You are on page 1of 21

Definisi Perkembangan Kreatifitas

Dalam kehidupan kita sehari-hari sering kita jumpai beberapa


anakyang mempunyai aktifitas yang berlebihan yaitu loncat-loncat,
lari-lari, menendang bola, mengganggu temannya yang sedang
bermain danlain-lain. Ada juga anak yang pendiam tidak mau
beraktifitas tanpa disuruh orang tua dan guru. Tapi ada juga anak
yang banyak ide, akal dan banyak cara dalam menghadapi masalah,
anak yang seperti ini diharapkan kelak menjadi anak yang kreatif
dan dapat mengembangkan bakat kreatifitasnya.
Apakah yang di maksud dengan kreatif itu ? Kreatif erat
hubungannya dengan kecerdikan, imajinasi, pemecahan masalah
dan menghasilkan ide.
Kreatifitas dapat diartikan dengan suatu aktifitas imajinatif yang
memanifestasikan kecerdikan dari pikiran untuk menghasilkan suatu
produk atau untuk menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, maka anakyang kreatif bukanlah anak
yang nakal.
Pernyataan kreatif di sini sangant beragam dan bermacam-macam
ada juga yang mengatakan orang yang kreatif adalah orang yang
tetap mempertahankan kemampuannya sejak masa kanak-kanak
untuk menerima apa yang mereka pahani dan juga yang tidak
dipahami.
Karena itu kreatifitas harus di bangun sejak usia dini. Untuk
mengembangkan kemampuan anak berfikir secara imajinatif dalam
pikiran prasadar perlu dibekalkan sejumlah pengalamanyang
diperlukan anak. Anak yang kreatif mampu berfikir dalam setiap
bermain mampu manyerlesaikan masalah-masalah serius yang
dihadapi.
Ciri-ciri anak yang berbakat/ kreatif adalah ;
1. anak tersebut membaca di usia dini
2. mempunyai perbendaharaan kata yang banyak
3. rasa ingin tahu yang besar
4. konsentrasinya baik
Melihat hal tersebut ternyata anak harus didukung penuh oleh
lingkungan dan juga orangtuanya. Dalam hal ini biarlah anak
melakukan kegiatan apa saja yang disukainya tanpa harus dilarang
atau diatur oleh orang lain.
Melihat dari pribadi masing-masing anak mempunyai kretifitas serta
kecepatan serta kecepatan yang berbeda-beda maka dari itu
hendaknya orang tua dan guru TK janganlah sekali-kali memaksa
anak untuk melakukan kegiatan yang sama dengan anak lain. Dan
jangan pula memaksakan untuk mempunyai minat yang sama,
tetapi dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang cukup
serta memfasilitasi mereka secara memadai pula. Memang harus
diakui bahwa dukungan eksternal sangat membantu bagi
tumbuhnya motivasi anak.Tapi harus diingat pula pemberian
dukungan jangan terlalu berlebihan karena hali ini akan membunuh
kreatifitas anak di masa yang akan datang. Dukungan dan dorongan
bagi anak untuk berkreasi baik dorongan internal maupun eksternal
sama-sama diperlukan. Karena baikdari orang tua maupun guru TK
harus selalu memupuk bakat dan kreatifitas anak dan sekali lagi
agar pemberian dorongan pada anak tidak berlebihan namun
sewajarnya.
Yang penting dalam memunculkan kegiatan kreatif anak yaitu
memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan kegiatan
eksperimen untuk mewujudkan atau mengekspresiasikan dirinya
secara kreatif, contohnya ; Anak usia balitayang belum menulis atau
menggambar akan mencorat-coretkan krayon pada tembok atau
meja pada tempat-tempat lain secara sembarangan. Melihat
kejadian ini hendaknya orang tua tidak langsung marah kepada
anak atau malah melarang anak menggunakan krayon lagi agar
tidak mencorat-coret tembok lagi. Hendaknyakita para orang tua
menyediakan tempat khusus untuk anak dengan membelikan buku
atau papan tulis untuk anak mencorat-coret.
Orang tua dan juga guru jangan memaksa jika anak tidak mau
melakukan sesuatu yang tidak ia minati atau memang
sesungguhnya ia belum mampu melakukannya. Kadang banyak juga
para orang tua yang tidak sabar menghadapi anak misalnya jika
anak bermain di lantai pastilah berantakan tapi berilah anak
pengertian secara bijaksana agar anak bisa memahami apa yang
orang tua inginkan.
Dengan demikian tidak ada alasan para oarang tua melarang anak
untuk tidak bermain secara kreatif harus diingat pula bagaimaapu
pengendalian orang tua dan juga guru TK tetap diperlukan agar
bakat kreatif anak yang tumbuh bisa bernilai positif dan tidak
membahayakan orang lain.
TEORI PERKEMBANGAN KETERAMPILAN SENI

