You are on page 1of 23

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

A. JUDUL PROGRAM
Penerapan Intelligent Transportation System (ITS) di Surabaya

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Seiring meningkatnya arus lalu-lintas di Surabaya, terjadi pula
peningkatan kepadatan lalu-lintas dan meningkatnya potensi kecelakaan.
Muncul usulan untuk menggunakan ATCS (Area Traffic Control System)
dalam sebuah Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transport System)
yang terdiri dari CCTV dan Variable Message Signs.
Di tahun 1990an, sebuah ATCS dipasang di Surabaya menggunakan
teknologi SANCO (Spanyol). Beberapa lampu lalu-lintas di Surabaya
memiliki program waktu yang tetap dengan menggunakan sistem SAINCO,
CONTRAF dan pengendali PLC. Sistem ini memiliki sejumlah inefisiensi,
yaitu perawatan dan kurangnya kesinambungan dengan sistem yang ada di
masa depan (misalnya. Sistem prioritas Transportasi umum).

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana meningkatkan keselamatan dalam berkendaraan pada lalu
lintas kota Surabaya.
2. Bagaimana meningkatkan laju arus lalu-lintas di Surabaya guna
mengurangi kemacetan.
3. Bagaimana mengatur sistem yang direncanakan dapat
berkesinambungan dengan lingkungan

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi sumbangsih bagi
pembangunan jangka panjang di Indonesia dengan memberikan dukungan
teknis yang sesuai untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah ATCS
(Area Traffic Control System) di Surabaya, Jawa Timur.

E. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan utama ATCS adalah penurunan waktu tempuh, dan kemacetan.
Kegunaan lainnya adalah :
1. Meningkatkan keselamatan dalam berkendaraan pada lalu lintas kota
Surabaya.
2. Meningkatkan laju arus lalu-lintas di Surabaya guna mengurangi
kemacetan.

Intellegent Transportation System 1


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

3. Mengatur sistem yang direncanakan dapat berkesinambungan dengan


lingkungan

F. TINJAUAN PUSTAKA
Background ITS
Ketertarikan di ITS berasal dari masalah yang disebabkan oleh
kemacetan lalu lintas dan sinergi dari teknologi informasi baru untuk
simulasi, kontrol real-time, dan jaringan komunikasi. kemacetan lalu lintas
telah meningkat di seluruh dunia sebagai akibat dari meningkatnya
motorisasi, urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan perubahan dalam
kepadatan penduduk. Kemacetan mengurangi efisiensi infrastruktur
transportasi dan waktu perjalanan meningkat, polusi udara, dan konsumsi
bahan bakar.
Amerika Serikat, misalnya, melihat peningkatan yang besar di kedua
motorisasi dan urbanisasi dimulai pada tahun 1920 yang menyebabkan
migrasi penduduk dari daerah pedesaan jarang penduduknya dan daerah
perkotaan padat ke pinggiran kota. Ekonomi industri menggantikan ekonomi
pertanian, memimpin penduduk untuk berpindah dari daerah pedesaan ke
pusat perkotaan. Pada saat yang sama, motorisasi menyebabkan kota untuk
memperluas karena transportasi bermotor tidak dapat mendukung kepadatan
penduduk bahwa sistem angkutan massal yang ada bisa. Pinggiran
memberikan kompromi yang masuk akal antara kepadatan populasi dan
akses ke berbagai macam pekerjaan, barang, dan jasa yang tersedia di pusat-
pusat perkotaan yang lebih padat penduduknya. Selanjutnya, infrastruktur di
pinggiran kota bisa dibangun dengan cepat, mendukung transisi cepat dari
ekonomi / pedesaan pertanian ke ekonomi industri / kota [rujukan?]. kegiatan
pemerintah baru-baru ini di daerah ITS - khususnya di Amerika Serikat -
adalah lebih termotivasi oleh kebutuhan yang dirasakan untuk keamanan
dalam negeri. Banyak sistem ITS diusulkan juga melibatkan pengawasan
dari jalan, yang merupakan prioritas keamanan dalam negeri [1] Pendanaan
banyak sistem datang entah langsung melalui organisasi keamanan dalam
negeri atau dengan persetujuan mereka.. Selanjutnya, ITS dapat memainkan
peran dalam evakuasi massal cepat orang di pusat-pusat kota setelah
peristiwa korban besar seperti akibat bencana alam atau ancaman. Sebagian
besar infrastruktur dan perencanaan yang terlibat dengan ITS paralel
kebutuhan untuk sistem keamanan tanah air.

