You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengujian kendaraan bermotor merupakan salah satu sektor

pelayanan publik yang berperan penting dalam menunjang kelancaran

mobilitas masyarakat untuk beraktivitas di sektor-sektor lain.Menyadari

hal itu, peningkatan sumber daya manusia dibidang pengujian kendaraan

bermotor merupakan salah satu prioritas program pembangunan yang

dilaksanakan di Pemko Bukittinggi terutama di Dinas Perhubungan Kota

Bukittinggi.

Penyelenggaraan Pengujian Kendaraan Bermotor di sebelumnya

merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi namun sejak dikeluarkan

Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(telah disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah) kewenangan penyelenggaraan berada pada

Pemerintah Kabupaten/ Kota.

Konsep program pengujian kendaraan bermotor mempunyai dua

aspek yaitu: keamanan (safety) dan pencemaran (pollution). Aspek

keamanan menyangkut kelaikan kendaraan di jalan raya sedangkan aspek

pencemaran terkait dengan tingkat emisi kendaraan bermotor. Di dalam

program pemeliharaan kendaraan bermotor terdapat komponen pengujian

yang lazim dikenal dengan Uji Kendaraan Bermotor (atau dalam bahasa
keseharian disebut Keur) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah c.q.

Instansi Perhubungan.

Peran system pengujian dalam pencapaian kriteria tersebut adalah

sangat menentukan, walaupun dalam implementasinya akan

menghadapai berbagai masalah yang sangat kompleks, karena

memerlukan suatu penanganan yang terpadu dalam memastikan

kelayakan jalan seluruh kendaraan bermotor secara berkesinambungan.

Pentingnya peranan Pengujian Kendaraan Bermotor ini bagi

masyarakat, dan bagi Pemerintahan Daerah, maka penulis tertarik untuk

membuat makalah tentang “ Peranan Unit Pengujian Kendaraan

Bermotor (UPTD) di Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi dalam

meningkatkan PAD dan Pelayanan terhadap Masyarakat.”

B. TUJUAN PENULISAN

1. Sejauh mana peranan Unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPKB) di

Dishub Kota Bukittinggi dalam meningkatkan PAD dan pelayanan

terhadap masyarakat di daerah Kota Bukittinggi.

2. Memberikan informasi dan manfaat bagi masyarakat betapa

pentingnya Pengujian Kendaraan Bermotor bagi keselamatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengujian Kendaraan Bermotor

Menurut UU LLAJ setiap kendaraan bermotor yang wajib diuji

yang beroperasi di jalan wajib diuji, namun PP Nomor 44 Tahun 1993

tentang Kendaraan dan Pengemudi menegaskan bahwa kendaraan wajib

uji berkala adalah : Mobil bus, Mobil barang, Kendaraan khusus, Kereta

gandengan dan tempelan dan Kendaraan umum.

Sepeda motor dan kendaraan pribadi meskipun belum ada kewajiban uji

berkala namun sebenarnya sebelum diproduksi secara masal telah diuji

type oleh Departemen Perhubungan.

Pengujian kendaraan bermotor disebut juga uji kir adalah

serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian

kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan

khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik

jalan.

Uji tipe kendaraan bermotor adalah pengujian yang dilakukan

terhadap fisik kendaraan bermotor atau penelitian terhadap rancang

bangun dan rekayasa kendaraan bermotor , kereta gandengan atau kereta

tempelan sebelum kendaraan bermotor tersebut dibuat dan atau dirakit

dan atau dimpor secara masal serta kendaraan bermotor yang

dimodifikasi. Yang dimaksud modifikasi adalah perubahan yang


dilakukan pembuat dan/atau perakit dan/atau pemodifikasi kendaraan

bermotor terhadap ciri-ciri utama kendaraan dasarnya.

Pelaksanaan Pengujian kendaraan bermotor di Unit PKB dan

pemeriksaan dilakukan oleh Penguji yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh pemerintah, bagi kendaraan yang memenuhi kelaikan

akan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk akan diberi tanda uji.

B. Peranan dan Manfaat Pengujian Kendaraan Bermotor

Adapun pada prakteknya Pengujian kendaraan bermotor mempunyai

peran dan manfaat sebagai berikut :

1. Mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu

lintas, kebakaran, pencemaran lingkungan, kerusakan – kerusakan

berat pada waktu pemakaian.