Pengembangan kreatifitas anak prasekolah dapat dilakukan melalui


berbagai kesempatan dan berbagai aktifitas dalam
kesehariannya.Yang paling memberi kesempatan bagi
pengembangan kreatifitas anak adalah melalui aktifitas seni dan
musik. ( MAXIM, 1985 ). Karena ituguru TK harus memahami hal-
hal yang berkaitan dengan seni tersebut serta dapat
mengaplikasikan di dalam kelas.
Melalui aktifitas seni itu diharapkan anak dapat mengekspresikan
kekreatifan mereka. Dalam berbagai aktifitas bidang kesenian
terdapat banyak kesempatan mengembangkan kemampuan
kreatifitas anak,yang pertama melalui kesenian. Seperti
menggambar obyek orang lain dengan caranya sendiri, anak-anak
disamping menikmati kesempatan itu juga sekaligus akan
mengekspresikan kemampuan kekreatifan mereka.
Model Gambar Kekreatifan anak

Aktifitas kesenian dapat diwujudkan alam berbagai media dan


berbagai cara yang dapat digunakan anak misalnya :
1. mewarnai suatu obyek gambar
2. menyanyi
3. bermain musik
Satu hal yang harus dimengerti orang tua dan Guru TK dalam
mendampingi anak adalah bahwa dalam beraktifitas kesenian
seperti itu anak-anak akan menikmati perasaannya tanpa
memperhatikan apayang digambarnya. Dengan keasyikannya
sendiri anak seakan mempunyai dunianya sendiri yang bebas dan
luas. Dalam melakukan aktifitas seni dengan menggunakan
tangannya sementara yang lain menggambarkan awan, matahari,
rumput atau pohon dengan cara mereka sendiri. Media yang biasa
digunakan antara lain kertas, krayon dan cat.
Namun yang sering terjadi, banyak dari orang tua menganggap
bahwa aktifitas menggambar anak dikerjakan secara sembarangan
artinya gambar yang mereka hasilkan tidak menunjukkan sebuah
gambar tertentu tidak teratur baik dalam garis maupun dalam
bentuk. Akibatnya orang tua menganggap bahwa aktivitas kesenian
yang dilakukan anak hanya membuat keadaan menjadi berantakan
dan kacau saja.
Berikut adalah anggapan orang tua yang salah terhadap aktifitas
anak.
1. orang tua tidak memahami anak dalam aktifitas-aktifitas seni
akibatnya banyak dari orang tua berusaha membantu mengikuti
keinginan anaknya dalam beraktifitas seperti menyusun balok,
menggambar atau meniru bentuk dari anak-anaknya. Hal ini akan
menghalangi kebebasan anak dalam berkreasi padahal anak sangat
memerlukan sarana kebebasan berkreasi sebagai sarana
pembelajaran diri.
2. orang tua sering beranggapan bahwa kreatifitas tidak penting.
Aktifitas di sekolah tidak memerlukan kreatifitas, hal ini disebabkan
karena pertanyaanyang diajukan dalam proses belajar di sekolah
hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan jawaban yang
benar ditentukan oleh para guru atau orang tua.
Adanya pendapat di atas jelas bertentangan dengan konsep dari
perkembangan anak untuk menggali potensi anak dengan kreatifitas
yang dihasilkan oleh si anak. Hambatan anak dalam berekspresi
atas kreatifitasnya telah lama diteliti sejak lama oleh Viktor
Lowenfeid (1957). Ia menekankan pentingnya kreatifitas, kebebasan
berekspresi seni, menentang pengendalian dan bentuk pendekatan
yang berorientasi pada hasil.
Berbagai pembatasan dan pengendalian yang dilakukan orang tua
dan guru terhadap membuat anak terkekang. Biasanya mereka tidak
memberikan kebebasan dan tidak memberikan kesempatan kepada
anak apalagi mendorong anak untuk mendapatkan pengalaman
sehingga anak dapat melepaskan tekanan emosinya. Pengekangan
terhadap anak untuk berekspresi secara bebas mengakibatkan anak
menjadi frustasi danjuga menghilangkkan ambisi kreatifnya.
Untuk itu orang tua dan guru yang tidak memberikan kebebasan
kepada anak untuk berekspresi secara bebas dengan menggunakan
media seni berarti telah memadamkan potensi kreatif mereka. Hal
ini sama saja dengan menghalangi pertumbuhan emosi dan
keterampilan anak. Padahal pelepasan aspek emosional akan
menghasilkan karya seni secara bebas dan anak akan terdorong
untuk meningkatkan kemampuan imajinatifnya.
Aspek-aspek dalam dalam ketrampilan seni di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Ketrampilan gerak sederhana, diperoleh anak melalui aktifitas
seperti menggunting, menempelkan, memegang sikat, mewarnai
dengan krayon dan memegang pensil
2. Koordinasi tangan dan mata, yang memungkinkan anak untuk
melakukan aktifitas seperti menggunting mengikuti garis pola,
memencet lem dari botol sampai meletakkan pada daerah yang
akan dilem, menata semaian bibit bunga matahari di halaman
sekolah dan lain sebagainya.
3. Ketrampilan memecahkan masalah, dalam melakukan pekerjaan
seni anak akan menghadapi berbagai masalah seperti memilih
warna yang cocok dengan keinginannya, menggambar objek, pilihan
meletakkan obyek dalam gambar, ukuran obyek yang digambar,
dengan warna apa gambar bunga akan diwarnai dan menentukan
seberapa luas untuk tanaman yang akan digambar. Dengan
kebebasan yang dapat dinikmati anak mereka akan memperoleh
berbagai pengalaman dan ketrampilan
4. Ketrampilan berbahasa, pada saat mereka melakukan aktifitas
seni secara bebas bersama teman-temannya mereka akan saling
berinteraksi dan berkomunikasi berarti mereka akan saling berbicara
tentang karyanya, pengalamannya atau warna pilihannya.
Melalui kegiatan yang berkaitan dengan kesenian anak dapat
mewujudkan kreatifitasnya. Walaupun produk dari aktifitas seni
yang dilakukan anak hanya dapat dinikmati anak itu sendiri namun
bukan berarti orang tua dan guru dapat memvonis bahwa aktifitas
tersebut tidak berarti, justru melalui aktivitas seni yang bebas dan
tidak terkekang anak dapat lebih bisa bereksperimen dan
bereksplorasi.

