You are on page 1of 12

PERSAMAAN SCHRODINGER

Mekanika kuantum dikembangakan melalui pendekatan-pendekatan oleh Erwin


Schrodinger, Warner Heisenberg dan lain-lain pada tahun 1952-1926 di tempat yang terpisah.
Mekanika kuantum timbul saat mekanika klasik dianggap tidak mampu menjelaskan
banyaknya fakta eksperimen yang menyangkut perilaku sistem yang berukuran atom, bahkan
teori mekanika klasik memberi distribusi spektral yang salah radiasi dari suatu rongga yang
dipanasi.Mekanika kuantum menghasilkan hubungan antara kuantitas yang teramati, tatapi
prinsip ketidaktentuan menyebutkan bahwa kuantitas teramati bersifat berbeda dalam
kawasan atomik. Dalam mekanika kuantum kedudukan dan momentum awal partikel tidak
dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.

Mekanika Newton Fisikawan Austria Erwin Schrödinger (1887-1961) mengusulkan


ide bahwa persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel,
tetapi juga pada gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan memperluas ide
ini, ia merumuskan sistem mekanika gelombang. Pada saat yang sama Heisenberg
mengembangkan sistem mekanika matriks. Kemudian hari kedua sistem ini disatukan dalam
mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum, keadaan sistem dideskripsikan dengan fungsi
gelombang. Schrödinger mendasarkan teorinya pada ide bahwa energi total sistem, E dapat
diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan. Karena persamaan ini memiliki kemiripan
dengan persamaan yang mengungkapkan gelombang di fisika klasik, maka persamaan ini
disebut dengan persamaan gelombang Schrödinger. Persamaan gelombang partikel (misalnya
elektron) yang bergerak dalam satu arah (misalnya arah x) diberikan oleh:

(-h2/8π2m) (d2Ψ/dx2) + VΨ = EΨ … (2.14) m adalah massa elektron, V adalah energi


potensial sistem sebagai fungsi koordinat, dan Ψ adalah fungsi gelombang.

Perbedaan mekanika Newton dan Mekanika Newton:

1. Kedudukan awal dapat ditentukan


2. Momentum awal
3. Gaya – gaya yang bereaksi padanya
4. Kuatitas teramati dengan teliti
5. Keadaan awal dan akhir dapat ditentukan dengan teliti
Mekanika Kuantum:

1. kuantitas dapat teramati


2. Kuantitas teramati bersifat berbeda dengan atomik
3. Kedudukan dan momentum awal tidak dapat dipereoleh dengan ketelitian yang
cukup
Untuk suatu partikel (elektreon proton). Kedudukannya tidak terukur dengan pasti.

ℏ ℏ
p> Xo 2 p 2 Δ Xo

Δp
p= m V V = m
= 2mΔℏ Xo

X=V t

Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuantum ialah fungsi gelombang Y dari benda
itu. Walaupun Y sendiri tidak mempunyai tafsiran fisis, kuadrat besar mutlak ½Y½2 ( atau
sama dengan YY* jika Y kompleks ) yang dicari pada suatu tempat tertentu pada suatu saat
berbanding lurus dengan peluang untuk mendapatkan benda itu di tempat itu pada saat itu.
Momentum, momentum sudut, dan energi dari benda dapat diperoleh dari Y. Persoalan
mekanika kuantum adalah untuk menentukan Y untuk benda itu bila kebebasan gerak dibatasi
oleh aksi gaya eksternal. Biasanya untuk memudahkan kita ambil ½Y½2 sama dengan peluang
P untuk mendapatkan partikel yang diberikan oleh Y, hanya berbadinng lurus dengan P. Jika
½Y½2 sama dengan P, maka betul bahwa :

x
∫−x |Ψ| 2
dV = 1 normalisasi

Karena

x
∫−x Ρ dV = 1

ialah suatu pernyataan matematis bahwa partikel itu ada di suatu tempat untuk setiap saat,
jumlah semua peluang yang mungkin harus tertentu. Selain bisa dinormalisasi , Y harus
berharga tunggal, karena P hanya berharga tunggal pada tempat dan waktu tertentu , dan
kontinu.
Apabila prinsip komplemeter dan prinsip korespondensi serta asumsi interpretatif
dasar (yakni yang menyatakan bahwa hasil yang mungkin dari suatu besaran diberikan oleh
persamaan nilai eigen), maka akan diperoleh persamaan yang menentukan semua tingkatan
energi dari sistem. Secara eksplisit operator energi dalam sajian Schrodinger adalah

(72)

Persamaan nilai eigen energi adalah

(73)

Sajian ini merupakan persamaan Schrodinger.