2. Kendaraan bermotor yang telah lulus uji telah melalui serangkaian

pemeriksaan dengan peralatan mekanis akan terdeteksi dini adanya

kerusakan – kerusakan teknis agar tidak terjadi hal – hal yang

membahayakan atau kecelakaan. Misalnya ketika efisiensi rem

setelah diuji dengan brake tester hanya menunjukkan 40% padahal

menurut ketentuan minimal adalah 50%, secara teknis sangat

mungkin terjadi rem blong ketika beroperasi di jalan.

3. Pemeriksaan emisi gas buang dimaksudkan untuk mencegah

pencemaran udara, terhadap kendaraan mesin diesel misalnya

dipersyaratkan maksimal 50% opasitas ketebalan asap.


4. Memberikan informasi kepada pengusaha/ pemilik tentang daya

angkut kendaraan, Muatan Sumbu Terberat serta Kelas jalan yang

terendah yang dapat dilalui.

5. Setiap kendaraan yang diuji akan diukur kemampuan daya angkut

maupun MST dipertimbangkan dari kelas jalan terendah yang akan

dilalui berikut kemampuan ban yang tersedia, sehingga dapat

mencegah kerusakan jalan dan jembatan maupun kendaraan itu

sendiri (dengan prasyarat pengusaha/ pemilik mematuhi ketentuan

daya angkut yang diberikan)

6. Memberikan saran – saran perbaikan kepada pengusaha/ pemilik

kendaraan.

Ketika diketahui terdapat penyimpangan dari standard/ ambang batas

yang ditentukan dan diperkirakan dapat berakibat fatal maka

disarankan perbaikan – perbaikan yang harus dilaksanakan sebelum

terjadi kerusakan yang lebih besar. Hal kecil saja misalnya lampu,

bila dibiarkan mati dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Objek yang diperiksa

Sistem pengujian yang ideal pada akhirnya akan mewujudkan

suatu kondisi system transportasi jalan sebagai berikut  :

1. Meningkatnya efisiensi biaya transportasi yang berhubungan dengan

mobilitas manusia dan barang.

2. Minimalnya distorsi kelancaran lalu lintas jalan yang dikarenakan

jaminan terhadap kelaikan jalan dari seluruh kendaraan bermotor

yang beroperasi di jalan.


3. Mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh

factor teknis kendaraan bermotor.

4. Terkendalinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

kendaraan bermotor.

5. Merangsang penggunaan bahan bakar yang aman bagi kesehatan dan

lingkungan.

6. Tersosialisasinya criteria laik jalan pada penggunaan kendaraan

bermotor di jalan.

7. Rangsangan terhadap perkembangan teknologi kendaraan bermotor

yang relevan terhadap standar kelaikan jalan yang ditentukan,

dikarenakan tuntutan kebutuhan pasar dan regulasi yang berkembang

secara dinamis.

8. Berkembangnya system pengujian kendaraan bermotor yang sejalan

dengan harmonisasi system pengujian kendaraan bermotor secara

global.

C. Dasar Hukum

1. Undang – Undang RI Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi

3. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM. 63 tahun 1993

tentang Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta


Gandengan, Kereta Tempelan, Kendaraan Khusus, Karoseri, Bak

Muatan serta Komponen – Komponennya

4. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM. 71 tahun 1993

tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bemotor

D. Objek dan Persyaratan Pengujian Kendaraan Bermotor

1. Objek Retribusi

Peraturan Darerah Nomor 16 Tahun 2004 Pasal 3 menentukan

bahwa objek retribusi adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan,

kereta tempelan, kendaraan khusus dan kendaraan lain yang sejenis.

Untuk kendaraan bermotor yang dimaksud adalah mobil penumpang

umum, mobil bus, dan mobil barang. Jadi yang menjadi kendaraan wajib

uji meliputi :

1. Mobil penumpang umum ;

2. Mobil bus ;

3. Mobil barang ;

4. Kereta gandengan ;

5. Kereta tempelan ;

6. Kendaraan khusus.

Agar terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya pencemara udara

dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan kendaraan bermotor

diuji secara berkala, uji berkala dimaksud berlaku selama 6 (enam) bulan.