TAHAPAN PERKEMBANGAN

Perkembangan ketrampilan anak dalam beraktifitas kesenian sejalan


dengan tingkat kematangan anak. Secara normal terdapat tiga
tingkatan kematangan anak :
1. Tahapan Scribble ( usia 2-4 tahun)
Pada usia ini anak dalam kreatifitas seni pada khususnya
menggambar belum memiliki pola tertentu sehingga produk yang
dihasilkan tampak belum teratur dan pada masyarakat Jawa biasa
disebut gambar cakar ayam dan orang Jambi menyebut basing-
basing bae.
2. Tahapan Pra skematik
Tahapan ini anak dalam berkreatifitas seni lebih cenderung bisa
menggambar dengan bentuk pola yang baru saja dilihatnya walau
baru pertama kali melihat (biasanya anak pada tahap ini suka
menggambar orang dibanding yang lain(benda)
Gambar 2
3. Tahapan Scematic
Tahapan ini berlangsung setelah tahapan pra skematik. Tahapan
Scematic adalah tahapan yang dialami anak-anak setelah mereka
berusia sekitar 7 sampai 9 tahun tetapi kadang ditemukan juga pada
anak berusia 5 tahunan

Dalam perkembangan kemampuan anak melewati setiap tahapan


perkembangan selangkah demi selangkah secara berurutan. Hal ini
normal bahwa anak melalui satu tingkatan sebelum mereka
mencapai tahapan berikutnya. Bagaimanapun juga merasakan
bahwa pergerakan seperti itu tidak dirangsang oleh pengajaran dari
luar tetapi akan muncul dengan sendirinya. Dengan menyediakan
suatu lingkungan yang terbuka dan bebas anak-anak akan
mengekspresikan diri, ini sangat dibutuhkan anak dalam
meningkatkan kemampuan intelektual dan psikomotoriknya.

DIMENSI PERASAAN SENI ANAK

Kreativitas anak dalam menggambar tidak hanya apa yang mereka


lihat melainkan dengan apa yang mereka rasakan dan alami. Melalui
seni anak dapat mengekspresikan apa yang ada di dalam dirinya
bahkan yang paling dalam baik aktifitas fisik maupun aktifitas yang
lainnya.
Seni pada anak memperlihatkan emosinyaseperti halnya aktivitas
seni maupun aktivitas lainnya.Teori ini menyatakan bahwa jika anak
menggambar dirinya sebagai sebuah lingkaran yang besar, kaki dan
tangannya digambar dengan garis batangbukan berarti anak tidak
peduli dengan bagian-bagian dirinya yang lainnya.
Obyek gambar yang digambar kan dalam skala besar menunjukkan
begitu penting baginya gambar tanpa melupakan bagian lain dari
dirinya. Berikut adalah dimensi seni ekspresi anak dalam
menggambar yang menunjukkan bahwa yang digambar adalah hal
yang penting bagi anak, misalnya :
1. Penggunaan warna pada kreatifitas seni anak
? Warna cerah adalah warna warna ceria
? Warna gelap mengindikasikan kebingungan/ depresi
? Warna pastel menunjukkan ketenangan dan kesenangan
2. penggunaan garis
? ukuran mengindikasikan kepentingan
? ukuran gambar orang yang sangat besar menunjukkan bahwa ia
lebih penting
3. penggunaan posisi
? orang yang digambar di tengah adalah sangat penting
? orang yang digambar sangat jauh berarti orang tidak begitu
penting
4. detail
? jika objek digambar secara detail hal ini menunjukkan bahwa anak
memandang obyek sangat penting bagi anak
Melalui pengobservasian terhadap apa yang dilakukan anak, guru
dapat mendeteksi anak sehingga segera dapat diberikan solusinya.
Karena itu sebagai guru TK perlu mengembangkan keterampilan
beraktivitas dalm seni. Dengan berpedoman pada pandangan
tersebut guru dapat merancang penataan kelas yang relevan.

BERAKTIFITAS AKTIF MELALUI SENI

Ketika anak-anak beraktifitas banyak kegiatan yang dapat dirancang


oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas anak. Kreatifitas
tersebut hendaknya dikondisikan sebagaimana dunia anak itu sendiri
yaitu dalam suatu kegiatan bermain. Hal itu karena dunia anak
adalah identik dengan dunia bermain baik secara aktif maupun pasif.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melibatkan aktifitas fisik
secara langsung dan tidak langsung seperti menggambar,
mengecat, menggunting, menempel melipat dan bermain musik.
Dalam mengemnbangkan kreatifitas anak mlalui kegiatan seni,
diharapkan guru TK dapat memfasilitasi, membimbing dan
menemani anak untuk melakukan aktivitasnya.
1. kreativitas dalam kegiatan seni yang bisa dilakukan oleh anak
yaitu mewarnai, menggambar, merangkai, menggunting dan
menempel menyusun-mencetak, menempel, melipat serta main
musik,
2. Bermain musik yang diprakarsai anak, anak-anak prasekolah
tidak hanya menyukai secara pasif saja yaitu dengan
mendengarkan, tetapi mereka juga berinisiatif dengan ikut
memainkan alat musik. Musik sangat erat dengan indra
pendengaran kita, suara yang dihasilkan merupakan gabungan
beberapa komponen yang menghasilkan suara bagi pendengaran.
Suara alunan bebunyian yang dapat menyenangkan pendengaran
tidak sembarangan bunyi tetapi bunyi yang enak didengar dan
menyenangkan bagi pendengarnya. Iram jelas merupakan
komponen dasardalam bermain musik. Karena dalam bermain musik
erat kaitannya dengan berbagai pola dan tempo.
3. Kegiatan bernyanyi, dapat juga dikaitkan dengan aktifitas-
aktifitas ibu dalam kehidupan sehari-hari, dari orang tua ataupun
orang di sekitarnya, misalnya pak tani yang lagi bercocok tanam
atau sedang panen dan lain-lain. Dengan berdasar hal ini guru dapat
mengambil irama tertentu yang sudah dikenal dan diramanya enak
dan tidak terlalu sulit nagi anak. Mengubah lirik lagu sehingga
menjadi lagu yang menarik bagi anak. Menyusun lirik dari sebuah
lagu yang sudah populer dan cukup mudah bagi anak untuk
menghapal dan menyanyikannya.

GAMBAR. III

Lagu :
Pada hari minggu kuturut ibu ke kota
Naik angkot istimewa kududuk di muka
Duduk di samping Pak Sopir yang sedang bekerja
Mengendali mobil supaya baik jalannya
Tiiin….tiiin….tiiin…………suara klaksonnya

