Professional Documents
Culture Documents
Tentang
Disusun oleh :
1. Erik yonanda
2. Gito Romi
Dosen pembimbing :
2010 / 2011
17
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penyusun
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasional, pendidikan diartikan sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya
juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena
17
Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan di sekolah mutlak
diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi
manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam lingkup
binaannya.
17
BAB II
1. Pengertian Bimbingan
(1955) menyatakan bahwa: guidance is a process of helping individual through their own
ffort to discover d develop their potentialisties both for personal happiness and social
usefulness. Definisi yang diungkapkan oleh Miller (dalam Jones, 1987) nampaknya
individu untuk mencapai pemahan diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
a. Bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang
17
tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai
dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut
menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan
kegiatan yang terus menerus, sistematika, terencana dan terarah pada tujuan.
dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat
17
b. Adanya program yang jelas dan sistematis untuk: (1) melaksanakan penelitian
sebagainya, (3) kesempatan bagi murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling
secara teratur.
d. Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik mupun non fisik (suasana, sikap, dan
sebagainya);
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi
a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
17
Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua,
didik.
b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil
17
sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasilhasil yang dicapainya
dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan
konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip
yaitu:
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi
17
dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh
pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan
konseling.
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus
peserta didik
konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidik yang terendah sampai
tertinggi
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diarahkan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan
17
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan
hasil bimbingan
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
Penyelanggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh
fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi
sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas asa-asas itu akan memperlancar pelakasanaan
mengaburkan hasil layanan kegiatan dengan membayar SPP penuh itu sendiri. Asas-asas
1. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya
sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan yaitu
data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan
2. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya
17
yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina
3. Asas keterbukaan
4. Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri
peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka,
Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpurapura.
5. Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang
diperuntukan baginya.
6. Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan
ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
17
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik.
7. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien)
dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan ”masa depan atau
kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama
kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
waktu.
9. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
dengan sebaik-baiknya.
10. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
17
berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan
11. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
12. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru
ahli-ahli lain.
13. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
17
peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan
membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. Selain asas-
asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan
secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan atau
dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut sehingga dapat
dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan
Dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal mengenai bimbingan konseling, tujuan
utama pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, yaitu untuk membantu
siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi,
pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat, ada beberapa bidang
garapan dari bimbingan dan konseling ini, bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga
bidang garapan
1. Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan dengan:
• Pemahaman diri.
17
• Membuat pilihan kegaiatan secara sehat
Adapun menurut para ahli, layanan Bimbingan dan Konseling meliputi empat bidang
garapan, seperti yang dikemukakan oleh Muro dan Kottman (Ahman, 1998;2530) yakni:
17
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar
• Self esteem
• Motivasi berprestasi
• Keterampilan berkomunikasi
2. Layanan responsif
Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian siswa yang
muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi dan karier
• Kesuksesan akademik
• Kenakalan anak
• Kehadiran
• Keterampilan studi
17
• Penyesuaian di sekolah baru
Tujuan layanan ini adalah membantu siswa untuk merencanakan, memonitor dan
mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya
sendiri. Dengan kata lain, melalui sistem perencanaan individual siswa dapat:
pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.
• Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan
4. Sistem pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian layanan dan kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup:
17
• Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan
17
DAFTAR PUSTAKA
Furqon, Ph.D (editor). 2005. Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Muhibbin Syach, Drs., M.Ed. 1995, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, Nana Syaodih. Prof. Dr. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
Latar Belakang......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
Pengertian Bimbingan............................................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA
17