You are on page 1of 9

Bahaya Merokok

Hidup bebas tanpa merokok

Apakah Anda seorang perokok? hanya merokok kadang-kadang saja? atau


perokok pasif?

Kebanyakan perokok, yang jarang merokok, ataupun yang bisa menghabiskan 2


pack rokok setiap hari, ingin berhenti merokok.

Kita tahu bahwa disamping rasa rokok yang enak, energi yang timbul setelah
merokok, dan perasaan nyaman setelah menghirup udara, ada keinginan untuk
berhenti karena takut akan bahaya merokok atau hal lain.

Takut terkena kanker di kemudian hari, kolesterol meningkat, detak jantung tidak
beraturan, penyakit maag, hingga masalah penampilan seperti gigi menguning
dan nafas bau tembakau serta baju bau asbak.

Alasan orang untuk merokok bermacam-macam. Ada yang merokok karena ingin
mendapat efek segar, atau karena kebiasaan, misalnya senang, marah, gelisah
yang memicu keinginan merokok, atau karena tubuh meminta dosis nikotin yang
minimal sama dengan hari sebelumnya.

Kalau ditanya, hampir semua perokok ingin berhenti. Tetapi ini bukan perkara
gampang. Pemicu keinginan merokok bisa bermacam-macam, dan tiba-tiba
datangnya. Pada saat itu, orang yang sudah berhenti merokok selama 3 bulan
sekalipun bisa kembali merokok.

Cari bantuan

Jika Anda kesulitan untuk berhenti merokok, atau untuk mencegah kembali
merokok setelah berhenti untuk jangka waktu yang lama, carilah bantuan.
Sesuatu yang bisa membantu Anda melepaskan kebiasaan merokok. Bantuan
bisa berupa pergaulan yang baru, dukungan dari keluarga, hobby baru seperti
olah raga, atau alat bantu berhenti merokok.

Telusuri website ini melalui link di sebelah kiri, dan temukan banyak hal tentang
bahaya merokok, serta bagaimana cara berhenti merokok, untuk selamanya.

Negara Juga mengetahui bahwa rakyatnya banyak yang kena “penyakit akibat rokok“.
Tetapi apa daya negara miskin ini harus membiayai pegawai negeri yang banyak. Maka
pajak rokok bisa membantu. Alam yang kaya biar di korup pejabat, hutan biar di tebang
pejabat. Biarlah uang haram dari pajak rokok di makan pegawai negeri.

• Penyakit jantung dan stroke.


Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke.
Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan “sudden death” ( kematian mendadak).
• Kanker paru.
Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit kanker paru. Pada beberapa
kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini.
Penyebaran dapat terjadi dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.

Berhenti merokok sekarang berarti Anda bisa menjalani hidup lebih sehat dan
bahagia. Seperti yang Anda sudah tahu bahwa bahaya merokok buruk bagi diri
sendiri dan semua orang yang ada di sekitarnya. Pelan tapi pasti bahaya
merokok pasti bisa dirasakan.

Ada banyak hal tentang bahaya merokok yang patut di ketahui. Tahukah Anda
jika merokok bisa meningkatkan kecenderungan untuk terkena masuk angin dan
flu? Menurut riset jika seseorang itu perokok aktif, akan beresiko lebih sering
mengalami masuk angin, bronchitis dan flu. Secara tidak sadar Anda juga bisa
menularkan penyakit ini pada orang lain. Inveksi virusnya bisa ditularkan melalui
asap rokok yang Anda keluarkan.

Merokok juga dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke dan


meningkatkan kolesterol. Jantung akan terpengaruh secara langsung karena
pembuluh darah membangun jaringan lemak lebih cepat disekitarnya. Sehingga
arteri tidak akan cukup cepat untuk memompa darah yang bisa mendukung
kebutuhan alami jantung. Akibatnya terjadi pembekuan darah, merusak
pembuluh darah dan pada akhirnya menyebabkan penyumbatan yang bisa
berakhir dengan stroke bahkan kematian.

Jika Anda perokok aktif, jangan anggap Anda saja yang beresiko terkena
penyakit. Orang lain yang menghirup asap rokok Anda juga berpeluang besar
mempunyai penyakit yang mematikan. Karena asap rokok mengandung karbon
monoksida dan tar yang juga menjadi racun dalam tubuh mereka.

Ada bahaya merokok bagi kesehatan balita atau bayi Anda. Merokok selama
kehamilan bisa mengakibatkan gangguan dan kelainan pada janin. Para ahli
menemukan bayi yang ibunya merokok selama kehamilan lahir dengan saluran
udara yang lebih kecil. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah
pernapasan setelah lahir. Masalah-masalah pernapasan dapat menempatkan
bayi pada resiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak.

Bahaya merokok saat kehamilan memang dikaitkan dengan berbagai masalah


kesehatan pada bayi. Ibu yang merokok beresiko memiliki bayi lahir mati,
keguguran atau bayi prematur. Merokok saat hamil akan menurunkan jumlah
oksigen yang tersedia bagi ibu dan bayi yang dikandung. Akibatnya denyut
jantung bayi akan meningkat yang beresiko meningkatkan kelahiran prematur
dan kematian.
Ekosistem

a. Ekosistem lamun (Seagrass ecosystem)

Lamun (seagrass) adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang


hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak
dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan
tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut
gas dan zat-zat hara. Sebagai sumberdaya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.

Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk keranjang anyaman, dibakar


untuk garam, soda atau penghangat, bahan isian kasur, atap, bahan kemasan, pupuk,
isolasi suara dan suhu. Pada jaman modern ini, lamun dimanfaatkan antara lain sebagai
penyaring limbah, stabilisator pantai, pupuk, makanan dan obat-obatan.

Padang lamun berlaku sebagai daerah asuhan, pelindung dan tempat makan ikan,
Avertebrata, dugong dan sebangsanya. Padang lamun juga berinteraksi dengan terumbu
karang dan mangrove. Ekosistem lamun ini terdapat di banyak perairan pantai di negara
kita. Di Kepulauan Seribu, misalnya, terdapat ekosistem ini yang berdampingan dengan
mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini dikaitkan dengan kehadiran dugong
karena tumbuh-tumbuhan lamun menjadi makanannya.

b. Savanna

Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60


inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api
menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di
Afrika; namun di Australia juga terdapat savana yang luas.

Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup
harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang
hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak
seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum,
Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan
pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di
hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di
savanna. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN)
Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

c. Estuari
Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan
sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan
laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air
laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada
air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang
pantai pasir temasuk estuari.

Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang
hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari
laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai
kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial,
ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata),
tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari.
Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan
memanfaatkannya sebagai sumber makanan.

Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi
tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di
pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi
penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya
sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan
berlindung kapal, terutama di saat-saat laut berombak besar. Perkembangan industri
pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan
estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya
air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian
alat-alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke
lingkungan akuatik.

Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari


ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang
utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya.
Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering
terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Oleh
karena itu, perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu dilakukan dengan seksama
untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak.

d. Ekosistem Danau

Ekosistem danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga
tumbuh-tumbuhan berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Berbeda dengan ekosistem
kolam yang tidak dalam (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan
tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.

Danau yang luas seperti danau Toba di Sumatra dapat berombak karena
memungkinkan angin untuk bertiup di sepanjang permukaan air yang luas sehingga
menciptakan ombak itu. Danau terjadi karena glacier, tanah longsor yang membendung
lembah, pelarutan mineral tertentu dalam tanah sehingga permukaan tanah menurun
membentuk cekungan. Danau juga dapat dibentuk oleh kawah gunung api yang sudah
mati atau gobah yang terbentuk di pinggir laut.
Ekosistem danau mempunyai tiga mintakat (zona) yakni:

1. Mintakat litoral, yakni bagian yang dangkal di mana sinar matahari dapat menembus
sampai ke dasar perairan;

2. Mintakat limnetik, yakni bagian perairan yang terbuka yang terlalu dalam untuk
pertumbuhan tumbuh-tumbuhan berakar, tetapi masih memungkinkan sinar
matahari menembus lapisan ini untuk digunakan fotosintetis tumbuh-tumbuhan air;
dan

3. Mintakat atau lapisan profundal, yakni lapisan di bawahnya di mana sinar matahari
tidak tidak dapat menembus

Mintakat-mintakat limnetik dan profundal tidak terdapat pada ekosistem kolam.


Pada mintakat litoral hidup tumbuhan apung (terutama fitoplankton) dan tumbuhan
berakar. Banyak kelompok hewan hidup di mintakat ini. Pada mintakat limnetik hidup
fitoplankton dan zooplankton seperti di atas, ganggang hijau dan hijau biru, Copepoda,
Cladocera dan banyak lagi. Sebagian besar ikan hidup di mintakat ini. Pada lapisan
profundal hidup bakteri anaerobik dan fungsi, cacing nematoda, keong dan beberapa
jenis ikan.