PENUTUP

Kreatifitas merupakan daya/kemampuan manusia untuk


menciptakan sesuatu. Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang
seni maupun ilmu pengetahuan. Dalam bidang seni, intuisi dan
inspirasi sangat berperan besar dan menuntut spontanitas lebih
tinggi. Dibidang ilmu pengetahuan, kemampuan pengamatan dan
perbandingan, menganalisa dan menyimpulkan lebih menentukan.
Kedua-duanya menuntut pemusatan perhatian, kemampuan, kerja
keras dan ketekunan; kedua-duanya bertolak dari intelektualisme
dan emosi, serta merupakan cara pengenalan realitas alam dan
kehidupan yang sama.
Menurut seorang psikolog terkenal, Erick Erikson, masa usia tiga
setengah tahun hingga enam tahun adalah masa penting bagi
seorang anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Erikson
mengatakan bahwa masa ini adalah masa pembentukan sikap
initiative versus guilt (inisiatif dihadapkan pada rasa bersalah).
Anak-anak yang mendapat lingkungan pengasuhan dan pendidikan
yang baik, akan mampu mengembangkan sikap kreatif; antusias
untuk bereksplorasi, bereksperimen, berimajinasi, serta berani
mencoba dan mengambil resiko. Namun, semua itu bergantung
pada lingkungan belajar anak; apakah memang kondusif untuk
mencapai perkembangan tersebut?
Banyak orangtua berharap, ketika anaknya masuk ke sekolah TK,
sekolah tersebut mampu menyiapkan anak agar bisa membaca,
menulis, dan berhitung. Akibatnya, banyak sekolah TK yang
mengorientasikan pendidikannya secara lebih akademik. Hal ini
biasanya membuat guru lebih sering menyuruh anak untuk duduk
diam di ruang kelas, belajar menulis, dan mengerjakan soal-soal
berhitung. Bahkan, hasil pekerjaan anak itu sudah mendapat nilai,
kritik, dan disalahkan oleh guru. Padahal, menurut Ericson, apabila
pada masa ini anak sering dikritik, disalahkan, atau diberikan nilai,
maka sikap yang akan berkembang di dalam dirinya adalah
perasaan bersalah dan takut. Perasaan bersalah ini akan membuat
anak takut untuk mencoba, mengambil inisiatif dan berkreasi.
Hasil studi Howard Gardner menunjukkan, anak-anak yang
menerima pelajaran dalam system pendidikan yang salah, akan
mengalami penurunan skor kreativitas hingga 90% pada usia lima
hingga tujuh tahun (usia TK sampai kelas satu SD). Apabila system
pendidikan tidak mendukung perkembangan kreativitas, maka
penurunan itu akan berlanjut hingga mereka mencapai usia 40
tahun. Akibatnya, sebagian besar dari mereka hanya mencapai
tingkat kreativitas sekitar dua persen dari tingkat kreativitas masa
kanak-kanak yang penuh imajinasi.
Uraian tadi bukan berarti berpendapat bahwa sekolah TK tidak boleh
mengajarkan membaca atau menulis. Akan tetapi, terkadang
metode pengajaran yang disampaikannya salah, yaitu dengan
menyuruh anak untuk menghapal hal-hal yang abstrak, lebih banyak
duduk diam di kelas daripada melakukan motorik kasar dan halus,
mengerjakan soal (drilling), atau memberikan nilai hasil pekerjaan
anak. Bahkan jika dengan disertai dengan menghukum atau
memarahi anak, akan membahayakan pertumbuhan emosi positif
anak. Padahal, masa TK adalah masa ketika anak-anak ingin
bermain, bereksplorasi, berimajinasi, serta bereksperimen dengan
melakukan banyak kesalahan, dan belajar dari kesalahannya.
Untuk menumbuhkan kreativitas anak, guru dapat mengakrabkan
anak dengan dunia seni. Ketika jiwa seni anak cukup tinggi, mereka
bisa mengapresiasi seni, menyukai seni, dan umumnya lebih cerdas
secara emosi. Mengajak anak-anak mengunjungi pameran kesenian,
seperti pameran lukisan, juga dapat menambah minat anak-anak
terhadap seni. Disamping itu, perjalanan mengeksplorasi alam juga
mampu menggugah kreativitas anak dan mengasah kecerdasan
spiritual. Apabila memungkinkan, guru dapat menjadwalkan
kegiatan outing/field trip (kegiatan belajar di luar sekolah) yang
berbentuk kegiatan mengeksplorasi alam. Pergi ke kebun binatang,
ke alam bebas, baik pantai maupun pegunungan, perkebunan teh,
merupakan beberapa tempat yang dapat menjadi pilihan.
Mengapa alam bebas? Pertama ke alam bebas, baik ke daerah
pegunungan atau pantai merupakan dua tempat yang kemungkinan
jarang ditemui si kecil dalam kehidupan sehari-hari di kota.
Melakukan sesuatu di tempat yang benar-benar berbeda, membuat
pengalaman si kecil kian kaya. Kedua, anak akan menemukan
berbagai hal yang dapat menambah perbendaharaan konsepnya.
Hal-hal yang selama ini hanya ia lihat dari buku dan televisi dapat
dinikmatinya secara langsung. Bagaimana rasanya berdiri,
berbaring, atau mengenggam pasir? Bahkan si kecil juga dapat
bermain membentuk bangunan dari pasir, mengumpulkan kerang,
ganggang, dan biota laut lainnya. Anak akan tertarik mendengar
suara lembut dan halus air yang jatuh pada batu, seperti yang ada
di sungai dan di pegunungan, yang akan menambah rekaman audio
si kecil. Mereka juga akan merasakan perbedaan udara dingin di
pegunungan dengan teriknya pantai. Kesemua stimulasi tersebut
akan menumbuhkan kepekaannya terhadap keindahan alam yang
dapat menjadi faktor pendorong anak untuk menjadi kreatif.
Ketiga, untuk perkembangan motorik dan jiwa anak, ia perlu tempat
luas untuk bergerak. Usia balita hingga TK adalah usia pertumbuhan
dan perkembangan yang cepat. Pertumbuhan dan perkembangan
anak optimal jika ia berada dalam keadaan sehat, baik fisik maupun
mental. Melalui gerak, anak memperoleh keduanya.
Apa yang biasanya ingin dilakukan anak pada saat bepergian ke
kebun binatang? Tentunya mereka akan tertarik dengan berbagai
bentuk dan aktivitas hewan di sana. Begitupula dengan bunyi-
bunyian setiap hewan yang unik. Inilah kesempatan yang baik bagi
guru untuk memperkenalkan kehidupan dan kebiasaan hewan
kepada anak-anak. Selain itu, naik kuda, merupakan pilihan yang
relative diminati banyak anak. Anak-anak memang menyukai
hewan, apalagi hewan yang besar dan jinak di alam. Rekaman visual
tersebut akan memperkaya daya imajinasi anak.
Hal pertama yang paling penting dalam memilih dan mengadakan
kegiatan outing adalah aktivitas tersebut harus terarah dan memiliki
tujuan yang jelas.
Outing atau field trip tersebut sebaiknya memang jelas berkaitan
dengan materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Disamping itu,
sebaiknya berikan juga tugas yang harus siswa kerjakan agar
kegiatan outing efektif dan sesuai sasaran. Selain itu, pihak sekolah
sebaiknya mempersiapkan dengan seksama jadwal kegiatan yang
akan dilakukan dalam acara outing agar berjalan lancar dan terarah.
Agar bisa terkoordinir dengan baik, menurut Dora Wulandari, staf
pengajar sekolah High Scope (untuk kelas anak usia 2 hingga 5
tahun), disarankan perbandingan guru pendamping dengan jumlah
murid sebanyak 1 banding 5. Biasanya sejak 3 hari sebelum acara
para guru sudah menjelaskan apa saja yang akan dilakukan anak-
anak di acara tersebut.
Kegiatan outing juga sebaiknya berbentuk aktivitas yang memang
sesuai dengan usia anak dan cukup aman dan nyaman baginya.
Pihak sekolah sebaiknya melakukan survei tempat terlebih dahulu
untuk memastikan keamanan tempat tersebut. Umumnya dalam
kegiatan outing anak sekolah TK, orang tua murid ikut serta
mendampingi anak-anak peserta outing tersebut. Namun tentu
diharapkan orang tua menghindari sikap over protective kepada si
kecil. Justru acara outing merupakan sarana untuk mengajarkan
kemandirian dan mengembangkan kreativitasnya. Bermain