Persamaan Schrodinger untuk sebuah partikel yang berada dalam pengaruh potensial adalah

(74)

Dalam 3 dimensi persamaan ini menjadi

(75)

Persamaan di atas akan diselesaikan untuk syarat batas yang menjadikan berhingga
dimana-mana (termasuk pada daerah tak hingga). Bentuk syarat batas dan makna fisisnya
akan diulas pada bagian selanjutnya.
Kasus khusus yang penting adalah persamaan atom hidrogen dengan energi potensial seperti
dalam diagram berikut. Dengan menganggap proton tak bergerak, kita gunakan koordinat
kutub dan memasukkan potensial Coulomb . Sehingga,

(76)

Hal penting yang patut diperhatikan adalah bahwa persamaan ini menghasilkan
tingkatan energi diskret yang sesuai pengamatan. Pembuktiannya menyangkutkan
perhitungan rumit, yang akan diulas pada Bab 7. Untuk sementara, akan dibahas model
sederhana.

Diagram energi untuk atom hidrogen ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Jika energi kinetik
adalah dan energi total adalah , maka

Oleh karena secara klasik harus dipenuhi , partikel dengan energi dapat diamati hanya pada
daerah dengan garis di atas kurva
Garis putus-putus pada diagram bersesuaian dengan energi kinetik negatif, karena itu
berada pada posisi yang tak teramati. Untuk elektron dapat berada pada posisi sampai
takhingga. Untuk elektron terikat (bound). Untuk harga yang besar tetapi negatif, elektron
terbatas pada potensial yang berubah sangat cepat dalam daerah yang sangat sempit. Untuk
menganalisis sifat kualitatif dari sistem yang demikian kita tinjau harga energi kuantum dari
sebuah partikel yang terbatas dalam dinding potensial takhingga 1-d, yakni

 
(77)

Secara klasik partikel terbatas dalam daerah , dan berapapun energinya partikel terpantul
setiap kali menumbuk dinding potensial. Persamaan Schrodinger untuk sistem dengan
potensial , yang didefiniskan oleh (3.25), untuk , adalah

(78)
Oleh karena bernilai takhingga pada , sementara suku-suku lainnya tetap berhingga, maka
diperlukan syarat batas sebagai

(79)

Dengan memperkenalkan

(80)

Persamaan menjadi

(81)

Solusi persamaan di atas yang memenuhi syarat batas pada , adalah

(82)

dimana

(83)

dan

dimana

(85)
Dengan menggabungkan (3.31) dan (3.33), diperoleh

(86)

dan dengan menggunakan (3.28), tingkatan energi yang mungkin adalah

(87)

Sifat penting dari spektrum energi diskret telah muncul secara alamiah dari formalisme di
atas, dan dapat dibandingkan dengan rumus Bohr untuk atom hidrogen,

(88)

Kenyataan bahwa model yang ditinjau masih sederhana tetapi telah mendekati model
real atom hidrogen merupakan kesuksesan. Perbedaan dengan faktor merupakan kekhususan
dari pendekatan 1-d (dinding potensial) terhadap sistem 3-d (atom hidrogen). Sedangkan
perbedaan tanda muncul dari kenyataan bahwa tingkatan energi atom hidrogen diukur dari
puncak potensial ke bawah.

Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum –


seperti halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika
Newton – dan seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger berbentuk
persamaan diferensial. Bentuk umum persamaan Schrodinger adalah sebagai berikut,

dengan ? adalah fungsi Schrodinger yang mendefinisikan partikel yang bergerak dalam tiga
dimensi dengan energi tertentu dan berada di bawah pengaruh medan potensial V tertentu.
Bentuk khusus persamaan Schrodinger yaitu persamaan Schrodinger bebas waktu adalah

Bentuk ini lebih sering digunakan karena energi dan medan potensial sistem fisika umumnya
hanya bergantung pada posisi.

Walaupun rumusan matematis persamaan Schrodinger lebih sederhana dibandingkan


Mekanika Matriks dan Aljabar Kuantum, pemecahan persamaan ini tetap membutuhkan
pengetahuan matematika lanjut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan energi
kinetik dan potensial sistem dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan di atas. Langkah
kedua adalah merubah persamaan di atas kedalam sistem koordinat yang sesuai dengan
sistem yang ditinjau. Untuk sistem atom hidrogen sistem koordinat yang sesuai adalah sistem
koordinat bola. Langkah kedua adalah melakukan pemisahan variabel. Persamaan
Schrodinger mengandung tiga koordinat ruang yang saling ortogonal dan harus dipisahkan
menjadi 3 persamaan berbeda yang hanya mengandung satu koordinat ruang. Langkah ketiga
adalah memecahkan ketiga persamaan tersebut secara simultan. Hasil yang diperoleh
merupakan bilangan-bilangan kuantum yang memerikan struktur sistem berdasarkan tingka-
tingkat energi yang menyusun sistem tersebut. Struktur sistem ini selanjutnya dipergunakan
untuk meramalkan perilaku sistem dan interaksinya dengan sistem lain.

Penerapan persamaan Schrodinger pada sistem fisika memungkinkan kita


mempelajari sistem tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah
memungkinkan perkembangan teknologi saat ini yang telah mencapai tingkatan nano.
Penerapan ini juga sering melahirkan ramalan-ramalan baru yang selanjutnya diuji dengan
eksperimen. Penemuan positron – yang merupakan anti materi dari elektron – adalah salah
satu ramalan yang kemudian terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat
yang semakin kecil ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan Schrodinger
sebagai persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.

a. Persamaan Schrodinger bergantung waktu

Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang Y bersesuaian dengan variabel


gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Namun, Y bukanlah suatu kuantitas yang
dapat diukur, sehingga dapat berupa kuantitas kompleks. Karena itu, kita akan menganggap Y
dalam arah x dinyatakan oleh :

Y = Ae-2pI(Vt-x/l)
sehingga :

Y = Ae-(i/ħ)(Et-px)

Persamaan di atas merupakan penggambaran matematis gelombang ekuivalen dari partikel


bebas yang berenergi total E dan bermomentum p yang bergerak dalam arah +x. Namun,
pernyataan fungsi gelombang Y hanya benar untuk partikel yang bergerak bebas. Sedangkan
untuk situasi dengan gerak partikel yang dipengaruhi berbagai pembatasan untuk
memecahkan Y dalam situasi yang khusus, kita memerlukan persamaan
Schrodinger.Pendekatan Schrodinger disebut sebagai mekanika gelombang. Persamaan
Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi semuanya mengandung kelemahan
yang sama yaitu persamaan tersebut tidak dapat diturunkan secara ketat dari prinsip fisis yang
ada karena persamaan itu sendiri menyatakan sesuatu yang baru dan dianggap sebagai satu
postulat dari mekanika kuantum, yang dinilai kebenarannya atas dasar hasil-hasil yang
diturunkan darinya.

Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang partikel yang bergerak
bebas. Perluasan persamaan Schrodinger untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V =
konstan) ke kasus umum dengan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang yang
berubah terhadap ruang dan waktu merupakan suatu kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi
tidak ada satu cara pun yang membuktikan bahwa perluasan itu benar. Yang bisa kita lakukan
hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan Schrodinger berlaku untuk berbagai situasi
fisis dan membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen. Jika hasilnya cocok, maka
postulat yang terkait dalam persamaan Schrodinger sah, jika tidak cocok, postulatnya harus
dibuang dan pendekatan yang lain harus dijajaki.

2 2
∂Ψ ℏ ∂ Ψ (Persamaan Schrodinger bergantung waktu
iℏ =− +VΨ
∂t 2m ∂ x 2 dalam satu dimensi)

∂Ψ ℏ2 ∂2 Ψ ∂2 Ψ ∂2 Ψ
iℏ
∂t
=− +( +
2m ∂ x 2 ∂ y 2 ∂ z 2
+VΨ ) (Persamaan Schrodinger bergantung
waktu dalam tiga dimensi)
dimana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x, y, z dan t.

Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan ramalan yang sangat


tepat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Pada rumus terakhir diatas hanya bisa
dipakai untuk persoalan non relativistik dan rumusan yang lebih rumit jika kelajuan partikel
yang mendekati cahaya terkait. Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam
batas – batas berlakunya, kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger menyatakan
suatu postulat yang berhasil mengenai aspek tertentu dari dunia fisis.Betapapun sukses yang
diperoleh persamaan Schrodinger, persamaan ini tetap merupakan postulat yang tidak dapat
diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing – masing merupakan rampatan pokok,
tidak lebih atau kurang sah daripada data empiris yang merupakan landasan akhir dari
postulat itu. Penjabaran Persamaan Schrodinger bergantung waktu

 ~ (identik) dengan y dalam gerak gelombang umum

 : menggambarkan keadaan gelombang kompleks yang tak dapat terukur

x
−iω(t− v )
= A e , = 2f, V =f

x
−2πi ( ft− λ )
maka =A e

energi totalnya

hc h 2πℏ 2πℏ
E=h = λ , dengan = p = p , p= λ

E E
F= h = 2 π ℏ

Persamaan gelombangnya menjadi

i
−( ℏ h )( Et − px )
= Ae

2 2
∂ Ψ ∂ 2 ( Ae−( ℏ )( Et− px ) )=− p [ Ae−( ℏ )( Et− px ) ]
i i
= 2
∂ x2 ∂ x2 ℏ
∂Ψ p −( i )( Et − px) ∂2 Ψ p2
=iA e ℏ =− 2 Ψ
∂x ℏ jadi ∂ x2 ℏ