Intellegent Transportation System 2


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Di dunia berkembang, migrasi orang dari desa ke habitat urbanisasi


telah berkembang secara berbeda. Banyak daerah di negara berkembang
telah urbanisasi tanpa motorisasi signifikan dan pembentukan pinggiran kota.
Di daerah seperti Santiago, Chile, kepadatan penduduk yang tinggi didukung
oleh sistem multimodal berjalan, transportasi sepeda, sepeda motor, bus, dan
kereta api. Sebagian kecil penduduk mampu mobil, tapi mobil sangat
meningkatkan kemacetan dalam sistem transportasi multimoda. Mereka juga
menghasilkan sejumlah besar polusi udara, menimbulkan risiko keamanan
yang signifikan, dan memperburuk perasaan ketidakadilan di masyarakat.
Bagian lain dari negara berkembang, seperti Cina, tetap sebagian
besar pedesaan tetapi dengan cepat urbanisasi dan industrialisasi. Di daerah-
daerah yang infrastruktur bermotor sedang dikembangkan bersama
motorisasi penduduk. Great disparitas kekayaan berarti bahwa hanya
sebagian kecil dari penduduk dapat motorize, dan oleh karena itu sistem
transportasi yang sangat padat multimoda bagi masyarakat miskin adalah
cross-cut oleh sistem transportasi yang sangat bermotor untuk orang kaya.
Infrastruktur perkotaan sedang berkembang pesat, memberikan kesempatan
untuk membangun sistem baru yang menggabungkan ITS pada tahap awal.
Pada dasarnya ITS merupakan penerapan dari kemajuan system
elektronika dan teknologi komunikasi untuk menggabungkan manusia,
kendaraan, dan jalan kedalam sebuah system cerdas terintegrasi. Secara
umum ITS memiliki dua kunci elemen, yaitu intelegenci dan integrasi.
Intelegenci melibatkan pengetahuan meliputi pengumpulan data dan
pemrosesan informasi. Integrasi berkaitan dengan hubungan dan koordinasi
antara kunci-kunci elemen dan system. Peningkatan efisiensi termasuk
pengurangan delay dan kemacetan dapat diperoleh dengan perkembangan
system informasi terintegrasi. Hal ini juga dapat mengurangi dampak
lingkungan dan sosial.
Prinsip dasar ITS dibagi menjadi tiga antara lain;
1. Akuisisi data
2. Pemrosesan data, dan
3. Penyebaran informasi
1. Akuisisi Data
Salah satu komponen penting dari ITS adalah pengumplulan data
yang menyediakan mesukan untuk manajemen dna prosedur
pengoperasian.
a. Tipe Data

Intellegent Transportation System 3


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ITS biasanya menggunakan bebrapa tipe data yang dapat


dikaraktiristikkan sebagai berikut :
Data yang berhubungan dengan system transportasi dan area
biasanya diperoleh dari sector public. Data-data yang terkait
informasi real time yang diperoleh secara kontinyu menggunakan
system teknologi antara lain, kemacetan, cuaca, dan lokasi
kendaraan.
b. Kebutuhan dan tanggung jawab
c. Tekhnologi
Saat-saat ini telepon bergerak, radio, dan GPS secara umum
digunakan untuk berkomunikasi antara pengemudi dengan pusat control.
Akan tetapi secara luas kecanggihan teknologi informasi dapat digunakan
untuk komunikasi dan pengumpulan data secara otomatis.
2. Data processing
Data-data yang telah diperoleh harus diubah menjadi suatu
informasi. Secara umu pemrosesan data meliputi satu atau bebrapa
prosedur berikut :
a. Verifikasi
pengecekan data untuk beberapa error merupakn komponen yang
penting dalam verifikasi data. Kecepatan perubahan data dan tingkat
akurasi data harus ditentukan.
b. Rangkuman
Rangkuman meliputi pengumpulan data biasanya mencakup ruang
dan waktu.
c. Integrasi
Integrasi meliputi kombinasi dari beberapa sumber.
d. Prediksi
Preidisi membutuhkan matematika yang perlu dikembangkan
3. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan untuk memfasilitasi pergerakan
yang efisien dari sebuah system transportasi. Diharapkan dengan
informasi ini para pemakai jalan dapat membuat keputusan yang tepat
dalam melakaukan transportasi

G. METODOLOGI PENELITIAN
I. Studi Literatur

Intellegent Transportation System 4


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Dalam melaksanakan Penerapan Intelligent Transportation System (ITS) di


Surabaya ini dilakukan studi literatur terhadap:
- Mencari dan mempelajari Intelligent Transportation System (ITS)
- Mencari dan mempelajari Area Traffic Control System (ATCS)
- Pengendali yang sudah ada
- Sistem deteksi
- Komunikasi
- Perangkat keras lampu lalu-lintas
- Countdown clocks (jam mundur)
- Board Message
- Automatic Tolling
Pelaksanaan studi literatur ini dilakukan di perpustakaan pusat ITS Surabaya
serta melalui browsing di internet untuk menambah kelengkapan data yang
diperlukan.

II. Studi Kebutuhan Sistem


2.1 Survei Kebutuhan Sistem
Seiring meningkatnya arus lalu-lintas di Surabaya, terjadi pula
peningkatan kepadatan lalu-lintas dan meningkatnya potensi kecelakaan.
Oleh karena itu :
- Setiap kota besar memerlukan suatu sistem transportasi yang cerdas.
Penerapan Intelligent Transport System adalah jawaban untuk
permasalahan tersebut.
- Penerapan ATCS sebagai bagian dari ITS akan memberikan
kemudahan, kenyamanan, dan sistem informasi dalam
bertransportasi.
- Peningkatan transportasi juga memberikan dampak pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu, adanya ITS harus dapat menciptakan
sistem transportasi yang ramah lingkungan.
-

Gambar 1. Persentase pencemaran dari sisi transportasi

Intellegent Transportation System 5


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2.2 Alasan-alasan dibutuhkan Sistem


- Tidak seimbangnya antara laju pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan
di Surabaya.
- Kurang sadarnya masyarakat Surabaya akan pentingnya sarana
transportasi umum.
- Kurang dimanfaatkannya penerapan teknologi dalam memecahkan
masalah transportasi di Surabaya.
- Kurang sadarnya masyarakat Surabaya tentang Tertib dan Disiplin
ber Lalu Lintas dalam berkendara.
2.3 Perumusan Visi dan Misi Sistem
Visi:
Meningkatkan laju arus Lalu Lintas dan kesinambungan lingkungan di
Surabaya.
Misi:
1. Menjadikan Surabaya menjadi tempat yang nyaman dalam
berkendara, baik itu pribadi atau transportasi umum.
2. Meningkatkan keselamatan dalam berkendaraan pada lalu lintas
kota Surabaya.
3. Meningkatkan laju arus lalu-lintas di Surabaya guna mengurangi
kemacetan.
4. Mengatur sistem yang direncanakan dapat berkesinambungan
dengan lingkungan
2.4 Perumusan Fungsi Sistem
- menertibkan disiplin dalam berkendara di Surabaya.
- Menghubungkan Pengendali yang sudah ada dengan pengendali
baru.
- mengurangi kemacetan di setiap pintu tol
- memberikan informasi tentang kondisi lalu lintas.
- memberikan informasi pada pengendara lamanya
2.5 Prioritas Fungsi Sistem
i. Must
- Penertiban disiplin dalam berkendara di Surabaya dengan bantuan
kamera CCTV. Terutama pada kendaraan Roda dua.
- Menghubungkan Pengendali yang sudah ada dengan pengendali
baru agar setiap titik lalu lintas dapat di monitor dalam suatu Pusat
Kontrol.
ii. Should

Intellegent Transportation System 6


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

- Menambah Board Message pada jalan jalan protokol.