merupakan aktivitas yang berperan penting untuk mengembangkan
kecerdasan dan kreativitas anak. Guru harus merencanakan
kegiatan bermain agar menjadi pengalaman baru bagi murid-murid
guna mendorong pengembangan minat mereka. Bermain dapat
dilakukan di dalam kelas maupun di luar. Berbagai aktivitas yang
umumnya dilakukan di dalam ruangan misalnya, bermain musik,
seni, bercerita, dan bermain drama. Dalam permainan dramatik
anak pura-pura menjadi orang lain dan menggunakan benda tetapi
tidak berfungsi sebagai fungsi sebenarnya. Bermain dramatik
banyak menggunakan fantasi.
Apabila yang dilakukan berdasarkan peran-peran orang yang ada di
sekitarnya dan berhubungan dengan apa yang pernah dilihat dari
masyarakat di sekelilingnya biasanya disebut dengan bermain
sosiodrama. Dalam bermain dramatik anak-anak mengembangkan
kegiatan bermain dengan melibatkan situasi yang pernah
dialaminya. Mereka membuat panggung dan dialogmya sendiri
sambil mengekspresikan perasaannya secara spontan. Cara bermain
dramatik ini membantu anak untuk mengembangkan pengertian
tentang dunianya dan juga kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Sebaiknya setiap TK memiliki pusat bermain dramatik. Umumnya
pusat ini memiliki suasana kehidupan di rumah. Dalam kepustakaan
ini disebut ‘sudut boneka’ atau sudut rumah tangga. Biasanya dalam
pusat tersebut ada meja, kursi, kompor, tempat mencuci perabot,
boneka, pakaian-pakaoan dan sebagainya. Sarana tersebut
memungkinkan anak memainkan peran yang sering dilihatnya
sehari-hari. Misalnya: anak berperan sebagai ibu yang sedang
memasak, menyuapi anak, membersihkan ruang. Cara anak
memainkan perannya, hubungan-hubungan dan perasaan yang
ditunjukkan/diperlihatkan, merefleksikan bagaimana anak
memahami kehidupan mereka sendiri. Adalah tugas guru untuk
memperluas peran anak tidak hanya terbatas pada peran di rumah
saja, tetapi juga di luar rumah, misalnya di toko, kantor pos, ruang
dokter, tukang cukur, dan lain-lain. Guru dapat memanfaatkan
media dongeng/bercerita sebagai penggugah kreativitas anak-anak.
Melalui dongeng, guru bisa menyampaikan pesan-pesan, hikmah-
hikmah dan pengalaman-pengalaman kepada murid-muridnya.
Disamping memperkaya imajinasi anak, dongeng menjadikan anak-
anak merasa belajar sesuatu, tetapi tak merasa digurui. Bahkan,
dongeng/cerita ternyata merupakan salah satu cara yang efektif
mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif
(perasaan), social dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak.
Dongeng mampu membawa anak-anak pada pengalaman-
pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Karena itu guru
perlu memiliki kreativitas, penghayatan, dan kepekaan pada saat
bercerita agar pesan dapat sampai kepada murid-muridnya.
Sedangkan bentuk bermain di luar ruangan kelas anak prasekolah
terdiri dari kegiatan memanjat, lari, melompat, berayun dan
jumpalitan. Bentuk lain dari bermain di luar adalah kegiatan dengan
menggunakan gerobak, menyusun bangunan, bermain pasir dan air,
bermain dramatik dan berbagai kegiatan bermain dengan disertai
aturan, misalnya bermain musang dan ayam. Alat-alat yang
dipergunakan di luar biasanya bersifat menantang tetapi aman
sehingga terhindar dari perasaan frustasi. Materi yang ada di
halaman harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Misalnya untuk anak yang sangat muda, tangga yang rendah sangat
memacu anak untuk menaikinya. Anak-anak tersebut setiap kali
akan menaiki dan menuruni tangga tersebut secara berulang-ulang.
Sedangkan apabila anak telah meningkat usianya dan sudah lebih
terampil, tangga dari besi atau kayu perlu diperkenalkan, juga
tangga yang terbuat dari tali temali.
Bak pasir di luar ruangan dapat dibuat seperti kolom atau beberapa
kotak dan diletakkan di bawah, sehingga bila akan bermain anak-
anak cukup jongkok saja. Sebiknya bak pasir tersebut dilengkapi
dengan air kran serta sebaiknya ditutup sehingga aman dari kotoran
binatang. Bila anak-anak ingin bermain, tidak selalu harus dengan
alat. Cukup dengan menggunakan tangan dan membentuk pasir
yang basah, misalnya membuat gunung atau terowongan.
Tetapi bagaimanapun alat-alat sangat bermanfaat bagi anak.
Dengan menggunakan alat seperti sekop kecil, sendok, ember dan
sebagainya sangat memungkinkan lebih banyak variasi dalam
bermain pasir. Mainan mobil-mobilan dan kendaraan lain disarankan
pula. Seperti pada area lain, bermain pasir juga ada aturannya,
misalnya anak tidak diperbolehkan melempar anak lain dengan pasir
atau mengguyur air. Sepatu dan kaos kaki sebaiknya dilepas apabila
bermain pasir atau air. Setelah selesai bermain, anak perlu dibantu
untuk membersihkan diri.
Umumnya kelas untuk anak prasekolah terdapat sarana untuk
bermain dengan menggunakan meja, kegiatan bermainnya disebut
kegiatan meja. Materi yang dimainkan dalam kegiatan ini
mengembangkan ketrampilan gerakan halus dan koordinasi mata
dan tangan. Alat atau materi dalam pusat ini adalah:
a) Alat permainan menara gelang ganda bentuk bulat, segi-4, segi-3
dan segi-6. Dengan alat permainan ini anak-anak akan mengenal
konsep warna, bentuk dan ukuran
b) Tangga silinder bentuk silinder dan kubus. Dengan memainkan
alat permainan ini anak belajar tentang bentuk, warna, jumlah,
posisi benda (di atas, di bawah, dan disamping).
c) ‘Puzzles’ (mainan bongkar pasang). Yang paling sederhana adalah
papan bentuk (lingkaran, segi-4, segi-3, bintang, oval, dan
sebagainya). Model puzzle lain adalah suatu gambar tertentu yang
kemudian dipotong-potong (kepingan gambar), setelah gambar
tersebut ditebarkan di meja, anak diminta menyatukan kembali.
d) Alat permainan yang bersifat konstruksi, misalnya balok meja,
alat permainan LASY, yaitu untuk mengembangkan kreativitas.
Dengan alat permainan tersebut, anak dapat menyusun suatu
bentuk tertentu, dapat dengan contoh atau berdasarkan kreasinya
sendiri.
e) ‘Games’. Sejumlah games yang sederhana juga termasuk dalam
pusat ini, games antara lain meliputi domino, lotto, ular tangga, dan
sebagainya.
f) Materi yang berorientasi pada kegiatan yang bersifat akademik.
Yaitu materi yang membawa anak untuk kegiatan yang bersifat
akademik. Materi tersebut meliputi: kertas dan pensil, pola bentuk
untuk dijiplak (sebagai persiapan untuk membuat huruf), bentuk
angka-angka (untuk memperkenalkan bentuk angka) dan
sebagainya.
Anak mengenal irama dan alat musik melalui kegiatan yang
dilakukan sehari-hari. Guru dapat mengembangkan kemapuan seni
anak melalui praktek bermain musik di dalam kelas maupun di luar
dengan alat-alat musik tradisional maupun modern. Seperti organ,
keyboard, angklung, seruling bambu, kolintang, perangkat drum
band, dan sebagainya. Setiap murid harus diberi kesempatan
mendapatkan berbagai pengetahuan, menggunakan alat-alat
permainan atau alat bantu belajar yang tersedia. Bermain harus
dihargai karena nilainya sebagai medium belajar dan berkreasi bagi
anak.
ANAK CERDAS DAN KREATIF BERKAT ALUNAN MUSIK Musik
tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga.
Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk
merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif.
Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali
ke posisi normal. Sumber : Majalah Intisari
Dibandingkandengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak
dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan,
anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan,
sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya
menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan
tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya
bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat
perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi
lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari
situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik.
Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang
terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya.
Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh
apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia
justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas
ibukota.Kedua belahan otak harus imbang
Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari
beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada
janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami
Munandar dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik
terhadap Janin dan Kehamilan", di Jakarta, November silam.
Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu,
stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-
elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif
dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif
dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur
perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin,
musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak.
Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang
otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi
berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf
dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent
Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini
haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi
kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya. Oleh para pakar,
organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan
atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak
kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif,
perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna,
pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan
kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk
melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat
(nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis. Oleh karena itu,
bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang
dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang
baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga
mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik.
Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa
membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik
sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres
yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu
yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres
pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin,
yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan
mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini
menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang.
Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa
dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik,
terutama karya Mozart. Memang, tidak setiapibu hamil menyukai
musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang
hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini.
Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu
istimewa. Cukup 30 menit sehari
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern,
bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat
ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik
klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam
menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin.
Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan
dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh
kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar alunan
musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula.
Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga
memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti
diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir
sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya
sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks,
gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia
menunjukkan ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang
belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan
akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti
memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak
Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi
yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang
dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan
komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh
lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda
mengeluarkan kata-kata ''a-e-o''. Tapi bayi yang, ketika masih
dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa
mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih
cepat," ungkapnya. Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang
dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya
lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut
dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir
lagu itu ''kan ada syair ''... ciptaan Tuhan''. Jadi sejak janin, calon
anak ini sudah mengenal kata Tuhan," jelasnya. Stimulasi
perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18
- 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan
Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia
juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons
berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung.
Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah
dapat dipengaruhi musik. Mendengarkannya bisa dilakukan di mana
saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat
khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di tempat terapi
ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu,
mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat
menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan
rasa percaya dirinya juga bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu
hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur.
Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan
relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi
terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan
relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan
mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan
sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi
mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang
bersifat sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks,
dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka
bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya.
Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi
instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik
yang bisa membangkitkan perasaan rileks
Sifir – Kemahiran Asas Matematik
Yang Wajib Dikuasai!
9,041 views | Filed Under Matematik, Sifir · Tagged: Bijak
Sifir, Matematik, Sifir, Teknik Belajar, Teknik Berlajar Matematik
Assalamualaikum & salams sejahtera..

