You are on page 1of 8

I.

Pendahuluan
Marijuana adalah zat kimia yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan budidaya penghasil
serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang
yang berkepanjangan tanpa sebab). Marijuana merupakan Tanaman semusim yang tingginya
dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman
berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Tanaman
Marijuana hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan elevasi di atas 1.000 meter di atas
permukaan laut.
Bahan aktif yang terkandung dalam marijuana adalah tetrahydrocannabinol (THC).
Bahan ini berfungsi menekan aktivitas otak, menyebabkan keadaan seperti mimpi. Pengguna
Marijuana akan berada dalam posisi lepas dari tekanan hidup dan rileks. Bahan ini dalam dunia
medis banyak dipergunakan salah satunya adalah sebagai obat yang disebut dronabinol dan
digunakan dalam penelitian dan kadang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah yang
disebabkan oleh kemoterapi kanker.
Marijuana berkembang didunia mengikuti perkembangan kebudayaan dan sosial
masyarakat. Di Amerika Serika Marijuana menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer.
Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun Narijuana yang berbentuk khas. Selain itu
Marijuana didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan
negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah
dewa Shiva menggunakan produk derivatif Marijuana untuk melakukan ritual penyembahan
dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Referensi mengenai tanaman marijuana (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak
awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan marijuana ke dunia pada tahun
1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal tahun
1607 dan mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda karena tidak mau menanam ganja.
Pada tahun 1617 marijuana mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke
pertengahan abad kedua puluh marijuana dianggap sebagai obat rumah tangga yang berguna
untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, dan sakit gigi. Dari tahun 1913-
1938 jenis marijuana yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika
untuk digunakan dalam produk obat mereka. marijuana jenis itu disebut Cannabis americana.

1
Sebelum tahun 1910, perdagangan marijuana dan hasish (bagian yang dihasilkan dari
bunga) cukup terbatas. Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih
terbuka, ini mengakibatkan pertumbuhan dan pengangkutan obat-obatan menjadi lebih mudah
dan lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai pelabuhan New Orleans, di
mana waktu itu marijuana dijual di pasar gelap untuk penduduk lokal. Tak lama kemudian tren
penggunaan marijuana sebagai obat menjadi populer.
Turunan dari marijuana yg kuat adalah seperti: hasish, charas, ghanja, dan bhang. Para
musisi mengatakan bahwa merokok marijuana dapat memberikan mereka inspirasi yang
dibutuhkan untuk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa marijuana bisa
memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan dan semangat yang luar biasa. Selain
itu marijuana juga di gunakan sebagai obat penghibur atau entertainment. Akhirnya penggunaan
ganja, alkohol, dan obat-obatan yang lain menjadi lazim di kota-kota besar di seluruh dunia,
seperti Chicago, New York, London, dan Paris.
Banyak entertainers dan musisi Jazz pada jaman itu yang menggunakan narkoba dan
alkohol dan mereka sangat tergantung pada gangster (bandar narkoba) saat mereka manggung.
Para gangster ini mampu memberikan berbagai obat dan alkohol untuk para pemain dan staf
mereka secara gratis.
Di tahun 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yang melarang penggunaan
minuman beralkohol (Prohibition), penggunaan marijuana sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh.
Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut tahun 1933, marijuana masih digunakan secara
luas, seperti juga morfin, heroin, dan kokain. Pada tahun 1937, ke-46 negara bagian US melarang
penggunaan marijuana bersama dengan obat-obatan narkotika lainnya. Akan tetapi persepsi yang
populer adalah marijuana tidak adiktif seperti narkotika. marijuana diklasifikasikan sebagai obat
yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. marijuana
masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yang berarti marijuana dianggap sebagai obat
yang berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan
untuk kembali mengklasifikasikan marijuana sebagai obat Shedule II , yaitu sebagai obat
berbahaya dengan penggunaan medis yang terbatas.
Pada tahun 1960-an marijuana digunakan secara luas oleh generasi muda dari semua
kelas sosial. Diperkirakan bahwa pada tahun 1994, 17 juta orang Amerika telah menggunakan
ganja, dan sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap marijuana secara teratur. Kehadiran strain

2
marijuana yang lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat
dan para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, marijuana tidak dalam kelas
yang sama seperti obat-obatan lain yang memang lebih adiktif. Pendapat yang lain menyatakan
bahwa marijuana adalah pintu gerbang “gateaway” untuk obat-obatan yang lebih keras dan
karena itu hukum terhadap penggunaan dan distribusi harus tetap berlaku.
Sejak tahun 1976 undang-undang memungkinkan penggunaan marijuana secara terbatas
untuk keperluan medis (Medical Marijuana) yang telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada
tahun 2003 beberapa undang-undang tersebut telah berakhir atau secara khusus tidak
diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada tahun 2002 ada upaya luas untuk
dekriminalisasi pengguna marijuana di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir
semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yang dianggap tidak
efektif dengan melakukan over-riding pada hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996
delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yang secara efektif
memungkinkan penggunaan medical marijuana yang terbatas dan terkendali. Akan tetapi di
beberapa negara bagian tersebut, dokter dan pasien medical marijuana kemungkinan masih
menghadapi tuntutan pidana federal. Indonesia sendiri mengkategorikan Marijuana sebagai salah
satu jenis Narkotika yang peredarannya sangat di kontrol.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah Marijuana itu baik atau buruk, atau apakah
marijuana itu benar atau salah. Penggunaan Marijuana juga sangat tergantung pada individu yang
mengkonsumsinya. Hubungan antara benda yang disebut sebagai marijuana dengan orang yang
menggunakannya dapat dikatakan sebagai berikut, Pengguna adalah orang yang dapat saja
memiliki moral baik atau buruk dalam menggunakan marijuana tersebut. Sedangkan marijuana
adalam zat kimia yang dihasilkan darri ekstrak tumbuh-tumbuhan. Karenanya marijuana bukan
merupakan agen moral sehingga tidak dapat menentukan baik buruknya suatu perilaku, budi
luhur dan kesalahan. Pertanyaan yang akan muncul, apakah marijuana memang diperlukan
karena berguna, atau apakah tidak diperlukan karena berbahaya.
Makalah ini akan membahas hal pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara
memaparkan pendapat-pendapat yang pro marijuana dan pendapat yang kontra terhadap
marijuana.

II. Kontra Marijuana

3
Pendapat yang menyatakan bahwa marijuana buruk dilandasi oleh alasan sebagai
berikut:
1. Penyebab Kecelakaan
Marijuana dianggap sebagai salah satu penyebab kecelakaan. Marijuana member
pengaruh yang sama dengan alcohol, yakni menurunkan penglihatan dan ketepatan
perhitungan serta mempengaruhi penguasaan pengguna pada kecepatan kendaraan.
Akibatnya banyakkecelakaan terjadi diakibatkan oleh pengemudinya dipengaruhi oleh
marijuana yang dikonsumsinya.
2. Penyebab timbulnya kejahatan
Marijuana dianggap sebagai penyebab kejahatan karena pemakai Marijuana
cenderung menyendiri, tidak suka bergaul dan kejam. Hal ini karena Marijuana dapat
membangkitkan emosi pemakai sehingga pemakai tidak dapat mengendalikan dirinya dan
terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan kejahatan. Pengguna Marijuana biasanya
kehilangan rasa susila dan kemanusiaannya sehingga sikap kejam terwujud dalam tindak
kejahatan.
3. Penebab Tidak Maksimalnya Pengembangan Hubungan Pribadi.
Marijuana dapat menyebabkan kelesuan Pemakai (pengguna) Marijuana jadi
kehilangan ambisi, yang digambarkan bahwa pemakai Marijuana hanya duduk-duduk atau
berbaring lesu, bicara pelan dan tidak bersemangat. Dalam kondisi seperti itu pengguna
menjadi orang yang egois, dan tidak merasa perlu berkomunikasi dengan orang lain atau
komunikasi dengan orang lain.
4. Penyebab ketidak mampuan
Pemakai (ppengguna) marijuana iini hanya berada didunia khayalan, tidak dapat
beradaptasi dan tidak dapat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat. Orang yang sering
mengkonsumsi marijuana ini berada didunia khayalan. Akhirnya tidak dapat beradaptasi dan
tidak dapat melakusanakan kegiatan yang bermanfaat sedikit demi sedikit akan kehilangan
kapasitas kemampuannya sehingga potensi yang ada pada dirinya tidak dapat berkembang
dengan baik. Pada akhirnya tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang bermanfaat.
5. Stepping Stone
Salah satu hal terburuk dari Marijuana adalah pemakaiannya dapat menjadi tahapan
awal untuk menuju risiko yang lebih berat yaitu bahaya penggunaan obat terlarang lainnya.

4
Pengguna marijuana yang sudah merasakan kecanduan, dari waktu kewaktu ada
kecenderungan untuk menambah dosis marijuana yag dikonsumsinya. Dengan
bertambahnya dosis pemakaian sudah menunjukkan adanya tingkat ketergantungan untuk
mengkonsumsi harus dipenuhiyang pada akhirnya menjadikan pengguna marijuana tersebut
ingin mencoba Narkotika jenis lain yang lebih tinggi dosisnya dari marijuana.

III. Pro Marijuana


Marijuana/ Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,
tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal
ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan
opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang
dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang
menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual
penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan
meminum Bhang.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan
bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat
manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa
gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna
tertentu.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan
tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada
kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik
seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah
terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap

5
sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda
dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan
penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan
maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
(dari berbagai sumber)

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan
pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai
sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan
ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.

Diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk
kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir
serta dalam berkarya.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh
jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas
adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis
sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh
di Indonesia.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi
komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan
dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut
bong.

Marijuana telah terbukti sebagai obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi,


penenang, anticonvulsive, dan tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas
6
ganja dalam mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker.
Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%,
dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan dapat
membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan
sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan nafsu
makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk mencegah
penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari penyakit ini. Dalam sebuah
studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja menampilkan aksi antimikroba dan
efek antibakteri. Komponen CBC dan d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat
menghancurkan dan menghambat pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.

Ganja mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis


canabinoid yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di
konsumsi. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi
untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu
makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah 9-tetrahydro-
cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan mengandung
sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan pengaruh sebanyak 7-
10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira, atau “high” yang dialami saat
mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan “euforia” ini tergantung pada saldo bahan
aktif lain dan kesegaran bahan ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal
sebagai cannabinol, atau CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah
disimpan terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal
sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan kontribusi ke
somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja.

IV. KESIMPULAN

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan
menjadi malas, otak akan lamban dalam berpikir, merupakan jembatan untuk menggunakan
obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi, membangkitkan emosi pemakai sehingga

7
pemakai tidak dapat mengendalikan dirinya dan terdorong untuk melakukan tindakan-
tindakan kejahatan.

Efek Positif secara umum adalah sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk
penyakit tertentu (termasuk kanker), kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu
makan banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta
dalam berkarya.

Dari pro dan kontra mengenai penggunaan Marijuana tersebut dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Marijuana pada hakikatnya bukanlah agen moral, karena tidak dapat
diklasifikasikan benda yang benar atau salah. Pada akhirnya penggunaan Marijuana atau
Ganja dapat menjadi hal yang menguntungkan atau juga hal yang merugikan bagi
pemakainya. Dalam dosis atau kadar yang tepat menggunakan Mariyuana atau Ganja dalam
bidang medis maka akan sangat membantu. Tetapi jika digunakan untuk kepentingan pribadi
tanpa dosis atau kadar yang tepat maka lambat laun akan menghancurkan diri pemakainya.

Hal ini berarti benar atau salahnya Marijuana tergantung pada individu yang
menggunakannya. Apabila individu tersebut mendapatkan manfaat dari penggunaan
Marijuana tersebut, maka dapat dikategorikan sesuatu yang benar. Namun apabila pengguna
tersebut lebih banyak mendapatkan kerugian dari penggunaan Marijuana tersebut, maka hal
tersebut dikategorikan salah.

Pelarangan penggunaan Marijuana oleh individu secara moral tidak dapat


dibenarkan, karena Individu secara pribadi memiliki hak asasi yang patut dihormati.
Pelarangan tersebut dapat dilakukan apabila pribadi yang menggunakan Marijuana tersebut
sampai menimbulkan dampak yang merugikan pada orang lain atau lingkungan sekitarnya.
Oleh karena dalam praktinya banyak dampak kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan
Marijuana kepada masyarakat dan lingkungan maka Indonesia melarang penggunaan
Marijuana secara bebas. Pembatasan tersebut untuk melindungi sifat merusak dari zat
Marijuana tersebut.

You might also like