Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang sering menyerang manusia (85-
100%).Ditandai dengan papul folikular tidak meradang atau komedo dan papul yang
meradang,pustule,dan nodul dalam bentuknya yang lebih berat.Lokasi yang sering terkena
adalah daerah dengan folikel sebasea yang padat yaitu wajah,dada atas dan punggung.
EPIDEMIOLOGI
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini,maka sering dianggap
sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman menyatakan bahwa tidak ada
seorangpun (artinya 100%),yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini.Penyakit ini
memang jarang terdapat pada waktu lahir,namun ada kasus yang terjadi pada masa
bayi.Betapapun pada masa remajalah akne vulagaris menjadi salah satu problem.Umumnya
insidens terjadi pada umur 14 – 17 tahun pada wanita,16 – 19 tahun pada pria dan pada masa
itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang.
Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi premenarke.Setelah masa remaja
kelainan ini berangsur berkurang.Namun kadang-kadang terutama pada wanita ,akne vulgaris
menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih.Meskipun pada pria umumnya akne
vulgaris lebih cepat berkurang,namun pada penelitian diketahui bahwa gejala akne vulgaris
yang berat biasanya terjadi pada pria.Diketahui pula bahwa ras oriental (Jepang.Cina,Korea)
lebih jarang menderita acne vulgaris dibanding ras Kaukasia (Eropa,Amerika),dan lebih
sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro.Akne vulgaris mungkin
familial,namun karena tingginya prevalensi penyakit ini sukar dibuktikan.Dari sebuah
penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris yang lebih
berat.
PATOFISIOLOGI
2.Kelebihan sebum juga menjadi faktor lain terbentuknya akne.Produksi dan akskresi sebum
diatur oleh beberapa hormon dan mediator.Hiperresponsif organ terhadap hormon
androgen,hormon pertumbuhan menjadi penyebab timbulnya akne.
1.Keturunan.
3.Musim.
6.Obat – Obat :
Kortikodsteroidoral/topikal,ACTHandrogen,yodida,bromida,INH,Vit.B12,diphenylhidant
oin,phenobarbital dapat menyebabkan eksaserbasi akne yang sudah ada atau
menyebabkan erupsi yan mirip akne (“acneiform eruptions”).
7.Kosmetika.
Bahan-bahan yang bersifat komedogenik sering sebagai penyebab terutama terdapat pada
krim dasar,pelembab,krim tabir surya.
GEJALA KLINIS
Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan
punggung bagian atas.Lokasi kulit lain misalnya lengan atas,dan glutea kadang-kadang
terkena.Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang
tidak beadang, dan pustul, nodus dan kista yang beradang.Dapat disertai rasa gatal, namun
umunya keluhan penderita adalah keluhan estetis.Komedo adalah gejala patognomonik bagi
acne berupa papulmiliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna
hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black
komedo,open komedo).Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga
tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup (white
komedo,close komedo).
KLASIFIKASI
Klasifikasi akne diperlukan untuk mengetahui berat ringannya penyakit serta pengobatan
yang dilakukan.Banyak sekali penggolongan akne,salah satunya adalah klasifikasi akne
menurut Plewig dan Kligman :
1.Akne Komedonal
2.Akne papulopustuler
3.Akne konglobata
Adapun penulis di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN dr.Cipto
Mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut :
1. Ringan
• Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi.
• Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi.
• Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi.
2. Sedang
• Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi.
• Beberapa lesi tak beradang lebih dari 1 predileksi.
• Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi,sedikit lesi beradang pada lebih dari
1 predileksi.
3. Berat
• Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi.
• Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi.
Catatan:Sedikit
Beberapa 5 – 10 lesi.
Banyak > 10 lesi.
Beradang : pustul,nodul,kista.
DIAGNOSIS
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi
sebum,yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna).Sebum
yang menyumbat folikeltampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lunak bagai nasi
yang kadang ujungnya berwarna hitam.