Sifir adalah singkatan bagi sifir darab merupakan satu kemahiran asas
matematik yang wajib dikuasai.

Sebagai memenuhi permintaan pembaca setia blog ini, Aunty, tulisan saya
pada kali ini adalah mengenai sifir dan bertapa pentingnya mengusai sifir.
Sifir memainkan peranan penting dalam matematik. Jika gagal mengusai sifir
dengan baik, maka seseorang murid itu sukar untuk mendapat kecemerlangan
dalam matematik. Dan juga jika tidak menguasai sifir makan kemahiran
membahagi juga pasti gagal dikuasai.
Menyedari bertapa pentingnya kemahiran ini. Pelbagai teknik dicipta oleh
guru-guru matematik bagi memastiknya murid-murid mereka mengingat sifir.
Antaranya dengan pembentukan jadual sifir.
Ada juga yang menggunakan kaedah penulisan terbalik (saya tak tahu istilah
yang digunakan). Sebagai contoh bagi sifir 9;
Langkah pertama tulis nombor 0 hingga 9;

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
kemudian tulis terbalik 9 hingga 0 pula disebelah kanan;
09
18
27
36
45
54
63
72
81
90
Setelah selesai menulis anda akan memperolehi satu susunan sifir 9 tanpa
perlu mengingatinya.
Baiklah itu sahaja perkongsian saya pada malam ini. Jika anda mempunyai
teknik-teknik untuk membantu murid-murid menghafal sifir, diharap dapat
dikongsikan diruangan komen
Sekian, wassalam
Cikgu Farizal

You might also like