You are on page 1of 3

Dua puluh tahun yang lalu saat Tembok Berlin, simbol dari Tirai Besi membagi dunia

menjadi dua blok: dunia bebas dan blok dunia komunis, dibongkar oleh tindakan
spontan masyarakat yang tinggal di Jerman Timur, yang pada waktu itu diperintah
oleh rezim komunis.

Tindakan yang ditunggu-tunggu ini merupakan realisasi dari kerinduan Jerman Timur
untuk kebebasan dari usaha pengendalian pikiran mereka, kebebasan akan
pengekangan gerak mereka untuk melintasi kedua bagian Berlin, larangan kebebasan
berbicara, dan larangan pertukaran ide-ide, pandangan dan pendapat.

Tembok Berlin yang berdiri selama lebih dari 28 tahun sebagai simbol teror, sebagai
peringatan bagi orang-orang yang berani bermimpi tentang kebebasan, tembok itu
ternoda dengan darah orang-orang yang memiliki keberanian untuk memanjat dalam
keputusasaan mereka mencari kebebasan, hancur dalam beberapa bulan. Peristiwa
apa yang mengarahkan tindakan ini?

Solidaritas didirikan

Simbolis retakan pertama pada tembok Berlin muncul ketika kesepakatan tercapai
memberikan pekerja Polandia hak untuk membentuk serikat buruh independen
pertama dari sebuah rezim komunis di belakang Tirai Besi. Perjanjian tersebut
ditandatangani di Galangan Kapal Gdansk di Polandia pada 31 Agustus 1980,
mengakhiri aksi mogok dari 17.000 pekerja galangan kapal.

Sejak berdirinya komunisme di Eropa Timur, orang-orang yang tertindas oleh rezim
komunis telah mencoba untuk bangkit melawan penindas mereka. Upaya heroik
mereka telah ditindas oleh rezim yang menggunakan kekuatan militer atau polisi anti
huru-hara. Aksi mogok para pekerja kapal di Polandia pada Agustus 1980 adalah
keberhasilan pertama tindakan melawan rezim komunis di Eropa Timur.

Oposisi Polandia dikembangkan setelah akhir era Stalinin di tahun 1956. Para
intelektual membentuk kelompok-kelompok bawah tanah untuk mencari jalan untuk
membebaskan rakyat dari penindasan komunis. Secara diam-diam menerbitkan
buletin dan surat kabar memberikan informasi tentang fakta-fakta yang
disembunyikan oleh propaganda komunis. Barisan oposisi tumbuh dibawah ancaman
bahaya dipenjarakan dan dianiaya. Karya-karya mereka meletakkan dasar bagi
keberhasilan aksi mogok pada tahun 1980.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap keberhasilan aksi mogok tersebut adalah
kekuatan iman dari masyarakat Polandia. Orang-orang komunis tidak pernah mampu
memberantas itu. Pemilihan pada tahun 1978 Yohanes Paulus II, Karol Polandia
Józef Wojtyla, bahkan lebih memperkuat iman bangsa Polandia dan memberi mereka
harapan dan keberanian. Kunjungan Paus ke Polandia pada tahun 1979 dan kata-kata
terkenal "Jangan takut" menyatukan bangsa Polandia dan mengangkat semangat
mereka.

Sejak berdirinya komunisme ada beberapa protes massal, pemogokan, dan


demonstrasi diprakarsai oleh bangsa Polandia terhadap rezim komunis. Mereka
semuanya ditekan keras dan berakhir dengan pertumpahan darah.

Contoh dari tindakan seperti itu adalah aksi di Gdansk tahun 1970, di mana para
pekerja turun ke jalan dan aksi mogok berkembang menjadi bentrokan dengan polisi.
Akibatnya beberapa pekerja tewas atau cedera. Orang-orang belajar dari pengalaman
ini bahwa senjata terbaik melawan pasukan polisi khusus terlatih dan bersenjata dan
kekuatan militer adalah aksi damai yang terbatas pada lokasi pabrik.