- Countdown clocks (jam mundur) untuk memberikan informasi pada
pengendara lamanya kendaraan dihidupkan atau dimatikan agar
mengurangi polusi, misalnya pengendara harus mematikan mesin
jika countdown clock bernilai diatas 10 detik.
iii. Nice To have
Automatic Tolling berfungsi mengurangi kemacetan di setiap pintu tol
2.6 Studi Kelayakan Sistem
i. Kelayakan Teknis
Penerapan Teknologi pada ITS surabaya layak dilaksanakan guna
mengurangi kemacetan, karena Surabaya merupakan kota
metropolitan, yang mana jumlah kendaraan akan terus meningkat.
ii. Kelayakan Operasional
Secara Operasional, teknologi yang akan diterapkan nanti akan
mampu beroperasi selama 24jam dan real time, karena Surabaya
mempunyai sarana yang sudah ada.
iii. Kelayakan Ekonomis
Teknologi yang akan diterapkan nantinya akan memerlukan banyak
pendanaan. Karena untuk mencapai sistem yang aman dan nyaman
dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi dengan mengeluarkan
biaya untuk pendanaan pembaharuan dalam sistem transportasi
diharapkan nantinya akan menyelamatkan lebih banyak lagi
keselamatan para pengguna jalan.

III. Perancangan Konseptual


3.1. Parameter Sistem
Sistem ini akan bekerja jika berkendara dalam Surabaya lancar, adapun
parameter parameter yang menyatakan lancar berkendara adalah sebagai
berikut:
- Lampu lalu lintas menggunakan lampu led yang mempunyai lifetime
lebih lama daripada lampu pijar
- Area-area yang masuk kedalam ATCS
- Letak pemasangan perangkat-perangkat yang digunakan
- Komunikasi menggunakan nirkabel dan serat optic.
3.2. Variabel Sistem
- Arus kemacetan lalu lintas
- Lama penyalaan lampu lalu lintas

Intellegent Transportation System 7


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

- Lama countdown clock menghitung


- Informasi pada message board

3.3. Batasan dan kendala Sistem


Batasan:
- Penelitian tidak membahas tentang keselamatan berkendara secara
rinci.
- Penelitian tidak mambahas semua permasalah yang terjadi pada
sistem transportasi, disini hanya mencoba untuk menyelesaikan
permasalahan kurangnya pengunaan fasilitas yang ada secara optimal
dan juga dilakukan beberapa penambahan fasilitis untuk mendukung
fasilitas yang sudah ada.
Kendala:
Diperlukan merevisi peraturan lalu lintas.
3.4. Kriteria Sistem
i. Kriteria Operasional
Sistem yang dibuat diharapkan dapat bekerja setiap saat dan real time
sehingga mampu membantu dalam pengaturan lalu lintas dan
memberikan informasi tepat guna kepada para pengguna jalan.
ii. Kriteria Kinerja
- Area Traffic Control System (ATCS)
Menentukan area mana saja yang masuk kedalam ATCS
- Menghubungkan Pengendali yang sudah ada dengan pengendali baru
agar setiap titik lalu lintas dapat di monitor dalam suatu control
centre
- Sistem deteksi ini memungkinkan deteksi kendaraan untuk
menentukan side road movements or phases (sekelompok non-
conflicting movements) dan untuk memberikan informasi mengenai
volume lalu-lintas dan kepadatan untuk untuk menentukan tingkat
kepadatan arus yang akan terjadi untuk suatu pendekatan tertentu
- Komunikasi menggunakan nirkabel dan serat optic.
- Perangkat keras lampu lalu-lintas perlu diitnjau ulang, untuk
memastikan jalan memiliki display yang mencukupi.
- Countdown clocks (jam mundur) untuk memberikan informasi pada
pengendara lamanya kendaraan dihidupkan atau dimatikan agar
mengurangi polusi, misalnya pengendara harus mematikan mesin jika
countdown clock bernilai diatas 10 detik.

Intellegent Transportation System 8


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

- Board Message memberikan informasi kondisi jalan.


- Automatic Tolling berfungsi mengurangi kemacetan di setiap pintu
tol

iii. Kriteria Pemeliharaan


Alat alat yang mendukung ITS antara lain Board Message, Pusat
Kontrol, Kabel Jaringan antar Lampu Lalu Lintas.
Adapun cara Pemeliharaannya adalah:
Board Message : Setiap titik Board Message dilakukan pengecekan
setiap 3 bulan sekali.
Pusat Kontrol : Dilakukan pengecekan setiap 1 tahun sekali.
Kabel Jaringan : Dilakukan pengecekan setiap 1 tahun sekali.
3.5. Lingkungan Sistem
ITS di terapkan pada Sistem Lalu Lintas di Surabaya. Meliputi Jalan
Raya, Terminal, Lampu Lalu Lintas, Sistem Jalan Tol dan Sistem
Transportasi Umum di Surabaya.

IV. Perancangan Fungsional


I. Fungsi Operasional
Dalam Penerapan Intelligent Transportation System (ITS) di Surabaya,
dinginkan memiliki fungsi-fungsi operasional sebagai berikut,
- Mengurangi kemacetan
- Menigkatkan Laju Arus Lalu Lintas
 Memasang Board Message
 Memasang Countdown Clocks
 Menerapkan Automatic Tolling
 Memperbaiki Sarana Transportasi Umum
- Meningkatkan Disiplin berkendara
 Memasang CCTV
- Pengontrolan
- Informasi Board Message
- Meningkatkan Kesinambungan Lingkungan
- Mengurangi Polusi
 Mematikan Kendaraan saat Lampu Merah
 Membatasi Umur Kendaraan
- Hemat Energi

Intellegent Transportation System 9


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

 Mengganti Lampu Pijar dengan LED pada Lampu Merah

FUNGSI
OPERASIONAL

Meningkatkan
Mengurangi Kesinambungan
Pengontrolan
Kemacetan Lingkungan

Informasi Board
Meningkatkan Message
Meningkatkan Laju Disiplin
Mengurangi
Menghemat En
Arus Lalu Lintas Berkendara Polusi
Waktu Lampu Merah

Memasang Board Mematikan Kendaraan Mengganti Lampu


Memasang CCTV Saat Lampu Merah dengan LED pa
Message
Lampu Lalu Lin

Memasang Countdown Membatasi umur


Clocks kendaraan

Menerapkan Automatic
Tolling

Memperbaiki Sarana
Transportasi Umum

Gambar 2. Diagram Fungsi Operasional

II. Fungsi Pemeliharaan


Dalam Penerapan Intelligent Transportation System (ITS) di Surabaya,
dinginkan memiliki fungsi-fungsi pemeliharaan sebagai berikut,
- Fungsi Perawatan
 Pengecekan Cat Marka Jalan
 Pengecekan Lampu LED pada setiap Display
 Pembersihan Debu
 Pengecekan Kartu Elektronika
 Pengecekan Sensor
- Fungsi Perbaikan
 Penggantian Board Message
 Penggantian Countdown Clocks
 Penggantian Kabel Jaringan
 Penggantian Sensor
Berikut ini adalah diagram hirarki dari fungsi pemeliharaan:

Intellegent Transportation System 10


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

FUNGSI
PEMELIHARAAN

Fungsi Fungsi
Perawatan Perbaikan

Pengecekan Cat Marka Penggantian Board


Jalan Message

Pengecekan Lampu LED Penggantian Countdown


pada setiap Display Clocks

Pembersihan Debu Penggantian Kabel


Jaringan

Pengecekan Kartu
Elektronika Penggantian Sensor

Pengecekan sensor

Gambar 3. Diagram Fungsi Pemeliharaan

III.
Tabel Fungsi Operasional
Berikut ini adalah tabel fungsi operasional:
Tabel 1: Tabel Fungsi Operasional

Intellegent Transportation System 11


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

IV.
Tabel Fungsi Pemeliharaan
Berikut ini adalah tabel fungsi pemeliharaan:
Tabel 2: Tabel Fungsi Pemeliharaan

H.
PERANCANGAN SISTEM

Intellegent Transportation System 12


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Ada lima macam yang dirancang pada perancangan kali ini, yaitu
1. Perangkat lunak pusat control
2. Aplikasi countdown clock
3. Aplikasi traffic light
4. Aplikasi message board
5. simulasi petri net
Perancangan yang kami lakukan hingga saat ini seperti pada gambar blok
diagram di bawah ini

Gambar 4. Blok Diagram Penerapan ITS

Dimana dalam perancangan ITS dibuat dalam dua mode, yaitu :

1. Mode lokal

kerjanya secara otomatis, hasil pendeteksian dari sensor yang telah


dipasang. Pendeteksian sensor ini mempengaruhi pewaktuan dari penyalaan
traffic light. Sensor ini mendeteksi jumlah kepadatan dari kendaraan yang
sedang berhenti pada pada jalur tersebut. Jumlah kepadatan inilah yang
mempengaruhi pewaktuannya. Pada implementasi ini sensor yang kami
gunakan adalah sensor jarak, sebagai ganti dari sensor load cell. Gambar dari
Blok diagram perancangan ITS mode lokal.

