Professional Documents
Culture Documents
(PBL)
BY
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010
MATERI I
PROBLEM BASED LEARNING
A. Pengertian Program Based Learning
Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi
antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang
dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Model pemblajaran berdasarkan masalah dilandasi teori konstruktivis. Pada model ini
pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalah nyata yang penyelesaiannya membutuhkan
kerjasama antara siswa, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan
strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselessaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh
siswa.
(2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak
mata pelajaran.
(3) Penyelidikan autentik. Siswa dituntut untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi,
melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan
kesimpulan.
(4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Produk itu dapat berupa laporan, model
fisik, video maupun program komputer.
(5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama
satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
a. Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa
diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi
yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik aktif
dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapi. Juga
diajarkan ketika penyelidikan yang benar.
b. Guru mendorong pertukaran ide secara bebas. Selama tahap penyelidikan guru
memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
4) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Tugas guru pada tahap ini adalah
membantu siswa menganalisis proses berfikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan
yang mereka gunakan.
MATERI III
TUJUAN PBL
b. Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda akan memberikan
peserta didik pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan
mengidentifikasi ataupun memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi
transfer).
c. Kerjasama dan diskursus: peserta didik belajar dari orang lain melalui
kerjasama, diskursus (penjelasan-penjelasan) kerja tim dan mandiri ( self
reflection).
Menerapkan CTL dalam suatu pembelajaran pada prisipnya sama saja dengan
menciptakan suatu pembelajaran yang menantang daya cipta siswa untuk menemukan
informasi baru dalam pembelajaran. Di dalam Depdiknas (2003) disebutkan bahwa
ada tujuh prinsip pembelajaran CTL, yaitu: