You are on page 1of 3

Angka kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi

Jakarta, Kompas - Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya angka kematian ibu
(AKI) yang 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup.
"Itu berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas
yang meninggal karena pelbagai penyebab," kata Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan Prof dr Azrul Azwar MPH dalam diskusi panel terkait Hari Kesehatan Sedunia
2005 yang diselenggarakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jakarta, Selasa (5/4).

Hari Kesehatan Sedunia tahun ini bertema "Ibu Sehat, Anak Sehat Setiap Saat" sehingga angka
kematian ibu dan bayi menjadi sorotan. AKI memang telah turun dibandingkan dengan 1990 yang masih
450 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, dilihat kecenderungannya, maka target millennium development
goals 125 per 100.000 kelahiran hidup tidak akan tercapai tanpa upaya percepatan. Sedangkan penurunan
AKB dan angka kematian balita (Akba) pada kurun waktu yang sama cukup tajam, yaitu AKB dari 51 per
1.000 menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup, dan Akba 82,6 per 1.000 menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup
pada kurun waktu yang sama. Angka kematian bayi baru lahir (neonatal) penurunannya lambat, yaitu 28,2
per 1.000 menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan,
persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei (SKRT 2001)
diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan (eklampsia), infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir
terutama disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat
dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Pencegahan
Kegiatan imunisasi pada bayi harus dipertahankan atau ditingkatkan cakupannya sehingga mencapai
Universal Child Immunization (UCI) sampai di tingkat desa.
Peningkatan pelaksanaan ASI eksklusif dan peningkatan status gizi serta peningkatan deteksi dan
stimulasi dini tumbuh kembang jadi modal awal untuk sehat. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi
terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan malaria terutama di daerah endemik perlu
ditingkatkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM). Kejadian komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar
persalinan sehingga pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran serta pertolongan tenaga
kesehatan yang terampil pada masa persalinan menjadi sangat penting. (LOK) . (syafrudin. Angka
kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi, 2008  )

WHO: Penurunan Angka Kematian Ibu Belum Sesuai Target MDGs

Jakarta (ANTARA News) - Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih
terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development
Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil
dan melahirkan pada 2015, demikian pernyataan resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat.
Dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs
penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen per tahun.

Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga
saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal
dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak
576.000. Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan
angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu
secara bermakna di negara-negara yang angka kematian ibunya rendah.

Artinya, negara-negara dengan angka kematian ibu tinggi belum menunjukkan kemajuan berarti
dalam 15 tahun terakhir ini. Perkiraan angka kematian ibu WHO menunjukkan bahwa sementara
peningkatan terjadi di negara dengan pendapatan menengah, penurunan angka kematian ibu selama
periode 1990-2005 di Sub-Sahara Afrika hanya 0,1 persen per tahun. Selama periode 1990-2005 juga
belum ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka kematian ibu per tahun hingga 5,5 persen.
Hanya Asia Timur yang penurunannya telah mendekati target yakni 4,2 persen per tahun serta Afrika
Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia mengalami penurunan yang jauh lebih besar dari Sub-
Sahara Afrika. Selain itu disebutkan pula bahwa lebih dari satu setengah kematian ibu (270.000) terjadi di
kawasan Sub-Sahara Afrika dan 188 ribunya di Asia Selatan sehingga jika digabungkan kontribusi kedua
kawasan terhadap angka kematian ibu dunia pada 2005 mencapai 86 persen .( Antaranews.com, 2009 )

Angka Kematian Ibu Di Asia Tenggara Paling Tinggi Di Dunia

Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menteri kesehatan negara-negara Asia
Tenggara yang bertemu di New Delhi, India, pada 8-11 September 2008, melakukan pembahasan khusus
tentang angka kematian ibu di kawasan Asia Tenggara yang tergolong masih tinggi.Siaran pers dari kantor
perwakilan WHO Jakarta yang diterima ANTARA, Kamis, menyebutkan kematian ibu di kawasan Asia
Tenggara menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak global. WHO memperkirakan,
sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu
dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun.Sebanyak 98
persen dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia , Nepal
dan Myanmar.

Dalam hal ini, hampir semua negara anggota telah berupaya menurunkan kematian ibu dan anak
dengan meningkatkan penyediaan pelayanan kelahiran oleh tenaga kesehatan trampil. Namun demikian,
semua negara masih harus bekerja keras untuk mewujudkan akses universal pelayanan persalinan
berkualitas oleh tenaga kesehatan trampil supaya bisa mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium
(MDGs), menurunkan separuh angka kematian ibu dan anak tahun 1990 menjadi pada 2015.Selain
menyoroti masalah kematian ibu dan anak, pertemuan itu juga membahas soal penanganan epidemi
infeksi virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) yang juga terus menyebabkan
kematian di Asia Tenggara.Dengan sekitar 3,6 juta orang dengan HIV/AIDS dan 260 ribu kasus baru setiap
tahun, kawasan ini merupakan kawasan dengan jumlah infeksi tertinggi kedua di dunia.
Penularan infeksi virus tersebut juga masih terus berlanjut dan utamanya ditularkan melalui
hubungan seks antara pekerja seks komersial dengan kliennya, penggunaan narkoba dengan jarum suntik
dan hubungan sesama jenis. Direktur WHO Regional Asia Tenggara Dr. Samlee Plianbangchang
mengatakan, guna mengatasi masalah itu kini negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah
meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan. Namun demikian, katanya, masih ada kesenjangan berupa
cakupan pelayanan yang rendah, alokasi anggaran kesehatan yang rendah serta kurang optimalnya
koordinasi dan penggunaan dana yang ada dari para donor.Oleh karena itu, katanya, WHO memromosikan
pendekatan kesehatan masyarakat untuk memerangi HIV/AIDS yakni melalui pendefinisian masalah,
identifikasi metode penanganan yang tepat, intensifikasi intervensi yang dinilai efektif serta melakukan
pemantauan serta evaluasi terhadap dampak intervensi beserta pembiayaannya.
(http://akuindonesiana.wordpress.com/2008/09/11/angka-kematian-ibu-di-asia-tenggara-paling-
tinggi-di-dunia/ )

BANDA ACEH, RABU - Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan menjadi
salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
2008.

"Meski prosentase terus menurun, namun kita masih memprioritaskan menekan serendah
mungkin  AKI melahirkan di Aceh dengan berbagai terobosan, seperti peningkatan kualitas
layanan bagi petugas kesehatan terutama di pedesaan," kata  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
NAD, dr HT Anjar Asmara di Banda Aceh, Rabu.Ia menjelaskan, jajaran kesehatan menargetkan
penurunan AKI dapat menjadi 125/100 ribu ibu melahirkan di bawah target nasional 226/100
ribu pada tahun 2012.

Dijelaskan sekitar  80 persen ibu hamil meninggal akibat pendarahan, namun angka
kematian itu bisa lebih tinggi antara lain disebabkan jika distribusi tenaga medis tidak merata dan
minimnya sarana kesehatan, terutama  transportasi untuk menjangkau warga khususnya di daerah
terpencil.   "Karena itu, salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah adalah membangun pos
kesehatan di desa-desa dan sosialisasi kepada masyarakat terutama kaum ibu dan memberi
pelatihan peningkatan pelayanan kepada petugas kesehatan," tambahnya.

Selain itu, masalah penurunan kasus gizi buruk juga menjadi prioritas jajaran kesehatan
di provinsi berjuluk Serambi Mekah pada 2008. "Masalah gizi buruk  itu kasusnya di Aceh
memang sudah mendekati angka nol, tapi tidak hilang. Karena itu diperlukan kerja keras jajaran
kesehatan agar kasus tersebut tidak ditemukan lagi," kata Anjar Asmara.Dia menjelaskan,
turunnya kasus gizi buruk di Aceh itu juga tidak lepas dari dukungan para Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM/NGO) nasional dan internasional termasuk badan dunia bidang kesehatan
yang terus aktif di Aceh pasca-tsunami 26 Desember 2004.

Untuk menekan kasus gizi buruk, Pemerintah Aceh akan menghidupkan kembali posyandu
sampai ke pelosok-pelosok desa serta melatih para kadernya selain program pemberian makanan
tambahan (PMT)."Kita juga telah membangun  sebanyak 124 desa siaga hingga akhir 2007. Sementara
target 80 persen desa siaga di Aceh diharapkan bisa tercapai pada 2010. Desa siaga itu diharapkan bisa
hidup sebagai lembaga deteksi dini masalah kesehatan masyarakat," kata Anjar Asmara. ( Akses
http://m.kompas.com )

You might also like