Intellegent Transportation System 13


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 5. Diagram Alir Penerapan ITS Mode Lokal

Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan mode ini adalah :

a. Seven segment sebagai tampilan dari count down clock dilengkapi


dengan driver-nya

b. Sensor jarak

c. Mikrokontroler Atmel

d. Led sebagai lampu lalu lintas

e. Simulator yang ditampilkan di komputer

2. Mode Remote

kerjanya secara manual, dioperasikan oleh control center. Mode ini


diperuntukkan bial terjadi kondisi-kondisi tertentu pada jalan raya, contoh
apabila rombongan presiden hendak lewat, dan lain-lain. Pewaktuan traffic
light di kontrol langsung oleh operator di control centre. Gambar blok
diagram perancangan ITS mode remote.

Intellegent Transportation System 14


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 6. Diagram Alir Penerapan ITS Mode Remote

Alat dan bahan yang digunakan untuk implementasinya sama dengan


mode local, perbedaannya hanya kontrol di simulatornya.

1. Aplikasi Traffic Light


Desain rangkaian simulator Traffic Light adalah tampak seperti gambar di
bawah ini.
J P 1 M e r a h
R 1 2 2 0
1
2 H ij a u
3 R 2 2 2 0
H E A D E R 3
K u n i n g
R 3 2 2 0
J P 2
1
2
H E A D E R 2
Gambar 7. Rangkaian Simulator Traffic Light

2. Aplikasi countdown clocks


Desain rangkaian simulator countdown clocks adalah tampak seperti
gambar di bawah ini.

V C C V C C V C C V C C

R 2 R 4 R 6 R 8

1 0 K 1 0 K 1 0 K 1 0 K

R 1 R 3 R 5 R 7
S 1 P N P B C ES 2 P N P B C ES 3 P N P B C ES 4 P N P B C E
Q 1 Q 2 Q 3 Q 4
1 k 1 k 1 k 1 k

V C C
16

U 8
J P 6
7 1 3 R 9 2 2 0 A
1 I NA O U T A
VC C

1 1 2 R 1 0 2 2 0 B
2 2 I NB O U T 1 B 1 R 1 1 2 2 0 C
3 6 I NC O U T 1 C 0 R 1 2 2 2 0 D
4 S 1 I ND O U T 9 D R 1 3 2 2 0 E
5 S 2 O U T 1 E 5 R 1 4 2 2 0 F
6 S 3 3 O U T 1 F 4 R 1 5 2 2 0 G
7 S 4 V C C L T O U T G
5
8 V C C R B I
G N D

4
9 V C C V C C B I / R B O F G A B F A B F G A B F A B
1 0 7 4 L S 2 4 7
H E A D E R 1 0
8

1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9

J P 1 J P 3

J P 2 J P 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9

E D C H E D G C E D C H E D G C

Intellegent Transportation System 15


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 8. Rangkaian Simulator CountDown Clocks

3. Aplikasi message board


Desain rangkaian simulator message board adalah tampak seperti gambar
di bawah ini.

V C C

J P 2

R 1 H E A D E R 1 6
1

0
1
2
3
4
5
6
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
1
1
1
1
1
3

V C C
V C C

J P 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9 V C C
1 0
H E A D E R 1 0

Gambar 9. Rangkaian Simulator Message Board

4. Rangkaian Komunikasi
Desain rangkaian komunikasi adalah tampak seperti gambar di bawah ini.

V C C

1
6
2
C O N N EC T O R D B9
16

J P 1 4 U 7
1 2 1 3 3
1 R 1 O U T R
1 I N8
VC C

9 8
2 1 1 R 2 O U T R
2 I N1 4 4
M i k r o 1 0 T 1 I N T 1 O U7 T 9
T 2 I N T 2 O U T 5
1 0 u C 8 1 4 C 5 1 0 u
C + C 2 + P 1
J P 2
3 5
1 V C C C 1 - C 2 -
J P 3
2
G N D

