Professional Documents
Culture Documents
34/Merek/2002/PN.Niaga.JKT.PST
Tanggal
22 October 2002
Pengadilan
Penggugat
Combi Corporation
Tergugat
Iwan Wahyu
Tipe Kasus IP
Kasus Merek
Tipe Penuntutan
Latar Belakang
Penggugat merupakan pemilik dan pengguna pertama merek Combi dan Combi sebagai nama
perusahaan.
Merek Combi telah telah terdaftar di banyak Negara termasuk Jepang, Inggris dan Irlandia Utara, RRC,
USA, Australia, Malaysia, Singapura, Korea, Thailand, dan Indonesia sejak tahun 1977.
Tergugat telah mendaftarkan merek dagang Combi dan lukisan yang mempunyai kesamaan dengan
merek dagang Penggugat Combi dalam hal bunyi, pengucapan, kata, dan kelas barang.
Tuntutan
Penggugat merupakan satu-satunya pemilik merek Combi di Indonesia. Tergugat melakukan itikad buruk
dalam mendaftarkan merek dagangnya.
Argumen Penggugat
Merek Combi digunakan dan didaftar sebagai merek dagang yang terkenal dan merupakan nama
perusahaan oleh Penggugat.
Penggugat merupakan pendaftar pertama atas merek Combi di Indonesia dalam berbagai kelas barang
sebagai berikut: kelas 28, kelas 8, kelas 20, kelas 21, kelas 7, kelas 9, dan kelas 10.
Tergugat telah mendaftarkan merek Combi dan Lukisan kelas 10 pada tanggal 26 Juni 2000 dan kelas 12
pada tanggal 28 Juni 2000.
Merek Tergugat mempunyai kesamaan dengan merek Penggugat dan jenis barang yang sama juga.
Pendaftaran merek Tergugat tersebut juga dapat menyebakan kebingungan bagi konsumen.
Bukti Penggugat
Copy resmi pendaftaran merek dagang Penggugat di Indonesia untuk merek Combi dalam kelas 28, kelas
8, kelas 20, kelas 21, kelas 7, kelas 9, kelas 10, kelas 10, kelas 9, dan kelas 8.
Sertifikat merek Combi milik Penggugat di Negara Jepang, Inggris, Irlandia Utara, RRC, USA, Australia,
Malaysia, Singapur, Korea, dan Thailand.
Copy resmi pendaftaran merek dagang tergugat atas merek Combi No. 449368 kelas 10 dan No. 449626
kelas 12.
Argumen Tergugat
Tanggal pendaftaran merek Tergugat adalah 31 Juli 1980, sedangkan tanggal pengajuan pembatalan
merek Tergugat oleh Penggugat adalah 25 July 2002.
Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, gugatan pembatalan
pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu lima tahun setelah pendaftaran merek.
Kurangnya pihak dalam gugatan. Penggugat seharusnya juga memasukkan Direktorat Jenderal Hak Atas
Kekayaan Intelektual dalam gugatan, karena mereka yang memutuskan untuk mendaftarkan merek
tergugat.
Penjelasan pembatalan merek tidak jelas. Penggugat telah mengakui bahwa pendaftaran mereka
melingkupi banyak barang, sedangkan dalam pendaftaran Tergugat hanya melingkupi sepeda mini
beroda dua atau tiga dan kereta untuk anak/bayi.
Combi merupakan kata umum. Penggugat tidak mempunyai hak untuk memonopoli kata ini. Tergugat
juga menyatakan bahwa Combi telah digunakan sejak lama untuk produk mobil, seperti VW Combi.
Bukti Tergugat
Copy pendaftaran merek Tergugat No. 449368 (kelas 10) dan No. 449626 (kelas 12).
Copy putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 08/Merek/2002/Pn.Niaga.Jkt.Pst mengenai kasus
merek Gloria.
Copy putusan Mahkamah Agung No. 1771K/Pdt/1999 mengenai kasus merek Rothschild.
Copy putusan Mahkamah Agung No. 4033K/Pdt/1990 mengenai kasus merek Meiji.
Copy pendaftaran merek dagang No. 300754 kelas 6 atas nama Hendrik Suhardiman.
Copy pendaftaran merek dagang No. 429648 kelas 5 atas nama PT Combiphar.
Copy pendaftaran merek dagang No. 461009 kelas 5 atas nama Djohan J. Kartono.
Copy pendaftaran merek dagang No. 462766 kelas 25 atas nama Harahap Hantono.
Copy pendaftaran merek dagang No. 469470 kelas 24 atas nama Cahaya Mulya.
Putusan
Pengadilan menyatakan bahwa Penggugat merupakan pemilik tunggal kata Combi sebagai nama badan
hukum dan merek terkenal di Indonesia.
Pengadilan membatalkan pendaftaran merek Tergugat. Pengadilan menyatakan bahwa Tergugat dalam
melakukan pendaftaran mereknya dilakukan dengan itikad buruk.
Perintah Pengadilan
Tidak ada
Alasan
Tidak ada.
Komentar
Berdasarkan Pasal 69 ayat (2) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, tidak ada batasan
waktu untuk membatalkan pendaftaran merek yang didasari itikad buruk.
Tidak menjadi keharusan untuk menjadikan Direktorat Jenderal atas Hak Kekayaan Intelektual sebagai
turut tergugat (Pasal 68 dan Pasal 70 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek).