You are on page 1of 2

5.) A.

Tujuan Politik Luar Negeri Bebas Aktif

a.) Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara;


b.) Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran
rakyat;
c.) Meningkatkan perdamaian internasional
d.) Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa

B. 1. Indonesia menjadi Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28
September 1950. Meskipun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965
sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali
menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke-60

2. Penyelenggara Konferensi Asia Afrika

Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang melahirkan semangat
dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dasasila Bandung.
Pelaksanaan Konferensi ini sering diperingati setiap tahunnya, terakhir pada tahun bulan
April 2005, diperingat 50 tahun KAA di Bandung yang dihadiri oleh para Kepala Negara di
kawasan Asia-Afrika.

3. Indonesia menjadi Salah Satu Negara Pendiri Gerakan Non-Blok

Negara-negara Non-Blok adalah negara-negara yang tidak memihak pada Blok Barat maupun
Blok Timur. Blok Barat dan Blok Timur muncul pada akhir Perang Duni II. Dalam
menghadapi pertentangan dua kekuatan tersebut gerakan Non-Blok mengambil sikap tidak
mencampuri dan tidak memihak kepada salah satu blok tersebut. Gerakan Non-Blok (GNB)
didorong oleh semangat Dasasila Bandung. Gerakan ini diprakarsai oleh lima pemimpin
negara, yaitu Yosep Broz Tito (Presiden Yugoslavia), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir),
Soekarno (Presiden Soekarno), Jawaharal Nehru (Perdana Menteri India) dan Kwane
(Presiden Ghana). Kelima pemimpin negara ini menjadi pelopor digerlarnya KTT I Non-Blok
di Beograd.

Pada tahun 1991 dalam Konferensi Negara-negara non-Blok yang berlangsung di Jakarta,
Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB. Melalui GNB ini secara langsung Indonesia telah
turut serta meredakan ketegangan perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.

4. Terlibat dalam Pendirian ASEAN

Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-East Asian Nation)
selain Thailand, Malyasia, Filipina dan Singapura. Indonesia berperan aktif dalam segala
kegiatan ASEAN, seperti menjadi penyelenggara KTT ASEAN yang pertama dan
kesembilan. Selain itu, Kantor Sekretariat Jenderal ASEAN berada di Jakarta.
5. Berperan Serta dalam Kegiatan-kegiatan Olah Raga dan Festival Budaya
Internasional

Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari Sea Games, Asian Games,
Olimpiade, dan sebagainya. Selain itu, Indonesia juga selalu mengikuti kegitan-kegitan
promosi kebudayaan di negara lain, seperti mengikuti Kejuaran Dunia Paduan Suara
Internasional di Jerman pada tahun 2005.

6. Terlibat Langsung dalam Misi Perdamaian Dewan Keamanan PBB

Keterlibatan indonesia dalam misi perdamaian PBB dilakukan dengan mengirimkan


Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik. Kontingen
Garuda atau Pasukan Garuda pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai
pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai
bagian dari pasukan penjaga perdamaian sejak 1957. Pasukan Garuda telah dikirim ke
negara-negara yang dilanda konflik seperti Konggo, vietnam, Kamboja, Bosnia dan
sebagainya. Terakhir pada tahun 2006 ini, pasukan Indonesia kembali turut serta dalam
menyelesaikan konflik antara Israel dan Libanon.

7. Menjadi Anggota APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

APEC merupakan organisasi kerja sama negara-negara di kawasan Asia Pacipic di bidang
Ekonomi. APEC berdiri atas gagasan Bob Hawke (Perdana Menteri Australia). APEC berdiri
pada bulan November 1989 di Canberra, Australia. Sebagai anggota APEC Indonesia
berperan aktif dalam organisasi tersebut. Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT APEC
di Bogor pada tanggal 14-15 November 1994. Pada saat pertemuan APEC di Seattle
(Amerika Serikat), Indonesia ditunjuk sebagai ketua APEC periode 1994-1995. Kepercayaan
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peranan penting dalam organisasi APEC
terutama dalam upaya menjalin kerjasama antarbangsa dalam bidang ekonomi dan berupaya
menciptakan perdamaian dunia.

You might also like