut Penggugat dapat mengajukan penundaan

pelaksanaan Keputusan a quo ; ------------------------------------------------------

b. Berdasarkan Pasal 67 ayat (4) a Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sebagaimana

dikutip sebagai berikut: “Permohonan penundaan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) : a.dapat dikabulkan hanya apabila

terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan

kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata

Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan” ; ----------------

Keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan Penggugat sangat

dirugikan adalah sebagaimana disebutkan pada butir 6.1 s/d 6.7 diatas ; ----

Berdasarkan hal-hal diatas sebagaimana telah Penggugat uraikan diatas, bersama

ini Penggugat mohon :

I. Dalam Penundaan :

Mengabulkan permohonan Penundaan Pelaksanaan Keputusan a quo sampai

ada ...
- 22 -

ada putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap serta mohon

agar Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara mengeluarkan Penetapan

Penundaan Pelaksanaan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: -------------------

SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang Pencabutan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni 1992

Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Rimbakayu Arthamas

di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ------------------------------------------------

II. Dalam Pokok Perkara :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; ---------------------------

2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.

352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang Pencabutan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni

1992 Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; -------------------------------

3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang

Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 651/Kpts-II/1992

tanggal 26 Juni 1992 Tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada

PT. Rimbakayu Arthamas di Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ------------

4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara ; ---------------

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan para

pihak telah datang menghadap, untuk Penggugat datang menghadap kuasanya

bernama M. RUDJITO, SH., LLM., SYAHRIZAL ZAINUDDIN, SH., dan

DASRIL AFFANDI, SH., MH., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 29

Nopember .....
- 23 -

Nopember 2007, sedangkan untuk pihak Tergugat telah datang menghadap

kuasanya bernama KRISNA RYA, SH.,MH., SUPARDI, SH., dan M. ZAENURI,

SH., berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : KS.2/Menhut-II/2008, tertanggal

11 Pebruari 2008 ; -----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut diatas, pihak

Tergugat telah mengajukan Jawaban dengan suratnya tertanggal 18 Pebruari

2008, sebagai berikut :

I. Dalam Eksepsi.

Penggugat tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan ; -----------------

1. Bahwa berdasarkan bukti – bukti antara lain :

a. Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Rimba Kayu

Arthamas tanggal 6 September 2006 yang memutuskan memberikan

persetujuan penjualan dan penyerahan sebanyak 45.000 lembar

saham senilai Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima milyar rupiah)

kepada PT. Garbapati Prakarsa ;---------------------------------------------

b. Akta pernyataan Nomor : 4 tanggal 22 Januari 2007, yang

menyatakan bahwa Kim Johanes Mulia (Direktur Utama PT.

Garbapati Prakarsa) akan mengambil seluruh saham (akuisisi saham)

PT. Rimba Kayu Arthamas ; --------------------------------------------------

c. Surat Direktur Utama PT. Rimba kayu Arthamas Nomor :

01/RKA/Um/II/2007 tanggal 22 Januari 2007 kepada Menteri

Kehutanan perihal Permohonan pengambilalihan seluruh saham

(akuisisi saham) dari PT. Rimbakayu Arthamas telah dijual kepada

pihak lain (PT. Garbapati Prakarsa), yang menyebabkan terjadinya

peralihan .....
- 24 -

peralihan pengendalian perusahaan ; ------------------------------------------

Telah terjadi pengalihan saham dari PT. Rimba Kayu Arthamas kepada

pihak lain tanpa persetujuan dari Tergugat, selaku Pemberi Ijin

sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor :

6 Tahun 2007 jo. Peraturan pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 ; ---------

2. Bahwa telah terjadi pengalihan saham yang dilakukan oleh PT. Rimba

Kayu Arthamas kepada pihak lain sebelum mendapat persetujuan dari

Menteri Kehutanan (Tergugat), dan hal ini telah melanggar ketentuan

Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 ; ---------

3. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka Direksi baru tersebut tidak

berwenang mewakili perseroan untuk melakukan gugatan kepada

Penggugat. Karena pengalihan saham telah melanggar ketentuan

peraturan Perundang – undangan yang berlaku, sehingga Direksi yang

terbentuk tidak dapat mewakili perseroan untuk melakukan gugatan

(prematur) ; -------------------------------------------------------------------------

Dengan demikian Penggugat, tidak mempunyai kapasitas hukum untuk

melakukan gugatan, sehingga gugatan tersebut harus dinyatakan tidak

dapat diterima. Berkenaan dengan hal tersebut Tergugat mohon kepada

Majelis Hakim yang menangani perkara a.quo untuk menyatakan gugatan

Penggugat tidak dapat diterima ; ----------------------------------------------------

II. Dalam Pokok Perkara.

1. Dengan ini Tergugat sampaikan bahwa segala uraian yang disampaikan

dalam pokok perkara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dengan bagian dalam eksepsi terdahulu ; -------------------------------------

2. Bahwa ........
- 25 -

2. Bahwa dengan ini Tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil yang

disampaikan dalam gugatannya kecuali yang secara tegas-tegas diakui

kebenarannya ; ---------------------------------------------------------------------

3. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-

II/1992 tanggal 26 Juni 1992, PT. Rimba kayu Arthamas (Penggugat)

telah diberikan Hak Pengusahaan Hutan (HPH)/sekarang Ijin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan alam seluas

373.000 (tiga ratus tujuh puluh tiga ribu) hektar, yang terletak pada

kelompok hutan Sungai Sebyar-Sungai Stenkool di Propinsi Irian Jaya

(sekarang Propinsi Irian Jaya Barat) ; ------------------------------------------

4. Sdr. Mahmudi Husin, SH., Advokat dan Konsultan Hukum dengan surat

Nomor : 0156/MH-PL/XI/06 tanggal 07 Nopember 2006 antara lain

menyatakan bahwa PO. Suwandi (Dirut PT. Rimbakayu Arthamas) akan

menjual saham – saham dan bahkan seluruh aset – aset PT. Prabu

Alaska (termasuk HPH PT. Rimbakayu Arthamas) ; --------------------------

5. Berdasarkan Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.

Rimbakayu Arthamas tanggal 6 September 2006 diputuskan memberikan

persetujuan penjualan dan penyerahan sebanyak 45.000 lembar saham

senilai Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima milyar rupiah) kepada

PT. Garbapati Prakarsa ; ---------------------------------------

6. Berdasarkan Akta Pernyataan Nomor : 4 tanggal 22 Januari 2007,

menyatakan bahwa Kim Johanes Mulia (Direktur Utama PT. Garbapati

Prakarsa) akan mengambil selurus saham (akuisisi saham) PT. Rimba

Kayu Arthamas ; -------------------------------------------------------------------

7. PT. Rimba ........


- 26 -

7. PT. Rimbakayu Arthamas (Penggugat) dengan surat Nomor :

01/RKA/Um/II/2007 tanggal 22 Januari 2007 kepada Menteri Kehutanan

telah mengajukan permohonan pengambil alihan seluruh saham (akuisisi

saham) dari PT. Rimbakayu Arthamas kepada PT. Garbapati Prakarsa ; --

8. Menteri Kehutanan/Tergugat dengan surat Nomor : S.163/Menhut-

VI/2007 tanggal 26 Januari 2007 kepada PT. Rimba Kayu Arthamas

menyatakan menolak/tidak menyetujui permohonan pengambilalihan

saham (aquisisi saham) yang dimohon tersebut ; ----------------------------

9. Guna memenuhi asas audi et alteram partem, Tergugat melalui

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan dengan surat

Nomor : Un. 163/VI/Set-3/2007 tanggal 13 Agustus 2007 telah

mengundang Komisaris dan Direksi PT. Rimbakayu Arthamas untuk hadir

pada tanggal 16 Agustus 2007 guna klarifikasi atas permasalahan-

permasalahan pengelolaan IUPHHK PT. Rimbakayu Arthamas ; -----------

10. Pada pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 tersebut yang dihadiri antara

lain oleh Komisaris, Pjs. Direktur Utama dan Pjs. Direktur PT. Rimba

Kayu Arthamas terungkap bahwa sebagian besar saham PT. Rimba Kayu

Arthamas telah dijual kepada Pihak lain, yang menyebabkan terjadinya

peralihan pengendalian perusahaan ; -------------------------------------------

11. Bahwa berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6

Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan, ditentukan bahwa ijin pemanfaatan

hutan sebagaimana dimaksud Pasal 19 dapat dipindahtangankan setelah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan ; -----------------------------

Dalam .......
- 27 -

Dalam Penjelasan Pasal 20 tersebut ditentukan bahwa yang dimaksud dengan

“dipindahtangankan” dalam ketentuan ini adalah terbatas pada pengalihan

ijin pemanfaatan dari pemegang ijin kepada pihak lain yang dilakukan melalui

jual beli. Termasuk pengertian pemindahtanganan ijin pemanfaatan,

sebagaimana yang dapat dilakukan oleh BUMS Indonesia, adalah

pengambialihan sebagian besar atau seluruh saham yang berakibat

beralihnya pengendalian perusahaan ; -----------------------------------------------

12. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 huruf c Peraturan Pemerintah

Nomor : 6 Tahun 2007, ditentukan bahwa pelanggaran terhadap

ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah tersebut di atas,

dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan ijin ; --------------------

13. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Menteri Kehutanan dengan

Keputusan Nomor : 352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007

mencabut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992

tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan

kepada PT. Rimba Kayu Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I Irian

Jaya; ---------------------------------------------------------------------------------

14. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penerbitan Keputusan Tata

Usaha Negara obyek gugatan a. quo sudah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku ; ------------------------------

15. Terhadap dalil-dalil yang disampaikan oleh Penggugat dalam memori

gugatannya dapat Tergugat sampaikan sebagai berikut ; -------------------

a. Dalil Penggugat pada halaman 4 sampai dengan 6 memori gugatan

yang pada intinya menyatakan bahwa penerbitan keputusan TUN

a. quo ......
- 28 -

a.quo bertentangan dengan Pasal 133 huruf c Peraturan Pemerintah

No. 6 tahun 2007 adalah dalil yang tidak benar, dengan alasan :

1) Berdasarkan Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

PT. Rimbakayu Arthamas tanggal 6 September 2006, Direksi PT.

Rimbakayu Arthamas telah memutuskan memberikan persetujuan

penjualan dan penyerahan sebanyak 45.000 lembar saham senilai

Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima milyar rupiah) kepada

PT. Garbapati Prakarsa ; --------------------------------------------------

2) Berdasarkan Akta Pernyataan nomor : 4 tanggal 22 Januari 2007,

menyatakan bahwa Kim Johanes Mulia (Direktur Utama PT.

