You are on page 1of 14

BAB XI

SIFAT MAGNETIK KRISTAL

KELOMPOK 5
1. GUSTINA
2. KETUT ALIT
3. NURLIA
4. MOH. RUM
5. MUTHMAINNAH
6. FEBRI SUMIATI
7. FAHRUDDUN . AS
A. DIAMAGNETISME DAN PARAMAGNETISME

1. Suseptibilitas Magnetik

Hubungan antara induksi magnetik


luar dengan magnetisasi bahan :

X disebut sebagai suseptibilitas magnetik. Pada


bahan diamagnetik harganya adalah negatif.
2. Diamagnetisme
Diamagnetisme dihasilkan dari imbasan arus-arus Eddy oleh medan
magnet luar.

Pembentukan suatu medan magnet B menyebabkan


suatu perubahan momentum sudut ∆L
Dan diperoleh momen magnetik ∆µ yaitu :

Suseptibilitas suatu bahan dengan N atom


persatuan volume dapat dituliskan :
3. Paramagnetisme
Paramagnetisme terjadi pada atom, ion, ataupun pada molekul
permanen. Bahan paramagnetik mempunyai suseptibilitas positif
permanen akibat distribusi dari :
1). Momen spin elektron
2). Gerak orbit elektron
3). Momen magnetik spin inti
 Teori klasik Langenvin

Magnetisasinya
Suseptibilitas paramagnetiknya yaitu :
yaitu :

 Teori kuantum

Suseptibilitas paramagnetiknya yaitu : Magnetisasinya :


B. FERROMAGNETISME DAN ANTIFERROMAGNETISME

1. Ferromagnetisme
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang memiliki momen
magnetik secara spontan. Teori ferromagnetik pertamakali
dicetuskan oleh Pierre Weiss yang berpusat pada 2 hipotesis
yaitu :
a. Suatu sampel bahan ferromagnetik berisi sejumlah daerah
kecil yang disebut ranah atau domain,yang termagnetisasi
secara spontan.
b. Magnetisasi masing-msing ranah disebabkan oleh adanya
medan pertukaran BE yang cenderung menghasilkan susunan
dipol-dipol atomik yang sejajar.
Besar magnetisasi oleh N atom persatuan volume :
Bila B = 0

atau

Pada saat T 0

Sehingga diperoleh

Untuk T> Tc, magnetisasi spontan adalah nol, dan medan luar
harus diberikan untuk menghasilkan magnetisasi. Sehingga
saat x << 1, maka magnetisasi bahan dapat dituliskan :
Magnetisasi bahannya
yaitu :

Besar suseptibilitasnya yaitu :

Hukum Curie-Weis, yang memberikan


ketergantungan suseptibilitas terhadap
waktu dalam daerah paramagnetik yang
ditentukan dari teori magnetisasi spontan.
2. Ferrimagnetisme
Ferrimagnetik merupakan bahan yang bersifat magnet secara
spontan pada suhu dibawah suhu Currinya dan bersifat
paramagnetik diatas suhu Tc nya. Analisis magnetisasi dari bahan
ferrimagnetis adalah dengan menganggap spin dari kisi A
berlawanan arah dengan spin kisi B, sehingga menghasilkan
magnmetisasi :

Total magnetisasinya adalah :

Untuk temperatur diatas Tc, sehingga :

dimana adalah konstanta Curie.


Besar magnetisasi Totalnya
memenuhi persamaan :

Besar suseptibilitasnya yaitu :


SEKIAN
&
TERIMA KASIH
SIFAT DIAMAGNETIK BAHAN
• Jika elektron atom lengkap berpasangan, dipol
magnetiknya saling menghapus; bahannya
‘diamagnetik’.
• Penerapan medan magnetik dari luar, akan
menimbulkan tanggapan ‘melawan’ berupa
penimbulan medan magnetik berlawanan
arah, untuk memperkecil medan luar. Maka
medan B di dalam bahan lebih kecil, di luarnya
lebih besar.
SIFAT PARAMAGNETIK BAHAN

• Jika ada elektron atom yang tidaK


berpasangan, terjadi dipol magnetik pada
atom, dan bahan bersifat ‘paramagnetik’.
• Penerapan medan magnetik dari luar
menyearahkan dipol magnetik bahan; terjadi
penguatan medan magnetik di dalam bahan,
sebanding dengan besar medan magnetik
yang diterapkan.
SIFAT FERROMAGNETIK BAHAN
• Jika suhu cukup rendah (‘di bawah titik Curie’),
dapat berperan interaksi kuantum (‘exchange’,
‘pertukaran’) antara dipol magnetik atom
bertetanggaan, yang menyejajarkannya.
• Akibatnya, kemagnetan dalam bahan menjadi
jutaan kali lebih besar.
• Suhu Curie besi ~770 0C; bagi bahan-bahan
ferromagnetik lain (logam, oksida), suhu ini
berkisar antara 16 K – 1115 0C.
SIFAT FERRIMAGNETIK BAHAN
• Bahannya oksida dengan >1 jenis logam, yang
orientasi dipol magnetiknya berlawanan.
• Sifat magnetiknya dapat dimodifikasi dengan
mengatur komposisi komponen oksidanya.
• Suseptibilitas magnetiknya antara bahan fero
dan antiferomagnetik.
• Suhu Curie-nya 560 – 858 K.

You might also like