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi
dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk
tujuan penelitian,namun hasilnya sering tidak memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula
dilakukan untuk tujuan serupa.Pada akne vulgaris kadar lemak bebas (free fatty acid)
meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk
menurunkannya.
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
1.Prinsip umum
2.Perawatan kulit
5)Jangan mencuci muka berlebihan denagn sabun (6 – 8 kali sehari) karena sabun
bersifat komedogenikdan dapat menyebabkan akne detergen
6)Sabun-sabun bakteriostatik yang biasanya mengandung bahan-bahan heksaflofen
trikarbaninid,dan chlorinated salicylanilidies dapat mengurangi flora aerobik kulit
tetapi tidak ada efek terhadap Propionibacterium acnes
3.Makanan
4.Pengobatan
A.Pengobatan topikal
a.Retinoid
b.Benzoil peroksida
Benzoil peroksida memiliki efek sebagai anti bakteri, keratolitik dan sedikit anti
inflamasi.Bermanfaat untuk mengobati akne ringan sampai sedang.Efek samping
yang sering terjadi adalah kulit kering, eritema, dan peeling (pengelupasan
kulit).Pada pemulaan pengobatan pasien merasa seperti terbakar,gejala ini akan
berkurang dalam beberapa minggu, sehingga sebaiknya dimulai dari dodid yang
rendah dahulu, kemudian lambat laun dinaikkan dosisnya.
c.Asam salisilat
2)Anti biotika
Anti biotika topikal ini bekerja dengan mengurangi jumlah P.Acnes di dalam
folikel pilosebasea.Obat ini jarang menyebabkan iritasi.Tetapi perlu diketahui
bahwa antibiotika topikal tidak lebih efektif daripada benzoil peroksida dan
trtionin untuk mengatasi akne ringan sampai sedang.Karena meskipun antibiotika
topikal mengurangi inflamasi tetapi efek terhadap komedo kurang konsisten.
B.Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktivitas jasad renik disamping
dapat juga untuk mengurangi reaksi radang,menekan produksi sebum,dan mempengaruhi
keseimbangan hormonal.Terdiri atas :
1.Antibiotik sistemik
a.Golongan Tetracyclin
Tetracyclin dapat mengakibatkan perubahan warna gigi dan tidak dianjurkan untuk
wanita hamil.Efek samping yang lain iritasi lambung, dan infeksi jamur vagina.Dois 4
x 250 mg setiap hari, diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
selama 4 – 8 minggu berikutnya.
Dimekksosiklin dosis tinggi 4 x 250 mg sehari diberikan 1 jam sebelum makan
selama 3 – 6 minggu dan dosis disesuaikan setiap 3 – 4 minggu berikutnya.Dosis
rendah 150 mg sehari diberikan 1 jam sebelum makan selama 6 minggu dan dosis
berikutnya disesuaikan setiap 6 minggu.Obat ini jarang dipakai.
Doxycyclin efektif membunuh kuman gram positif dan negatif.Dosis tinggi 2 x 200
mg sehari diberikan selama 2 – 4 mingu, selanjutnya dosis disesuaikan dengan
keadaan penyakit.Dosis rendah 1 x 200 mg sehari diberikan selama 6 – 8 minggu,
selanjutnya disesuaikan sesuai keadaan penyakit.Efek sampingnya berupa
fototoksik,renal diabetes insipidus syndrom.
Minoksiklin efektif untuk membunuh bakteri gram positih dan negatif.Dosis 2 x 100
mg sehari diberikan 3 -6 minggu,selanjutnya dosis disesuaikan setiap 3 – 6 minggu
berikutnya.Dosis rendah 50 – 100mg sehari diberikan selama 4 – 6 minggu
selanjutnya dosis disesuaikan setiap 6 minggu.Efeksampingnya adalah gangguan
keseimbangan,nousea,diskolorisasi kilit warna abu-abu sampai biru.
b.Erytromycin
Merupakan obat pilihan untuk penderita yang sensitif pada tetrasiklin dan wanita
hamil.Memiliki efek bakterisida terhadap P.Acnes.Dosis 1gr/hari.