Garbapati Prakarsa) akan mengambil seluruh saham (akuisisi

saham) PT. Rimbakayu Arthamas ; -------------------------------------

3) PT. Rimba Kayu Arthamas (Penggugat) dengan surat Nomor :

01/RKA/Um/II/2007 tanggal 22 Januari 2007 kepada Menteri

Kehutanan telah mengajukan permohonan pengambilalihan

seluruh saham (akuisisi saham) dari PT. Rimba Kayu Arthamas

kepada PT. Garbapati Prakarsa ; ----------------------------------------

4) Menteri Kehutanan/Tergugat dengan surat Nomor : S.

163/Menhut-VI/2007 tanggal 26 Januari 2007 kepada PT.

Rimbakayu Arthamas menyatakan menolak/tidak menyetujui

permohonan pengambil alihan saham (akuisisi saham) yang

dimohon tersebut ;---------------------------------------------------------

5) Pada pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 tersebut yang dihadiri

antara lain oleh Komisaris, Pjs. Direktur Utama dan Pjs. Direktur

PT. Rimba ........


- 29 -

PT. Rimbakayu Arthamas terungkap bahwa sebagian besar saham

PT. Rimba Kayu Arthamas telah dijual kepada Pihak lain, yang

menyebabkan terjadinya peralihan pengendalian perusahaan ; ----

6) Bahwa sesuai dengan bukti-bukti tersebut, maka Penggugat telah

melakukan pengalihan saham (akuisisi saham) kepada PT.

Garbapati Prakarsa tanpa mendapat persetujuan dari Menteri

Kehutanan (Tergugat),sehingga perbuatan Penggugat tersebut

telah melanggar Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor :

6 tahun 2007 ; -------------------------------------------------------------

7) Pasal 133 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007

menentukan bahwa sanksi administratif berupa pencabutan ijin

dikenakan kepada Pemegang IUPHHK (dulu HPH) dalam hutan

alam pada hutan produksi yang melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 20, dan berdasarkan

ketentuan tersebut dan dengan melihat fakta-fakta tersebut di

atas, maka Tergugat menerbitkan Keputusan Nomor :

352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 yang mencabut

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ------------------

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penerbitan Keputusan TUN

obyek gugatan a.quo, tidak bertentangan dengan Pasal 133 huruf d

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 tahun 2007 ; ---------------------------

b. Dalil .......
- 30 -

b. Dalil Penggugat pada angka 2 halaman 6 sampai dengan 8 memori

gugatan yang pada intinya menyatakan bahwa penerbitan keputusan

Tata Usaha Negara a.quo bertentangan dengan Pasal 25 Undang-

Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo.

Pasal 47 dan 48 Peraturan Presiden Nomor : 9 tahun 2005

sebagaimana Telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor : 62

Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia

adalah dalil yang tidak benar, dengan alasan ; ---------------------------

1) Penggugat sama sekali tidak memahami ketentuan Undang-

Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan telah mendistorsi ketentuan karena hanya menyebut Pasal 25

Undang-Undang tersebut, dan menganggap bahwa Diktum

keempat Keputusan Tata Usaha Negara a. quo telah melanggar

dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor : 32 Tahun

2004 ; ------------------------------------------------------------------------

2) Bahwa sesuai Pasal 25 huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Kepala Daerah

antara lain melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; ------------

3) Sesuai dengan Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor : 32

tahun 2004 ditentukan bahwa dalam urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah (Pusat) diluar urusan

pemerintahan sebagaimana dimaksud ayat (3) (politik luar negeri,

pertahanan .......
- 31 -

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan

agama), Pemerintah dapat :

a) menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan ; ---

b) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur

selaku wakil Pemerintah ; --------------------------------------------

c) menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah

dan/atau pemerintahan desa berdasarkan atas tugas

pembantuan ; ----------------------------------------------------------

4) Karena urusan di bidang kehutanan tidak termasuk dalam urusan

pemerintahan sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (3) Undang-

Undang No. 32 Tahun 2004, maka dalam rangka pelaksanaan

Keputusan TUN obyek gugatan a.quo Pemerintah (dhi. Menteri

Kehutanan/Tergugat) dapat melimpahkan sebagian urusan

dibidang kehutanan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah

yang ada di daerah ; ------------------------------------------------------

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerbitan Keputusan

TUN a.quo tidak bertentangan dengan Pasal 25 Undang-Undang

Nomor : 32 Tahun 2004 ; ----------------------------------------------------

c. Dalil Penggugat pada huruf b halaman 8 s/d 9 memori gugatan yang

menyatakan bahwa penerbitan Keputusan a.quo bertentangan

dengan Pasal 134 Peraturan Pemerintah Nomor : 6 tahun 2004

adalah dalil yang tidak benar, dengan alasan ; ---------------------------

1) pada dasarnya maksud adanya peringatan adalah untuk

melaksanakan asas audi et alteran parterm ; -------------------------

2) bahwa .......
- 32 -

2) bahwa sebelum menerbitkan Keputusaan TUN a.quo, guna

pelaksanaan asas tersebut, Tergugat melalui Sekretaris Direktorat

Jenderal Bina Produksi Kehutanan dengan surat Nomor : Un.

163/VI/Set-3/2007 tanggal 13 Agustus 2007 telah mengundang

Komisaris dan Direksi PT. Rimbakayu Arthamas untuk hadir pada

tanggal 16 Agustus 2007 guna klarifikasi atas permasalahan

permasalahan pengelolaan IUPHHK PT. Rimba Kayu Arthamas ; --

3) Bahwa dari penjelasan Penggugat dalam pertemuan tersebut,

ternyata telah terjadi pengambilalihan seluruh saham PT. Rimba

Kayu Arthamas kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Menteri

Kehutanan, sehingga tidak perlu lagi diberikan peringatan 3 (tiga)

kali ; -------------------------------------------------------------------------

4) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 37 Peraturan

pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan

dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan

Hutan, ketentuan Pasal 134 ayat (1) diubah yang intinya bahwa

Pencabutan ijin akibat pelanggaran Pasal 20 dikecualikan untuk

diberikan peringatan sebanyak 3 kali ; ---------------------------------

5) Di samping itu tidak diberikannya peringatan 3 kali juga

dimaksudkan untuk menghindari kerugian Negara yang lebih

besar yang kemungkinan terjadi atas tindakan-tindakan oleh

Penggugat yang tidak sesuai dengan pengelolaan hutan alam

produksi secara lestari, mengingat selama ini kinerja

Penggugat .......
- 33 -

Penggugat dalam pengelolaan hutan banyak melakukan

pelanggaran; ---------------------------------------------------------------

d. Dalil Penggugat pada angka 5 halaman 9 sampai dengan 12 memori

gugatan yang pada intinya penerbitan Keputusan TUN a.quo

bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik

adalah dalil yang tidak benar, dengan alasan sebagai berikut ; --------

1) Tidak melanggar asas kepastian hukum, karena dalam Amar

KETIGA angka 1 Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

651/Kpts-II/92 tanggal 26 Juni 2002 tentang Pemberian HPH

kepada PT. Rimba Kayu Arthamas sudah jelas ditentukan bahwa

PT. Rimba Kayu Arthamas sebagai Pemegang HPH tidak dapat

memindahtangankan HPH kepada Pihak Lain tanpa persetujuan

Menteri Kehutanan ; -------------------------------------------------------

Disamping itu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -

undangan yang berlaku yaitu Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007, ditentukan bahwa Ijin

Pemanfaatan sebagaimana dimaksud Pasal 19 (antara lain

IUPHHK) dapat dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan

tertulis dari pemberi ijin ; -------------------------------------------------

Karena faktanya Penggugat telah mengalihkan seluruh atau

sebagian saham kepada Pihak lain sebelum atau tanpa mendapat

persetujuan dari Menteri Kehutanan (selaku pemberi ijin), maka

untuk menjamin kepastian hukum, berdasarkan Pasal 133 huruf

c PP......
- 34 -

c PP Nomor : 6 Tahun 2007, Tergugat menerbitkan Keputusan

Tata Usaha Negara obyek gugatan a.quo ; ----------------------------

Dengan demikian tidak bertentangan dengan asas kepastian

hukum ; ---------------------------------------------------------------------

2) Tidak melanggar asas kecermatan, karena penerbitan Keputusan

Tata Usaha Negara obyek gugatan a.quo telah didasarkan pada

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disamping itu Tergugat juga telah mempertimbangkan masukan-

masukan dari pihak lain antara lain ; -----------------------------------

- Surat Sdr. Pietje Leiwakabessy (tokoh masyarakat Papua asal

Kaimana/Mariasi) Nomor : 02/P/L/II/2007 tanggal 27 Februari

2007 kepada Presiden R.I ; --------------------------------------------

- Surat Para Kepala Desa dan Kepala Dusun di Bintuni tanggal 15

Februari 2007 kepada Menteri Kehutanan ; -------------------------

- Surat Kepala suku Besar Mogoi/Mayado dan Tokoh masyarakat

desa Mayado kepada Menteri Kehutanan ; --------------------------

Yang pada intinya ketiga surat tersebut mohon agar Ijin HPH an.

PT. Rimbakayu Arthamas dicabut, karena tidak memberikan

kontribusi kepada masyarakat ; -----------------------------------------

Di samping itu PT. Rimba Kayu Arthamas juga telah melakukan

pelanggaran-pelanggaran antara lain ; ---------------------------------

- Temuan Tim bahwa Penggugat memasukkan alat berat

dengan tidak melaporkan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Propinsi Irian Jaya ; ------------------------------------

- Kepala ........
- 35 -

- Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Teluk Bintuni masing–masing dengan surat No. 522.2/18

tanggal 6 Pebruari 2007, Nomor : 522.2/17 tanggal 6 Februari

2007, Nomor : 522.2/03 tanggal 8 Januari 2007,

memerintahkan kepada PT. Rimbakayu Arthamas untuk

menghentikan sementara kegiatan ; -------------------------------

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerbitan Keputusan

Tata Usaha Negara a.quo tidak bertentangan dengan asas

kecermatan ; ---------------------------------------------------------------

3) Penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara a.quo tidak melanggar

asas pemberian alasan, karena jelas bahwa alasan dicabutnya ijin

HPH/IUPHHK atas nama PT. Rimbakayu Arthamas/Penggugat

adalah Penggugat telah mengalihkan ijinnya kepada pihak lain

tanpa persetujuan Menteri Kehutanan, sehingga melanggar

ketentuan Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 133 huruf c PP Nomor : 6

Tahun 2007 ; ---------------------------------------------------------------

Dari uraian tersebut di atas, maka penerbitan Keputusan Tata Usaha

Negara obyek gugatan a. quo tidak melanggar Asas-Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik ; ----------------------------------------------------

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim

yang menangani perkara a. quo untuk menolak gugatan Penggugat

seluruhnya ; ---------------------------------------------------------------------------

III. Dalam Permohonan Penundaan.

Terhadap .......
- 36 -

Terhadap permohonan penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha

Negara obyek gugatan a.quo yang diajukan Penggugat dalam gugatannya

pada angka 6 halaman 13 dan 14, dapat kami sampaikan sebagai berikut :

1. Bahwa sesuai dengan Pasal 67 ayat (4) Undang-Undang Nomor : 5

Tahun 1986 ditentukan bahwa permohonan penundaan sebagaimana

dimaksud ayat (2) dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang

sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat

dirugikan jika keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tersebut

tetap dilaksanakan ; -------------------------------------------------------------

2. Bahwa alasan kerugian potensi laba adalah tidak benar karena hal

tersebut sifatnya prediksi (tidak factual) sehingga tidak dapat dijadikan

dasar untuk melakukan penundaan ; -----------------------------------------

3. Kerugian-kerugian lain yang disampaikan Penggugat berupa biaya

operasional dan tidak terealisirnya penjualan kayu rebah, pada

dasarnya merupakan kerugian akibat kesalahan Penggugat sendiri

yang mengalihkan ijin kepada pihak lain, yang berarti melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga

kerugian tersebut tidak dapat dibebankan kepada Tergugat dan

dijadikan pertimbangan untuk melakukan penundaan ; -------------------

4. Terhadap aset baik barang bergerak berupa alat berat, alat angkut dan

mesin industri pengolahan kayu digunakan sebagai jaminan atas

pelunasan kewajiban finansial kepada Negara yang belum terpenuhi,

artinya jika tidak terdapat kewajiban finansial uang belum terpenuhi

maka aset tersebut kembali ke perusahaan. Dengan demikian tidak

ada .....
- 37 -

ada kerugian Negara atas penerbitan keputusan Tata Usaha Negara

a.quo; ----------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tidak terdapat kepentingan

mendesak sebagaimana dimaksud Pasal 67 Undang-Undang Nomor : 5

tahun 1986, sehingga Tergugat dengan tegas menolak permohonan

penundaan yang disampaikan Penggugat tersebut ; ---------------------------

Berdasarkan uraian baik dalam eksepsi, pokok perkara maupun dalam

penundaan tersebut di atas, selanjutnya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim

yang menangani perkara a.quo untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan

sengketa Tata Usaha Negara in litis, sebagai berikut ; ---------------------------------

1. Dalam Eksepsi :

- Menerima eksepsi Tergugat ; ----------------------------------------------------------

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; ----------------------------

2. Dalam Penundaan :

- Menolak permohonan penundaan yang disampaikan Penggugat ; ---------------

3. Dalam Pokok Perkara:

- Menolak gugatan Penggugat seluruhnya ; ---------------------------------------

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ; --------------------

Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah

mengajukan Replik dengan suratnya tertanggal 25 Pebruari 2008, dan atas

Replik Penggugat tersebut pihak Tergugat telah mengajukan Duplik tertanggal

10 Maret 2008 ; -----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat

dipersidangan telah mengajukan alat bukti berupa foto copy surat-surat yang

diberi .......
- 38 -

diberi tanda P-1 sampai dengan P-12, telah dimeteraikan dengan cukup dan telah

dicocokkan dengan bukti aslinya, sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang

sah sebagai berikut :

1. Bukti P - 1 : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.352/Menhut-II/2007

tanggal 23 Oktober 2007 tentang Pencabutan Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni

1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS di Propinsi Daerah Tingkat I Irian

Jaya. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; -----------------------------

2. Bukti P - 2 : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992

tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan

Hutan Kepada PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS di Propinsi Daerah

Tingkat I Irian Jaya. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; ------------

3. Bukti P - 3 : Lembar Tanda Terima dari Sekretaris Direktorat Jenderal Bina

Produksi up. Bagian Hukum Departemen Kehutanan tentang

Salinan Asli Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : -------------

SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007, diterima

oleh PENGGUGAT tanggal 2 Nopember 2007. (Fotocopy dari

fotocopy); ---------------------------------------------------------------

4. Bukti P - 4 : Akta Pendirian PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS, Nomor : 80

tanggal 25 Oktober 1989, Yang dibuat dihadapan Adlan

Yulizar, SH, Notaris di Jakarta (Fotocopy sesuai dengan asli) ;-

5. Bukti P - 5 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS

Nomor : ……..
- 39 -

Nomor : 06 tanggal 28 Desember 2006, dibuat dihadapan

Imam Budi Prakoso, SH, Pengganti Yulida Vincestra, SH,

Notaris di Jakarta. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; --------------

6. Bukti P - 6 : Daftar Karyawan PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS, berjumlah 177

orang, terbagi atas 15 orang di Jakarta dan 162 di Teluk

Bintuni. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; ---------------------------

7. Bukti P - 7 : Perhitungan Kerugian PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS dengan

jumlah total kerugian sebesar Rp. 67.680.881.000,-. (Fotocopy

sesuai dengan asli) ; --------------------------------------------------

Bukti P-7.1 : Kerugian terhadap biaya operasional periode November s/d

Desember 2007. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; ----------------

Bukti P-7.2 : Kerugian potensi laba yang hilang periode Januari s/d Oktober

2008. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; ------------------------------

Bukti P-7.3 : Kerugian terhadap Penjualan kayu rebah yang tidak terealisir.

(Fotocopy sesuai dengan asli) ; -------------------------------------

Bukti P-7.4 : Kerugian terhadap aset-aset PENGGUGAT. (Fotocopy sesuai

dengan asli) ; ----------------------------------------------------------------

8. Bukti P - 8 : Surat dari Dinas Kehutanan dan Pertanian Provinsi Irian Jaya

Barat, Kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan

(BPK) Departemen Kehutanan, Nomor : 522.1/03 tanggal 2

Januari 2007, Perihal : Hasil Penilaian terhadap PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS selama beroperasi. (Fotocopy sesuai

dengan asli) ; -----------------------------------------------------------

9. Bukti P- 9 : Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Pertanian Provinsi

Irian Jaya ......


- 40 -

Irian Jaya Barat Nomor : KEP-522.1.023 tanggal 10 Februari

2007, tentang Pengesahan Rencana Kerja Tahunan

Pengusahaan Hutan tahun 2007 An. PT. RIMBAKAYU

ARTHAMAS. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; --------------------

10. Bukti P-10 : Peraturan Pemerintah RI Nomor : 6 Tahun 2007 tentang

Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,

Serta Pemanfaatan Hutan. (Fotocopy) ; -------------------------

11. Bukti P-11 : Undang-Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. (Fotocopy) ; ---------------------------------

12. Bukti P-12 : Peraturan Presiden RI Nomor : 62 Tahun 2005 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Kementrian Negara RI. (Fotocopy) ;-----------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sangkalannya

Tergugat dipersidangan telah mengajukan alat bukti berupa foto copy surat-

surat yang diberi tanda T-1 sampai dengan T-16, telah dimeteraikan dengan

cukup, dan telah dicocokkan dengan bukti aslinya, sehingga dapat dijadikan

sebagai alat bukti yang sah sebagai berikut : ----------------------------------------------

1. Bukti T-1 : Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan. (Fotocopy) ; -------------------------------------

2. Bukti T-2 : Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007

tentang …….
- 41 -

tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. (Fotocopy) ; ---------------------

3. Bukti T-3 : Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 (Fotocopy) ; ------------

4. Bukti T-4 : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/KPTS-II/1992

tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan

Hutan Kepada PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS. (Fotocopy dari

fotocopy) ; ----------------------------------------------------------------

5. Bukti T-5 : Surat dari Mahmudi Husin, SH, Advokat dan Konsultan Hukum

Nomor : 0156/MH-PL/XI/06 tanggal 07 Nopember 2006

(Fotocopy dari fotocopy) ; ----------------------------------------------

6. Bukti T-6 : Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS tanggal 6 September 2006. (Fotocopy

dari fotocopy) ; -----------------------------------------------------------

7. Bukti T-7 : Akta Pernyataan Nomor : 4 tanggal 22 Januari 2007. (Fotocopy

dari fotocopy) ; -----------------------------------------------------------

8. Bukti T-8 : Surat PT. RIMBAKAYU ARTHAMAS Nomor : 01/RKA/Um/II/2007

tanggal 22 Januari 2007. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; --------

9. Bukti T-9 : Surat Menteri Kehutanan Nomor : S. 163/Menhut-VI/2007

tanggal 26 Januari 2007. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; --------

10. Bukti T-10 : Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan

Nomor : Un. 163/VI/Set-3/2007 tanggal 13 Agustus 2007.

(Fotocopy sesuai dengan asli) ; ---------------------------------------

11. Bukti T-11 : Surat dari Sdr. Pietje Leiwakabessy (tokoh masyarakat Papua

asal Kaimana/Mariasi) Nomor : 02/P/L/II/2007 tanggal 27

Pebruari .......
- 42 -

Pebruari 2007. (Fotocopy dari fotocopy) ; --------------------------

12. Bukti T-12 : Surat para Kepala Desa dan Kepala Dusun di Bintuni tanggal 15

Pebruari 2007. (Fotocopy dari fotocopy) ; ---------------------------

13. Bukti T-13 : Surat dari Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Teluk Bintuni Nomor : 522.2/03 tanggal 8 Januari

2007. (Fotocopy dari fotocopy) ; --------------------------------------

14. Bukti T-14 : Surat dari Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Teluk Bintuni Nomor : 522.2/17 tertanggal 6

Pebruari 2007. (Fotocopy dari fotocopy) ; ---------------------------

15. Bukti T-15 : Surat dari Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Teluk Bintuni Nomor : 522.2/18 tertanggal 6

Pebruari 2007. (Fotocopy dari fotocopy) ; ---------------------------

16. Bukti T-16 : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.352/Menhut-II/2007

tanggal 23 Oktober 2007 tentang Pencabutan Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni

1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS. (Fotocopy sesuai dengan asli) ; --------

Menimbang, bahwa Pihak Penggugat dan Pihak Tergugat telah

mengajukan Kesimpulan dengan suratnya masing-masing tanggal 7 April

2008 ; -------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan menunjuk

kepada Berita Acara Persidangan dalam perkara yang bersangkutan dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini ; -------------------------

Menimbang, ......
- 43 -

Menimbang, bahwa pada akhirnya para pihak tidak mengajukan apa-apa

lagi dalam perkara ini, dan mohon putusan ; ----------------------------------------------

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

Menimbang, bahwa maksud gugatan Penggugat adalah sebagaimana

tersebut di atas ; -------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya telah memohon

pembatalan atau dinyatakan tidak sah keputusan Tergugat yaitu Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007

tentang Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992

tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT.

RIMBAKAYU ARTHAMAS di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ---------------------

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan eksepsi terhadap

gugatan Penggugat yang tertuang dalam Jawabannya tertanggal 18 Pebruari

2008 ; -------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa eksepsi ini bukanlah eksepsi yang harus diputus

sebelum pemeriksaan perkara, oleh karena itu eksepsi ini akan dipertimbangkan

dalam putusan ini sebelum mempertimbangkan pokok perkara, dengan

pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

Menimbang, bahwa isi selengkapnya eksepsi yang diajukan Tergugat

tersebut adalah sebagai berikut :

Menimbang ......
- 44 -

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat menyatakan bahwa Penggugat

tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan dengan alasan-alasan yang pada

pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa hasil Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Rimbakayu

Arthamas tanggal 6 September 2006, memutuskan memberikan persetujuan

penjualan dan penyerahan sebanyak 45.000 lembar saham senilai Rp.

45.000.000.000,- (Empat puluh lima miliar rupiah) kepada PT.Garbapati

Prakarsa ; -----------------------------------------------------------------------------------

2. Bahwa adanya Akta Pernyataan Nomor :4 tanggal 22 Januari 2007, yang

menyatakan bahwa Kim Johanes Mulia (Dir. Utama PT. Garbapati Prakarsa)

akan mengambil seluruh saham (akuisisi saham) PT. Rimbakayu Arthamas ; ---

3. Surat Direktur Utama PT. Rimbakayu Arthamas Nomor : 01/RKA/Um/II/2007

tanggal 22 Januari 2007 kepada Menteri Kehutanan perihal Permohonan

pengambil-alihan seluruh saham (akuisisi) dari Penggugat kepada PT.

Garbapati Prakarsa ; -----------------------------------------------------------------------

4. Bahwa adanya pertemuan tanggal 16 Agustus 2007, yang dihadiri antara lain

Komisaris, Pjs.Direktur Utama dan Pjs.Direktur PT. Rimbakayu Arthamas yang

mengungkapkan bahwa sebagian besar atau seluruh saham-saham PT.

Rimbakayu Arthamas telah dijual kepada pihak lain (PT. Garbapati Prakarsa) ; -

5. Bahwa menurut Tergugat telah terjadi pengalihan sebagian saham atau seluruh

saham milik Penggugat kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Tergugat

selaku pemberi ijin sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun

2008 ; ----------------------------------------------------------------------------------------

6. Bahwa ......
- 45 -

6. Bahwa Direksi baru tersebut tidak berwenang mewakili perseroan untuk

melakukan gugatan kepada Tergugat, karena pengalihan saham telah

melanggar ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku,

sehingga Direksi yang terbentuk tidak dapat mewakili perseroan untuk

melakukan gugatan (premature), sehingga dengan demikian tidak mempunyai

kapasitas hukum untuk melakukan gugatan, sehingga gugatan tersebut harus

dinyatakan tidak dapat diterima ; -------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat tersebut, Penggugat dalam

Repliknya tanggal 25 Pebruari 2008 telah melakukan sanggahan yang pada

pokoknya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa Penggugat adalah suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan

Terbatas yang tunduk kepada Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas dan telah diganti dengan kepada Undang-Undang Nomor :

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta tunduk kepada Anggaran

Dasar dan Perubahan-perubahannya, maka untuk bertindak didalam dan diluar

pengadilan suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas diwakili

oleh Direkturnya sebagaimana diatur dalam pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar

PT. Rimbakayu Arthamas ; ---------------------------------------------------------------

- Bahwa dalil-dalil yang disampaikan oleh Tergugat dalam jawabannya pada

prinsipnya Penggugat menolak secara tegas karena Penggugat baru melakukan

persetujuan/rencana penjualan sebagian atau seluruh saham-sahamnya

kepada pihak lain ; -------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan eksepsi yang tertuang dalam jawaban

Tergugat dan Replik Penggugat, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan

eksepsi ....
- 46 -

eksepsi Tergugat terlebih dahulu dengan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa menurut hemat Majelis Hakim, Penggugat dikatakan

memiliki kapasitas sebagai pihak dalam perkara ini apabila memiliki kepentingan

sebagai syarat untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara, dan

untuk mengetahui apakah Penggugat memiliki kepentingan ataukah tidak dalam

perkara aquo, maka sesuai dengan asas hukum no interest no action (tidak ada

kepentingan, tidak ada gugatan) dan berdasarkan pendapat Indroharto, SH. dalam

bukunya yang berjudul ” Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata

Usaha Negara ” Buku II, terbitan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2003, halaman

37-40 menyatakan : Pengertian Kepentingan itu dalam kaitannya dengan Hukum

Acara Tata Usaha Negara mengandung dua arti, yaitu :

1. Menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh Hukum terhadap nilai

yang harus dilindungi itu dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu :

a. Kepentingan dalam kaitannya yang berhak menggugat ; ---------------

b. Kepentingan dalam hubungannya dengan Keputusan Tata Usaha

Negara yang bersangkutan ; -------------------------------------------------

2. Kepentingan proses, artinya apa yang hendak dicapai dengan melakukan

suatu proses gugatan yang bersangkutan ; -----------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat dalam perkara a quo adalah pihak yang

merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara

berupa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23

Oktober 2007 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak

Pengusahaan .....
- 47 -

Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I

Irian Jaya (Bukti P-1=T-16) ; ----------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Handy Irwanto Setiawan selaku Direktur PT.

Rimbakayu Arthamas mempunyai kapasitas Hukum untuk mengajukan gugatan

dalam perkara a quo berdasarkan :

1. Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan terbatas menyatakan bahwa Anggota Direksi diangkat oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ; -----------------------------------

2. Rapat Umum Luar Biasa para pemegang Saham tanggal 18 Desember

2006, sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Rapat yang

dibuat dihadapan Imam Budi Prakoso, SH., Notaris Pengganti Yulida

Vincestra, SH. (BUkti P-5) ; ----------------------------------------------------

3. Pasal 11 Ayat (1) Anggaran Dasar PT. Rimbakayu Arthamas pada

prinsipnya menyatakan Direktur Utama mewakili Direksi dan

karenanya mewakili perseroan didalam dan diluar Pengadilan tentang

segala hal dan dalam segala kejadian dan berhak mengikat Perseroan

pada pihak lain, atau pihak lain kepada Perseroan serta menjalankan

segala tindakan baik yang mengenai pengurusan maupun yang

mengenai pemilikan, ….. ; ------------------------------------------------------

4. Pasal 11 Ayat (3) Anggaran Dasar PT. Rimbakayu Arthamas pada

prinsipnya menyatakan sebagai berikut : “ Para Direktur baik bersama-

sama maupun masing-masing membantu Direktur Utama dan jikalau

Direktur Utama berhalangan atau tidak ada, hal mana tidak perlu

dibuktikan …..
- 48 -

dibuktikan terhadap pihak lain, maka perseroan diwakili oleh salah

seorang Direktur, yang dalam demikian itu mempunyai wewenang

sama dengan Direktur Utama (Bukti P-4) ; ----------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas Majelis Hakim

menemukan fakta hukum bahwa Penggugat yang diwakili oleh Direktur PT.

Rimbakayu Arthamas (Handy Irwanto Setiawan) mengajukan gugatan perkara a

quo mempunyai kapasitas mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara

Jakarta sehubungan dengan obyek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat dalam

perkara a quo ; ---------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, menurut

hemat Majelis Hakim Pihak Penggugat telah memenuhi unsur-unsur Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan :

“Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan

oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

Negara yang disengketakan itu dinyatakn batal atau tidak sah, dengan atau tanpa

disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi ; ---------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan diterbitkannya Surat Keputusan yang menjadi

obyek sengketa dalam perkara ini terbukti Penggugat merasa kepentingannya

dirugikan sehingga Penggugat jelas mempunyai hubungan hukum, kapasitas dan

kepentingan sebagai pihak yang berdiri sendiri dalam perkara a quo dan

memenuhi ….
- 49 -

memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara ; ---------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat yang menyatakan

mengenai Penggugat tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan tidak

terbukti, maka menurut Majelis Hakim eksepsi tersebut haruslah ditolak ; -----------

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat telah dinyatakan

ditolak, maka Majelis Hakim selanjutnya akan mempertimbangkan mengenai

pokok perkara sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut diatas ; ---------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Keputusan Tergugat yang dimohon pembatalannya

atau dinyatakan tidak sah adalah Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang

pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26

Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ---------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat telah

mengajukan alat bukti berupa fotocopy surat yang diberi tanda bukti P-1 sampai

dengan P-12, sedangkan Tergugat untuk menguatkan dalil sangkalannya telah

mengajukan alat bukti berupa fotocopy surat yang diberi tanda bukti T-1

sampai …..
- 50 -

sampai dengan T-16, yang selengkapnya sebagaimana termuat didalam Berita

Acara Pemeriksaan Persidangan yang merupakan satu kesatuan dengan Putusan

ini ; -----------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Tergugat telah membantah seluruh dalil-dalil gugatan

Penggugat tersebut sebagaimana diuraikan dalam surat Jawabannya tertanggal 18

Februari 2008 maupun dalam surat Dupliknya tertanggal 10 Maret 2008, bantahan

Tergugat tersebut pada pokoknya menyatakan bahwa tidak benar dalil gugatan

Penggugat yang menyatakan kesewenang-wenangan Tergugat menerbitkan

Keputusan in litis. Selanjutnya dikatakan bahwa Keputusan in litis diterbitkan

dengan alasan-alasan sebagai berikut :

- Bahwa adanya Surat dari saudara Mahmudin Husin, SH., Advocat dan Konsultan

Hukum dengan Surat Nomor : 0156/MH-PL/XI/06 tanggal 07 Nopember 2006

yang menyatakan bahwa Penggugat akan menjual saham-saham dan bahkan

seluruh aset-aset PT. Prabu Alaska (termasuk HPH PT. Rimbakayu Arthamas) ; --

- Bahwa berdasarkan Notulen RUPS Luar Biasa PT. Rimbakayu Arthamas tanggal 6

September 2006 diputuskan memberikan persetujuan penjualan dan penyerahan

sebanyak 45.000 lembar saham senilai Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima

milyar rupiah) kepada PT. Garbapati Prakarsa ; -----------------------------------------

- Bahwa Penggugat dengan Surat Nomor : 01/RKA/UM/II/2007 tanggal 22 Januari

2007 kepada Menhut telah mengajukan permohonan pengambil alihan seluruh

saham (akuisisi saham) dari Penggugat kepada PT. Garbapati Prakarsa) ; ---------

- Bahwa Tergugat dengan Surat Nomor : S.163/Menhut-VI/2007 tanggal 26

Januari 2007 kepada Penggugat menyatakan menolak/tidak menyetujui

permohonan pengambil alihan saham (akuisisi saham) yang dimohon tersebut ; -

- Bahwa ....
- 51 -

- Bahwa pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 dihadiri oleh Komisaris, Pjs. Dirut

dan Pjs. Direktur PT. Rimbakayu Arthamas terungkap bahwa sebagian besar

saham Penggugat telah dijual kepada pihak lain yang menyebabkan terjadinya

peralihan pengendalian perusahaan ; -----------------------------------------------------

- Bahwa berdasarkan Pasal 20 ayat 5 (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun

2007 ditentukan bahwa Ijin Pemanfaatan Hutan sebagaimana dimaksud Pasal 19

Dapat dipindah-tangankan setelah mendapat persetujuan dari Menteri

Kehutanan; ------------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 Huruf c Peraturan Pemerintah Nomor :

6 Tahun 2007, ditentukan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 20 ayat

(1) Peraturan Pemerintah tersebut diatas dikenakan Sanksi Administratif berupa

pencabutan Ijin ; -----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat telah membantah seluruh dalil-

dalil gugatan Penggugat tersebut, maka Majelis Hakim akan menguji kebenaran

dalil-dalil pihak tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam

persidangan, dengan alasan pengujian berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan

b Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; ------------------------

Menimbang, bahwa Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang

Nomor : 9 Tahun 2004 adalah merupakan instrumen Yuridis bagi Hakim untuk

melakukan pengujian apakah suatu produk Keputusan Tata Usaha Negara cacat

yuridis atau bukan. Kewenangan Hakim dalam hal ini bersifat Dominis Litis artinya

tidak saja terbatas pada bukti yang diajukan para pihak, oleh karena itu diperlukan

kearifan .....
- 52 -

kearifan Hakim untuk menguji secara seksama. Oleh karena itu pula Hakim tidak

terikat hanya menguji berdasarkan alasan-alasan pembatalan Keputusan yang

didalilkan Penggugat yaitu adanya kesewenang-wenangan Tergugat sebagaimana

didalilkan dalam gugatannya, melainkan Hakim mempunyai kewenangan untuk

melakukan segala aspek pengujian berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 yaitu pengujian yang meliputi :

1. Apakah Keputusan in litis diterbitkan bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, atau ; ---------------------------------------

2. Apakah Keputusan in litis telah diterbitkan bertentangan dengan Azas-Azas

Umum Pemerintahan Yang Baik ; ---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berikut ini Majelis Hakim akan mempertimbangkan

apakah Keputusan in litis diterbitkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yaitu ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor : 9

Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara ; ---------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti T-5 berupa Surat dari Mahmudin,

SH. Advocat dan Konsultan Hukum yang menyatakan bahwa PO Suwandi selaku

Dirut PT. Rimbakayu Arthamas akan menjual saham-saham dan bahkan seluruh

asset-aset PT. Prabu Alaska (termasuk HPH Penggugat) hanyalah pernyataan

sepihak dari saudara Mahmudin, SH., dan menurut Majelis Hakim Surat tersebut

tidak ada relevansinya dengan diterbitkannya Obyek Sengketa dalam perkara a

quo ; ---------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti T-6, T-7, T-8, dan T-9 pada

prinsipnya .....
- 53 -

prinsipnya Majelis Hakim menyatakan bahwa Penggugat akan melakukan

pengalihan sebagian atau seluruh saham-sahamnya kepada PT. Garbapati

Prakarsa, dan menurut hemat Majelis Hakim bukti-bukti tersebut bukanlah

merupakan perbuatan pengambil alihan sebagian atau seluruhnya saham (akuisisi

saham) Penggugat kepada PT. Garbapati Prakarsa, karena bukti-bukti tersebut

faktanya menyatakan hanyalah baru rencana dari Penggugat untuk

melakukan pengalihan penjualan sebagian atau seluruh saham-saham Penggugat

kepada PT. Garbapati Prakarsa, dan hal tersebut belum adanya bukti atau fakta

hukum yang menyatakan telah terjadi tindakan hukum yang riil atau konkrit

mengenai pengalihan atau penjualan sebagian atau seluruh saham-saham

Penggugat kepada pihak lain dan justru dengan adanya bukti T-9 tersebut

menunjukan adanya fakta hukum bahwa Tergugat yang telah menolak

permohonan yang dimaksud oleh Penggugat hal ini mengidentikan Perusahaan

Penggugat seharusnya dipertahankan bukan dicabut ; ----------------------------------

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan menyatakan bahwa :

”Ijin pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dapat

dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari pemberi ijin”.

Menimbang, bahwa lebih lanjut dijelaskan pada ketentuan Penjelasan Pasal

20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 menyatakan :

” yang dimaksud dengan ”dipindah tangankan” dalam ketentuan ini adalah

terbatas pada pengalihan Ijin Pemanfaatan dari pemegang ijin kepada pihak lain

yang dilakukan melalui jual beli ; ------------------------------------------------------------

Termasuk ....
- 54 -

Termasuk dalam pengertian dalam pemindah-tanganan ijin pemanfaatan,

sebagaimana yang dapat dilakukan oleh BUMS, adalah pengambil alihan sebagian

besar atau seluruh saham yang berakibat beralihnya pengendalian perusahaan.”

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas Majelis Hakim menemukan

fakta hukum ijin pemanfaatan hutan baru dapat dialihkan apabila ada

persetujuan dari pemberi ijin dalam hal ini Menteri Kehutanan RI dan

Penggugat baru dapat melakukan pengalihan sebagian besar atau seluruh saham

(akuisisi saham) miliknya apabila telah terjadi perbuatan hukum konkrit berupa

jual beli ; ----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa menurut hemat Majelis Hakim perbuatan atau rencana

Penggugat melakukan pengalihan sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi

saham) milik Penggugat tidaklah dapat dikategorikan sebagai perbuatan konkrit

jual beli seperti yang dimaksud dalam ketentuan beserta penjelasannya Pasal 20

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan ; -----------------

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai alasan

Tergugat mengenai perbuatan Penggugat yang telah melakukan Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) Penggugat hanya didasarkan

pada temuan yang didapat oleh Sek. Dir. Jend. Bina Produksi Kehutanan

berdasarkan hasil pertemuan yang diadakan pada tanggal 13 Agustus 2007 yang

dihadiri oleh Komisaris dan Pjs. Direktur Penggugat (Bukti T-10) ; --------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti tersebut diatas Majelis Hakim juga

tidak menemukan fakta hukum serta berkesimpulan bahwa Penggugat secara

factual ....
- 55 -

factual atau konkrit telah melakukan perbuatan hukum berupa Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) milik Penggugat kepada pihak

lain dalam hal ini PT. Garbapati Prakarsa ; -------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terlepas dari masalah Pengalihan sebagian atau seluruh

saham milik (akuisisi saham) Penggugat maka mengenai Pengalihan sebagian

besar atau seluruh saham yang diberikan oleh Tergugat itu harus dilakukan sesuai

dengan ketentuan beserta penjelasan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor : 6 Tahun 2007, apabila ketentuan tersebut dilanggar maka Penggugat

dapat dikenai sanksi administrasi sesuai yang tercantum dalam ketentuan Pasal

133 Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan menyatakan :

”Sanksi administrasi berupa pencabutan Ijin sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 128 ayat (1) huruf d dikenakan kepada : ........ dan seterusnya” ; -------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti P-10 = T-1 mengenai sanksi

administrasi lebih lanjut diatur dalam ketentuan Pasal 134 ayat (1 dan 2)

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 yang pada prinsipnya menyatakan :

(1). Untuk memberikan kesempatan bagi pemegang IUPK, IUPJL, IUPHHK

Alam, IUPHH Restorasi ekosistem Hutan Alam, IUPHHK, IUPHHBK,

IPHHK, IPHHBK, IPHHK, atau IPHHBK melaksanakan kewajibannya,

sebelum ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 dicabut terlebih

dahulu diberikan peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali secara

berurutan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari untuk setiap kali

peringatan, kecuali pencabutan Ijin akibat sanksi pidana sebagaimana

dimaksud ….
- 56 -

dimaksud dalam Pasal 78 Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan atau dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Negeri ; -----

(2). Pencabutan Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga pemegang

Ijin tidak melaksanakan kewajibannya ; -------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majels Hakim meneliti fakta-fakta dalam

persidangan terutama bukti-bukti para pihak, ternyata peringatan tersebut tidak

dilakukan oleh Tergugat. Oleh karenanya pencabutan IUPHHK yang diberikan

kepada Penggugat (penerbitan Keputusan in litis) telah dilakukan Tergugat dengan

tidak mengindahkan prosedur yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-

undangan, dalam hal ini Pasal 134 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah Nomor : 6

Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan

Serta Pemanfaatan Hutan, oleh karena itu Surat Keputusan Tergugat in litis harus

dinyatakan cacat prosedur sehingga bertentangan dengan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku ; ---------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim bahwa Tergugat selaku

pelaksana pemerintahan haruslah tunduk kepada norma-norma peraturan dasar

yang memberi kewenangan kepada Tergugat baik untuk menerbitkan Keputusan

maupun mencabut Keputusan yang pernah diterbitkannya. Apabila pihak Tergugat

mengambil suatu tindakan dalam pelaksanaan pemerintah dan dianggap bahwa

ketentuan Perundang-undangan mengenai hal ini tidak cukup memadai, maka

dalam hal ini Tergugat haruslah juga tunduk pada Azas-Azas Umum Pemerintahan

Yang Baik ; --------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang ….
- 57 -

Menimbang, bahwa alasan Tergugat yang mendasarkan tindakannya pada

Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 (Bukti T-16 =

P-1), haruslah dicermati sebagai suatu rangkaian dalam pengambilan Keputusan in

litis, dengan alasan bahwa Keputusan itu (Bukti T-16) dibuat dalam rangkaian

pengambilan tindakan terhadap kelangsungan usaha pengelolaan hutan bagi

pemegang IUPHHK ; ---------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena ternyata Tergugat telah mengambil suatu

kebijakan diluar ketentuan-ketentuan peraturan dasar yang mengatur sanksi

administrasi yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007

yaitu dengan cara menentukan sendiri sanksi bukan administrasi dengan

pencabutan IUPHHK bagi Pengusaha yang permasalahannya mengenai pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham), maka hal ini haruslah

dipandang sebagai suatu pelaksanaan pemerintahan yang bebas yang dapat diuji

berdasarkan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik ; -------------------------------

Menimbang, bahwa Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik yang

seharusnya diperhatikan Tergugat sebelum mempertimbangkan Keputusan in litis

adalah mengenai apakah Tergugat terlebih dahulu telah mendengar Penggugat

guna memberi kesempatan untuk pembelaan mengenai Rencana Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) Perusahaan Penggugat

sebagaimana didalilkan Tergugat (Azas Audit alteram partem), mengingat

Keputusan yang akan diambil Tergugat jangkauannya mencangkup kelangsungan

jalannya Perusahaan Penggugat ; -----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati seluruh bukti-bukti

yang .....
- 58 -

yang diajukan para pihak dipersidangan serta memperhatikan semua fakta-fakta

dipersidangan ternyata tidak ditemukan adanya indikasi bahwa Tergugat telah

mendengar Penggugat untuk melakukan pembelaannya secara layak. Oleh karena

itu tindakan Tergugat menerbitkan Keputusan in litis haruslah dinyatakan sebagai

tindakan yang melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya

Azas Kecermatan, Karena Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan a quo

seharusnya Tergugat terlebih dahulu meneliti semua fakta yang relevan dan

memasukan pula semua kepentingan yang relevan didalam pertimbangannya ; ----

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian uraian pertimbangan hukum

tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan menurut hukum bahwa penerbitan Obyek

Sengketa a quo oleh Tergugat yang mendasarkan pada Peraturan Pemerintah

Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan juga bertentangan dengan Azas-azsa Umum

Pemerintahan Yang Baik khususnya Azas Kecermatan dan Azas Keseimbangan,

sehingga oleh karenanya cukup beralasan hukum apabila terhadap gugatan

Penggugat dikabulkan dan selanjutnya terhadap Obyek Sengketa a quo harus

dinyatakan batal serta diperintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat

Keputusan Tata Usaha Negara Obyek Sengketa a quo ; ---------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan, maka

terhadap Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor :

05/G/2008/PTUN-JKT, tanggal 21 April 2008 mengenai penangguhan pelaksanaan

lebih lanjut Surat Keputusan in litis cukup beralasan untuk dipertahankan dan

dinyatakan tetap berlaku sampai ada putusan yang telah berkekuatan hukum

tetap ; --------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang …..
- 59 -

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi

dalam pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang

diajukan oleh para pihak, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986, Majelis Hakim bebas menentukan apa yang harus

dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu

terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan

pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya dipakai

alat-alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan

menjadi satu kesatuan dengan berkas perkaranya ; -------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan, maka

berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara kepada Tergugat harus dihukum untuk biaya perkara yang

besarnya akan ditentukan dalam amar Putusan ini ; -------------------------------------

Mengingat, Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

serta Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait ; --------------------------------

MENGADILI :

DALAM EKSEPSI :

- Menyatakan eksepsi Tergugat ditolak untuk seluruhnya ; ---------------------------

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; -------------------------------

2. Menyatakan ......
- 60 -

2. Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat (Menteri Kehutanan RI) Nomor :

SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007, tentang pencabutan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tertanggal 26 Juni

1992, tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; -----------------------------------

3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat

(Menteri Kehutanan RI) Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23

Oktober 2007, tentang pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : 651/Kpts-II/1992 tertanggal 26 Juni 1992, tentang Pemberian Hak

Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu Arthamas di propinsi Daerah

Tingkat I Irian Jaya ; ----------------------------------------------------------------------

4. Menyatakan sah dan dipertahankan Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata

Usaha Negara Jakarta dengan Nomor : 05/G/2008/PTUN-JKT, tanggal 21 April

2008 tentang penundaan pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007, kecuali ada

penetapan lain dari yang berwenang hingga putusan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap ; ------------------------------------------------------------------------------

5. Menghukum Tergugat untuk Membayar biaya perkara sebesar Rp. 58.000,-

(lima puluh delapan ribu rupiah) ; -------------------------------------------------------

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada hari KAMIS, tanggal 17 APRIL

2008 oleh kami BAMBANG WICAKSONO, SH., MH., sebagai Hakim Ketua

Majelis, FARI RUSTANDI, SH., dan SINGGIH WAHYUDI, SH., masing-masing

sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang

terbuka …..
- 61 -

terbuka untuk umum pada hari SENIN, tanggal 21 APRIL 2008 oleh Majelis

Hakim tersebut diatas, dengan dibantu oleh DIDIK HARI WASITO, SH., sebagai

Panitera Pengganti pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang dihadiri oleh

Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat ; --------------------------------

HAKIM KETUA MAJELIS,

HAKIM ANGGOTA :

1. FARI RUSTANDI, SH. BAMBANG WICAKSONO, SH., MH.

2. SINGGIH WAHYUDI, SH.

PANITERA PENGGANTI,

DIDIK HARI WASITO, SH.

PERINCIAN BIAYA :

- Administrasi Kepaniteraan …………………. Rp 49.000,-

- Biaya Redaksi …………………………………... Rp 3.000,-

- Biaya Meterai …………………………………… Rp 6.000,-

Jumlah Rp 58.000,-

(lima puluh delapan ribu rupiah).


- 62 -

Catatan :

- Dicatat disini bahwa perkara Nomor : 05/G/2008/PTUN.JKT, telah diputus

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 21 April

2008 dan pada tanggal 30 April 2008, pihak Tergugat telah mengajukan

banding, sehingga putusan ini belum mempunyai kekuatan hukum tetap ; -----

- Salinan sah putusan ini diberikan kepada dan atas permintaan pihak

TERGUGAT ; --------------------------------------------------------------------------------

Jakarta, 30 Maret 2008.

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA


a.n P A N I T E R A.
WAKIL PANITERA,

DIDIK HARI WASITO, SH.


NIP. 040051188.
- 63 -

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

Menimbang, bahwa maksud gugatan Penggugat adalah sebagaimana

tersebut di atas ; -------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Para Penggugat dalam gugatannya telah memohon

pembatalan atau dinyatakan tidak sah keputusan Tergugat yaitu Keputusan Kepala

Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor : 376/-1.811.4, tertanggal 10 Juni 2008, perihal : Penolakan

Permohonan Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Perparkiran Diluar Badan Jalan ;

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan eksepsi terhadap

gugatan Penggugat yang tertuang dalam Jawabannya tertanggal 8 September

2008 ; --------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa eksepsi ini bukanlah eksepsi yang harus diputus

sebelum pemeriksaan perkara, oleh karena itu eksepsi ini akan dipertimbangkan

dalam putusan ini sebelum mempertimbangkan pokok perkara, dengan

pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

Menimbang, bahwa isi selengkapnya eksepsi yang diajukan Tergugat

tersebut adalah sebagai berikut :

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat menyatakan bahwa Penggugat

tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan dengan alasan-alasan yang pada

pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa hasil Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Rimbakayu

Arthamas tanggal 6 September 2006, memutuskan memberikan persetujuan


- 64 -

penjualan dan penyerahan sebanyak 45.000 lembar saham senilai Rp.

45.000.000.000,- (Empat puluh lima miliar rupiah) kepada PT.Garbapati

Prakarsa ; -----------------------------------------------------------------------------------

2. Bahwa adanya Akta Pernyataan Nomor :4 tanggal 22 Januari 2007, yang

menyatakan bahwa Kim Johanes Mulia (Dir. Utama PT. Garbapati Prakarsa)

akan mengambil seluruh saham (akuisisi saham) PT. Rimbakayu Arthamas ; ---

3. Surat Direktur Utama PT. Rimbakayu Arthamas Nomor : 01/RKA/Um/II/2007

tanggal 22 Januari 2007 kepada Menteri Kehutanan perihal Permohonan

pengambil-alihan seluruh saham (akuisisi) dari Penggugat kepada PT.

Garbapati Prakarsa ; -----------------------------------------------------------------------

4. Bahwa adanya pertemuan tanggal 16 Agustus 2007, yang dihadiri antara lain

Komisaris, Pjs.Direktur Utama dan Pjs.Direktur PT. Rimbakayu Arthamas yang

mengungkapkan bahwa sebagian besar atau seluruh saham-saham PT.

Rimbakayu Arthamas telah dijual kepada pihak lain (PT. Garbapati Prakarsa) ; -

5. Bahwa menurut Tergugat telah terjadi pengalihan sebagian saham atau seluruh

saham milik Penggugat kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Tergugat

selaku pemberi ijin sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun

2008 ; ----------------------------------------------------------------------------------------

6. Bahwa ......

6. Bahwa Direksi baru tersebut tidak berwenang mewakili perseroan untuk

melakukan gugatan kepada Tergugat, karena pengalihan saham telah

melanggar ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku,

sehingga Direksi yang terbentuk tidak dapat mewakili perseroan untuk

melakukan gugatan (premature), sehingga dengan demikian tidak mempunyai


- 65 -

kapasitas hukum untuk melakukan gugatan, sehingga gugatan tersebut harus

dinyatakan tidak dapat diterima ; -------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat tersebut, Penggugat dalam

Repliknya tanggal 25 Pebruari 2008 telah melakukan sanggahan yang pada

pokoknya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa Penggugat adalah suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan

Terbatas yang tunduk kepada Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas dan telah diganti dengan kepada Undang-Undang Nomor :

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta tunduk kepada Anggaran

Dasar dan Perubahan-perubahannya, maka untuk bertindak didalam dan diluar

pengadilan suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas diwakili

oleh Direkturnya sebagaimana diatur dalam pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar

PT. Rimbakayu Arthamas ; ---------------------------------------------------------------

- Bahwa dalil-dalil yang disampaikan oleh Tergugat dalam jawabannya pada

prinsipnya Penggugat menolak secara tegas karena Penggugat baru melakukan

persetujuan/rencana penjualan sebagian atau seluruh saham-sahamnya

kepada pihak lain ; -------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan eksepsi yang tertuang dalam jawaban

Tergugat dan Replik Penggugat, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan

eksepsi ....

eksepsi Tergugat terlebih dahulu dengan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa menurut hemat Majelis Hakim, Penggugat dikatakan

memiliki kapasitas sebagai pihak dalam perkara ini apabila memiliki kepentingan

sebagai syarat untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara, dan
- 66 -

untuk mengetahui apakah Penggugat memiliki kepentingan ataukah tidak dalam

perkara aquo, maka sesuai dengan asas hukum no interest no action (tidak ada

kepentingan, tidak ada gugatan) dan berdasarkan pendapat Indroharto, SH. dalam

bukunya yang berjudul ” Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata

Usaha Negara ” Buku II, terbitan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2003, halaman

37-40 menyatakan : Pengertian Kepentingan itu dalam kaitannya dengan Hukum

Acara Tata Usaha Negara mengandung dua arti, yaitu :

1. Menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh Hukum terhadap nilai

yang harus dilindungi itu dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu :

a. Kepentingan dalam kaitannya yang berhak menggugat ; ---------------

b. Kepentingan dalam hubungannya dengan Keputusan Tata Usaha

Negara yang bersangkutan ; -------------------------------------------------

2. Kepentingan proses, artinya apa yang hendak dicapai dengan melakukan

suatu proses gugatan yang bersangkutan ; -----------------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat dalam perkara a quo adalah pihak yang

merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara

berupa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23

Oktober 2007 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26 Juni 1992 tentang Pemberian Hak

Pengusahaan .....

Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I

Irian Jaya (Bukti P-1=T-16) ; ----------------------------------------------------------------


- 67 -

Menimbang, bahwa Handy Irwanto Setiawan selaku Direktur PT.

Rimbakayu Arthamas mempunyai kapasitas Hukum untuk mengajukan gugatan

dalam perkara a quo berdasarkan :

1. Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan terbatas menyatakan bahwa Anggota Direksi diangkat oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ; -----------------------------------

2. Rapat Umum Luar Biasa para pemegang Saham tanggal 18 Desember

2006, sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Rapat yang

dibuat dihadapan Imam Budi Prakoso, SH., Notaris Pengganti Yulida

Vincestra, SH. (BUkti P-5) ; ----------------------------------------------------

3. Pasal 11 Ayat (1) Anggaran Dasar PT. Rimbakayu Arthamas pada

prinsipnya menyatakan Direktur Utama mewakili Direksi dan

karenanya mewakili perseroan didalam dan diluar Pengadilan tentang

segala hal dan dalam segala kejadian dan berhak mengikat Perseroan

pada pihak lain, atau pihak lain kepada Perseroan serta menjalankan

segala tindakan baik yang mengenai pengurusan maupun yang

mengenai pemilikan, ….. ; ------------------------------------------------------

4. Pasal 11 Ayat (3) Anggaran Dasar PT. Rimbakayu Arthamas pada

prinsipnya menyatakan sebagai berikut : “ Para Direktur baik bersama-

sama maupun masing-masing membantu Direktur Utama dan jikalau

Direktur Utama berhalangan atau tidak ada, hal mana tidak perlu

dibuktikan …..
dibuktikan terhadap pihak lain, maka perseroan diwakili oleh salah

seorang Direktur, yang dalam demikian itu mempunyai wewenang

sama dengan Direktur Utama (Bukti P-4) ; ----------------------------------


- 68 -

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas Majelis Hakim

menemukan fakta hukum bahwa Penggugat yang diwakili oleh Direktur PT.

Rimbakayu Arthamas (Handy Irwanto Setiawan) mengajukan gugatan perkara a

quo mempunyai kapasitas mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara

Jakarta sehubungan dengan obyek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat dalam

perkara a quo ; ---------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, menurut

hemat Majelis Hakim Pihak Penggugat telah memenuhi unsur-unsur Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan :

“Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan

oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

Negara yang disengketakan itu dinyatakn batal atau tidak sah, dengan atau tanpa

disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi ; ---------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan diterbitkannya Surat Keputusan yang menjadi

obyek sengketa dalam perkara ini terbukti Penggugat merasa kepentingannya

dirugikan sehingga Penggugat jelas mempunyai hubungan hukum, kapasitas dan

kepentingan sebagai pihak yang berdiri sendiri dalam perkara a quo dan

memenuhi ….

memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara ; ---------------------------------------------------------------------------------


- 69 -

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat yang menyatakan

mengenai Penggugat tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan tidak

terbukti, maka menurut Majelis Hakim eksepsi tersebut haruslah ditolak ; -----------

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat telah dinyatakan

ditolak, maka Majelis Hakim selanjutnya akan mempertimbangkan mengenai

pokok perkara sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut diatas ; ---------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Keputusan Tergugat yang dimohon pembatalannya

atau dinyatakan tidak sah adalah Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007 tentang

pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tanggal 26

Juni 1992 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; ---------------------------------------

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat telah

mengajukan alat bukti berupa fotocopy surat yang diberi tanda bukti P-1 sampai

dengan P-12, sedangkan Tergugat untuk menguatkan dalil sangkalannya telah

mengajukan alat bukti berupa fotocopy surat yang diberi tanda bukti T-1

sampai …..

sampai dengan T-16, yang selengkapnya sebagaimana termuat didalam Berita

Acara Pemeriksaan Persidangan yang merupakan satu kesatuan dengan Putusan

ini ; -----------------------------------------------------------------------------------------------
- 70 -

Menimbang, bahwa Tergugat telah membantah seluruh dalil-dalil gugatan

Penggugat tersebut sebagaimana diuraikan dalam surat Jawabannya tertanggal 18

Februari 2008 maupun dalam surat Dupliknya tertanggal 10 Maret 2008, bantahan

Tergugat tersebut pada pokoknya menyatakan bahwa tidak benar dalil gugatan

Penggugat yang menyatakan kesewenang-wenangan Tergugat menerbitkan

Keputusan in litis. Selanjutnya dikatakan bahwa Keputusan in litis diterbitkan

dengan alasan-alasan sebagai berikut :

- Bahwa adanya Surat dari saudara Mahmudin Husin, SH., Advocat dan Konsultan

Hukum dengan Surat Nomor : 0156/MH-PL/XI/06 tanggal 07 Nopember 2006

yang menyatakan bahwa Penggugat akan menjual saham-saham dan bahkan

seluruh aset-aset PT. Prabu Alaska (termasuk HPH PT. Rimbakayu Arthamas) ; --

- Bahwa berdasarkan Notulen RUPS Luar Biasa PT. Rimbakayu Arthamas tanggal 6

September 2006 diputuskan memberikan persetujuan penjualan dan penyerahan

sebanyak 45.000 lembar saham senilai Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima

milyar rupiah) kepada PT. Garbapati Prakarsa ; -----------------------------------------

- Bahwa Penggugat dengan Surat Nomor : 01/RKA/UM/II/2007 tanggal 22 Januari

2007 kepada Menhut telah mengajukan permohonan pengambil alihan seluruh

saham (akuisisi saham) dari Penggugat kepada PT. Garbapati Prakarsa) ; ---------

- Bahwa Tergugat dengan Surat Nomor : S.163/Menhut-VI/2007 tanggal 26

Januari 2007 kepada Penggugat menyatakan menolak/tidak menyetujui

permohonan pengambil alihan saham (akuisisi saham) yang dimohon tersebut ; -

- Bahwa ....
- Bahwa pertemuan tanggal 16 Agustus 2007 dihadiri oleh Komisaris, Pjs. Dirut

dan Pjs. Direktur PT. Rimbakayu Arthamas terungkap bahwa sebagian besar

saham Penggugat telah dijual kepada pihak lain yang menyebabkan terjadinya

peralihan pengendalian perusahaan ; -----------------------------------------------------


- 71 -

- Bahwa berdasarkan Pasal 20 ayat 5 (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun

2007 ditentukan bahwa Ijin Pemanfaatan Hutan sebagaimana dimaksud Pasal 19

Dapat dipindah-tangankan setelah mendapat persetujuan dari Menteri

Kehutanan; ------------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 Huruf c Peraturan Pemerintah Nomor :

6 Tahun 2007, ditentukan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 20 ayat

(1) Peraturan Pemerintah tersebut diatas dikenakan Sanksi Administratif berupa

pencabutan Ijin ; -----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat telah membantah seluruh dalil-

dalil gugatan Penggugat tersebut, maka Majelis Hakim akan menguji kebenaran

dalil-dalil pihak tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam

persidangan, dengan alasan pengujian berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan

b Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; ------------------------

Menimbang, bahwa Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang

Nomor : 9 Tahun 2004 adalah merupakan instrumen Yuridis bagi Hakim untuk

melakukan pengujian apakah suatu produk Keputusan Tata Usaha Negara cacat

yuridis atau bukan. Kewenangan Hakim dalam hal ini bersifat Dominis Litis artinya

tidak saja terbatas pada bukti yang diajukan para pihak, oleh karena itu diperlukan

kearifan .....

kearifan Hakim untuk menguji secara seksama. Oleh karena itu pula Hakim tidak

terikat hanya menguji berdasarkan alasan-alasan pembatalan Keputusan yang

didalilkan Penggugat yaitu adanya kesewenang-wenangan Tergugat sebagaimana

didalilkan dalam gugatannya, melainkan Hakim mempunyai kewenangan untuk


- 72 -

melakukan segala aspek pengujian berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 yaitu pengujian yang meliputi :

3. Apakah Keputusan in litis diterbitkan bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, atau ; ---------------------------------------

4. Apakah Keputusan in litis telah diterbitkan bertentangan dengan Azas-Azas

Umum Pemerintahan Yang Baik ; ---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berikut ini Majelis Hakim akan mempertimbangkan

apakah Keputusan in litis diterbitkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yaitu ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor : 9

Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara ; ---------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti T-5 berupa Surat dari Mahmudin,

SH. Advocat dan Konsultan Hukum yang menyatakan bahwa PO Suwandi selaku

Dirut PT. Rimbakayu Arthamas akan menjual saham-saham dan bahkan seluruh

asset-aset PT. Prabu Alaska (termasuk HPH Penggugat) hanyalah pernyataan

sepihak dari saudara Mahmudin, SH., dan menurut Majelis Hakim Surat tersebut

tidak ada relevansinya dengan diterbitkannya Obyek Sengketa dalam perkara a

quo ; ---------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti T-6, T-7, T-8, dan T-9 pada

prinsipnya .....

prinsipnya Majelis Hakim menyatakan bahwa Penggugat akan melakukan

pengalihan sebagian atau seluruh saham-sahamnya kepada PT. Garbapati

Prakarsa, dan menurut hemat Majelis Hakim bukti-bukti tersebut bukanlah

merupakan perbuatan pengambil alihan sebagian atau seluruhnya saham (akuisisi


- 73 -

saham) Penggugat kepada PT. Garbapati Prakarsa, karena bukti-bukti tersebut

faktanya menyatakan hanyalah baru rencana dari Penggugat untuk

melakukan pengalihan penjualan sebagian atau seluruh saham-saham Penggugat

kepada PT. Garbapati Prakarsa, dan hal tersebut belum adanya bukti atau fakta

hukum yang menyatakan telah terjadi tindakan hukum yang riil atau konkrit

mengenai pengalihan atau penjualan sebagian atau seluruh saham-saham

Penggugat kepada pihak lain dan justru dengan adanya bukti T-9 tersebut

menunjukan adanya fakta hukum bahwa Tergugat yang telah menolak

permohonan yang dimaksud oleh Penggugat hal ini mengidentikan Perusahaan

Penggugat seharusnya dipertahankan bukan dicabut ; ----------------------------------

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan menyatakan bahwa :

”Ijin pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dapat

dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari pemberi ijin”.

Menimbang, bahwa lebih lanjut dijelaskan pada ketentuan Penjelasan Pasal

20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 menyatakan :

” yang dimaksud dengan ”dipindah tangankan” dalam ketentuan ini adalah

terbatas pada pengalihan Ijin Pemanfaatan dari pemegang ijin kepada pihak lain

yang dilakukan melalui jual beli ; ------------------------------------------------------------

Termasuk ....
Termasuk dalam pengertian dalam pemindah-tanganan ijin pemanfaatan,

sebagaimana yang dapat dilakukan oleh BUMS, adalah pengambil alihan sebagian

besar atau seluruh saham yang berakibat beralihnya pengendalian perusahaan.”