Waduk-waduk yang dibangun oleh manusia seperti waduk Ir. Sutami, Jatiluhur dan
Saguling merupakan danau buatan. Danau-danau ini banyak digunakan untuk budidaya
ikan dengan karamba. Pada saat-saat tertentu terjadi kematian ikan secara massal, dan
sedang diteliti penyebabnya.

e. Ekosistem Mangrove

Mangrove sebagai ekosistem didefinisikan sebagai mintakat (zona) antar-pasang-


surut (pasut) dan supra (atas)-pasut dari pantai berlumpur di teluk, danau (air payau)
dan estuari, yang didominasi oleh halofit berkayu yang beradaptasi tinggi dan terkait
dengan alur air yang terus mengalir (sungai), rawa dan kali-mati (backwater) bersama-
sama dengan populasi flora dan fauna di dalamnya. Di tempat yang tak ada muara
sungai biasanya hutan mangrovenya agak tipis. Sebaliknya, di tempat yang mempunyai
muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir,
biasanya mangrovenya tumbuh meluas.

Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air
(akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove
dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga
dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan
menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan
sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang
dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada
manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan
pemusnahan oleh manusia.
Ekosistem mangrove ditumbuhi sedikitnya oleh 89 jenis tumbuh-tumbuhan. Dari
jumlah ini terdapat empat jenis yang dinamakan “strict mangrove”, yakni Avicennia,
Excoecaria, Sonneratia dan Rhizophora. Selain ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan,
ekosistem mangrove juga dihuni oleh berbagai jenis satwa. Sebagai contoh, jenis burung
seperti Ardea cinerea (cangak abu), Nomenius schopus (gajahan sedang), Egretta sp.
(kuntul), dan Larus sp. (camar). Satwa lainnya yang hidup di sana adalah Macaca
fascicularis (kera ekor panjang), Varanus salvator (biawak), juga terdapat satwa yang
hidup di dasar hutan mangrove seperti kepiting graspid dan ikan gelodong
(Periohthalmus).

f. Ekosistem Karst

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Nama ini
kemudian dipakai secara umum oleh masyarakat ilmiah untuk seluruh kawasan batu
gamping yang terdapat di dunia. Kawasan karst yang terdapat di Indonesia antara lain
Karst Gunung Sewu, Karst Gombong Selatan, Karst Maros, Karst Tuban dan beberapa
tempat di daerah Kalimantan. Tipe karst di Indonesia merupakan karst tropik basah dan
hal ini yang membedakan dengan kawasan karst di tempat lain di dunia.

Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu,
tanahnya yang kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor,
bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban
dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri,
dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

Habitat dalam gua merupakan suatu habitat yang gelap total, tidak ada sinar
matahari yang masuk sehingga tidak terdapat organisme heterotrofik. Peran organisme
khas gua seperti kelelawar yang setiap malam hari mencari makan ke luar gua dan pada
siang hari kembali lagi, akan membawa energi dari luar gua untuk kehidupan berbagai
organisme gua (Arthropoda) terutama kotoran (guano) dan bangkai kelelawar tersebut.
Disamping itu energi dibawa oleh akar tumbuhan yang berada di atas gua yang
menembus dinding atas gua. Sungai di dalam gua yang semula mengalir di permukaan
luar gua juga berperan terhadap transfer energi ke dalam lingkungan gua dengan
memhawa bahan organik.

Di dalam gua sendiri mengalami jaring-jaring makanan yang rumit. Perubahan-


perubahan lingkungan di luar gua sangat mempengaruhi kehidupan di dalam gua.
Dalam kondisi gua yang sangat ekstrem, tanpa adanya cahaya, kelembaban yang sangat
tinggi dan suhu yang konstan sepanjang tahun, mengakibatkan organisme penghuni gua
beradaptasi terhadap lingkungannya. Bentuk adaptasi organisme gua antara lain: 1)
adaptasi morfologi hewan diperlihatkan dengan memucatnya warna kulit, adanya alat
sensoris yang berkembang sangat baik, mata mereduksi dll; 2) adaptasi fisiologis yang
diperlihatkan adalah tidak adanya kemampuan untuk membedakan antara siang dan
malam hari sehingga hewan tidak peka terhadap sinar karena lingkungan hidupnya yang
gelap sepanjang tahun; 3) tumbuhan di lingkungan gua mempunyai sifat poikilohidri
yaitu mempunyai ketahanan yang besar terhadap kekurangan air secara berkala.

You might also like