c.Klyndamicyn
2. Hormonal
a.kortikosteroid
Kortikosteroid intralesi berguna untuk lesi nodulokistik besar dan sinus pada acne
conglobata.Cepat mengurangi keradanagan dan mencegah timbulnya cicatric.Dipakai
larutan dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan penyuntikan dapat diulangi 1 – 2
minggu.Kortikosteroid sistemik hanya digunakan untuk acne tipe nodulokistik dengan
cicatric yang hebat dan diberikan dalam jangka waktu yang pendek.
b.Esterogen (Oral Contraceptive Pills (OCPs))
Kontrasepsi ini mungkin dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada terapi akne
pada wanita.OCPs menurunkan sirkulasi androgen,yang akhirnya dapat menurunkan
produksi sebum.Estrogen pada OCPs meningkat setara dengan sex-hormon-binding
globulin, dimana, akhirnya, menurunkan jumlah testosterone bebas.Estrogen juga
menurunkan sekresi gonadotropin oleh pituitai anterior, dengan konsekuensi penurunan
produksi androgen pada ovarium.Saat OCPs digunakan untuk terapi akne, dokter harus
meresepkan formulasi yang mengandung progestin dengan efek androgen yang
rendah.Progestin yang tepat digunakan antara lain norethindrone (Norlutin),
norethindrone acetate (Aygestin), ethynodiol diacetate (Zovia), dan norgestimate
(Ortho-Cyclen).
•Mustabilir lisosom
4. Vitamin A
Bila diberikan peroral bersama-sama dengan antibiotika oral dan topikal, vitamin A
asam sangat efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat.Diduga vitamin ini
mempengaruhi produksi atau metabolisma androgen.Dosis : 50.000 – 100.000 IU/hari.
5. Isoretinoit
Suatu bentuk 13- cis/asam retinoat digunakan untuk pengobatan akne berbentuk kistik
dan konglobata.Pada kebanyakan kasus obat ini memberikan remisi sempurna selama
berbulan-bulan dan sampai bertahun-tahun.Dosis : 1 mg/kg/hari.Efek samping :
gangguan selaput lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan pendarahan
hidung.Isoretinoit bersifat keratogenik.
6. Senk (Zink)
Efeknya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga mempunyai efek inflamasi.Unsur
ini berpengaruh terhadap epitelisasi,aktivitas enzim pada metaboloisme vitamin A, dan
memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.Dosis 3 x 200 mg/hari.
7. Diretika
Tindakan Khusus
•Injeksi kortikosteroid intralesi : dilakukan pada lesi krista atau nodul yang dalam, dan
biasanya dipakai triamsinolon asetonid 0,025 – 0,05 mg/ml, tiap lesi tidak lebih dari
0,1 ml untuk mencegah terjadinya antrofi.
•Peeling dengan bahan kimia yaitu glicolic acid atau trichloroasetic acid konsentrasi
rendah
•Dermabrasi, punch graft dan kolagen implant dapat memperbaiki parut yang ada.
•Terapi laser, laser dengan panjang gelombang 1320-nm bermanfaat untuk terapi
akne.Banyak pasien memilih terapi laser daripada terapi lain karena terapi ini
dianggap menyenangkan, tetapi persentase terapi ini dapat menurun sangat drastis
saat mereka tahu biaya yang harua dikeluarkan untuk terapi tersebut.Laser dengan
panjang gelombang 1450-nm lebih sering digunakan dalam terapi akne karena
diserap lebih baik oleh glandula sebasa dibandingkan denagn panjang gelombang
1320-nm.Semakin sering melakukan terapi, hasilnaya akan semakin baik.
PROGNOSIS
Umumnya prognosis penyakit baik, tetapi sebagian penderita sering residif.Akne vulgaris
umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30 – 40 an.Jarang terjadi akne vulgaris yang
menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu rawat inap di rumah
sakit.Namun ada yang sukar diobati, mungkin karena faktor genetika.Bila banyak sikatrik
bisa dilakukan dermabrasi oleh para ahli.