You are on page 1of 13

GOLONGAN VIII A (GAS MULIA)

XII-IA 1

Anggota Kelompok :
1. Anis Eka Prasetya Inne S.I (03)
2. Arinda Saraswati Wulandari (05)
3. Dia Primula Ripti (10)
4. Eko Wahyudi (13)
5. Nur Rohmat (22)
6. Sri Wahyuni (32)

SMA 1 TUNJUNGAN
1
TAHUN PELAJARAN
2010/2011

Kata Pengantar

Puji syukur atas selesainya penyusunan makalah ini.


Makalah kimia tentang Gas Mulia (golongan VIII A) disusun
untuk memenuhi tugas dan mempermudah untuk
mempelajarinya, sehingga para guru dan siswa mempunyai
alternative untuk menggunakan makalah ini.

Materi dalam makalah ini disajikan dengan runtut disertai


contoh dan ilustrasi yang jelas dengan kalimat yang sederhana
dan bahasa yang komunikatif.

Makalah ini berisi tentang pengertian, sejarah, sifat-sifat,


manfaat serta unsure-unsur yang terkandung didalamnya.
Dengan makalah ini diharapkan akan lebih membantu
meningktkan pemahaman siswa.

Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat memberikan


sumbangan bagi proses pembelajaran kimia, penulis menyadari
bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saras
demi perbaikan makalah ini senantiasa penulis harap dan
nantikan.

2
Tunjungan, Oktober 2010

Penulis

Daftar Isi

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Pengertian

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam


golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi
dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik.

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18)


dalam tabel periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Tidak ditemukan
satupun senyawa alami dari gas mulia.

Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium


(He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon
(Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas
mulia sebagai berikut :

5
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*

Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak


diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan
bahan bakar dari matahari.
Radon = amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara.
Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur
lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya
yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas
jarang.

2. Sejarah

Sejarah gas mulia berawal dari


penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil
bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian)
sama sekali tidak berreaksi walaupun sudah
melibatkan gas-gas atmosfer.

6
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay
berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang
sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi
tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.

Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium,


hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat
gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium
dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri
merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.

Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat


baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon
ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara
mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain
dengan penyulingan bertingkat.

Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn,


yang menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun
William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga
mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di
masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal
pada tahun 1923.

Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada


tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang
ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak
saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang
berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat
telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah
berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar
bereaksi.

BAB II
ISI

7
1. Macam-Macam Gas Mulia

Asal usul nama unsur gas mulia:

- Helium(He) → Helios (Yunani) : matahari

- Argon(Ar) → Argos (Yunani) : malas

- Neon(Ne) → Neos (Yunani) : baru

- Kripton(Kr) → Kriptos (Yunani) : tersembunyi

- Xenon(Xe) → Xenos (Yunani) : asing

- Radon(Rn) → Radium

2. Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia


Dengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, gas mulia
termasuk unsur yang stabil, artinya sukar bereaksi dengan
unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun untuk
8
melepas elektron.

a. Afinitas Elektron
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia
sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari
harga afinitas elektron yang rendah.

b. Energi Ionisasi
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan
unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar
untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya
yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron
(untuk dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar.
Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi
paling besar.

c. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil
(dalam satu golongan, semakin keatas semakin kecil) sehingga
elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu,
atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi.

d. Wujud Gas Mulia


Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari
pada suhu kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas
mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia,
maka di alam berada dalam bentuk monoatomik.

4. Pembentukan Senyawa Gas Mulia


Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa
unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli

9
kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur
lain, yaitu XePtF6.

Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:


PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga


energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati
harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet
mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata
menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan
reaksi:

Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-

Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah


anggapan bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian
para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya
langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2,
XeF4, dan XeF6. Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton
menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi langsung
dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2
dan RnF2 bersifat (tidak stabil).

Senyawa gas mulia He, Ne, dan Ar sampai saat ini belum dapat
dibuat mungkin karena tingkat kestabilannya yang sangat
besar.

10
5. Pembuatan Gas Mulia
a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika
Serikat. Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah,
yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam
dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan
mencair (sekitar -156 0C) dan gas helium terpisah dari gas
alam.

b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton
(Kr), dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas
mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri
pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses
destilasi udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara
kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara
cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan
banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih
gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas
oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen
dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas
hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang
terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen,
dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan
kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih
rendah (-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah kondensor
sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).

Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C)
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen
sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar
kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik

11
didih, maka masing-masing gas akan terpisah.

5. Kegunaan dan Bahaya Unsur Gas Mulia

a. Helium
Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar.
Helium dapat digunakan sebagai pengisi balon udara. Helium
cair digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap
yang sangat rendah. Helium yang tidak reaktif digunakan
sebagai pengganti nitrogen untuk membuat udara buatan
untuk penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada
tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen
untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah
terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada
penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona
bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan
atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat.
Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan
rasa sakit atau kematian.

b. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat
terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless
steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak
bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.

c. Neon
Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Neon
digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan
tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung
televisi.

d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu
fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam
lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

12
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk
bakterisida (pembunuh bakteri). Xenon juga digunakan dalam
pembuatan tabung elektron.

f. Radon
Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker.
Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak,
malah akan menimbulkan kanker paru-paru.

BAB 111
Penutup

13

You might also like