2. Persyaratan Administrasi Pengujian Kendaraan Bermotor

a. Pengujian Pertama
Kendaraan yang telah memperoleh sertifikat uji tipe

(Departemen Perhubungan), pemilik kendaraan atau kuasa dari

kendaraan wajib uji mengajukan permohonan kepada Dinas dengan

menggunakan formulir yang telah disediakan  dan dilampiri dengan :

1. Sertifikat registrasi uji tipe (Dishub Propinsi);

2. Persyaratan teknis kendaraan;

3. STNK dan BPKB;

4. Foto copy Tanda jati diri pemilik dengan melampirkan aslinya.

b. Pengujian Bekala

Pemilik kendaraan atau kuasa dari kendaraan wajib uji

mengajukan permohonan kepada Dinas dengan menggunakan

formulir yang telah disediakan  dan dilampiri dengan :

1. tanda bukti lulus uji yang lama;

2. surat tanda nomor kendaraan;

3. tanda jati diri pemilik kendaraan;

4. Membayar biaya uji.

Pada pengujian berkala, hal-hal berikut ini diperiksa:

 Sistem pengereman dan daya pengereman

 Lampu-lampu dan daya pancar lampu utama

 Emisi gas buang

 Dimensi dan bobot kendaraan

 Sistem kemudi beserta kaki-kakinya


 Speedometer

c. Perubahan Status

Pemilik kendaraan atau kuasa dari kendaraan wajib uji

mengajukan permohonan kepada Dinas dengan menggunakan formulir

yang telah disediakan  dan dilampiri dengan :

1. tanda bukti lulus uji yang lama;

2. surat tanda nomor kendaraan;

3. tanda jati diri pemilik kendaraan;

4. Membayar biaya uji.

5. Surat ijin trayek dan Kartu Pengawasan bagi kendaraan angkutan

umum.

d. Perubahan Bentuk

Pemilik kendaraan atau kuasa dari kendaraan wajib uji

mengajukan permohonan kepada Dinas dengan menggunakan formulir

yang telah disediakan  dan dilampiri dengan :

1. tanda bukti lulus uji yang lama (buku uji);

2. surat tanda nomor kendaraan;

3. Surat keterangan rubah bentuk dari bengkel karoseri yang telah

ditunjuk oleh Pemerintah Daerah;

4. Surat Registrasi Uji Tipe;

5. Legalitas kepemilikan

6. Membayar biaya pengujian.


e. Numpang Uji Kendaraan

Pemilik kendaraan dapat melakukan uji berkala di luar

wilayah pengujian yang bersangkutan, dengan mengajukan

permohonan kepada Dinas, dengan memenuhi persyaratan :

1. Melampirkan buku uji lama;

2. Melampirkan Surat Tanda Nomor Kendaraan;

3. Membayar biaya uji.

f. Pemindahan pengujian dari wilayah domisili (Mutasi)

Pemilik kendaraan bermotor dapat melaksanakan mutasi

pengujian kendaraan bermotor dengan cara mengajukan permohonan

kepada Dinas, dengan memenuhi persyaratan :

1. Melampirkan buku uji lama;

2. Melampirkan Surat Tanda Nomor Kendaraan;

3. Membayar biaya uji.

4. Surat keterangan pajak daerah (fiscal).

E. Alat Pengujian Kendaraan Bermotor

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor baik pada pengujian

statis maupun dinamis, dilaksanakan dengan menggunakan peralatan

yang memenuhi persyaratan standar pelayanan, meliputi :

 Alat uji gas buang;


 Alat uji suspense roda dan pemeriksaan kondisi teknis bagian bawah

kendaraan bermotor;

 Alat uji speedometer;

 Alat uji rem;

 Alat uji lampu;

 Alat ukur berat;

 Alat uji kincup roda depan;

 Alat uji kaca;

 Alat uji pengukur suara;

 Alat ukur dimensi;

 Kompresor udara;

 Generator set;

 Peralatan bantu..

Pengujian Kendaraan Bermotor


Pengertian : Orang pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan umum atau angkutan barang wajib
melakukan pengujian kendaraan bermotor untuk
menentukan laik jalan atau tidaknya suatu
kendaraan angkutan.
Instansi Pemroses : Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi
Syarat-syarat : Kendaraan Baru :
Permohonan Izin 1. Foto Copy STNK;
2. Foto Copy KTP Pemilik (dilampirkan
kalau identitas tidak sesuai dengan
STNK);
Kendaraan Ulangan :
1. Foto Copy STNK;
2. Foto Copy KTP Pemilik (dilampirkan
kalau identitas tidak sesuai dengan
STNK);
Teknis Pemroses : 1. Loket 1 : Pendaftaran dilanjutkan dengan
tes fisik kendaraan ( no. mesin dan no.
chasis). Kemudian masuk ke uji
dilanjutkan dengan penandatanganan
berita acara pemeriksaan lalu berita
pemeriksaan masuk ke loket 2;
2. Loket 2 : Penaggalan masa berlaku dan
pengecapan dilanjutkan denngan
penandatanganan buku uji (oleh strata 3);
3. Loket 3 : Penyerahan Flat uji kendaraan
dan selanjutnya kendaraan dicat masa
berlakunya.
Bentuk Izin : Pengujian Kendaraan Bermotor.
Kewenangan : Kepala Dinas Perhubungan  Kota Bukittinggi
Penandatanganan
Jangka Waktu : 30 (tiga puluh) menit.
Penyelesaian Izin
Jangka Waktu : 6 ( enam ) bulan.
Berlakunya

F. Terminologi

Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota Bukittinggi yang saat ini

didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor : 16 Tahun

2004 Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2000

Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor, mengatur beberapa istilah yang

umum digunakan, diantaranya adalah disebut dibawah ini..

