Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
3
lain hanya dianggap sebagai perubahan puerperium (Varney’s,
2004)
Perubahan normal pada uterus selama post partum
Berat Diameter Palpasi
Involusi uteri TFU
uteri uterus uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 100 gr 12,5 cm lembut/lunak
7 hari pertengahan pusat 500 gr 7,5 cm 2 cm
14 hari dan sympisis tidak 350 gr 5 cm 1 cm
6 minggu terata normal 60 gr 2,5 cm menyempit
(Sumber: Pusdiknakes, 2003)
c. Lochea
Adalah istilah yang diberikan pada pengeluaran darah dan
jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus selama nifas
(Yandra, 2009). Lochea adalah cairan secret yang berasal dari
cavum uteri dan vagina selama masa nifas.
Proses keluarnya darah nifas / lochea terdiri atas 4 tahapan
1. Lochea Rubra / Merah (Kruenta)
Muncul pada hari 1 sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan
yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan
sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan
mokonium.
2. Lochea Sanguilenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke 7 postpartum.
3. Lochea Sorosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit, dan laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-7
sampai hari ke-14 post partum.
4. Lochea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel spitel, selaput lender
cerviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
4
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum. (Doengeos,
2001)
d. Laktasi (Pengeluaran ASI)
Pembentukan ASI mempengaruhi zat hormon prolaktin yang
berasal dari bagian depan kalenjar umbi. Selama terbentuk hormon
estrogen maka pembentukan prolaktin terhambat. Dengan
berhentinya pengaruh estrogen setelah persalinan, maka produksi
prolaktin meningkat yang menyebabkan kelenjar-kelenjar buah dada
membentuk ASI. Pada hari pertama dan kedua ASI belum dibentuk
tetapi air susu jolong dan pada hari ke 3-4 setelah persalinan
pembentukan ASI baru dimulai. Hormon oksitosin memegang
peranan penting dalam mekanisme pengeluaran ASI.
e. Pembentukan Sistem Tubuh Lainnya
Setelah terjadi deuresis yang mencolok akibat penurunan
kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.
Jumlah sel darah merah dan kadar hemogoblin kembali normal di
hari ke-5.
f. Endometrium
Perubahan yang terdapat pada endometrium adalah timbulnya
trombosit, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta.
Pada hari pertama masa nifas, endometrium yang kira-kira 2-5 mm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai rata-rata
akibat lepasnya sel-sel yang mengalami degenerasi. Sebagian besar
endometrium terlepas. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa
sel desidua basalis yang memakan waktu 2-3 minggu. (Sarwono
prawiroharjo, 1999:206)
g. Ligament-ligament
Lighaemnt dan diapragma pelvis yang meregang waktu
melahirkan, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut dan pulih
kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligament rotundum menjadi
5
kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang
pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan
karena ligament fascia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi
kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang
alat genetalia tersebut, juga otot dinding perut dan dasar panggul
dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu atau senam
nifas. (Sarwono, 1999)
h. Rasa Sakit (after pains)
Disebabkan kontraksi raahim,biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan lebih terasa bila wanita tersebut menyusui.
i. Suhu Badan
Suhu badan inpartu tidak lebih dari 37 0 C sesudah partus
dapat naik 0,5 0C dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38 0 C
sesudah 12 jam pertama post partum,suhu tubuh normal jika 38 0 C
berarti infeki
j. Nadi
Umumnya 70-80 x / menit setelah partus dapat terjadi
bardikardi bila takikardi dan badan tidak terasa panas mungkin ada
perdarahan berlebihan pada masa nifass denyut nadi lebih efektif
dari pada suhu
6
2.1.5 Adaptasi Psikologis
Dalam masa nifas terbagi 3 phase
a. Fase taking in
Yaitu perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya mungkin pasif dan
tergantung berlangsung selama 1-2 hari, ibu tidak ingin kontak
dengan bayinya tapi bukan berarti tidak memperhatikan hanya
informasi saja yang dibutuhkan.
b. Fase taking hold
Ibu berusaha mandiri dan inisiatif untuk mengatasi fungsi tubuhnya,
misalnya buang air besar dan kecil, duduk, jalan dan merawat
bayinya sendiri, timbul kurang percaya diri untuk melakukan
perawatan ini sampai 10 hari lamanya.
c. Fase letting go
Ibu merasa terpisah dari bayinya dan mendapat peran baru. Maka
dapat menyesuaikan diri dengan kemandiriannya dalam hubungan
keluarganya sedangkan yang dimaksud postpartum blues adalah
masa nifas ibu yang mengalami kekecewaan sehingga mengganggu
nafsu makan dan pola tidur.
(Hamilton PM, 1995:293)