Beberapa minggu setelah kemenangan di Gdansk pemerintahan nasional independen


bernama Solidaritas Buruh didirikan. Ia tumbuh dengan cepat dan jumlah anggotanya
diperkirakan mencapai 8 juta. Hal ini menjadi lebih dari sekedar serikat buruh. Ini
juga menjadi gerakan sosial yang menyatukan seluruh masyarakat dan secara
bertahap mulai terlibat dalam isu-isu politik.

Darurat militer

Namun, rezim komunis tidak menyerah. Tak lama setelah penandatanganan


perjanjian dengan para pekerja kapal Gdansk pada tahun 1980 otoritas partai komunis
mulai mempersiapkan untuk menerapkan darurat militer di Polandia.

Hubungan antara otoritas dan Solidaritas berangsur-angsur menjadi tegang. Titik


balik merupakan peristiwa yang terjadi di kota Polandia Bydgoszcz. Para petani
Polandia juga ingin mendirikan Persatuan Perdagangan independen. Otoritas komunis
menolak untuk mengesahkan organisasi mereka. Para petani di Bydgoszcz melakukan
aksi mogok kerja. Para petani dikontrol oleh Partai. Jadi konflik dimulai.

Wakil Solidaritas Jan Rulewski dan Mariusz Labentowicz bersama-sama dengan


perwakilan dari Serikat Buruh dari Petani, Michal Bartoszcze, menghadiri sidang
dewan provinsi untuk membahas keadaan para petani. Di pertengahan sidang ketua
dan beberapa anggota dewan memutuskan untuk menutup sidang dan meninggalkan
tempat itu. Sebuah tim polisi khusus masuk ke ruang sidang dan secara brutal
memukuli aktivis Solidaritas, dan harus dibawa ke rumah sakit karena luka-luka yang
diderita.

Rezim Komunis menyelesaikan persiapan untuk menerapkan undang-undang darurat


dan sedang menunggu kesempatan untuk menyerang dan menghancurkan gerakan
Solidaritas. Kutipan yang diambil di luar konteks dari pidato yang diperoleh melalui
pengintaian elektronik pada rapat dewan Solidaritas digunakan sebagai dalih.

Darurat militer diberlakukan di Polandia pada tanggal 13 Desember 1981 dan ribuan
aktivis Solidaritas ditangkap dan ditahan tanpa dakwaan. Beberapa aktivis dibunuh.
Kebebasan rakyat sipil dibatasi.

Orang Polandia menanggapi

Walaupun merasa tak berdaya, bangsa Polandia bersikukuh di tempat mereka berdiri.
Setelah pemberlakuan darurat militer popularitas partai komunis Polandia menurun.
850 ribu anggota Partai yang kecewa dengan pemerintahan komunis keluar dari
keanggotaan mereka. Di antara mereka adalah 36 persen dari pekerja pabrik. Banyak
anggota secara terang-terangan membuang buku keanggotaan Partai mereka dan
berpartisipasi dalam aksi mogok dan protes. Hukum darurat militer dicabut pada Juli
1983.

Solidaritas selalu menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan perundingan dengan


rezim komunis bahkan ketika organisasinya dilarang undang-undang darurat selama
bertahun-tahun. Namun pembicaraan tidak pernah dimulai sampai Pebruari 1989.
Pada April 1989 kesepakatan Meja Bundar dicapai untuk memungkinkan setengah
parlemen dan semua Senat dipilih dengan cara demokratis. Pemilihan umum
diselenggarakan pada 4 Juni 1989 mengirimkan kejutan pada penguasa komunis. Para
calon Solidaritas memenangkan semua kursi parlemen yang tersedia bagi mereka,
termasuk seluruh Senat.

Peristiwa itu membuka jalan bagi runtuhnya komunisme di negara-negara lain dari
Blok Timur, yang menyebabkan jatuhnya Tembok Berlin. (EpochTimes/ray)

You might also like