1. Daerah adalah Kota Bukittinggi;

2. Dinas adalah lembaga teknis daerah yang membidangi pengujian

kendaraan bermotor

3. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji

dan atau memeriksa bagian-bagian dan fungsi kerja operasional suatu

system dalam kendaraan berotor, kereta gandengan, kereta tempelan


dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan

teknis dan laik jalan.

4. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan

teknis yang berada pada kendaraan itu.

5. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan

untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

6. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

tempat duduk sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak

termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa

perlengkapan pengangkutan bagasi.

7. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi tempat

duduk lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat

duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa perlengkapan

pengangkutan bagasi.

8. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain dari kendaraan

bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang

yang pengangkutannya untuk kepelua khusus atau mengangkut

barang-barang khusus.

9. Mobil barang adalah kendaraan bermotor selain sepeda motor, mobil

penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus.

10. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian

bebannya ditumpu oleh kendaraan.


11. Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mengangkut barang yang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat

itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

12. Kendaraan wajib uji adalah setiap kendaraan yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku wajib diujikan untuk

menentukan kelaikan jalan.

13. Uji berkala adalah pengujian kendaraan bermotor terhadap setiap

kendaraan bermotor yang wajib uji yang dilakukan pada periode

waktu tertentu.

14. Laik jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang

harus dipenuhi agar terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya

pencemara udara dan kebisingan lingkungan pada waktu

dioperasikan

G. Peranan UPKB Dishub Kota Bukittinggi terhadap pelayanan publik

1. Meningkatkan pelayanan Publik

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah telah memberikan kewenangan kepada daerah,

khususnya kepada Pemerintah Kabupaten / Kota untuk

menyelenggarakan pemerintahan daerah dengan menggunakan

prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam arti daerah diberi kewenangan

untuk mengurus dan mengatur urusan yang telah menjadi

kewenangan daerah.

Kewenangan yang dimiliki daerah antara lain membuat

kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,


prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada

peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan kewenangan yang

dimiliki, pemerintah daerah khususnya pemerintah kabupaten/kota

wajib meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah masing-

masing dengan melaksanakan pelayanan prima.

Untuk itu dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan

publik yang prima yang diberikan oleh Pemerintah Daerah khususnya

dilingkungan Pemerintah Kota Bukittinggi adalah dengan

memberikan pelayanan terhadap masyarakat melalui Unit Pengujian

Kendaraan Bermotor di Dinas Perhubungan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara No. 63 Tahun 2003 hakekat dari pelayanan adalah pemberian

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan

kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPKB) di Dinas

Perhubungan Kota Bukittinggi memberikan pelayanan yang

membantu kesiapan operasional dan perpanjangan usia pakai

(kelaikan teknis, ekonomis) sarana kerja atau benda, diberikan oleh

penguji teknis, mutu, ahli pemeliharaan dan perawatan kelaikan

teknis kendaraan bermotor.

2. Meningkatkan PAD Kota Bukittinggi


Layanan publik di suatu daerah tentu bertujuan untuk dapat

meningkatkan kepuasan masyarakat yang nantinya berdampak pada

meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD).

Kebijaksanaan dari Unit Pengujian Kendaraan Bermotor tentu

saja mendatangkan Pendapatan daerah yang berasal dari restribusi

yang dikenakan pengguna kendaraan bermotor saat melakukan Uji

Kelaikan Kendaraan..

Sejak 11 Agustus 2008 mulai diberlakukan Peraturan Daerah

(Perda) No. 05 tahun 2008 merupakan perubahan atas Perda No. 04

Tahun 2003 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

Retribusi pengujian berkala kendaraan sebagaimana diatur perda

tersebut meliputi sejumlah biaya yang dikeluarkan ketika melakukan

pengujian berkala kendaraan bermotor seperti yang dapat dilihat dari

tabel1.