6 2
V - V + 1 V C C
C A T U R 1
2
M A X 2 3 2
1 k C 9 C 1 0 H E A D E R 2
15

1 0 u 1 0 u
D 1
V C C
L E D

Intellegent Transportation System 16


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 10. Rangkaian Komunikasi

5. Rangkaian Mikrokontroler
Desain rangkaian Mikrokontroler adalah tampak seperti gambar di
bawah ini.

V C C
V C C

B 0 D 1 R 1 2 2 0
V C C U 1

10
J P 1 B 1 D 2 R 2 2 2 0
B 5 J P 6
M O S I 1 2 B 0 B 2
1 4 0 D 3 R 3 2 2 0
VCC
R 1 3 4 B 1 2 P B 0 ( T P 0 A/ S 0 C / 3 A K9 D) 0 1 B 0
R E S E BT 7 5 6 B 2 P B 1 / T 1P A 1 / 3A 8 D 1 2 B 3 B 1 1
3 D 4 R 4 2 2 0
S C K B 6 7 8 B 5 B 3 P B 2 / A IP N A 0 2 / 3A 7 D 2 3 B 2 2
4
M I S O 9 1 0 M O S I B 4 P B 3 / A IP N A 1 3 / 3A 6 D 3 4 B 4 B 3 3
5 D 5 R 5 2 2 0
B 7 B 5 6 P B 4 / S SP A 4 / 3A 5 D 4 5 B 4 4
H E A D E R 5 X 2 S C K B 6 7 P B 5 / M PO A S 5I / 3A 4 D 5 6 B 5 D 6 R 6 2 2 0 B 5 5
B 6 B 7 8 P B 6 / M PI S A O 6 / 3A 3 D 6 7 B 6 6
M I S O P B 7 / S CP AK 7 / A D 7 8 B 6 B 7 7
D 7 R 7 2 2 0
V C C 9 8
J P 5 J P 7 V C C
1 4 2 2 1 0 B 7 D 8 R 8 2 2 0 9
1 1 5 P D 0 / R PX CD 0 /2 S 3 C L 1 H E A D E R 1 0 1 0
2 1 6 P D 1 / T PX DC 1 /2S 4 D A 2 J P 4
3 1 7 P D 2 / I N T P0 C 22 5 3
4 1 8 P D 3 / I N T P1 C 23 6 4
5 1 9 P D 4 / O C P1 BC 24 7 5
6 2 0 P D 5 / O C P1 AC 25 8 6
7 2 1 P D 6 / IP C C P 61 / T2 O9 S C 1 7
8 P D 7 / OP C 72 / T O S C 2 8
9 V C C V C C 9
C 1 3 0 p F 1 3 3 2
1 0 V C C
1 2 M H 1 z2 X T A L 1 A R E3 1F 1 0
H E A D E R 1 0 X T A L 2 A G N3 0D H E A D E R 1 0
9 A V C C C 4
C 2 3 0 p F R E S E T
GND

C
A T M E G A 3 2
V C C
11

R 1
R E S E T
V C C
U 3
V C C L M 7 8 0 5 / T OD 1 0 J P 2
S W 1 2 1
R 1 41 0 k V O U T V I N 1
R 9 2
C 3 D I O D E

GND
H E A D E R 2
2 2 0 u F
2 2 0 3

D 9

Gambar 11. Rangkaian Mikrokontroler

I. IMPLEMENTASI
Berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan pada lengakah
berikutnya adalah implementasi pada sistem. Implementasi yang dilakukan terdiri
dari dua kondisi, yaitu yang berhasil dilaksanakan dan tidak dilaksanakan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.

8.1
Implementasi yang Dilaksanakan
Simulator dari implementasi ITS yang kami buat menggunakan software
VB.net. Cara mengoperasikan simulator ini adalah :

1. Memasukkan username dan password pada menu login. Hal ini diperlukan
untuk keamanan.

Intellegent Transportation System 17


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 12. Menu Login

2. User dapat memilih peran yang berbeda. Untuk memilih perannya dalam
mengontrol traffic light, pada login menu username masuk sebagai
administrator.

Gambar 13. Menu Security

3. Tampilan utama pada simulator yang kami rancang adalah :

Intellegent Transportation System 18


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 14. Layar Utama Simulator ITS

Pada tampilan diatas terlihat di samping kiri terdapat bebrapa tombol


pilihan yang digunakan, yaitu mode remote, local, dan petri net. Disitu juga
ditampulkan empat jalur jalan raya yang dilengkapi dengan lampu lintas dan
countdown clock tiap jalurnya, selain itu juga terdapat satu message board
yang berfungsi sebagai informasi kondisi transportasi. Message board ini
dalam perancangan menggunakan LCD.
Dalam pembacaan sensor dibagi dalam 4 kondisi, yaitu
1. Jalan sepi
Dalam kondisi ini diatur pewaktuan pada traffic light dan count down
clock selama 10 detik
2. Jalan agak ramai
Dalam kondisi ini diatur pewaktuan pada traffic light dan count down
clock selama 20 detik
3. Jalan ramai
Dalam kondisi ini diatur pewaktuan pada traffic light dan count down
clock selama 60 detik
4. Jalan sangat ramai

Intellegent Transportation System 19


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Dalam kondisi ini diatur pewaktuan pada traffic light dan count down
clock selama 99 detik

Dalam perancangan ini ditambahakan suatu metode yang bernama petri


net, ditampilkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 15. Model Petri Net

Petri net adalah sejenis keterangan berupa grafik, yang menyatakan


komdisi dari jaringan lampu lalu lintas. Dalam gambar petri net, lingkaran
menyatakan tempat (lampu), garis merupakan transisi atau perpindahan.
Pada perancangan ini di desain petri net hanya untuk satu jalur
dikarenakan untuk menyederhanakan model, semakin banyak jalur maka
model dari petri net akan semakin rumit.
Adapun perangkat keras yang sudah kami selesaikan adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian Simulator Traffic Light
Dan hasil setelah kami membuat adalah tampak seperti gambar dibawah ini.

Gambar 16. Simulator Traffic Light

2. Rangkaian Simulator CountDown Clocks


Dan hasil setelah kami membuat adalah tampak seperti gambar dibawah ini.

Intellegent Transportation System 20


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 17. Simulator CountDown Clocks

3. Rangkaian Simulator Message Board


Dan hasil setelah kami membuat adalah tampak seperti gambar dibawah ini.

Gambar 18. Simulator Message Board

4. Rangkaian Komunikasi
Dan hasil setelah kami membuat rangkaian komunikasi adalah tampak
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 19. Perangkat Komunikasi

5. Rangkaian Mikrokontroler
Dan hasil setelah kami membuat rangkaian komunikasi adalah tampak
seperti gambar dibawah ini.

Intellegent Transportation System 21


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 20. Perangkat Mikrokontroler

Gambar Perangkat keras secara keseluruhan adalah tampak seperti


dibawah ini:

Gambar 21. Perangkat Simulator Penerapan ITS

8.2
Implementasi yang tidak dilaksanakan
Beberapa dari sistem yang direncanakan tidak diimplementasikan dikarenakan
adanya keterbatasa waktu penelitian dan biaya. Sistem yang idak
diimplementasikan adalah
• Automatic tolling
Pada sistem automatic tolling dibutuhkan sensor yang tidak umum dipasaran
dan harganya mahal, contoh RFID.
• Pemasangan CCTV

Intellegent Transportation System 22


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk pemasangan CCTV, terutama


pemrogramannya, yaitu menggunakan digital image processing. Selain itu
juga didukung dengan harganya yang mahal.

J JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Berikut ini rencana kegiatan yang kami lakukan :
Tabel 3: Jadwal Kegiatan

K DAFTAR PUSTAKA
[1] Tinjauan Mobilitas Perkotaan Dan Penerapan Area Traffic Control
System Di Surabaya, www.indii.co.id. diakses tanggal 15 Oktober
2010.
[2] Intelligent Transportasi System. www. Wikipedia.org, diakses tanggal
17 Oktober 2010.

Intellegent Transportation System 23

You might also like