- 74 -

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas Majelis Hakim menemukan

fakta hukum ijin pemanfaatan hutan baru dapat dialihkan apabila ada

persetujuan dari pemberi ijin dalam hal ini Menteri Kehutanan RI dan

Penggugat baru dapat melakukan pengalihan sebagian besar atau seluruh saham

(akuisisi saham) miliknya apabila telah terjadi perbuatan hukum konkrit berupa

jual beli ; ----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa menurut hemat Majelis Hakim perbuatan atau rencana

Penggugat melakukan pengalihan sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi

saham) milik Penggugat tidaklah dapat dikategorikan sebagai perbuatan konkrit

jual beli seperti yang dimaksud dalam ketentuan beserta penjelasannya Pasal 20

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan ; -----------------

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai alasan

Tergugat mengenai perbuatan Penggugat yang telah melakukan Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) Penggugat hanya didasarkan

pada temuan yang didapat oleh Sek. Dir. Jend. Bina Produksi Kehutanan

berdasarkan hasil pertemuan yang diadakan pada tanggal 13 Agustus 2007 yang

dihadiri oleh Komisaris dan Pjs. Direktur Penggugat (Bukti T-10) ; --------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti tersebut diatas Majelis Hakim juga

tidak menemukan fakta hukum serta berkesimpulan bahwa Penggugat secara

factual ....

factual atau konkrit telah melakukan perbuatan hukum berupa Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) milik Penggugat kepada pihak

lain dalam hal ini PT. Garbapati Prakarsa ; -------------------------------------------------


- 75 -

Menimbang, bahwa terlepas dari masalah Pengalihan sebagian atau seluruh

saham milik (akuisisi saham) Penggugat maka mengenai Pengalihan sebagian

besar atau seluruh saham yang diberikan oleh Tergugat itu harus dilakukan sesuai

dengan ketentuan beserta penjelasan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor : 6 Tahun 2007, apabila ketentuan tersebut dilanggar maka Penggugat

dapat dikenai sanksi administrasi sesuai yang tercantum dalam ketentuan Pasal

133 Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan menyatakan :

”Sanksi administrasi berupa pencabutan Ijin sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 128 ayat (1) huruf d dikenakan kepada : ........ dan seterusnya” ; -------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti P-10 = T-1 mengenai sanksi

administrasi lebih lanjut diatur dalam ketentuan Pasal 134 ayat (1 dan 2)

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 yang pada prinsipnya menyatakan :

(1). Untuk memberikan kesempatan bagi pemegang IUPK, IUPJL, IUPHHK

Alam, IUPHH Restorasi ekosistem Hutan Alam, IUPHHK, IUPHHBK,

IPHHK, IPHHBK, IPHHK, atau IPHHBK melaksanakan kewajibannya,

sebelum ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 dicabut terlebih

dahulu diberikan peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali secara

berurutan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari untuk setiap kali

peringatan, kecuali pencabutan Ijin akibat sanksi pidana sebagaimana

dimaksud ….

dimaksud dalam Pasal 78 Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan atau dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Negeri ; -----


- 76 -

(2). Pencabutan Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga pemegang

Ijin tidak melaksanakan kewajibannya ; -------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majels Hakim meneliti fakta-fakta dalam

persidangan terutama bukti-bukti para pihak, ternyata peringatan tersebut tidak

dilakukan oleh Tergugat. Oleh karenanya pencabutan IUPHHK yang diberikan

kepada Penggugat (penerbitan Keputusan in litis) telah dilakukan Tergugat dengan

tidak mengindahkan prosedur yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-

undangan, dalam hal ini Pasal 134 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah Nomor : 6

Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan

Serta Pemanfaatan Hutan, oleh karena itu Surat Keputusan Tergugat in litis harus

dinyatakan cacat prosedur sehingga bertentangan dengan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku ; ---------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim bahwa Tergugat selaku

pelaksana pemerintahan haruslah tunduk kepada norma-norma peraturan dasar

yang memberi kewenangan kepada Tergugat baik untuk menerbitkan Keputusan

maupun mencabut Keputusan yang pernah diterbitkannya. Apabila pihak Tergugat

mengambil suatu tindakan dalam pelaksanaan pemerintah dan dianggap bahwa

ketentuan Perundang-undangan mengenai hal ini tidak cukup memadai, maka

dalam hal ini Tergugat haruslah juga tunduk pada Azas-Azas Umum Pemerintahan

Yang Baik ; --------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang ….

Menimbang, bahwa alasan Tergugat yang mendasarkan tindakannya pada

Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 (Bukti T-16 =


- 77 -

P-1), haruslah dicermati sebagai suatu rangkaian dalam pengambilan Keputusan in

litis, dengan alasan bahwa Keputusan itu (Bukti T-16) dibuat dalam rangkaian

pengambilan tindakan terhadap kelangsungan usaha pengelolaan hutan bagi

pemegang IUPHHK ; ---------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena ternyata Tergugat telah mengambil suatu

kebijakan diluar ketentuan-ketentuan peraturan dasar yang mengatur sanksi

administrasi yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007

yaitu dengan cara menentukan sendiri sanksi bukan administrasi dengan

pencabutan IUPHHK bagi Pengusaha yang permasalahannya mengenai pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham), maka hal ini haruslah

dipandang sebagai suatu pelaksanaan pemerintahan yang bebas yang dapat diuji

berdasarkan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik ; -------------------------------

Menimbang, bahwa Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik yang

seharusnya diperhatikan Tergugat sebelum mempertimbangkan Keputusan in litis

adalah mengenai apakah Tergugat terlebih dahulu telah mendengar Penggugat

guna memberi kesempatan untuk pembelaan mengenai Rencana Pengalihan

sebagian besar atau seluruh saham (akuisisi saham) Perusahaan Penggugat

sebagaimana didalilkan Tergugat (Azas Audit alteram partem), mengingat

Keputusan yang akan diambil Tergugat jangkauannya mencangkup kelangsungan

jalannya Perusahaan Penggugat ; -----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati seluruh bukti-bukti

yang .....

yang diajukan para pihak dipersidangan serta memperhatikan semua fakta-fakta

dipersidangan ternyata tidak ditemukan adanya indikasi bahwa Tergugat telah


- 78 -

mendengar Penggugat untuk melakukan pembelaannya secara layak. Oleh karena

itu tindakan Tergugat menerbitkan Keputusan in litis haruslah dinyatakan sebagai

tindakan yang melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya

Azas Kecermatan, Karena Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan a quo

seharusnya Tergugat terlebih dahulu meneliti semua fakta yang relevan dan

memasukan pula semua kepentingan yang relevan didalam pertimbangannya ; ----

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian uraian pertimbangan hukum

tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan menurut hukum bahwa penerbitan Obyek

Sengketa a quo oleh Tergugat yang mendasarkan pada Peraturan Pemerintah

Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan juga bertentangan dengan Azas-azsa Umum

Pemerintahan Yang Baik khususnya Azas Kecermatan dan Azas Keseimbangan,

sehingga oleh karenanya cukup beralasan hukum apabila terhadap gugatan

Penggugat dikabulkan dan selanjutnya terhadap Obyek Sengketa a quo harus

dinyatakan batal serta diperintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat

Keputusan Tata Usaha Negara Obyek Sengketa a quo ; ---------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan, maka

terhadap Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor :

05/G/2008/PTUN-JKT, tanggal 21 April 2008 mengenai penangguhan pelaksanaan

lebih lanjut Surat Keputusan in litis cukup beralasan untuk dipertahankan dan

dinyatakan tetap berlaku sampai ada putusan yang telah berkekuatan hukum

tetap ; --------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang …..

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi

dalam pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang
- 79 -

diajukan oleh para pihak, maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang

Nomor : 5 Tahun 1986, Majelis Hakim bebas menentukan apa yang harus

dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu

terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan

pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya dipakai

alat-alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan

menjadi satu kesatuan dengan berkas perkaranya ; -------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan, maka

berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara kepada Tergugat harus dihukum untuk biaya perkara yang

besarnya akan ditentukan dalam amar Putusan ini ; -------------------------------------

Mengingat, Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

serta Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait ; --------------------------------

MENGADILI :

DALAM EKSEPSI :

- Menyatakan eksepsi Tergugat ditolak untuk seluruhnya ; ---------------------------

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; -------------------------------

2. Menyatakan ......
2. Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat (Menteri Kehutanan RI) Nomor :

SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007, tentang pencabutan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 651/Kpts-II/1992 tertanggal 26 Juni


- 80 -

1992, tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu

Arthamas di propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya ; -----------------------------------

3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat

(Menteri Kehutanan RI) Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23

Oktober 2007, tentang pencabutan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : 651/Kpts-II/1992 tertanggal 26 Juni 1992, tentang Pemberian Hak

Pengusahaan Hutan kepada PT. Rimbakayu Arthamas di propinsi Daerah

Tingkat I Irian Jaya ; ----------------------------------------------------------------------

4. Menyatakan sah dan dipertahankan Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata

Usaha Negara Jakarta dengan Nomor : 05/G/2008/PTUN-JKT, tanggal 21 April

2008 tentang penundaan pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK.352/Menhut-II/2007 tanggal 23 Oktober 2007, kecuali ada

penetapan lain dari yang berwenang hingga putusan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap ; ------------------------------------------------------------------------------

5. Menghukum Tergugat untuk Membayar biaya perkara sebesar Rp. 58.000,-

(lima puluh delapan ribu rupiah) ; -------------------------------------------------------

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada hari KAMIS, tanggal 17 APRIL

2008 oleh kami BAMBANG WICAKSONO, SH., MH., sebagai Hakim Ketua

Majelis, FARI RUSTANDI, SH., dan SINGGIH WAHYUDI, SH., masing-masing

sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang

terbuka …..

terbuka untuk umum pada hari SENIN, tanggal 21 APRIL 2008 oleh Majelis

Hakim tersebut diatas, dengan dibantu oleh DIDIK HARI WASITO, SH., sebagai
- 81 -

Panitera Pengganti pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang dihadiri oleh

Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat ; --------------------------------

HAKIM KETUA MAJELIS,

HAKIM ANGGOTA :

1. FARI RUSTANDI, SH. BAMBANG WICAKSONO, SH., MH.

2. SINGGIH WAHYUDI, SH.

PANITERA PENGGANTI,

DIDIK HARI WASITO, SH.

PERINCIAN BIAYA :

- Administrasi Kepaniteraan …………………. Rp 49.000,-

- Biaya Redaksi …………………………………... Rp 3.000,-

- Biaya Meterai …………………………………… Rp 6.000,-

Jumlah Rp 58.000,-

(lima puluh delapan ribu rupiah).

You might also like