Tabel 1. Biaya Pengujian Berkala Kendaraan


UPKB Kota Bukittinggi Berdasarkan Perda No. 5 tahun 2008

Uraian Biaya Jenis Kendaraan


Biaya Administrasi Rp 7.500
Formulir
Biaya Jasa Pengujian Rp 25.000 Untuk Mobil Bus,
( Upah Uji ) Mobil Barang dan
Kendaraan Khusus
Rp 15.000 Untuk jenis kendaraan
mobil penumpang dan
gandengan
Biaya pembuata dan Rp 15.000
pengecatan tanda
samping
Biaya Uji, kawat dan Rp 6.000
Segel
Biaya Buku Uji Rp 7.500
Total secara Rp 61.000 Untuk Mobil Bus dan
keseluruhan Barang
Total secara Rp 51.000 Unutk angkuran sewa
keseluruhan dan taksi
*) Khusus denda keterlambatan dalam pengujian dibebankan dua
persen.

Tabel. 2 Biaya Penilaian Persentase Teknis Kendaraan


UPKB Kota Bukittinggi Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2008

Khusus retribusi Rp 25.000 Sepeda Motor


penilaian persentase
teknis
Rp 50.000 Kendaraan mobil
penumpang, mobil
bus dan mobil barang

Biaya Lain yaitu :

1. Perda No. 18 tahun 2003 tentang retribusi izin usaha angkutan yang

menjelaskan bahwa bagi angkutan umum dengan kapasitas tempat

duduk 9-16 orang dikenakan retribusi izin usaha

Rp15.000.unit/tahun

2. Perda nomor 16/1999 tentang retribusi izin trayek menjelaskan

bahwa kendaraan angkutan umum dengan kapasitas tempat duduk

9-15 orang dikenakan retribusi izin trayek Rp60.000/tahun/unit

Berdasarkan data junlah kendaraan yang datang uji berkala di

Unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPKB) Dishub Kota

Bukittinggi Dapat dilihat dari grafik berikut :


Grafik UPKB Kota Bukittinggi
4648
4647
4646
4645
4644
4643
4642
4641
4640
4639
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Dari Grafik dapat kita lihat adanya peningkatan kesadaran


dari pengguna kendaraan bermotor untuk selalu melakukan Uji
Kendaraan Bermotor di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPKB)
di Dishub Kota Bukittinggi yang bertempat di daerah Gadut, Kab.
Agam, yang sekaligus menunjukkan adanya peningkatan tiap tahun
terhadap PAD Kota bukittinggi.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun pada prakteknya Pengujian kendaraan bermotor mempunyai

peran dan manfaat sebagai berikut :

1) Mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu

lintas, kebakaran, pencemaran lingkungan, kerusakan – kerusakan

berat pada waktu pemakaian.

2) Kendaraan bermotor yang telah lulus uji telah melalui serangkaian

pemeriksaan dengan peralatan mekanis akan terdeteksi dini adanya

kerusakan – kerusakan teknis agar tidak terjadi hal – hal yang

membahayakan atau kecelakaan. Misalnya ketika efisiensi rem

setelah diuji dengan brake tester hanya menunjukkan 40% padahal

menurut ketentuan minimal adalah 50%, secara teknis sangat

mungkin terjadi rem blong ketika beroperasi di jalan.

3) Pemeriksaan emisi gas buang dimaksudkan untuk mencegah

pencemaran udara, terhadap kendaraan mesin diesel misalnya

dipersyaratkan maksimal 50% opasitas ketebalan asap.

4) Memberikan informasi kepada pengusaha/ pemilik tentang daya

angkut kendaraan, Muatan Sumbu Terberat serta Kelas jalan yang

terendah yang dapat dilalui.

5) Setiap kendaraan yang diuji akan diukur kemampuan daya angkut

maupun MST dipertimbangkan dari kelas jalan terendah yang akan


dilalui berikut kemampuan ban yang tersedia, sehingga dapat

mencegah kerusakan jalan dan jembatan maupun kendaraan itu

sendiri (dengan prasyarat pengusaha/ pemilik mematuhi ketentuan

daya angkut yang diberikan)

6) Memberikan saran – saran perbaikan kepada pengusaha/ pemilik

kendaraan.

Ketika diketahui terdapat penyimpangan dari standard/ ambang batas

yang ditentukan dan diperkirakan dapat berakibat fatal maka

disarankan perbaikan – perbaikan yang harus dilaksanakan sebelum

terjadi kerusakan yang lebih besar. Hal kecil saja misalnya lampu,

bila dibiarkan mati dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Objek yang diperiksa

B. SARAN

You might also like