∂Ψ iℏ
=− Ψ
∂t ℏ

b. Persamaan Schrodinger tak bergantung waktu

Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V, hanya berubah terhadap kedudukan
partikel. Jika hal itu benar, persamaan Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan
ketergantungan terhadap waktu t. Fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis

Y = Ae-(i/ħ)(Et – px) = Ae-( iE/ħ )te+(ip/ħ)x

= ψ e-(iE/ħ)t

ini berarti, Y merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e-(iE/h)t dan fungsi yang
bergantung kedudukan ψ . Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari semua fungsi

partikel yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada
partikel bebas.

Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam satu dimensi

2
∂ ψ 2m
+ ( E−V ) ψ =0
∂ x2 ℏ2

Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam tiga dimensi

2 2 2
∂ ψ ∂ ψ ∂ ψ 2m
+ + + ( E−V ) ψ=0
∂ x2 ∂ y2 ∂ z2 ℏ 2

Pada umumnya kita dapat memperoleh suatu fungsi gelombang Y yang tidak saja
memenuhi persamaan dan syarat batas yang ada tetapi juga turunannmya jenuh, berhingga
dan berharga tunggal dari persamaan keadaan jenuh Schrodinger. Jika tidak, sistem itu tidak
mungkin berada dalam keadaan jenuh. Jadi kuantitas energi muncul dalam mekanika
gelombang sebagai unsur wajar dari teori dan kuantitas energi dalam dunia fisis dinyatakan
sebagai jejak universal yang merupakan ciri dari semua sistem yang mantap. Harga En
supaya persamaan keadaan tunak Schrodinger dapat dipecahkan disebut harga eigen dan

fungsi gelombang yang bersesuaian


ψ n disebut fungsi eigen. Tingkat energi diskrit atom
hidrogen :

me4 1
2 2 2
En = - 32 π ε 0 ℏ n
2 ( ) n = 1,2,3……

Dalam atom hidrogen , kedudukan elektron tidak terkuantitasi, sehingga kita bisa memikirkan
elektron berada disekitar inti dengan peluang tertentu ½Y½2 per satuan volume tetapi tanpa
ada kedudukan tertentu yang diramalkan atau orbit tertentu menurut pengertian klasik.
Pernyataan peluang ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa eksperimen yang
dilakukan pada atom hidrogen selalu menunjukkan bahwa atom hidrogen selalu mengandung
satu elektron, bukan 27 persen elektron dalam satu daerah dan 73 persen di daerah lainnya;
peluang itu menunjukkan peluang untuk mendapatkan elektron , dan walaupun peluang ini
menyebar dalam ruang, elektronnya sendiri tidak.

Persamaan gelombang partikel bebas

i
−( ℏ )( et −px )
Ψ = Ae

i ip
−( ℏ ) Et ( ℏ )x
= Ae +e

iE
−( ℏ ) t
= Ψe , dengan = Ae

Ambil persamaan Schrodinger yang bergantung waktu,

∂Ψ ℏ2 ∂ 2 Ψ
iℏ =− + vΨ
∂t 2m ∂ x 2

iE
−( ℏ )t ℏ2 −( iEℏ )t ℏ 2 −( iEℏ )t ∂2 Ψ iE
−( )t
EΨe =− e =− e 2
+VΨe ℏ
2m 2m 2x

ℏ2 ∂ 2 Ψ 2m
EΨ =− 2
+VΨ → X 2
2m ∂x ℏ
∂2 Ψ 2m
+ ( E−V )Ψ =0
∂ x 2 ℏ2 , tidak bergantung waktu

Analog terhadap persamaan schrodinger adalah tali terbentang yang panjangnya L yang
keduanya terikat.

∂2 Ψ 1 ∂ 2 Ψ
= ,Ψ =Y
∂ x 2 V 2 ∂ t2

2L
λn =
n+1 , n=0,1,2,…

Dengan tingkat energi diskrit atom Hidrogen

4
me 1
En =− 2 2 2
( 2 ),
32 π to ℏ n n=1,2,3…..

Momentum sudut ditentukan

1 /2
Li=(l(l+1)) ℏ , l = 0,1,2,…..

dengan harga ekspektasi

~
¿ G> ∫ G ΙΨΙ 2 dx ,Ψ
−~

You might also like